Anda di halaman 1dari 47

Angina Pectoris

(unstable)
shift B-2 2016
Gina Sabila 260110160082

Hanifahzin K. 260110160086

Amaliah Ihsani 260110160093

Falen Novita Dewi 260110160095

Kiki Ikrima 260110160090

Luthfia Azzahra 260110160098

GIta Dwi Lestari 260110160099

Wifaaq Ulima 260110160100

Luthfi Hargo Siwi 260110160103

Rizqa Nurul Aulia 260110160104


KASUS
• Seorang pasien (Ny. DR, 62 tahun) masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri
dada sejak + 15 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dada yang dirasakan
pasien disertai dengan sesak napas, nyeri dada dirasakan selama 1 jam,
pasien sering merasakan nyeri dada saat beristirahat. Ny. DR didiagnosis
mengalami angina pectoris tidak stabil (APTS).
• Riwayat penyakit dahulu : hipertensi (+), kolesterol (-), DM (-) dan asma (-)
• Riwayat penyakit keluarga : penyakit jantung (Ayah) dan hipertensi (Ibu)
• Hasil pemeriksaan : TD 150/90 mmHg, trigliserida 144 mg/dL, LDL 98 mg/dL,
HDL 61 mg/dL, kolesterol total 180 mg/dL dan troponin I (enzim jantung) :
tidak meningkat
• Hasil EKG : depresi segmen T, inversi gelombang T, tidak ada gelombang Q
Definisi
Angina adalah nyeri dada atau rasa
tidak nyaman yang biasanya
disebabkan oleh kurangnya aliran darah
Angina tidak stabil merupakan
ke jantung. Biasanya penyebab angina jenis angina yang dapat terjadi
adalah disebabkan karena penyempitan kapan saja tanpa adanya
atau penyumbatan pembuluh darah pemicu seperti aktivitas fisik
atau lainnya. Dan dapat terjadi
dalam tubuh. kapan saja. Diagnosa angina
tidak stabil ini ditandai dengan
perubahan EKG yang spesifik

(suzanne, and Steinbaum , 2018 )


Anatomi dan
Fisiologi
Jantung
•Letak: dalam ruang toraks , dengan arah
oblik (45o dari garis sagital) tepat di
tengah daerah mediastinum, dan di atas
diafragma
•Ukuran: panjang 12 cm dari basis ke apeks
pada jantung orang dewasa
•Berat: rata-rata 300 g pada pria dan 250 g
pada wanita.
•Memiliki 4 ruang: 2 Atrium dan 2 Ventrikel
Pembuluh Darah Jantung
Pada jantung terdapat dua pembuluh darah yaitu arteri koroner dan vena kardial
yang memberikan suplai darah menuju dan dari miokardium.
Pembuluh Darah Arteri Pembuluh Darah Vena

Terdapat dua cabang arteri, yakni arteri Sebagian besar vena kardial kembali ke
koroner kanan dan kiri. Diameter arteri atrium kanan melalui sinus koroner,
koroner kiri lebih besar dan menyuplai kecuali vena kardial anterior dan vena
darah lebih banyak dibandingkan arteri kordis minima yang langsung ke atrium
koroner kanan. kanan
(Moore dkk, 2010)
Fisiologi Jantung → jantung berfungsi untuk memompa darah ke
pembuluh darah arteri yang selanjutnya akan ditranspor
ke jaringan tubuh.

Arteri bercabang mulai dari


arteri sedang hingga
arteriole. Arteriol berperan
mengatur aliran darah
menuju kapiler.

Dalam pembuluh darah kapiler terjadi pertukaran cairan, nutrisi, elektrolit, hormon, dan
mediator komunikasi sel antar darah dan cairan interstitial.
Patofisiologi
Manifestasi akut dari plak plak ateroma pembuluh darah
koroner yang koyak atau pecah

Proses agergasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi

Terbentuk trombus yang kaya trombosit. Trombus akan


menyumbat pembuluh darah

Secara total atau parsial Mikroemboli yang


menyumbat pembuluh
koroner yang lebih distal

(PERKI,
2015).
Terjadi pelepasan zat vasoaktif yang menyebabkan
vasokontriksi

Sehingga memperberat gangguan aliran darah koroner

Berkurangnya aliran darah menyebabkan iskemia miokardium

Sehingga pasokan oksigen pun berkurang. Dan bisa


menyebabkan nyeri dada

Apabila pasokan oksigen yang berhenti selama kurang lebih 20


menit menyebabkan nekrosis miokardium.

(PERKI,
2015).
Uji Klinis
ECG
ECG merupakan suatu gambaran dari arus
elektrik yang dihasilkan oleh otot jantung
selama suatu denyut jantung.

ECG mencatat aktivitas listrik jantung,


menunjukkan irama yang abnormal (aritmia
atau disritmia), dan mendeteksi kerusakan
otot jantung. EKG dapat dilakukan dengan
beberapa cara dan digunakan dalam
kombinasi dengan tes lain, seperti treadmill
test, untuk mengevaluasi fungsi jantung dan
irama jantung. (Mayoclinic, 2019).
Treadmill Test
Tes ini mencari segala perubahan irama jantung saat berjalan di atas treadmill perubahan
dapat mengindikasikan bahwa ada masalah dengan irama jantung atau suplai darah. Tes
ini dilakukan dengan berjalan di atas treadmill selama 9-15 menit dan pada 2-3 menit
kecepatan dinaikan. Tes akan berhenti ketika pasien mengalami sakit dada atau sesak
nafas. (Queensland government, 2012)
Troponin Test
Troponin T adalah suatu protein jantung yang terdapat pada otot lurik yang berfungsi sebagai regulator kontraksi
otot yang spesifik terhadap otot jantung. Kadar troponin T darah meningkat dalam 4 jam setelah kerusakan
miokardium dan menetap selama 10-14 hari. Pemeriksaaan kadar troponin T dapat diukur dengan metode
chemiluminescent dan hasil dinyatakan secara kuantitatif berupa kadar troponin T dalam satuan ng/ml.

Kadar normal troponin T ≥0,1 ng/mL. Menurut literatur, troponin memiliki bentuk-bentuk yang khas yang hanya
bisa ditemukan pada sel-sel miokardium. Oleh karena itu troponin T dalam sirkulasi merupakan penanda yang
sangat sensitif dan spesifik bila terdapat kerusakan sel miokard. Pada saat miokardium cidera, troponin jantung
segera dilepaskan oleh sel-sel miokardium dan masuk ke dalam sirkulasi, sehingga munculnya troponin secara akut
didalam serum mengisyaratkan IMA.

(Prasetyo et al, 2014).


CKMB Test
Enzim CKMB adalah isoenzim Creatine Kinase (CK) yang terdapat pada berbagai
jaringan terutama miokardium dan ±20% pada skeletal. Kenaikan aktivitas CKMB dapat
mencerminkan kerusakan miokardium. Enzim CKMB diperiksa dengan cara enzymatic
immunoassay with serum start dengan nilai normal <24 U/L.

Menurut literatur, kadar CKMB normal adalah <24 U/L, apabila kadar CKMB ≥24
U/L maka merupakan suatu tanda bahwa telah terjadi cidera pada miokard. Kadar serum
CKMB merupakan indikator penting nekrosis miokard, namun CKMB ini tidak spesifik
untuk mendeteksi kerusakan pada otot jantung (Prasetyo et al, 2014).
Blood Test
Tes dapat mengidentifikasi enzim tertentu
seperti troponin yang bocor ke dalam
darah setelah jantung menderita angina
parah atau serangan jantung. Tes darah
juga dapat mengidentifikasi peningkatan
kolesterol, LDL dan trigliserida yang
menempatkan pada risiko lebih tinggi
untuk penyakit arteri koroner dan karena
itu angina. (Radiological society, 2019)
Farmakoterapi
Guideline Terapi

(PERKI, 2015)
Tindakan Awal (Fase Akut di UGD)
1. Bed rest total
2. Oksigen 2-4L/menit
3. Obat-obatan :
a. Aspirin 160-320 mg tidak bersalut dipakai karena absorpsi sublingual (di bawah lidah) yang lebih cepat (Kelas
I-C)
b. Penghambat reseptor ADP (adenosine diphosphate)
- Dosis awal ticagrelor 180 mg dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 2 x 90 mg/hari, atau
- Dosis awal clopidogrel adalah 300 mg dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 75 mg/hari
a. Nitrogliserin (NTG) sublingual 5 mg bagi pasien dengan nyeri dada yang masih berlangsung saat tiba di ruang
gawat darurat , jika nyeri dada tidak hilang dengan satu kali pemberian, dapat diulang setiap lima menit
sampai maksimal tiga kali.
b. Morfin sulfat 2-4 mg intravena, dapat diulang setiap 10-30 menit, bagi pasien yang tidak responsif dengan
terapi tiga dosis NTG sublingual
Terapi Maintenance
•Beta Blocker •Nitrat

Beta blocker direkomendasikan bagi pasien UAP atau Keuntungan terapi nitrat terletak pada efek dilatasi
NSTEMI, terutama jika terdapat hipertensi dan/atau vena yang mengakibatkan berkurangnya preload dan
takikardia. Keuntungan utama terapi beta blocker volume akhir diastolik ventrikel kiri sehingga
terletak pada efeknya terhadap reseptor beta-1 yang konsumsi oksigen miokardium berkurang. Efek lain
mengakibatkan turunnya konsumsi oksigen dari nitrat adalah dilatasi pembuluh darah koroner
miokardium baik yang normal maupun yang mengalami

Bisoprolol (Selektif B1), dosis untuk angina : 10 aterosklerosis.

mg/hari Isosorbid dinitrate (ISDN) Sublingual 2,5–15 mg


(onset 5 menit)
Terapi Maintenance
•Antiplatelet

1. Aspirin harus diberikan kepada semua pasien tanpa kontraindikasi dengan dosis awal 150-300
mg dan dosis pemeliharaan 75-100 mg setiap harinya untuk jangka panjang
2. Ticagrelor direkomendasikan untuk semua pasien dengan risiko iskemik sedang hingga tinggi
(misalnya peningkatan troponin) dengan dosis awal 180 mg, dan dilanjutkan dosis 90 mg dua
kali sehari. Pemberian ini juga dilakukan pada pasien yang sudah mendapatkan clopidogrel
(pemberian clopidogrel kemudian dihentikan)
Terapi Maintenance
•Statin •ACEI
Inhibitor angiotensin converting enzyme (ACE)
Tanpa melihat nilai awal kolesterol LDL dan tanpa
berguna dalam mengurangi remodeling dan
mempertimbangkan modifikasi diet, inhibitor menurunkan angka kematian penderita pascainfark-
hydroxymethylglutary-coenzyme A reductase (statin) harus miokard yang disertai gangguan fungsi sistolik
diberikan pada semua penderita UAP/NSTEMI, termasuk
jantung, dengan atau tanpa gagal jantung klinis.
Inhibitor ACE diindikasikan penggunaannya untuk
mereka yang telah menjalani terapi revaskularisasi, jika tidak
jangka panjang, kecuali ada indikasi kontra, pada
terdapat indikasi kontra (Kelas I-A). Terapi statin dosis tinggi pasien dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤40% dan
hendaknya dimulai sebelum pasien keluar rumah sakit, pasien dengan diabetes mellitus, hipertensi, atau
penyakit ginjal kronik (PGK).
dengan sasaran terapi untuk mencapai kadar kolesterol LDL

Simvastatin 20-40 mg 1 kali sehari Captopril 2-3 x 6,25-50 mg


Farmakoterapi Pasien
Obat Efek Farmakologis Dosis Pemberian Keterangan

Oksigen Mengembalikan kadar 2-4 L/menit Inhalasi Penanganan awal


oksigen dalam tubuh di IGD

Aspirin Antiplatelet peroral Penanganan awal


dosis awal
di IGD
150-300 mg

ISDN Dilatasi vena dan 5 mg dosis sublingual Penanganan awal


pembuluh darah koroner awal, dosis di IGD, dilanjutkan
pemeliharaa untuk
n 2,5-15 mg pemeliharaan

Clopidogrel Antiplatelet Dosis awal Peroral Pemeliharaan


menghambat secara 300mg/ hari
selektif terjadinya ikatan Dosis
antara Adenosine pemeliharaa
Difosfat (ADP) dengan n 75mg/hari
platelet reseptor P2Y12
Farmakoterapi Pasien
Obat Efek Farmakologis Dosis Pemberian Keterangan

Bisoprolol 10 mg/hari peroral Pemeliharaan


Inhibisi reseptor beta-1
mengakibatkan turunnya
konsumsi oksigen
miokardium

Captopril Antihipertensi 2-3 x 6,25- Peroral Pemeliharaan


Menghambat pembentukan 50 mg /hari
hormon angiotensi II

Simvastatin Menghambat produksi 10mg/hari Peroral Pemeliharaan


hormon HMG-CoA
Fitoterapi
1. Salam (Eugenia polyantha)
Daun salam mengandung senyawa tanin, saponin,
dan vitamin C. Tanin bereaksi dengan protein
mukosa dan sel epitel usus sehingga menghambat
penyerapan lemak. saponin berfungsi mengikat
kolesterol dengan asam empedu sehingga
menurunkan kadar kolesterol. Vitamin C di
dalamnya membantu reaksi hidroksilasi dalam
pembentukan asam empedu, akibat reaksi itu
meningkatkan ekskresi kolesterol. Minum 2 kali
sehari masing-masing ½ gelas dinilai dapat
menurunkan tekanan darah. (Setiawan, 2009).
2. Mengkudu (Morinda citrifolia)
Buah mengkudu memiliki kandungan
scopoletin yang berfungsi mengatur
tekanan darah. Mekanisme kerja scopoletin
sebagai vasodilator dengan merelaksasikan
otot polos vaskuler sehingga tekanan darah
menurun. Mengkonsumsi mengkudu
sebanyak 2 ons dua kali sehari selama satu
bulan mampu menurunkan tekanan darah
pada penderita hipertensi (Palu et al., 2008).
3. Kunyit
Kunyit memiliki zat aktif berupa curcumin.
menurunkan kolesterol dalam tubuh dan dapat
menurunkan tekanan darah. Kurkumin
memiliki kemampuan dalam mencegah
penggumpalan darah, mencegah oksidasi
kolesterol LDL, serta mampu menghambat
pembentukan plak didalam pembuluh darah.
Mengkonsumsi kunyit 100 mg/kg BB/perhari
dapat menurunkan kadar kolesterol didalam
tubuh. (Maryam & Shanin, 2011).
Terapi Non
Farmakologi
Terapi Non Farmakologi (1/2)
● Berhenti merokok, pasien yang berhenti merokok akan menurunkan angka kematian
dalam 1 tahun pertama.
● Pengurangan berat badan pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas
(indeks massa tubuh (BMI)> 25) dan pencegahan malnutrisi.
● Latihan, melakukan aktivitas sedang selama 30-60 menit 3-4x/minggu (jalan,
bersepeda, berenang atau aktivitas aerobic yang sesuai).
● Diet, mengkonsumsi makanan dengan kadar kolesterol rendah atau lemak dengan
saturasi rendah.
● Kolesterol, menghindari makanan dengan kolesterol tinggi. Target primer kolesterol
LDL < 100mg/dl.

(Kemenkes RI, 2006)


Terapi Non Farmakologi (2/2)
● Hipertensi, mengurangi makanan dengan kadar garam yang tinggi. Target tekanan
darah <130/80 mmHg (Kemenkes RI, 2006).
● Pengurangan asupan cairan dan garam, dengan cara mengontrol jumlah garam dalam
makanan (<2.000mg) dan pembatasan cairan 1.500-2.000ml.
● Konsumsi alkohol harus dilarang dalam kasus yang dicurigai sebagai kardiomiopati
alkohol, tetapi jika tidak, asupan alkohol moderat diizinkan.
● Pengurangan stres dapat dianggap sebagai tambahan yang berguna untuk mengurangi
kecemasan pada pasien .

(Jaarsma, 2006).
Pemberian
Informasi Obat
Simvastatin
Indikasi : terapi tambahan pada diet untuk menurunkan kolesterol pada hiperkolesterolemia primer atau
dislipidemia campuran, mengurangi risiko komplikasi pada arteriosklerosis.
Dosis : dosis awal 5 – 10 mg/hari, maksimal 40 mg/hari dan dikonsumsi malam hari sebelum tidur.
Kontraindikasi : gangguan hati yang aktif, hamil, menyusui, hipersensitif
Peringatan : Hati – hati pada penderita riwayat penyakit hati, perlu dilakukan monitoring fungsi hati
(SGOT/SGPT), setelah 6 – 12 minggu diberikan terapi.
Efek Samping : Miositis, sakit kepala, ruam kulit dan efek pada otot (rhabdomiolisis)
Alasan Pemilihan, karena Simvastatin :
a.Menurunkan LDL kolesterol sekitar 26 – 47 % (sebab nilai LDL nya dalam kategori batas tinggi : 3,6
mmol/L)
b.Menurunkan Trigliserida sekitar 19 – 36 % (sebab nilai Trigliserida kategori batas normal tinggi, belum
masuk kategori tinggi : 1.8 mmol/L)
c.Menurunkan kolesterol total sekitar 12 – 34 %
d.Meningkatkan HDL kolesterol sekitar 8 – 16 % (masih dalam kategori normal, sehingga %
peningkatannya tidak perlu terlalu tinggi.
Aspirin
•Indikasi: Aspirin diindikasikan sebagai agen antiplatelet. Aspirin mencegah terjadinya okslusi trombotik
akut. Aspirin digunakan untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah yang disebabkan oleh
menurunan agregasi platelet (Dipiro, 2008).
•Dosis awal : 162-325 mg peroral sebagai dosis tunggal (dapat dikunyah pada pasien yang belum
mendapat aspirin untuk kadar darah aspirin cepat)
•Dosis harian : 75-160 mg peroral 1x sehari
•Mekanisme: Antiplatelet : Aspirin bekerja dengan cara menekan pembentukan tromboksan A2 dengan
cara menghambat siklooksigenase di dalam platelet (trombosit) melalui asetilasi yang ireversibel.
•Efek samping: Efek samping yang sering terjadi adalah sakit pada perut dan saluran cerna, mudah
terjadi pendarahan atau memar (Ferro and Garcia, 2013).
•Kontraindikasi: Hipersensitivitas, pendarahan aktif, risiko pendarahan berat (Dipiro, 2008).
•Aturan pakai: Digunakan 162 mg peroral satu kali setelah makan dengan cara dikunyah pada hari
pertama di rumah sakit. Dan 75 mg peroral sehari satu kali setelah makan pada hari kedua di rumah
sakit dan pada pengobatan lanjutan (Dipiro, 2008).
Ticagrelor
Ticagrelor adalah obat pengencer darah yang digunakan bersama aspirin saat
serangan jantung, untuk mencegah kondisi yang bisa mengancam nyawa.

Dosis awal tablet ticagrelor yang dikombinasikan dengan pemberian aspirin untuk
orang dewasa ialah 180 mg satu kali per hari. Dosis yang diberikan oleh dokter
pada masa pemeliharaan kondisi pasien penyakit jantung koroner adalah 90 mg

Efek samping: mual, pusing, nyeri dada, sesak napas, gangguan irama jantung
Clopidogrel
Clopidogrel adalah obat yang mempunyai efek anti agregasi dan penghambat pembentukan trombus pada reseptor
P2Y12 di platet secara irreversible

I : Mencegah kejadian aterotrombosis pada pasien yang menderita infrak miokard, stroke iskemik atau penyakit arteri
perifer

KI : Hipersensitivitas, pendarahan aktif (ulkus peptikum) atau intrakranial

P : Hati-hati untuk pasien dengan resiko pendarahan, pembedahan dan pasien dengan gagal fungsi hati, ginjal dan
kehamilan

ES : Dispepsia, nyeri perut, diare, pendarahan, mual muntah, gastritis, perut kembung, tukak lambung, konstipasi dan
sakit kepala

D: Sindrom koroner akut : Dosis awal 1 x 300 mg/hari lalu dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 1x75 mg/hari

CP : Peroral
Catopril
I : Hipertensi dengan infrak miokard, gagal jantung, proteinuria dan diabetes miletus

KI : Hipersensitivitas, wani hamil dan menyusui, hiperkalemia, stenosis arteri renalisis


bilateral

IO : Pemberian dengan diuretik hemat kalium menyebabkan hiperkalemia, dengan


antasida mengurangi absorpsi ACE-i dan OAINS akan mengurangi efek antihipertensi dan
menambah resiko hiperkalemia

ES : Hipotensi, gangguan ginjal, batu kering, angioedema, ruam kulit, gangguan saluran
cerna, hiperkalimeia dan hipoglikemia

D : Pada infrak miokard : 2-3 x 6,25-50 mg /hari


Nitro Gliseril
I : profilaksis dan pengobatan angina; gagal jantung kiri.

KI : hipersensitivitas terhadap nitrat; hipotensi atau hipovolemia; kardiopati obstruktif hipertrofik, stenosis aorta,
tamponade jantung, perikarditis konstruktif, stenosis mitral; anemia berat, trauma kepala, perdarahan otak
glaukoma sudut sempit.

P : gangguan hepar atau ginjal berat; hipotiroidisme, malnutrisi, atau hipotermia; infrak miokard yang masih baru;
sistem transdermal yang mengandung logam harus diambil sebelum kardioversi atau diatermi.

ES : sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi postural, takikardi (dapat terjadi bradikardi
paradoksikal).

D : 0,3-1 mg, bila perlu diulang.

CP : Sublingual atau masukkan obat di bawah lidah dibiarkan sampai larut sempurna lalu diperbolehkan meminum
air
Morfin Sulfat

Indikasi: Sebagai Agen anti iskemia dan merupakan analgetik dan anxiolitik poten yang mempunyai efek
hemodinamik (Departemen Kesehatan. 2006).

Dosis : 1-5 mg intravena

terapi dapat diulang setiap 10-30 menit, bagi pasien yang tidak responsif dengan terapi tiga dosis NTG
sublingual

(PERKI, 2015)
Bisoprolol

Beta Blocker
Indikasi:Beta blocker direkomendasikan bagi pasien UAP atau NSTEMI, terutama jika terdapat
hipertensi dan/atau takikardia. Keuntungan utama terapi beta blocker terletak pada efeknya
terhadap reseptor beta-1 yang mengakibatkan turunnya konsumsi oksigen miokardium

Dosis :Bisoprolol (Selektif B1), dosis untuk angina : 10 mg/hari

(PERKI, 2015)
Nitrat : Isosirbid dinitrat
Indikasi: Sebagai vasodilator yang meringankan nyeri dada yang berkaitan dengan angina (Stewart, 2017)
Dosis: awal 5mcg/ menit infusan IV. Bertambah iv menjadi 5 mcg / menit, meningkat 10 mcg/min setiap 3-5 menit
(max 200mcg/ menit). Isosorbid dinitrate IV infusan 2-10 mg/jam IV.
Anti-iskemik :
● Menurut kebutuhan oksigen miokard karena penurunan preload dan afterload
● Efek vasodilatasi sedang,
● Meningkatkan aliran darah kolateral,
● Menurunkan kecendrungan vasospasme, serta
● Potensial dapat menghambat agregasi trombosit.
Efek samping: Nitrogliserin umumnya menyebabkan efek samping berupa kepala berdenyut, pusing dan kepala
terasa berat, denyut jantung menjadi cepat. Efek samping yang jarang terjadi yaitu mual dan reaksi kulit (jika yang
digunakan bentuk sediaan patch) (Stewart, 2017).
Kontraindikasi: Hipotensi, penggunaan sildenafil atau vardenafil dalam 24 jam atau tadalafil dalam 48 jam
(MIMS, 2017).
Konseling dan
Monitoring
Monitoring
1. Monitoring tekanan darah, kadar trigliserida, kadar LDL, kadar HDL, dan
kadar kolesterol total, ritme jantung, dan troponin I
2. Monitoring kepatuhan penggunaan obat
3. Monitoring efek samping obat yang dapat terjadi
4. Monitoring EKG
5. Monitoring Nyeri Dada
6. Memastikan bahwa pasien mendapatkan saran dan obat yang kontinu ketika
keluar dari rumah sakit. Sebelum pulang ke rumah, pasien harus
mendapatkan petunjuk yang detail mengenai pengobatannya termasuk
penjelasan bagaimana mendapat obat selanjutnya dan apa yang harus
dilakukan jika gejala yang muncul tidak terkontrol atau jika dia terkena efek
samping dari pengobatannya.
Konseling
1. Memberikan konsultasi pada pasien untuk memastikan bahwa dia mengerti tujuan dari
pengobatan dan menggunakan obatnya dengan tepat sehingga tercapai efek maksimum terapi
dan minimalisasi efek samping. Menjelaskan kepada pasien, alasan pemberian setiap obat yang
digunakannya serta hubungannya dengan gejala dan keluhan yang dirasakannya.
2. Memberikan konsultasi pada pasien perihal pola hidupnya (seperti diet, merokok dll) untuk
memastikan bahwa dia tidak mengkompromikan pengobatannya dalam cara apapun.
3. Menjelaskan kepada pasien untuk mencoba dan/atau melaksanakan relaksasi sebisa mungkin
kapanpun dengan tujuan untuk mencegah terjadinya peningkatan kebutuhan suplai oksigen
kejantung.
DAFTAR PUSTAKA
Jaarshma, Tiny. 2006. Non-Pharmacological Management And Patient Education In Heart Failure Patients. European Cardiology
Review. Issues 2(1).

Kemenkes RI. 2006. Pharmaceutical Care untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner : Fokus Sindrom Koroner Akut. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.

MayoClinic. 2019. Angina. Dapat diakses di


https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/angina/diagnosis-treatment/drc-20369378 [diakses pada 13 Juni 2019]

Moore, K. L., Dalley, A. F, and Agur, A. M. R.. 2010. Clinically Oriented Anatomy. 6th ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.

Palu, Afa Kehaati, Raevonne A. Santiago, Brett J. West, Norman Kaluhiokalani, and , Jarakae Jensen. 2008. The Effects of Morinda
citrifolia L. Noni on High Blood Pressure: A Mechanistic Investigation and Case Study. American Chemical Society. Vol. 993,446–
453.

PERKI. 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Tersedia online di http
://www.inaheart.org/upload/file/Pedoman_tatalaksana_Sindrom_Koroner_Akut_2015.pdf [diakses pada 13 Juni 2019]
Prasetyo, R., Syafri, M., Efrida. 2014. Gambaran Kadar Troponin T dan Creatinin Kinase Myocardial Band
pada Infark Miokard Akut. Jurnal Kesehatan Andalas; 3 (3).

Standring, S. 2008. Gray’s Anatomy The Anatomical Basis of Clinical Practice. 40th ed. Spain : Elsevier.

. Radiological Society. 2019. Angina Pectoris. North America: Radiological Society of North America, Inc.
Setiawan D. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 6. Jakarta:Pustaka Bunda.

Queensland government. 2012. Queensland Health: Exercise Stress Testing. Effective From.
Version No: 1.0

Anda mungkin juga menyukai