TUTORIL 2
Kelompok 4
SKENARIO 3
Ibu Ria membawa anak laki-lakinya yang berusia 4 tahun ke Poliklinik KIA. Menurut Ibu Ria,
anaknya menangis saat buang air kecil (BAK), saat ditanya anaknya mengeluh nyeri saat air
seninya keluar. Keluhan ini baru pertama kali dialami, sejak 5 hari yang lalu. Selain itu, anak
jadi sering mengompol meskipun sebelumnya sudah tidak pernah lagi, dan juga mengeluh sakit
perut. Keluhan disertai demam. Serta menurut Ibu Ria, air seni anaknya berwarna kekuningan
seperti teh pekat dan keruh. Pada pemeriksaan didapatkan tinggi badan 100 cm, berat badan 17
Kg, tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 112 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, suhu
badan 37,8 ̊C. Pada pemeriksaan genitalia eksterna, tampak jenis kelamin pasien perempuan,
tampak ada tanda-tanda radang. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Dari pemeriksaan
penunjang pemeriksaan urin yang dianjurkan dokter, didapatkan warna kuning, pH 6, berat jenis
1,020, nitrit (+), protein (+1), glukosa (-), keton (+1), bilirubin (+1), urobilinogen (+1). Pada
pemeriksaan sedimen urin didapatkan leukosit (+16-20), eritrosit (+25-30), epitel (+16-20),
tidak ada Kristal dan silinder positif.
LEARNING OBJECTIVE
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi ISK pada anak
2. Mahasiswa mampu menjelaskan epidemiologi ISK pada anak
3. Mahasiswa mampu menjelaskan etiopatogenesis ISK pada anak
4. Mahasiswa mampu menjelaskan Alur penegakkan diagnosis ISK pada anak
5. Mahasiswa mampu menjelaskan Diagnosis dan DD ISK pada anak
6. Mahasiwa mampu menjelaskan Tatalaksana ISK pada anak
7. Mahasiswa mampu menjelaskan Komplikasi ISK pada anak
8. Mahasiswa mampu menjelaskan Prognosis ISK pada anak
1. DEFENISI ISK PADA ANAK
Infeksi saluran kemih perlu dicurigai pada anak dengan gejala demam karena ISK
merupakan penyakit infeksi yang sering ditemukan pada anak selain infeksi saluran nafas
akut dan infeksi saluran cerna. infeksi saluran kemih (ISK) didefinisikan dengan tumbuh
dan berkembang biaknya bakteri atau mikroba dalam saluran kemih dalam jumlah
bermakna. Pada anak, gejala klinis ISK sangat bervariasi, dapat berupa ISK asimtomatik
hingga gejala yang berat yang dapat menimbulkan infeksi sistemik.
2. EPIDEMIOLOGI ISK PADA ANAK
Di Indonesia, ISK merupakan penyakit yang relatif sering pada semua usia mulai dari bayi
sampai orang tua. Semakin bertambahnya usia, insidensi ISK lebih banyak terjadi pada
perempuan dibandingkan laki-laki karena uretra wanita lebih pendek dibandingkan laki-laki .
Menurut data penelitian epidemiologi klinik melaporkan 25%-35% semua perempuan dewasa
pernah mengalami ISK. National Kidney and Urology Disease Information Clearinghouse
(NKUDIC) juga mengungkapkan bahwa pria jarang terkena ISK, namun apabila terkena dapat
menjadi masalah serius Infeksi saluran kemih (ISK) diperkirakan mencapai lebih dari 7 juta
kunjungan per tahun. Sekitar 40% wanita akan mengalami ISK setidaknya sekali selama
hidupnya, dan sejumlah besar perempuan ini akan memiliki infeksi saluran kemih berulang .
Prevalensi pada lanjut usia berkisar antara 15 sampai 60%, rasio antara wanita dan laki-laki
adalah 3 banding 1. Prevalensi muda sampai dewasa muda wanita kurang dari 5% dan laki-
laki kurang dari 0,1%. ISK adalah sumber penyakit utama dengan perkiraan 150 juta pasien
pertahun diseluruh dunia
3. ETIOPATOGENESIS ISK PADA ANAK
Virus
bakteri, Jamur
ETIOLOGI
ETIOLOGI
Infeksi saluran kemih disebabkan berbagai jenis mikroba, seperi bakteri, virus, dan jamur.
Penyebab ISK paling sering adalah bakteri Escherichia coli. Bakteri lain yang juga menyebabkan ISK
adalah Enterobacter sp, Proteus mirabilis, Providencia stuartii, Morganella morganii, Klebsiella
pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus , Streptococcus faecalis, dan bakteri lainnya.
Bakteri Proteus dan Pseudomonas sering dikaitkan dengan ISK berulang, tindakan instrumentasi, dan
infeksi nosokomial.
Bakteri patogen dengan virulensi rendah maupun jamur dapat sebagai penyebab ISK pada pasien dengan
imunokompromais.
Infeksi Candida albicans relatif sering sebagai penyebab ISK pada imunokompromais dan yang mendapat
antimikroba jangka lama.
4. DIAGNOSIS ISK
Gambaran Klinis
Sangat bervariasi mulai dari tanpa gejala
hingga menunjukkan gejala yang sangat
berat. Gejala yang sering timbul ialah
disuria, polakisuria, dan sulit kencing
yang biasanya terjadi bersamaan, disertai
nyeri suprapubik dan daerah pelvis.
4. DIAGNOSIS ISK
Anamnesis
identitas pasien
keluhan utama. :
• keluhan utama pada pasien dengan ISK baik pada anak maupun orang dewasa, tergantung
letak atau posisi infeksi berada pada ISK atas, keluhan utamanya adalah demam dan nyeri
pinggang. anak sering menangis dan menunjuk ke arah pinggang.
• ISK bawah, keluhan utamanya adalah disuria disertai nyeri berkemih. pada SK, pasien
datang dengan keluhan utama yakni nyeri saat berkemih tanyakan: onset, frequensi, faktor
yang memperingan dan memperberat.
4. DIAGNOSIS ISK
Anamnesis
• keluhan penyerta
keluhan penyerta yang dapat dirasakan oleh anak yakni, adanya nyeri perut, sangat sering BAK,
enerusis, demam yang ringan hingga sedang, dan bahkan adanya BAK dengan mengedan (urgency)
• riwayat kebiasaan
untuk ISK pada anak, tanyakan pada orang tua terkait riwayat kebiasaan pasien. apakah pasien
sering mandi dengan bubble bath, penggantian popok yang jarang, apakah pakaian dalam anak
berukuran lebih kecil, sering menggunakan pengharum atau lotion bersifat iritatif.
4. DIAGNOSIS ISK
Anamnesis
riwayat penyakit
pada anak, jarang adanya riwayat penyakit, namun paling sering terjadi pada anak lelaki yang
belum disirkumsisi, sehingga terjadi penumpukkan bakteri yang akan menjalan ascendens ke
saluran kemih. atau dapat terjadi pada anak dengan DM tipe 1.
• palpasi
1. adanya nyeri tekan pada ballotemen ginjal
2. abdomen menjadi sedikit keras
perkusi dan auskultasi : tidak memberi gambaran spesifik
4. DIAGNOSIS ISK
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Urinalisis Bakteriologis
Mikroskopis, dapat digunakan urin segar
tanpa diputar atau pewarnaan gram. Bakteri
dinyatakan positif bila dijumpai 1 bakteri
lapangan pandang minyak emersi.
Biakan bakteri, dimaksudkan untuk
memastikan diagnosis ISK yaitu bila
ditemukan bakteri dalam jumlah bermakna
sesuai kriteria Catteli
4. DIAGNOSIS ISK
Pemeriksaan penunjang
kultur urin untuk menentukkan jenis bakteri dan terapi yang spesifik
urin rutin untuk mendapatkan status urin (leukosit, eritrosit,)
pemeriksaan darah (LED)
urinalisis ( leukosit, nitrit, hematuria, proteinuria, billirubin)
4. DIAGNOSIS ISK
Pemeriksaan penunjang
2. Pemeriksaan Radiologi
Adanya pertumbuhan & Merupakan kumpulan gejala yang Penyakit ginjal ditandai dg adny
perkembangbiakan bakteri pd
DEFINISI saluran kemih (jumlah bermakna) &
mengarah pada kelainan ginjal, inflamasi & proliferasi sel
disertai denam > 38•C Terbanyak dijumpai pada anak glomerulus. Pd anak = GNAPS
Bdsrkn loc = PN (demam, nyeri pinggang, mual, Edema palpebra atau pretibia, Periode laten = ISPA, inf kulit/piodermi;
muntah); Sistisis (disuria, polakisuria, gg. Freq, nyeri Berat = asites, efusi pleura, Edem (palpebra, tungkai, asites,
GEJALA KLINIS perut bawah, demam jarang > 38•C.
Bdsrkn usia = anak (polakisuria, disuria, gg. Freq, Edem genitalia, kadang genetalia externa; Hematuria,
ngompol, sakit perut, nyeri pinggang, demam)
oligouria, Hipertensi, Oligouria, Anuria
1. Anak yang diduga menderita pielonefritis akut dan semua bayi yang menderita ISK perlu
pemeriksaan USG dan MSU. Bila ditemukan RVU, pemeriksaan PIV atau sintigrafi DMSA
dapat dilakukan.37 Bila pada pemeriksaan USG dicurigai adanya kelainan anatomik maka
PIV lebih disarankan
2. Anak perempuan dengan ISK bawah (sistitis) berulang sampai dua atau tiga kali, atau ISK
pertama dengan adanya riwayat RVU dalam keluarga, diperlakukan seperti pilihan no. 1
3. Sebagian besar anak perempuan dengan ISK serangan pertama atau ISK bawah saja tidak
memerlukan pemeriksaan pencitraan. Kelompok ini cukup dipantau tiap 6-12 bulan dan
biakan urin bila ada demam
6. TATALAKSANA ISK PADA ANAK