Anda di halaman 1dari 15

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR

19 TAHUN 2019 TENTANG KOMISI


PEMBERANTAS KORUPSI TERHADAP
INDEPEDENSI KOMISI PEMBERANTAS
KORUPSI DALAM PENANGANAN TINDAK
PIDANA KORUPSI
Dwi Fitri Annisa’ F. Savira Hardiyanti
196010100111012 196010100111028
LATAR
BELAKANG
 KPK Sebagai Lembaga Negara
 Tujuan Pembentukan KPK
 Revisi UU KPK Nomor 19 Tahun 2019 Tentang
Komisi Pemberantasan Korupsi
 Independensi KPK
 Dewan Pengawasan KPK
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana implementasi Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2019 tentang KPK?
2. Bagaimana meningkatkan kinerja KPK dalam
pelaksanaan tugas dan wewenangnya dalam
permberantasan tindak pidana korupsi?
TUJUAN
PENELITIAN
1. Mengetahui, memahami, dan menganalisa
terkait implementasi Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2019 tentang KPK.
2. Memberikan saran terkait meningkatkan
kinerja KPK dalam pelaksanaan tugas dan
wewenangnya dalam permberantasan tindak
pidana korupsi.
MANFAAT
PENULISAN
a. Sebagai referensi para akademisi dalam melakukan penelitian dan
sebagai tolak ukur dalam mengambil suatu kesimpulan pada suatu
karya ilmiah.
b. Sebagai sumber dan bahan masukan bagi para penulis lain dalam
menggali atau melakukan penelitia yang berhubungan dengan KPK.
c. Sebagai sumber ilmu atau sumber bacaan bagi para mahasiswa yang
tertarik dengan kelembagaan negara atau KPK.
METODE pendekatan dilakukan dengan peraturan

PENELITIAN
perundang-undangan, menganalisis
undang-undang nomor 19 tahun 2019

Jenis penelitian yang digunakan yaitu Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi

penelitian hukum normatif atau (Legal serta putusan Mahkamah Konstitusi (MK)

research) yang merupakan penelitian hukum dengan mencari kejanggalan pasal-pasal

yang meletakkan hukum sebagai bagian dari yang ada

asas-asas, norma, kaidah dari suatu Pendekatan ini dilakukan dengan cara

peraturan perundang- undangan, putusan mengkaji semua peraturan yang ada dan

pengadilan, perjanjian, serta doktrin para melakukan analisis normatif terhadap

sarjana beberapa peraturan perundang-


undangan maaupun putusan pengadilan
KERANGKA
TEORITIK
a. Teori Negara Hukum
b. Teori Lembaga Negara
c. Teori Konfigurasi Politik
DEFINISI
KONSEPTUAL
PEMBAHASAN
1. Implementasi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 Tentang Komisi Pemberantasan
Korupsi Beberapa pasal menjadi pokok permasalahan, antaranya :

a. Pasal 12 B
b. Pasal 21 ayat (1) huruf a
c. Pasal 37B ayat (1) huruf b Terkait Dewan Pengawas

d. Pasal 38
e. Pasal 47ayat (1) dan ayat (2)
• tujuan utama dibentuk lembaga independen dan tidak ada intervensi dari pihak lainnya (KPK)
dalam rangka mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah
• Penjelas terkait dewan pengawas yang dimaksud masih dinilai sangat sedikit dapat dikatakan
sebagai dewan misterius
• Kewenangan berlebihan yang diberikan terhadap dewan pengawas terkait penyadapan,
penggeledahan dan penyitaan
• Telah dilakukan upaya yudicial review namun pada akhirnya Mahkamah Konstitusional
menolak permohonan tersebut.
2. Meningkatkan kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi dalam melaksansanakan tugas dan
wewenangnya dalam pemberantasan tindak pidana korupsi
Kendala Peningkatan Kerja KPK
a. Kendala teknis, yaitu adanya kesulitan dalam hal mendapatkan kekuatan alat bukti berupa keterangan
saksi
b. Kendala sumber daya manusia (SDM), dimana penyidik berintegritas di KPK sangat sedikit
c. Kendala politis atau lainnya, hal ini terjadi dalam beberapa kasus kasus yang telah ditetapkan
tersangkanya tetapi belum jelas kapan disidangkannya

a. Tidak hanya melalui KPK dalam memberantas tindak pidana korupsi namun masyarakat dapat membantu
b. LSM merupakan salah satu komunitas masyarakat sipil yang menjadi pusat perhatian yang biasanya
membawa misi penguatan dan pemberdayaan masyarakat di luar negara dan sektor swasta, yang
merupakan substansi gugatan dan praktik hidup masyarakat sipil
c. Sinergi pemberantasan korupsi oleh kepolisian serta kejaksaan
KESIMPULAN
DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan implementasi Undang-undang Nomor 19 tahun 2019 tentang
Komisi Pemberantasan Korupsi tidak berlangsung secara optimal. Artinya beberapa pasal-pasal didalamnya
masih memiliki kekaburan serta hilangnya independensi KPK dalam melaksanakan tugas dan wewenanganya.
Pembentukan dewan pengawas bagi KPK, dinilai bukanlah urgensi yang kemudian menjadikan opini buruk di
masyarakat. Tanpa adanya independensi dan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap KPK dapat
mengakibatkan kemungkinan buruk seperti pembubaran lembaga negara penunjang.
SARAN
Saran dari kami yaitu diharapkan agar KPK dalam melaksanakan tugas, wewenang,
maupun fungsinya dengan baik dan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat. Selain
itu diharapkan bagi dewan pengawas agar independen serta tidak ada intervensi dari luar
KPK, selain itu memberikan dukungan yang maksimal terhadap KPK
• Dewan pengawas yang dibentuk harus dalam rangka memberikan support terhadap
KPK dan tidak dapat dipengaruhi intervensi pihak di luar KPK
• Bantuan masyarakat dengan cara inisiatif memperjuangkan keadilan, seperti melalui
LSM dan lainnya

Anda mungkin juga menyukai