Bab 05
Bab 05
Dividen (t+1)
P = --------------------
ks – g
Jika kedua sisi dibagi dengan E (earning per-lembar), dan
karena dividen pada tahun pertama sama dengan dividen
tahun 0 × (1 + g), kita akan memperoleh,
P/E = [ Dividen 0 (1 + g) / (ks – g) ] × 1/E
Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah tingkat
pertumbuhan, ks (tingkat keuntungan yang disyaratkan),
dividen pada tahun awal.
Semakin tinggi tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, akan
semakin tinggi pengurang pada pembagi di atas, berarti
angka pembagi akan semakin kecil. Maka angka PER
akan semakin tinggi. Prediksi semacam itu nampaknya
didukung oleh kenyataan empiris.
Tingkat keuntungan (ks) yang disyaratkan tergantung dari
risiko. Semakin tinggi risiko, semakin tinggi tingkat
keuntungan yang disyaratkan. Semakin tinggi ks, maka
pembagai akan semakin besar, yang mengakibatkan
semakin kecilnya PER.
Faktor terakhir adalah dividen. Dengan menganggap faktor
lain konstan, perusahaan yang membayar dividen tinggi
akan mempunyai PER yang tinggi juga.
3. Saham Preferen
Saham preferen mempunyai karakteristik gabungan antara
karakteristik saham dengan obligasi. Saham preferen
membayarkan dividen (mirip seperti saham), tetapi
dividen tersebut dibayar tetap berdasarkan persentase
tertentu dari nilai nominal saham preferen. Tetapi ada
perbedaan lain. Karena dividen yang dibayarkan,
perusahaan tidak mempunayi kewajiban untuk
membayarkan dividen tersebut. Jika perusahaan gagal
membayarkan dividen, maka perusahaan tidak bisa
dibangkrutkan. Hal semacam itu berbeda dengan
obligasi. Pada obligasi, jika perusahaan tidak bisa
membayar bunga, maka perusahaan dibangkrutkan.
Meskipun demikian, dividen saham preferen biasanya
harus dibayarkan jika perusahaan membayarkan
dividen untuk pemegang saham biasa.
Formula untuk menghitung harga saham preferen adalah
PV = ( D / kp) ……… (9)
dimana PV = Harga saham preferen
D = Dividen saham preferen
kp = tingkat keuntungan yang
disyaratkan untuk saham preferen
4. Penilaian Suatu Perusahaan[1]
Pembicaraan sebelumnya memfokuskan konsep penilaian
untuk surat berharga. Meskipun demikian, konsep
penilaian juga bisa dilakukan, dan sering dilakukan,
untuk menilai aset lainnya. Sebagai contoh, jika manajer
keuangan ingin mengakuisisi (membeli) perusahaan lain,
maka dia harus mengajukan harga penawaran. Untuk
mengajukan harga penawaran tersebut, akan lebih baik
jika ia mengetahui harga atau nilai yang pantas
(seharusnya) untuk perusahaan tersebut.