Anda di halaman 1dari 12

PERAWATAN SALURAN AKAR SATU KALI

KUNJUNGAN PADA GIGI INCISIVUS


DENGAN NEKROSIS PULPA TANPA LESI
PERIAPIKAL
Priti D Desai, Pathik P Patel, Khyati Sha,Pankaj N Patel

Annisa Nur Azizah- J530195028


INTRODUCTON
 Nekrosis pulpa adalah matinya jaringan pulpa, sebagian atau
seluruhnya, yang dapat terjadi karena inflamasi maupun
trauma. Nekrosis dapat disebabkan karena bakteri, trauma,
iritasi dari bahan bahan restorasi maupun inflamasi pulpa yang
berlanjut.
 Perawatan yang bisa dilakukan untuk gigi yang mengalami
nekrosis yaitu dengan perawatan saluran akar.
 Perawatan saluran akar dilakukan untuk mencegahmasuknya
mikro-organisme ke dalam saluran akarmelalui koronal,
mencegah multiplikasi mikroorganisme yang tertinggal,
mencegah masuknya cairan jaringan ke dalam pulpa melalui
foramen apikal karena dapat sebagai media bakteri,
danmenciptakan lingkungan biologis yang sesuai untukproses
penyembuhan jaringan.
 Indikasi dilakukan perawatan saluran akar antara lain:
1. gigi dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada gigi vital,
nekrosis sebagian maupun gigi sudah nonvital
2. kelainan jaringan periapeks pada gambaran radiografi kurang dari
sepertiga apeks
3. mahkota gigi masih bisa direstorasi dan berguna untuk keperluan
prostetik
4. gigi tidak goyang dan periodonsium normal

5. foto ronsen menunjukan resorpsi akar tidak lebih dari sepertiga


apikal, tidak ada granuloma
 Kontraindikasi

1. fraktur akar gigi yang vertical

2. Gigi tidak dapat lagi dilakukan restorasi

3. kerusakan jaringan periapikal melibatkan lebih dari sepertiga panjang


akar gigi
4. resorbsi tulang alveolar melibatkan setengah dari permukaan akar
gigi
5. kondisi sistemik pasien, seperti diabetes melitus yang tidak terkontrol
TRIAS ENDODONTIK
1. Cleaning
Pembersihan saluran akar atau debridement merupakan proses
pembuangan iritan dari sistem saluran akar. Tujuannya adalah
untuk membasmi iritan tersebut. Iritan-iritan tersebut adalah
bakteri, produk samping bakteri, jaringan nekrotik, debris
organik, darah, dan kontaminan lain. Teknik pembersihan
saluran akar dengan cara instrumen berkontak pada dinding
saluran akar dan membersihkan secara mekanis dinding
saluran akar untuk melepas debris. Selanjutnya, bahan irigasi
secara kimiawi akan melarutkan sisa-sisa zat organik dan
menghancurkan mikroorganisme dan kemudian bahan irigasi
ini akan membersihkan semua debris darirongga saluran akar
dan akhirnya akan membebaskan saluran akar dari iritan
2. Shaping
Preparasi saluran akar yang ideal meliputi 4 tahap, yaitu:
a. menentukan arah saluran akar

b. membersihkan saluran akar (cleaning)

c. membentuk saluran akar (shaping)

d. preparasi daerah apikal.

Selama proses preparasi saluran akar dilakukan irigasi untuk


membersihkan sisa jaringan pulpa, jaringan nekrotik dan serbuk
dentin. Tujuan irigasi saluran akar yaitu:
e. mengeluarkan debris

f. melarutkan jaringan smear layer


g. Antibakteri

h. sebagai pelumas.

Terdapat beberapa teknik preparasi saluran akar, diantaranya teknik


standar, teknik crown down, dan teknik step back
3. Filling
Tujuan pengisian adalah untuk menutup saluran akar secara tiga
dimensi dengan bahan yang kompatibel dari kamar pulpa
sampai ke apeks.19 Bahan pengisi saluran akar terdiri atas
material obturasi inti yang akan mengisi ruang saluran akar dan
ditambah dengan siler saluran akar. Material obturasi inti
biasanya berupa material solid dan semisolid (bentuk pasta atau
bentuk yang lunak). Material solid lebih banyak keuntungannya
dibandingkan dengan material semisolid (pasta). Keunggulan
utama material solid adalah material ini dapat dikendalikan
panjangnya, mempunyai kemampuan beradaptasi pada
ketidakteraturan saluran akar dan menciptakan kerapatan yang
adekuat.
CASE REPORT
 Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke Klinik
Spesialis Konservasi Gigi dengan keluhan tambalan gigi
depan kanan ingin diperbaiki.
 Dari hasil anamnesis diketahui bahwa ada riwayat terjatuh
dari sepeda motor sekitar enam bulan yang lalu, kemudian
ditambal oleh tukang gigi. Pada awal terjatuh ada rasa nyeri
dan kemudian hilang.
 Pemeriksaan klinis: gigi 11 fraktur lebih dari setengah
mahkota, lalu ditambal dengan self curing acrylic (Gambar
1A).
 Pemeriksaan obyektif: gigi 11 tes dingin, palpasi, perkusi,
tekan dan mobilitas (-).
 Pemeriksaan radiologis memperlihatkan jaringan sekitar gigi
11 normal, tidak tampak kelainan periapikal (Gambar 1B).
 Dx/ gigi 11 adalah nekrosis pulpa tanpa lesi periapikal.

 Prognosis baik karena kebersihan mulut pasien baik, pasien


cukup kooperatif dan tidak dicurigai adanya kelaianan
sistemik serta follow up dapat dilakukan dengan baik.
 Tp/ perawatan saluran akar satu kali kunjungan, dengan
pertimbangan bentuk akar lurus, tidak ada lesi periapikal,
dan tidak ada keluhan nyeri.
TATA LAKSANA KASUS
1. Pertama tama tambalan lama dibuang kemudian kamar pulpa dibersihkan, dilakukan
ekstirpasi, irigasi dengan NaOCl 2,5%.
2. Pengukuran panjang kerja. Panjang kerja (21 mm) ditentukan dengan file awal no.10
menggunakan apex locator.
3. Preparasi saluran akar dengan teknik crown down sesuai panjang kerja menggunakan
jarum ProTaper hand use dan glyde. Preparasi saluran akar dimulai dengan jarum
ukuran Sx, Si, S2, F1-F5. Setiap pergantian jarum dilakukan irigasi dengan NaOCl
2,5%.
4. Setelah irigasi terakhir, saluran akar dikeringkan dengan menggunakan paper point.
Setelah itu dilakukan foto coba sesuai panjang kerja menggunakan gutaperca nomor
F5. Hasil radiografis terlihat panjang gutaperca sesuai dengan panjang kerja, lalu
dilakukan irigasi ulang menggunakan NaOCl 2,5%, dan irigasi terakhir menggunakan
EDTA 17% kemudian saluran akar dikeringkan dengan menggunakan paper point.
5. Saluran akar diisi dengan sealer endomethason menggunakan jarum lentulo yang
digerakkan oleh contra angle low speed dengan arah yang berlawanan jarum jam dan
bahan pengisi guta percha nomor F5 dimasukkan ke dalam saluran akar (Gambar
2A). Pengisian dilakukan dengan teknik single cone. Gutta percha kemudian dipotong
dengan menggunakan ekskavator panas pada daerah orifisium.
6. Di atasnya diberi lapisan glass ionomer. Pasien diminta untuk kembali satu minggu
kemudian untuk foto kontrol (Gambar 2B) dan dilakukan penambalan komposit kelas
IV dengan menggunakan pasak fiber (Gambar 3A dan B).
PEMBAHASAN
 Pemilihan perawatan saluran akar satu kali kunjungan pada kasus ini, dengan
pertimbangan diagnosis gigi 11 adalah nekrosis pulpa tanpa gejala klinis dan
kelainan periapikal. Dari gambaran radiografis terlihat anatomi saluran akar
normal dengan akar tunggal dan gigi dapat direstorasi dengan baik, dan karena
faktor kesibukannya pasien menginginkan perawatan saluran akar dengan satu
kali kunjungan.
 Indikasi perawatan saluran akar satu kali kunjungan:

1. pulpa terbuka karena trauma iatrogenik tanpa lesi periapikal

2. pulpitis ireversibel tanpa lesi periapikal

3. gigi nekrosis tanpa gejala-gejala klinis dan lesi periapikal

4. bentuk saluran akar yang normal pada saluran akar tunggal.


 Kontra indikasi perawatan saluran akar satu kali kunjungan:

1. saluran akar yang tidak dapat kering karena adanya eksudat aktif yang terus
keluar melalui saluran akar,
2. periodontitis akut dengan rasa nyeri pada saat diperkusi dan pasien dengan
kelainan sendi temporomandibula (STM) karena dapat meningkatkan stres pada
daerah STM akibat membuka mulut terlalu lama
 Keuntungan perawatan saluran akar satu kali kunjugan :
1. dapat mengurangi jumlah kunjungan, operator dapat melakukan preparas akses,
negosiasi saluaran akar, preparasi dan pengisian dalam waktu yang sama sehingga
dapat mengurangi kemungkinan kesalahan atau kesulitan mencari kembali saluran
akar bila dibandingkan dengan perawatan saluran akar kunjungan ganda,
2. mengurangi ketakutan dan kecemasan pasien, gigi dapat segera direstorasi
sehingga mengurangi resiko fraktur, mengurangi rasa nyeri yang timbul pada saat
perawatan kebanyakan flare up disebabkan karena adanya kebocoran tumpatan,
dan biaya lebih ekonomis.
 Kerugian perawatan satu kali kunjungan

1. melelahkan pasien karena membuka mulut dalam jangka waktu yang cukup lama,

2. bila terjadi flare up pada perawatan kunjungan ganda lebih mudah dilakukan
drainase
3. tidak semua kasus dapat dilakukan dengan perawatan endodontik satu kali
kunjungan bila terjadi perdarahan atau terdapat eksudat menjadi sulit untuk
mengontrol dan menyelesaikan pada kunjungan yang sama,
4. tidak dapat dilakukan untuk kasus-kasus sulit misalnya akar yang bengkok,
adanya kalsifikasi, atau adanya saluran ganda.
 Larutan irigasi yang digunakan pada perawatan ini adalah NaOC1 2,5%. Larutan
NaOCl mampu membersihkan sistem saluran akar yang telah dibentuk, memiliki
efek melarutkan serpihan dentin dan jaringan pulpa, bersifat antimikroba serta
sebagai lubrikan. Dalam perawatan endodontik NaOCl umumnya digunakan
dengan konsentrasi 0,5-5,25%; pada laporan kasus ini digunakan larutan NaOC1
2,5%. Natrium hipoklorit merupakan antimikroba yang efektif, karena mampu
membunuh Enterococcus, Actinomyces, C.albicans, dan mikroorganisme lain yang
sulit dihilangkan dalam saluran akar
 Dilakukan teknik preparasi saluran akar crown down pressureless dengan tujuan
tetap mempertahankan penyempitan apikal dan bentuk saluran akar yang taper, dan
mencegah pecahnya dinding saluran akar. Selanjutnya saluran akar diisi secara
single cone dengan menggunakan gutta percha point protaper dengan pertimbangan
untuk menyesuaikan preparasi yang telah dilakukan. Gutta percha dimasukkan ke
dalam saluran akar dan dapat menutup dengan rapat ke arah lateral maupun apikal,
tahan kelembaban, tidak mudah larut, radiopak, tidak mengiritasi jaringan
periapikal, tidak menyebabkan perubahan warna, stabil dan mudah disterilkan.
 Obturasi saluran akar menggunakan sealer endomethasone karena memiliki
kemampuan sebagai antimikroba, juga mengandung efek anti-inflamasi sehingga
dapat membantu penyembuhan bila ada kelainan di periapikal. Pemakaian sealer
diharapkan dapat meningkatkan kerapatan pada saat pengisian saluran akar.

Anda mungkin juga menyukai