Anda di halaman 1dari 16

CEDERA OTAK

Muhammad Hilmy, S.Ked

K1A1 14 028

Pembimbing :

dr. Happy Handaruwati, M. Kes., Sp.S

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT SARAF


RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI BAHTERAMAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALUOLEO
2020 Your Logo
PENDAHULUAN

Cedera otak masih merupakan problem yang banyak


dihadapi di Indonesia dan masih menjadi penyebab utama
dari kecacatan, kematian dan biaya tinggi.

Patogenesis cedera kepala mencakup cedera primer dan


sekunder.

Efek samping dari cedera otak dapat bersifat kognitif,


psikososial (psikologis, emosional, dan sosial) dan fisik.
PENGERTIAN

Cedera kepala disebabkan oleh :


• Kecelakaan lalu lintas
• Jatuh
• Trauma benda tumpul
• Kecelakaan kerja
• Kecelakaan rumah tangga
• Kecelakaan olahraga
• Trauma tembak dan pecahan bom
ANATOMI

Spatium Meningeales :

1. Spatium epidural

2. Spatium subdural

3. Spatium subarachnoidea
ANATOMI

Tiga bagian besar dari encephalon adalah brain stem, cerebellum dan cerebrum

• Encephalon dalam pertumbuhannya membentuk


prosencephalon, mesencephalon dan
rhombencephalon.
• rhombencephalon  myelencephalon dan
metencephalon.
• Prosencephalon  telecephalon dan diencephalon.
EPIDEMIOLOGI
Di USA kejadian cedera otak traumatika setiap
tahun diperkirakan mencapai 500.000 kasus, dan  Delapanpuluh persen dari penderita
10% diantaranya meninggal sebelum sampai di yang sampai di rumah sakit
rumah sakit. dikelompokkan sebagai cedera otak
traumatika ringan, 10% termasuk
cedera otak traumatika sedang dan
10% sisanya adalah cedera otak
traumatika berat. Lebih dari 100.000
orang, menderita berbagai tingkat
kecacatan akibat cedera otak
traumatika setiap tahunnya di USA

Di Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin (RSHS)


Bandung tahun 2011, kejadian cedera otak
traumatika 2.509 kasus yang terdiri atas
1.856 (74%) cedera otak traumatika ringan,
438 (17%) cedera otak traumatika sedang,
dan 215 (9%) cedera otak traumatika berat.
ETIOLOGI

Penyebab terjadinya cedera kepala termasuk kecelakaan lalulintas,


kekerasan/pemukulan, jatuh, cedera olahraga, dan kecelakaan industri.
Beragam faktor mempengaruhi terjadinya cedera kepala serius.
Sebagai contoh, intoksikasi alkohol terlibat pada setangah dari semua
kasus fatal dalam kecelakaan lalulintas
KLASIFIKASI
Klasifikasi secara klinis TBI dikelompokkan berdasarkan
skor Glasgow Coma Scale (GCS) :
 Ringan (GCS 14-15)
 Sedang (9-13)
 Berat (3-8)
Berdasarkan morfologinya,
cedera kepala dapat dibagi
menjadi: Hematoma epidural Hematoma subdural
 Hematoma Epidural
 Hematoma Subdural
 Hematoma intraserebral
 Perdarahan subaraknoid
 Contutio serebri
 Commotion serebri
 Diffuse Axonal Injury (DAI)

Perdarahan intraserebral Perdarahan subaraknoid3


PATOGENESIS
Cidera otak traumatis
dapat disebabkan oleh
mekanisme tumpul dan
penetrasi. Jatuh (35%)
dan tabrakan kendaraan Kerusakan jarigan & Gangguan autoregulasi CBF
bermotor (17%) adalah
penyebab yang paling
umum Akumulasi asam laktat, ↑ permeabilitas membran sel
 edema

Cedera Met anaerob ≠ kebutuhan otak  ↓ATP


Primer
Kegagalan pompa ion yang bergantung pada ATP

Cedera Depolarisasi membran berlanjut, eksitoksisitas,


Sekunder Aktivasi saluran Ca++ dan Na+

Inflamasi, kaskade apoptosis  kematian sel


DIAGNOSIS
Penilaian : jalan napas, perlindungan tulang belakang leher, pernapasan, sirkulasi, kontrol
perdarahan yang diikuti oleh GCS

• ANAMNESIS • PEMERIKSAAN FISIS UMUM


a. Identitas pasien (Breath, Blood, Brain, Bowel, Bladder,
b. Keluhan utama Bone)
c. Mekanisma trauma
• PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
d. Waktu dan perjalanan trauma
Kesadaran, Saraf kranial (II,III, VII perifer),
e. Pernah pingsan atau sadar setelah Motoris, Sensoris, Autonom
trauma
f. Amnesia retrograde atau antegrade
g. Keluhan:Nyeri kepala seberapa berat,
penurunan kesadaran, kejang, vertigo
h. Riwayat mabuk, alkohol, narkotika,
pasca operasi kepala
i. Penyakit penyerta
PEMERIKSAAN Glasgow Coma Scale Score DIAGNOSIS
Eye Opening

NEUROLOGI Spontaneous 4
To Speech 3
To Pain 3
None 1
Verbal Score
Oriented Conversation 5

Berat : GCS 3-8 Confused Conversation 4


Sedang : GCS 9-12 Inappropriate Words 3
Ringan : GCS 13-15 Incomprehensible Sounds 2
No vocal sounds 1
Motor Score
Obeys Commands 6
Localized Pain 5
Flex/Withdraw to Pain 4
Abnormal Flexion to Pain 3
Extension to Pain 2
No Movement 1
Total Score: 3 to 15
DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG :

1. Foto Polos Kepala Indikasi CT-scan:


1) Mata hanya membuka bila ada rangsang sakit (nilai GCS
2. CT-Scan kepala
<12).
3. MRI 2) Terdapat penurunan kesadaran (nilai GCS <14) dan tidak
membaik dalam 1 jam setelah diobservasi ataupun 2 jam
setelah trauma.
3) Terdapat fraktur atau depresi pada dasar tengkorak atau
trauma penetrasi.
4) Terdapat penurunan kesadaran atau tanda defisit neurologi
baru.
5) Kesadaran penuh (GCS 15), tanpa fraktur, tetapi nyeri
kepala berat dan persisten, terdapat setidaknya 2 kali
muntah pada selang waktu yang berbeda.
6) Ada riwayat gangguan pembekuan darah (seperti
menggunakan obat antikoagulan) dan penurunan kesadaran,
amnesia, dan tampak gejala defsit neurologi.
PENATALAKSANAAN
Manajemen Umum
a. Suplementasi oksigen SpO2 <90%
b. Pembebasan jalan napas
c. Semua pasien dengan cedera kepala
dianggap memiliki cedera tulang Manajemen Spesifik
belakang leher hingga terbukti
sebaliknya, sehingga harus
menggunakan neck collar. a. Survei Primer: Airway, Breathing,
d. Kristaloid isotonik Circulating dengan control perdarahan,
Disability (evaluasi neurologis)
b. Survei sekunder (head to toe)

TERAPI NUTRSI &


OSMOTERAPI ANTIKONVULSAN ANTIBIOTIK
CAIRAN REHABILITASI
PENATALAKSANAAN Indikasi Operasi
1. EDH :
- perdarahan > 40 cc, midline shift pada daerah temporal, frontal, parietal
dengan fungsi batang otak masih baik
-perdarahan > 30 cc, pada daerah fossa posterior dengan tanda-tanda
penekanan batang otak atau hidrosefalus dengan fungsi batang otak masih
baik
- EDH progresif
2. SDH : Perdarahan luas > 40 cc, midline shift > 5 mm, GCS > 6, fungsi
batang otak masih baik
3. ICH: Penurunan kesadaran progresif, perburukan defisit neurologis,
hipertensi dan bradikardi serta gangguan napas (cushing reflex)
4. Fraktur Kranii terbuka (pencegahan infeksi intra-kranial)
5. Edema serebri berat yang ditandai dengan tanda peningkatan TIK
PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI

PROGNOSIS KOMPLIKASI
1. Kardiovaskular (perubahan EKG)
Tergantung berat-ringannya cedera kepala yang
2. Respirasi (gagal napas)
terjadi. Mortalitas evakuasi hematoma epidural
3. Hematologi ( disfungsi koagulasi)
adalah 10%, Perdarahan epidural, subdural dan
4. Psikiatri (depresi, PTSD, gangguan kecemasan umum, OCD)
intraserebral mempunyai hasil yang lebih buruk jika
5. Endokrin
disertai perdarahan subaracnoid
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai