Anda di halaman 1dari 71

DEPRESI MAYOR

SHIFT C1-2016
Add an image

ANATOMI FISIOLOGI
DEFINISI

Depresi adalah satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sed
ih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentr
asi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri (Kaplan, 2010).

Depresi mayor adalah suasana hati (afek) yang sedih atau kehilangan minat atau kesenangan dalam
semua aktifitas selama sekurang-kurangnya dua minggu yang disertai dengan beberapa gejala yang ber
hubungan, seperti kehilangan berat badan dan kesulitan berkonsentrasi (Maslim, 2001).

3
ANATOMI OTAK

Add an image

4
ANATOMI OTAK

Add anLobus
image Lokasi Fungsi
Lobus Frontal Lobus frontal, terletak di Emosi, perencanaan,
daerah otak sekitar dahi kreativitas, penilaian, gerakan
Anda. dan pemecahan masalah
dikendalikan di lobus frontal.
Lobus frontal dibagi lagi ke
dalam korteks prefrontal,
area premotor, dan area
motor

Cerebrum dibagi menjadi 4 bagian yang disebut lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut girus dan bagian lekukan yan
g menyerupai parit disebut sulcus. Ke-4 lobus tersebut yaitu :
5
ANATOMI OTAK

Lobus parietal terletak di Pengatur suhu, rasa,


belakang lobus frontal dan tekanan, sentuhan dan
di bagian belakang atas rasa sakit dikendalikan di
otak. lobus parietal. Beberapa
fungsi bahasa juga dapat
dikendalikan di lobus
parietal.

Sesuai namanya, lobus Kebanyakan pendengaran


temporal terletak di setiap dan fungsi bahasa
sisi otak dikendalikan di lobus
temporal. Proses emosi,
belajar dan pendengaran
juga terletak di lobus
temporal.

6
ANATOMI OTAK

Lobus oksipital Penglihatan dan


terletak di bagian kemampuan untuk
punggung bawah otak mengenali obyek
di bagian belakang dikendalikan di lobus
kepala. oksipital. Retina mata
mengirimkan
masukan ke lobus
oksipital otak yang
kemudian
menafsirkan sinyal
sebagai gambar
7
ANATOMI OTAK

8
Add an image

PATOFISIOLOGI
ETIOLOGI

1. Faktor Biologis
Banyak penelitian menjelaskan bahwa terdapat abnormalitas biologis pada pasien-pasien dengan ganggua
n mood. Gangguan mood ini disebabkan oleh adanya ketidaknormalan fungsi monoamine neurotransmitter, se
perti norepinefrin, dopamine, serotonin, dan histamine (Kaplan et al., 2010)
2. Amina Biogenik
Norephinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmitter yang paling berperan dalam patofisiologi gan
gguan mood.

10
ETIOLOGI

Norepinefrin
Hubungan norepinefrin dengan gangguan depresi berdasarkan penelitian dikatakan bahwa
penurunan regulasi atau penurunan sensitivitas dari reseptor α2 adrenergik dan penurunan re
spon terhadap antidepresan berperan dalam terjadinya gangguan depresi (Kaplan, et al, 2010).
Serotonin
Penurunan jumlah dari serotonin dapat mencetuskan terjadinya gangguan depres, dan beb
erapa pasien dengan percobaan bunuh diri atau megakhiri hidupnya mempunyai kadar cairan
cerebrospinal yang mengandung kadar serotonin yang rendah dan konsentrasi rendah dari upta
ke serotonin pada platelet (Kaplan, et al, 2010).

11
ETIOLOGI

3. Gangguan Neurotransmitter lain


Kadar choline yang abnormal yang dimana merupakan prekursor untuk pembentukan Ach d
itemukan abnormal pada pasien-pasien yang menderita gangguan depresi (Kaplan, et al, 2010).
4. Faktor Neuroendokrin
Hormon telah lama diperkirakan mempunyai peranan penting dalam gangguan mood, terut
ama gangguan depresi. Sistem neuroendokrin meregulasi hormon-hormon penting yang berpe
ran dalam gangguan mood, yang akan mempengaruhi fungsi dasar, seperti : gangguan tidur, m
akan, seksual, dan ketidakmampuan dalam mengungkapkan perasaan senang.

12
ETIOLOGI

5. Abnormalitas Otak
Studi neuroimaging, menggunakan computerized tomography (CT) scan, positron-emission tom
ography (PET), dan magnetic resonance imaging (MRI) telah menemukan abnormalitas pada 4 are
a otak pada individu dengan gangguan mood. Area-area tersebut adalah korteks prefrontal, hip
pocampus, korteks cingulate anterior, dan amygdala. Adanya reduksi dari aktivitas metabolik da
n reduksi volume dari gray matter pada korteks prefrontal, secara partikular pada bagian kiri, dit
emukan pada individu dengan depresi berat atau gangguan bipolar (Kaplan, et al, 2010).

13
Add an image

Hipotesis
Amina
Biogenik

Patofisiologi Hipotesis
Hipotesis
Sensitivitas
Disregulasi s Reseptor

Hipotesis
Permisif
A. Hipotesis Amina Biogenik (Defisiensi Monoamin) (1/1

Hipotesis Amina Biogenik menyatakan bahwa depresi disebabkan karena kekurangan (defisiensi) senyawa

monoamin, terutama: noradrenalin dan serotonin. Antidepresan bekerja setidaknya pada salah satu monoa

mine. Karena itu, menurut teori ini depresi dapat dikurangi oleh obat yang dapat meningkatkan ketersediaan s

erotonin dan noradrenalin, misalnya MAO inhibitor atau antidepresan trisiklik.

(Ruhe, et al., 2007; Sikawati, 2017)

15
B. Hipotesis Sensitivitas Reseptor (1/1)

Hipotesis Sensitivitas Reseptor menyatakan bahwa depresi merupakan hasil perubahan patologis pa
da reseptor, yang diakibatkan oleh terlalu kecilnya stimulasi oleh monoamin. Saraf post-sinaptik akan m
emberikan respon bergantung terhadap besar-kecilnya stimulasi oleh neurotransmitter.

Jika stimulasi terlalu kecil, maka saraf akan menjadi lebih sensitif (supersensitivity) atau jumlah re
septor meningkat (up-regulasi). Jika stimulasi berlebihan, maka saraf akan mengalami desensitisasi a
tau down-regulasi.

Obat-obat antidepresan umumnya bekerja meningkatkan neurotransmiter, meningkatkan stimulasi sara


f, menormalkan kembali saraf yang supersensitif atau desensitisasi.
(Sikawati, 2017)
16
C. Hipotesis Permisif (1/1)

Hipotesis Permisif menyatakan bahwa kontrol emosi diperoleh dari keseimbangan antara serotoni
n dan noradrenalin. Serotonin memiliki fungsi regulasi terhadap noradrenalin menentukan kondisi em
osi depresi atau manik. Teori ini mempostulatkan kadar serotonin yang rendah dapat menyebabkan (pe
rmit) kadar noradrenalin menjadi tidak normal sehingga dapat menyebabkan gangguan mood. Jika kada
r serotonin rendah, noradrenalin rendah maka terjadi depresi; jika kadar serotonin rendah, noradr
enalin tinggi terjadi manik.

Menurut hipotesis ini, meningkatkan kadar 5-HT (gen transporter serotonin) akan memperbaiki kondisi s
ehingga tidak muncul “bakat” gangguan mood.
(Sikawati, 2017).

17
D. Hipotesis Disregulasi (1/1)

Gangguan depresi dan psikiatrik disebabkan oleh ketidateraturan neurotransmitter, seperti:


a. Gangguan regulasi mekanisme homeostasis
b. Gangguan pada ritmik sirkadian
c. Gangguan pada sistem regulasi sehingga terjadi penundaan level neurotransmiter utk kembali ke ba
seline

(Dipiro et al., 2015; Sikawati, 2017)

18
Faktor Resiko (1/2)

1. Jenis Kelamin
Secara umum dikatakan bahwa gangguan depresi lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pr
ia. Pendapat-pendapat yang berkembang mengatakan bahwa perbedaan dari kadar hormonal wanita da
n pria, perbedaan faktor psikososial berperan penting dalam gangguan depresi mayor ini (Kaplan, et al,
2010).
Sebuah diskusi panel yang diselenggarakan oleh American Psychological Association (APA) menyatakan
bahwa perbedaan gender sebagian besar disebabkan oleh lebih banyaknya jumlah stres yang dihadapi
wanita dalam kehidupan kontemporer.

19
Faktor Resiko (2/2)

2. Umur
Depresi dapat terjadi dari berbagai kalangan umur. Serkitar 7,8% dari setiap populasi mengalami ganggu
an mood dalam hidup mereka dan 3,7% mengalami gangguan mood sebelumnya.
Depresi mayor umumnya berkembang pada masa dewasa muda, dengan usia rata-rata onsetnya adalah
pertengahan 20. Namun gangguan tersebut dapat dialami bahkan oleh anak kecil (Kaplan, et al, 2010)

3. Pengaruh Budaya
Dari pengaruh budaya ini, spekulasinya berfokus pada perubahan sosial dan lingkungan, seperti men
ingkatnya disintegrasi keluarga, konflik internal, serta meningkatnya angka kriminal yang disertai kek
erasan, seiring dengan kemungkinan pemaparan terhadap racun atau virus di lingkungan yang dapat
mempengaruhi kesehatan mental maupun fisik (Nevid et al, 2005).

20
Add an image

UJI KLINIS
Screening (1/2)
Skrining dilakukan kepada pasien yang terjangkit Major Depressive Disorder (MDD), telebih dengan pasien d
engan gejala somatik.
Skrining dilakukan dengan dengan ‘interview’ kepada pasien dengan metode skring ‘quick question’.
Pertanyaan yang diberikan diantaranya:
1.  Apakah Anda kehilangan minat atau kesenangan dalam hal-hal yang biasanya Anda sukai?
2. Apakah Anda merasa sedih, rendah, rendah, depresi atau putus asa?

(Guidelines and Protocols Advisory Committee, 2015)


Screening (2/2)
• Menyebabkan perasaan yang tertekan (biasanya
dipengruhi oleh efek obat-obatan, alcohol)
Substance abuse

• Menyebabkan perasaan yang tertekan


Medical illness

• Mania, hypomania, bipolar, schizoafektif, skizofrenia,


dll.
Other psychiatric disorders

• Kecuali jika tetap bertahan selama lebih dari dua


bulan atau menunjukkan penanda kerusakan
Bereavement fungsional, ide bunuh diri, gejala psikotik, atau
retardasi psikomotor.
Assessment (1/3)
Wawancara klinis untuk menentukan ap
akah pasien memenuhi DSM (Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorde
rs) dengan krieria diagnosis yang diguna
kan adalah S2IGECAPS dan berfokus pad
a status fungsional.
Assessment (2/3)

Diagnosis ini juga dapat dilakuk • Pertimbangan:


an dengan hasil respon dan nila
1. Diagnosis banding, terutama skrining untuk Bipolar I dan II
i dari PHQ-9.
2. Riwayat depresi dan treatmen yang dilakukan
PHQ-9 merupakan kuisioner ya
3. Riwayat penyakit keluarga
ng diberikan kepada pasien yan
g membantu dalam diagnosis d 4. Stress psikososial
an menilai tingkat kaparahan 5. Kondisi mental yang terkait dengan depresi (misal, penyakit
(misalnya ringan, sedang, berat) paru obstruktif kronik, migrain, multiple sclerosis, masalah
dari pasien depresi. punggung, kanker, epilepsi, dan penyakit jantung.
6. Informasi lain dari kerabat dekat

Depression should not be diagnosed or excluded solely on the basis of a PHQ-9 score.
 Associated Document: Patient Health Questionnaire – 9 for more information (PDF, 41KB)
Assesment (3/3)
Dokter Anda mungkin menentukan diagnosis depresi berdasarkan:
Ujian fisik Dokter
Dalam beberapa kasus, depresi mungkin terkait dengan masalah kesehatan fisik yang mendasarinya.
Tes laboratorium
dokter Anda mungkin melakukan tes darah yang disebut penghitungan darah lengkap atau tes tiroid
Anda untuk memastikannya berfungsi dengan baik.
Evaluasi kejiwaan
gejala, pikiran, perasaan dan pola perilaku Anda. Anda mungkin diminta mengisi kuesioner untuk me
njawab pertanyaan-pertanyaan ini
DSM-5.
menggunakan kriteria depresi yang tercantum dalam Manual Diagnostik dan Statistik Mental Disorde
rs (DSM-5), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association

(Joseph Goldberg, MD., 2016)


Lab tests (1/3)
TSH
Suatu uji lab untuk mengetahui kadar hormon thyroxine (T4) and triiodothyronine (T3) dalam tubu
h. Kedua hormone tersebut mengatur berapa energi yang dikeluarkan tubuh.
TSH yang melebihi batas mengindikasikan gejala seperti kecapean, gangguan jiwa, dan hypothyroi
dism ringan
TSH yang kurang dari batas mengindikasikan gejala seperti hyperthyroidism, kurang berat badan,
dan badan merasa lemah
Lab tests (3/3)
CT scan atau MRI otak untuk menyingkirkan penyakit serius seperti tumor otak
Elektrokardiogram (EKG) untuk mendiagnosis beberapa masalah jantung
depresi merupakan faktor risiko tersendiri pada coronary artery disease (CAD), baik pada laki-laki
maupun wanita
Electroencephalogram (EEG) untuk merekam aktivitas listrik otak

(Joseph Goldberg, MD., 2016)


Pedoman diagnosis menurut PPDGJ III

Episode Depresif Gejala lainnya :


Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, da 1. Konsentrasi dan perhatian kurang
n berat) : 2. Harga diri dan kepercayaan diri
1. Afek depresif berkurang
2. Kehilangan minat dan kegembiraan 3. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak
berguna
3. Berkurang energi yang menuju meningka
tnya keadaan mudah lelah (rasa lelah ya
4. Pandangan masa depan yang suram dan
ng nyata sesudah kerja sedikit saja) dan pesimistis
aktivitas menurun. 5. Gagasan atau perbuatan membahayakan
diri atau bunuh diri
6. Gangguan tidur
7. Nafsu makan berkurang

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2015).


Untuk episode depresi dan ketiga tingkat keparahan tersebut dip
erlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan di
agnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika g
ejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.
Kategori diagnosis episode depresif ringan, sedang, dan berat ha
nya digunakan untuk episode depresi tunggal (yang pertama). Epi
sode depresif berikutnya harus diklasifikasi pada salah satu diagn
osis gangguan depresi berulang.

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia,


2015).
Episode Depresi Ringan
Pedoman diagnosis:
Sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala utama depresi seperti te
rsebut
diatas
Ditambah sekurang-kurangnya dua dari gejala lainnya
Tidak boleh ada gejala yang berat
Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar dua min
ggu
Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dila
kukannya
Dapat dengan gejala somatik atau tanpa gejala somatik
(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
Episode Depresi Sedang
Pedoman diagnosis :
Sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala utama depresi seperti pada ep
isode ringan
Ditambah sekurang-kurangnya ada tiga (dan sebaiknya empat) dari gejala lainnya
Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar dua minggu
Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan uru
san rumah tangga
Dapat dengan gejala somatik atau tanpa gejala somatik

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia,


2015).
Episode Depresi Berat TANPA Gejal
a Psikotik
Pedoman diagnosis :
Semua gejala utama depresi harus ada.
Ditambah sekurang-kurangnya empat dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya harus berintensita
s berat.
Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka pasien mun
gkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejala secara rinci. Sehingga penilaian se
cara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih dapat dibenarkan.
Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya dua minggu, akan tetapi jika gejala
amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakan diagnosis dalam kur
un waktu kurang dari dua minggu
Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah
tangga kecuali pada taraf yang sangat terbatas

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2015).


Episode Depresi Berat DENGAN Ge
jala Psikotik
Pedoman diagnosis :
Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut episode depresif ber
at tanpa gejala psikotik.
Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya memperlih
atkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan
pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfat
orik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran
atau daging busuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju stupor.

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2015).


Add an image

GEJALA
GEJALA

Gejala Intelektual atau kogniti


f Gangguan Psikomotor
– Kemampuan untuk – Retardasi psikomo
berkonsentrasi atau tor (gerakan fisik,p
berpikir melambat roses berpikir, dan
– Memori semakin me berbicara melamb
nurun at) atau agitasi psik
– Kebingungan omotor.
– Keraguan (Wells, 2012)

37
GEJALA

PERUBAHAN EMOSIONAL
Perubahan fisik – Kehilangan kesenangan
– Hilangnya minat
Kelelahan – Merasa sedih
Nyeri (terutama sakit kepala) – Pesimis
– Menangis
Gangguan tidur
– Putus asa
Penurunan nafsu makan – Cemas
Kehilangan minat seksual – Merasa bersalah
– Psikotik fitur (misalnya, halusinasi pe
Keluhan pada saluran pencernaan dan k ndengaran dan delusi)
ardiovaskular (terutama palpitasi) (Wells, 2012)
(Wells, 2012)

38
Tingkatan Depresi

• Tak ada gejala berat


• Lama depresi < 2 minggu
• Interaksi social normal
Sedang • Dengan Psikotik
• Tanpa Psikotik
• Gejala bertambah • Gejala utama terlihat
• Interaksi social jelas.
terganggu

Ringan Berat

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2015).


39
Add an image

FARMAKOTERAPI
TERAPI

Tujuan terapi episode depresi akut adalah untuk mengeliminasi atau mengurangi gejala depres
i,meminimalkan efek samping ,memastikan kepatuhan terhadap pengobatan,membantu penge
mbalian ke tingkat fungsi sebelum sakit dan mencegah episode depresi lebih lanjut.
(Sukandar.,dkk,2008).

41
Gejala Ibu 34 tahun
•Kesulitan untuk tidur dan sering b
Depresi tipe depresi
angun di tengah malam kronik ( Distimia /
•Nafsu makan berkurang pasca melahirkan)
•Merasa energi sedikit dan mudah Karena terdapat gejala
lelah
utama yaitu kehilangan
•Kehilangan ketertarikan
•Merasa sedih
ketertarikan pada
•Malas berkerja
suatu hal dan
munculnya perasaan
murung, sedih.
Di dalam kasus pasien
mengalami gejala
selama 3 bulan
42
Algoritma Terapi

43
44
Heterosiklik/Trisiklik
Mekanisme
Obat –obat ini menghambat ambilan kembali no
repinefrin dan serotonin Indikasi
Mengobati depresi endogen sedang
(Stringer, 2006) sampai berat yang berkaitan dengan
perubahan psikomotor dan fisiologis
Efek samping
seperti hilangnya nafsu makan dan
Aritmia dan blockade jantung, mengantuk, mulut gangguan tidur.
kering, pandangan kabur, konstipasi, dan retensi (Pionas,2018)
urin
(Pionas,2018)
45
Inhibitor MAO (Monoamin Oksidase)

Indikasi
Lebih jarang digunakan dibanding golongan trisiklik ataupun SSRI karena factor interaksi yang besar dengan maka
nan ataupun dengan obat lain.
Hanya digunakan pada pasien yang sulit diatasi dengan antidepresan lain karena kadang efek yang berlebihan
(Pionas,2018)
Mekanisme
Peran utama MAO adalah mengoksidasi senyawa – senyawa monoamin, termasuk norepinefrin, serotonin, dan do
pamin
Dengan memblok MAO, penghilangan senyawa monoamin tersebut dapat diperlambat
Efek Samping
Dapat menyebabkan krisis hipertensif fatal
(Stringer, 2006)

46
Atipikal Antipsikotik

Obat penenang antipsikotik digunakan untuk mengobati kondisi jiwa. Beberapa antipsikotik atipikal dise
tujui FDA untuk digunakan dalam pengobatan skizofrenia. Beberapa disetujui FDA untuk indikasi mania
akut, depresi bipolar, agitasi psikotik, pemeliharaan bipolar, dan indikasi lainnya. (Culpepper,2007)
Efek samping
Bertambah berat badan, pusing, hipotensi pustural, gejala ekstrapiramidal. (Pionas,2018)
Mekanisme
Mekanisme kerja untuk memblokir reseptor dalam jalur dopamin otak, tetapi antipsikotik atypicals berb
eda dari antipsikotik tipikal karena cenderung dapat menyebabkan gangguan ekstrapiramidal pada pasi
en, yang meliputi penyakit gerakan Parkinsonisme, kekakuan tubuh dan tremor tak terkontrol. Gerakan-
gerakan tubuh yang abnormal bisa menjadi permanen bahkan setelah antipsikotik dihentikan. (Culpepp
er,2007)

47
TERAPI FARMAKOLOGI

Add an image

48
Pemilihan Obat
Obat Golongan SSRI (Sertraline)
Tidak ditemukan dalam serum bayi
Dosis awal 50 mg setiap hari, da
pat meningkat dengan penambah Sedangkan Fluoxetin Dapat menye
an 50 mg setiap interval waktu. D babkan gejala kolik
osis maksimal 200 mg setiap hari.
(Depkes RI, 2006)

49
Electroconvulsive Ther
apy (ECT)

Menggunakan elektroda yang dialiri listrik denga


n dosis tertentu.
Dapat mempengaruhi sekresi neuroendokrin pad
a hipotalamus .
Penggunaan ECT utamanya digunakan kepada pa
sien yang mengalami depresi mayor dengan kriter
ia seperti :
- Tidak nafsu makan
- Tidak memiliki gairah seksual
- Dan sulit untuk tidur.
(Bolwig, 2011)
50
Vagus Nerve Stimulat
ion (VGS)

Merupakan suatu alat yang ditempelkan didalam tub


uh (Utamanya pada dada sebelah kiri).
Berguna untuk merangsang saraf vagus nerve denga
n kejutan listrik untuk dapat lebih aktif dalam mentra
nsmisikan sensor sinyal dari otak ke tubuh ataupun s
ebaliknya.
VGS digunakan sebagai treatment karna sistem saraf
vagus nerve sendiri secara tak langsung terhubung d
engan bagian otak kortikal-limbik-thalamus-striatal ya
ng mengatur fungsi emosi individu.
51
(Howland, 2014)
Add an image
Repetitive Transcrani
al Magnetic Stimulati
on

Membuat gelombang magnet dengan mengin


duksi arus listrik yang terdapat pada bagian ot
ak transcranial.
Gelombang magnet yang terbentuk akan men
ingkatkan aktivitas penghantaran sensor yang
ada pada otak.
(Berlim, 2014)

52
Deep Brain Stimulation (DBS) (1/2)

Ditemukan pada tahun 2005


Deep Brain Stimulation (DBS) adalah prosedur bedah saraf
yang melibatkan implantasi alat medis yang disebut neuro
stimulator (pacu jantung), yang mengirimkan impuls listrik,
melalui elektroda implan, ke target spesifik di otak (inti ota
k ) untuk pengobatan gangguan depresi mayor
DBS di daerah otak terpilih telah memberikan manfaat ter
apeutik untuk gangguan yang tahan terhadap pengobatan
(Kringelbach, dkk., 2007)

53
Deep Brain Stimulation (DBS) (2/2)

Implantasi langsung elektroda ke daerah di otak dengan tujuan mengub


ah dan menghubungkan aktivitas otak yang sedang berlangsung.
Elektroda dihubungkan dengan pacemaker yang di implan di bawah kuli
t dada.
Mekanisme :
1. Blokade depolarisasi: Arus listrik menghalangi keluaran neuron p
ada atau di dekat lokasi elektroda.

2. Penghambatan sinaptik: Hal ini menyebabkan regulasi tidak lang


sung dari keluaran neuron dengan mengaktifkan terminal akson
dengan koneksi sinapsis ke neuron di dekat elektroda stimulasi.

3. Desinkronisasi aktivitas osilator abnormal neuron

4. Aktivasi antidromik dapat mengaktifkan/memblokir neuron jarak


jauh atau memblokir slow akson
(Garcia, dkk., 2013)
54
Magnetic Seizure Therapy (MST) (1/2)

Ditemukan pada tahun 2008


MST adalah eksperimental intervensi terapeutik yang menggabungkan aspek terapi Elect
roconvulsive Therapy (ECT) dan Transcranial Magnetic Stimulation (TMS), untuk mencapa
i keefektifan dengan keamanan yang lebih baik
MST mungkin terbukti menjadi alat yang berharga dalam pengobatan gangguan mood, s
eperti gangguan depresi mayor (MDD) dan gangguan bipolar.
Sebuah studi kasus menemukan efek antidepresan yang signifikan, dengan tingkat remis
i berkisar antara 30% sampai 40%.
Tidak ada efek samping kognitif signifikan yang terkait dengan MST yang ditemukan, den
gan profil kognitif yang lebih baik bila dibandingkan dengan ECT.
Kesimpulannya, MST efektif dalam mengurangi gejala depresi pada gangguan mood, de
ngan efek samping yang umumnya kurang dari ECT.
(Retaz, 2015)

55
Magnetic Seizure Therapy (MST) (2/2)

Induksi fokus pada kejang dengan high frequency repetit


ve-TMS
Kejang berasal dari daerah korteks yang dangkal
Tidak ada aliran listrik yang melewati daerah di otak yan
g lebih dalam
Tetapi sampai saat ini mekanisme aksinya masih belum
diketahui

56
Interpersonal psychotherapy

Terapi Interpersonal berfokus pada perilak


u dan interaksi pasien depresi dengan kelu
arga, teman, rekan kerja, dan orang-orang p
enting lainnya dalam hidupnya.
Tujuan utama dari terapi ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi dan
meningkatkan harga diri.
Ini biasanya berlangsung tiga sampai empat
bulan dan bekerja dengan baik untuk depre
si yang disebabkan oleh kehilangan dan kes
edihan, konflik hubungan, peristiwa besar d
alam hidup, isolasi sosial, atau transisi pera
n (seperti menjadi seorang ibu).
(Hollon, 2005)

57
Cognitive Behavioral Therapy

Terapi perilaku kognitif (CBT) berfokus pada b


agaimana pemikiran mempengaruhi perasaan
dan cara bertindak seseorang.
Ide terapi perilaku kognitif adalah bahwa pasi
en dapat mengubah cara pasien berpikir tenta
ng situasi, dan ketika pasien melakukannya, p
asien juga mengubah perasaan dan cara pasie
n dalambertindak.
Akibatnya, pasien bisa merasa lebih baik, dan
berperilaku berbeda dalam menanggapi teka
nan hidup, bahkan ketika situasi tetap sama.
(Hollon, 2005)

58
Add an image

PELAYANAN INFORMASI OBAT


Sertraline

Dosis awal: 50 mg per oral satu kali sehari


Dosis Perawatan: 50 hingga 200 mg per oral sekali sehari

(drugs, 2018)
Indikasi : Depresi termasuk depresi yang timbul karena ansietas pada pasien deng
an atau tanpa riwayat mania, kelainan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive di
sorder), kelainan stres post-trauma (post traumatic stress disorder).
Kontraindikasi : hipersensitivitas komponen obat, penggunaan bersama dengan i
nhibitor monoamin oksidase (MAOIs) dan penggunaan bersama dengan pimozid
e.
(pionas, 2018)

61
Efek samping : takikardi, hipotensi postural, bingung, amnesia, perilaku agresif, psikosis,
pankreatitis, hepatitis, jaundice, kegagalan hati, iregular menstruasi, paraestesia, juga dil
aporkan terjadinya trombositopenia (belum ada bukti hubungan sebab akibatnya) (pion
as, 2018).
peringatan : tidak boleh diberikan kepada pasien dibawah 18 tahun (FDA hanya membe
rikan izin untuk pasien OCD)
Jika pasien lupa minum obat diberitahukan untuk minum sesegera mungkin tetapi jika s
udah hampir waktu untuk dosis selanjutnya maka dosis sebelumnya dilewati.
(drugs, 2018)
62
Hal-hal yang harus dihindari : alkohol, NSAIDs (termasuk parasetamol, ibuprofen,
aspirin), berkendara ( karena dapat mempengaruhi cara berpikir dan reaksi).
(drugs, 2018)

63
Add an image

MONITORING
Monitoring (1/1)
Pasien harus dipantau terhadap efek samping, teratasinya gejala yang dialami
sebelumnya, dan adanya perubahan pada fungsi sosial dan pekerjaan.
Pasien yang mendapatkan antidepresan trisiklik bersamaan dengan antihipert
ensi yang menghambat adrenergik harus dipantau tekanan darahnya secara t
eratur.
Pasien usia lebih dari 40 tahun harus menjalankan pemeriksaan EKG sebelum
memulai terapi antidepresan trisiklik, dan pemeriksaan EKG selanjutnya perlu
dilakukan secara berkala.
Pasien harus dipantau terhadap munculnya ide bunuh diri setelah pemberian
antidepresan.
Jika diberikan obat antidepresan dengan nama dagang yang berbeda dari seb
elumnya, pasien harus dipantau secara ketat terhadap kekambuhan atau kem
unculan kembali penyakit.
(Sukandar et al, 2013)

65
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan H.I, Sadock B.J, Grebb J.A.2010. SinopsisPsikiatriJilid 2. TerjemahanWidjajaKusuma. Jakarta: BinarupaAksar


a
Maslim R. 2001. BukuSaku Diagnosis GangguanJiwaRujukanRingkasdari PPDGJ III, Cetakanpertama. Jakarta : PT N
uli Jaya.
Snell. Richard S. 2009. Neuroanatomi Klinik. Jakarta: Buku Kedokteran
Drugs. 2018. Sertraline. Available at https://www.drugs.com/sertraline.html
Pionas. 2018. Sertralin. Available at http://pionas.pom.go.id/monografi/sertralin

66
DAFTAR PUSTAKA

DiPiro, J., Talbert, R.L., Yee, G., Wells, B., dan Posey, L.M., 2015. Pharmacotherapy A Pathophysiolo
gic Approach Nineth Edition. New York : McGraw Hill Professional.
Kaplan H.I, Sadock B.J, Grebb J.A. 2010. Sinopsis Psikiatri, Jilid 2. Terjemahan: Widjaja Kusuma. Jak
arta: Binarupa Aksara
Nevid, S.F, Rathus, A.S., Greene, B. 2005. Psikologi Abnormal, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Ruhe HG, Mason NS, Schene AH. 2007. Mood is indirectly related to serotonin, norepinephrine,
and dopamine levels in human: a meta-analysis of monoamine depletion studies. Mol Psychiatr
y; 12:331-59.
Sikawati, Zullie. 2017. Depression. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

67
Daftar Pustaka

Wells, Barbara G. 2012. Pharmacoteraphy Handbook 9th Edition. New


York: McGraw-Hill Education.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Keputusan Menteri Kes
ehatan Republik Indonesia Nomor Hk.02.02/Menkes/73/2015 tentang P
edoman Nasional Pelayanan Kedokteran Jiwa. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

68
DAFTAR PUSTAKA
Guidelines and Protocols Advisory Committee. 2015. Major depressive disorder in adults:
diagnosis & management. Victoria : CB: Bcguidelines. ca.
Joseph Goldberg, MD., 2016. Tests Used to Diagnose Depressio. Available at.
https://www.webmd.com/depression/guide/depression-tests. (Diakses pada tanggal 27
Mei 2018)
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Keputusan Menteri Kesehatan Repub
lik Indonesia Nomor Hk.02.02/Menkes/73/2015 tentang Pedoman Nasional Pela
yanan Kedokteran Jiwa. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Daftar Pustaka

Depkes RI. 2006. PEDOMAN PELAYANAN FARMASI UNTUK IBU HAMIL DAN MENYUSUI. Jakarta: Depkes RI
Pionas. 2018. Antidepresan Trisiklik. Dapat di akses di
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-4-sistem-saraf-pusat/43-depresi/431-antidepresan-trisiklik-dan-sejenisnya [diak
ses pada 28 mei 2018]
Stringer. 2005. Basics Concept in Pharmacology : A Student’s Survival Guide 3th Ed. California : McGraw-Hill Comp
anies, Inc.
Sukandar.,dkk.2008. ISO Farmakoterapi 1. Jakarta: Isfi Penerbitan
Culpepper, L. (2007) A Roadmap to Key Pharmacologic Principles in Using Antipsychotics, Primary Care Companio
n To The Journal of Association of Medicine and Psychiatry 9(6) 444-454 Retrieved from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2139919/  

70
Thank You!
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai