SHIFT C1-2016
Add an image
ANATOMI FISIOLOGI
DEFINISI
Depresi adalah satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sed
ih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentr
asi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri (Kaplan, 2010).
Depresi mayor adalah suasana hati (afek) yang sedih atau kehilangan minat atau kesenangan dalam
semua aktifitas selama sekurang-kurangnya dua minggu yang disertai dengan beberapa gejala yang ber
hubungan, seperti kehilangan berat badan dan kesulitan berkonsentrasi (Maslim, 2001).
3
ANATOMI OTAK
Add an image
4
ANATOMI OTAK
Add anLobus
image Lokasi Fungsi
Lobus Frontal Lobus frontal, terletak di Emosi, perencanaan,
daerah otak sekitar dahi kreativitas, penilaian, gerakan
Anda. dan pemecahan masalah
dikendalikan di lobus frontal.
Lobus frontal dibagi lagi ke
dalam korteks prefrontal,
area premotor, dan area
motor
Cerebrum dibagi menjadi 4 bagian yang disebut lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut girus dan bagian lekukan yan
g menyerupai parit disebut sulcus. Ke-4 lobus tersebut yaitu :
5
ANATOMI OTAK
6
ANATOMI OTAK
8
Add an image
PATOFISIOLOGI
ETIOLOGI
1. Faktor Biologis
Banyak penelitian menjelaskan bahwa terdapat abnormalitas biologis pada pasien-pasien dengan ganggua
n mood. Gangguan mood ini disebabkan oleh adanya ketidaknormalan fungsi monoamine neurotransmitter, se
perti norepinefrin, dopamine, serotonin, dan histamine (Kaplan et al., 2010)
2. Amina Biogenik
Norephinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmitter yang paling berperan dalam patofisiologi gan
gguan mood.
10
ETIOLOGI
Norepinefrin
Hubungan norepinefrin dengan gangguan depresi berdasarkan penelitian dikatakan bahwa
penurunan regulasi atau penurunan sensitivitas dari reseptor α2 adrenergik dan penurunan re
spon terhadap antidepresan berperan dalam terjadinya gangguan depresi (Kaplan, et al, 2010).
Serotonin
Penurunan jumlah dari serotonin dapat mencetuskan terjadinya gangguan depres, dan beb
erapa pasien dengan percobaan bunuh diri atau megakhiri hidupnya mempunyai kadar cairan
cerebrospinal yang mengandung kadar serotonin yang rendah dan konsentrasi rendah dari upta
ke serotonin pada platelet (Kaplan, et al, 2010).
11
ETIOLOGI
12
ETIOLOGI
5. Abnormalitas Otak
Studi neuroimaging, menggunakan computerized tomography (CT) scan, positron-emission tom
ography (PET), dan magnetic resonance imaging (MRI) telah menemukan abnormalitas pada 4 are
a otak pada individu dengan gangguan mood. Area-area tersebut adalah korteks prefrontal, hip
pocampus, korteks cingulate anterior, dan amygdala. Adanya reduksi dari aktivitas metabolik da
n reduksi volume dari gray matter pada korteks prefrontal, secara partikular pada bagian kiri, dit
emukan pada individu dengan depresi berat atau gangguan bipolar (Kaplan, et al, 2010).
13
Add an image
Hipotesis
Amina
Biogenik
Patofisiologi Hipotesis
Hipotesis
Sensitivitas
Disregulasi s Reseptor
Hipotesis
Permisif
A. Hipotesis Amina Biogenik (Defisiensi Monoamin) (1/1
Hipotesis Amina Biogenik menyatakan bahwa depresi disebabkan karena kekurangan (defisiensi) senyawa
monoamin, terutama: noradrenalin dan serotonin. Antidepresan bekerja setidaknya pada salah satu monoa
mine. Karena itu, menurut teori ini depresi dapat dikurangi oleh obat yang dapat meningkatkan ketersediaan s
15
B. Hipotesis Sensitivitas Reseptor (1/1)
Hipotesis Sensitivitas Reseptor menyatakan bahwa depresi merupakan hasil perubahan patologis pa
da reseptor, yang diakibatkan oleh terlalu kecilnya stimulasi oleh monoamin. Saraf post-sinaptik akan m
emberikan respon bergantung terhadap besar-kecilnya stimulasi oleh neurotransmitter.
Jika stimulasi terlalu kecil, maka saraf akan menjadi lebih sensitif (supersensitivity) atau jumlah re
septor meningkat (up-regulasi). Jika stimulasi berlebihan, maka saraf akan mengalami desensitisasi a
tau down-regulasi.
Hipotesis Permisif menyatakan bahwa kontrol emosi diperoleh dari keseimbangan antara serotoni
n dan noradrenalin. Serotonin memiliki fungsi regulasi terhadap noradrenalin menentukan kondisi em
osi depresi atau manik. Teori ini mempostulatkan kadar serotonin yang rendah dapat menyebabkan (pe
rmit) kadar noradrenalin menjadi tidak normal sehingga dapat menyebabkan gangguan mood. Jika kada
r serotonin rendah, noradrenalin rendah maka terjadi depresi; jika kadar serotonin rendah, noradr
enalin tinggi terjadi manik.
Menurut hipotesis ini, meningkatkan kadar 5-HT (gen transporter serotonin) akan memperbaiki kondisi s
ehingga tidak muncul “bakat” gangguan mood.
(Sikawati, 2017).
17
D. Hipotesis Disregulasi (1/1)
18
Faktor Resiko (1/2)
1. Jenis Kelamin
Secara umum dikatakan bahwa gangguan depresi lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pr
ia. Pendapat-pendapat yang berkembang mengatakan bahwa perbedaan dari kadar hormonal wanita da
n pria, perbedaan faktor psikososial berperan penting dalam gangguan depresi mayor ini (Kaplan, et al,
2010).
Sebuah diskusi panel yang diselenggarakan oleh American Psychological Association (APA) menyatakan
bahwa perbedaan gender sebagian besar disebabkan oleh lebih banyaknya jumlah stres yang dihadapi
wanita dalam kehidupan kontemporer.
19
Faktor Resiko (2/2)
2. Umur
Depresi dapat terjadi dari berbagai kalangan umur. Serkitar 7,8% dari setiap populasi mengalami ganggu
an mood dalam hidup mereka dan 3,7% mengalami gangguan mood sebelumnya.
Depresi mayor umumnya berkembang pada masa dewasa muda, dengan usia rata-rata onsetnya adalah
pertengahan 20. Namun gangguan tersebut dapat dialami bahkan oleh anak kecil (Kaplan, et al, 2010)
3. Pengaruh Budaya
Dari pengaruh budaya ini, spekulasinya berfokus pada perubahan sosial dan lingkungan, seperti men
ingkatnya disintegrasi keluarga, konflik internal, serta meningkatnya angka kriminal yang disertai kek
erasan, seiring dengan kemungkinan pemaparan terhadap racun atau virus di lingkungan yang dapat
mempengaruhi kesehatan mental maupun fisik (Nevid et al, 2005).
20
Add an image
UJI KLINIS
Screening (1/2)
Skrining dilakukan kepada pasien yang terjangkit Major Depressive Disorder (MDD), telebih dengan pasien d
engan gejala somatik.
Skrining dilakukan dengan dengan ‘interview’ kepada pasien dengan metode skring ‘quick question’.
Pertanyaan yang diberikan diantaranya:
1. Apakah Anda kehilangan minat atau kesenangan dalam hal-hal yang biasanya Anda sukai?
2. Apakah Anda merasa sedih, rendah, rendah, depresi atau putus asa?
Depression should not be diagnosed or excluded solely on the basis of a PHQ-9 score.
Associated Document: Patient Health Questionnaire – 9 for more information (PDF, 41KB)
Assesment (3/3)
Dokter Anda mungkin menentukan diagnosis depresi berdasarkan:
Ujian fisik Dokter
Dalam beberapa kasus, depresi mungkin terkait dengan masalah kesehatan fisik yang mendasarinya.
Tes laboratorium
dokter Anda mungkin melakukan tes darah yang disebut penghitungan darah lengkap atau tes tiroid
Anda untuk memastikannya berfungsi dengan baik.
Evaluasi kejiwaan
gejala, pikiran, perasaan dan pola perilaku Anda. Anda mungkin diminta mengisi kuesioner untuk me
njawab pertanyaan-pertanyaan ini
DSM-5.
menggunakan kriteria depresi yang tercantum dalam Manual Diagnostik dan Statistik Mental Disorde
rs (DSM-5), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association
GEJALA
GEJALA
37
GEJALA
PERUBAHAN EMOSIONAL
Perubahan fisik – Kehilangan kesenangan
– Hilangnya minat
Kelelahan – Merasa sedih
Nyeri (terutama sakit kepala) – Pesimis
– Menangis
Gangguan tidur
– Putus asa
Penurunan nafsu makan – Cemas
Kehilangan minat seksual – Merasa bersalah
– Psikotik fitur (misalnya, halusinasi pe
Keluhan pada saluran pencernaan dan k ndengaran dan delusi)
ardiovaskular (terutama palpitasi) (Wells, 2012)
(Wells, 2012)
38
Tingkatan Depresi
Ringan Berat
FARMAKOTERAPI
TERAPI
Tujuan terapi episode depresi akut adalah untuk mengeliminasi atau mengurangi gejala depres
i,meminimalkan efek samping ,memastikan kepatuhan terhadap pengobatan,membantu penge
mbalian ke tingkat fungsi sebelum sakit dan mencegah episode depresi lebih lanjut.
(Sukandar.,dkk,2008).
41
Gejala Ibu 34 tahun
•Kesulitan untuk tidur dan sering b
Depresi tipe depresi
angun di tengah malam kronik ( Distimia /
•Nafsu makan berkurang pasca melahirkan)
•Merasa energi sedikit dan mudah Karena terdapat gejala
lelah
utama yaitu kehilangan
•Kehilangan ketertarikan
•Merasa sedih
ketertarikan pada
•Malas berkerja
suatu hal dan
munculnya perasaan
murung, sedih.
Di dalam kasus pasien
mengalami gejala
selama 3 bulan
42
Algoritma Terapi
43
44
Heterosiklik/Trisiklik
Mekanisme
Obat –obat ini menghambat ambilan kembali no
repinefrin dan serotonin Indikasi
Mengobati depresi endogen sedang
(Stringer, 2006) sampai berat yang berkaitan dengan
perubahan psikomotor dan fisiologis
Efek samping
seperti hilangnya nafsu makan dan
Aritmia dan blockade jantung, mengantuk, mulut gangguan tidur.
kering, pandangan kabur, konstipasi, dan retensi (Pionas,2018)
urin
(Pionas,2018)
45
Inhibitor MAO (Monoamin Oksidase)
Indikasi
Lebih jarang digunakan dibanding golongan trisiklik ataupun SSRI karena factor interaksi yang besar dengan maka
nan ataupun dengan obat lain.
Hanya digunakan pada pasien yang sulit diatasi dengan antidepresan lain karena kadang efek yang berlebihan
(Pionas,2018)
Mekanisme
Peran utama MAO adalah mengoksidasi senyawa – senyawa monoamin, termasuk norepinefrin, serotonin, dan do
pamin
Dengan memblok MAO, penghilangan senyawa monoamin tersebut dapat diperlambat
Efek Samping
Dapat menyebabkan krisis hipertensif fatal
(Stringer, 2006)
46
Atipikal Antipsikotik
Obat penenang antipsikotik digunakan untuk mengobati kondisi jiwa. Beberapa antipsikotik atipikal dise
tujui FDA untuk digunakan dalam pengobatan skizofrenia. Beberapa disetujui FDA untuk indikasi mania
akut, depresi bipolar, agitasi psikotik, pemeliharaan bipolar, dan indikasi lainnya. (Culpepper,2007)
Efek samping
Bertambah berat badan, pusing, hipotensi pustural, gejala ekstrapiramidal. (Pionas,2018)
Mekanisme
Mekanisme kerja untuk memblokir reseptor dalam jalur dopamin otak, tetapi antipsikotik atypicals berb
eda dari antipsikotik tipikal karena cenderung dapat menyebabkan gangguan ekstrapiramidal pada pasi
en, yang meliputi penyakit gerakan Parkinsonisme, kekakuan tubuh dan tremor tak terkontrol. Gerakan-
gerakan tubuh yang abnormal bisa menjadi permanen bahkan setelah antipsikotik dihentikan. (Culpepp
er,2007)
47
TERAPI FARMAKOLOGI
Add an image
48
Pemilihan Obat
Obat Golongan SSRI (Sertraline)
Tidak ditemukan dalam serum bayi
Dosis awal 50 mg setiap hari, da
pat meningkat dengan penambah Sedangkan Fluoxetin Dapat menye
an 50 mg setiap interval waktu. D babkan gejala kolik
osis maksimal 200 mg setiap hari.
(Depkes RI, 2006)
49
Electroconvulsive Ther
apy (ECT)
52
Deep Brain Stimulation (DBS) (1/2)
53
Deep Brain Stimulation (DBS) (2/2)
55
Magnetic Seizure Therapy (MST) (2/2)
56
Interpersonal psychotherapy
57
Cognitive Behavioral Therapy
58
Add an image
(drugs, 2018)
Indikasi : Depresi termasuk depresi yang timbul karena ansietas pada pasien deng
an atau tanpa riwayat mania, kelainan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive di
sorder), kelainan stres post-trauma (post traumatic stress disorder).
Kontraindikasi : hipersensitivitas komponen obat, penggunaan bersama dengan i
nhibitor monoamin oksidase (MAOIs) dan penggunaan bersama dengan pimozid
e.
(pionas, 2018)
61
Efek samping : takikardi, hipotensi postural, bingung, amnesia, perilaku agresif, psikosis,
pankreatitis, hepatitis, jaundice, kegagalan hati, iregular menstruasi, paraestesia, juga dil
aporkan terjadinya trombositopenia (belum ada bukti hubungan sebab akibatnya) (pion
as, 2018).
peringatan : tidak boleh diberikan kepada pasien dibawah 18 tahun (FDA hanya membe
rikan izin untuk pasien OCD)
Jika pasien lupa minum obat diberitahukan untuk minum sesegera mungkin tetapi jika s
udah hampir waktu untuk dosis selanjutnya maka dosis sebelumnya dilewati.
(drugs, 2018)
62
Hal-hal yang harus dihindari : alkohol, NSAIDs (termasuk parasetamol, ibuprofen,
aspirin), berkendara ( karena dapat mempengaruhi cara berpikir dan reaksi).
(drugs, 2018)
63
Add an image
MONITORING
Monitoring (1/1)
Pasien harus dipantau terhadap efek samping, teratasinya gejala yang dialami
sebelumnya, dan adanya perubahan pada fungsi sosial dan pekerjaan.
Pasien yang mendapatkan antidepresan trisiklik bersamaan dengan antihipert
ensi yang menghambat adrenergik harus dipantau tekanan darahnya secara t
eratur.
Pasien usia lebih dari 40 tahun harus menjalankan pemeriksaan EKG sebelum
memulai terapi antidepresan trisiklik, dan pemeriksaan EKG selanjutnya perlu
dilakukan secara berkala.
Pasien harus dipantau terhadap munculnya ide bunuh diri setelah pemberian
antidepresan.
Jika diberikan obat antidepresan dengan nama dagang yang berbeda dari seb
elumnya, pasien harus dipantau secara ketat terhadap kekambuhan atau kem
unculan kembali penyakit.
(Sukandar et al, 2013)
65
DAFTAR PUSTAKA
66
DAFTAR PUSTAKA
DiPiro, J., Talbert, R.L., Yee, G., Wells, B., dan Posey, L.M., 2015. Pharmacotherapy A Pathophysiolo
gic Approach Nineth Edition. New York : McGraw Hill Professional.
Kaplan H.I, Sadock B.J, Grebb J.A. 2010. Sinopsis Psikiatri, Jilid 2. Terjemahan: Widjaja Kusuma. Jak
arta: Binarupa Aksara
Nevid, S.F, Rathus, A.S., Greene, B. 2005. Psikologi Abnormal, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Ruhe HG, Mason NS, Schene AH. 2007. Mood is indirectly related to serotonin, norepinephrine,
and dopamine levels in human: a meta-analysis of monoamine depletion studies. Mol Psychiatr
y; 12:331-59.
Sikawati, Zullie. 2017. Depression. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
67
Daftar Pustaka
68
DAFTAR PUSTAKA
Guidelines and Protocols Advisory Committee. 2015. Major depressive disorder in adults:
diagnosis & management. Victoria : CB: Bcguidelines. ca.
Joseph Goldberg, MD., 2016. Tests Used to Diagnose Depressio. Available at.
https://www.webmd.com/depression/guide/depression-tests. (Diakses pada tanggal 27
Mei 2018)
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Keputusan Menteri Kesehatan Repub
lik Indonesia Nomor Hk.02.02/Menkes/73/2015 tentang Pedoman Nasional Pela
yanan Kedokteran Jiwa. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Daftar Pustaka
Depkes RI. 2006. PEDOMAN PELAYANAN FARMASI UNTUK IBU HAMIL DAN MENYUSUI. Jakarta: Depkes RI
Pionas. 2018. Antidepresan Trisiklik. Dapat di akses di
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-4-sistem-saraf-pusat/43-depresi/431-antidepresan-trisiklik-dan-sejenisnya [diak
ses pada 28 mei 2018]
Stringer. 2005. Basics Concept in Pharmacology : A Student’s Survival Guide 3th Ed. California : McGraw-Hill Comp
anies, Inc.
Sukandar.,dkk.2008. ISO Farmakoterapi 1. Jakarta: Isfi Penerbitan
Culpepper, L. (2007) A Roadmap to Key Pharmacologic Principles in Using Antipsychotics, Primary Care Companio
n To The Journal of Association of Medicine and Psychiatry 9(6) 444-454 Retrieved from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2139919/
70
Thank You!
Any Questions?