Anda di halaman 1dari 4

DIARE

Etiologi, Karakteristik dan Terapi



Muhammad Bahtiar Fauzi
201810401011099
Etiologi Karakteristik Diare

Rotavirus, Norwalk virus, Virus menginvasi vili-vili usus halus. Absorpsi terganggu dan terjadi diare
Adenovirus, Calicivirus, sekretorik, kecuali rotavirus menyebabkan diare campuran sekretorik-osmotik
Virus
Astraovirus karena menyebabkan maldigesti karbohidrat. Diare sering disertai muntah,
menggigil, demam dan malaise sehingga disebut stomach flu
Vibrio cholera, Enterotoxigenic Menginfeksi usus halus. Diare sangat cair, tanpa disertai inflamasi maupun invasi
E.Coli ke mukosa
Campylobacter jejuni, Shigella, Menginfeksi kolon, biasanya terdapat invasi mukosa, inflamasi, mukus dan darah
Bakteri Salmonella, Yersinia pada diare
enterocolica, Enteroinvasive
E.Coli, Enterohemoragic
E.Coli dan Clostridium
difficile

Giardia lamblia, Menginfeksi usus halus, menyebabkan diare yang cair, berbau busuk, disertai
Cryptosporodium malabsorpsi, nyeri perut, tanpa inflamasi
Parasit
Entamoeba hystolitica Menginfeksi kolon, menyebabkan diare inflamatorik

Irritable bowel syndrome Diare dan konstipasi bergantian, gejala lain bervariasi, berkaitan dengan stres.
(IBS) Gejala berulang dalam waktu yang lama
Malabsorpsi (mis: defisiensi Diare, kembung, flatulens, sendawa, nyeri perut terutama bila konsumsi
laktosa) makanan tertentu
Fase akut Inflammatory bowel Frekuensi BAB meningkat disertai mukus dan darah pada feses, sudah
disease (IBD) berlangsung dalam waktu yang lama, ada riwayat siklus remisi-kronik
Non infeksi
Kolitis iskemik Sering pada pasien >50 tahun. diare disertai nyeri perut hebat. Terutama pada
pasien lansia dan memiliki riwayat penyakit vaskular perifer
Medikasi Konsumsi antibiotik jangka lama, antihipertensif, kemo/radioterapi

Keracunan makanan Diare setelah konsumsi makan tertentu, terutama yang tidak dimasak dengan
baik
Infeksi Terapi

E. Coli (EPEC, ETEC, • Kuinolon (siprofloksasin 2x500 mg, 5 hari)


EHEC), Enterobacter, • Kotrimoksasol (2x160/800mg. 5-7 hari)
Shigella sp.
Salmonella sp. • Kloramfenikol (4x500 mg atau tiamfenikol 50 mg/kg/hari hingga 7 hari bebas demam)
• Kuinolon (siprofloksasin 2x500 mg, 5 hari)
• Kotrimoksasol (2x160/800mg. 5-7 hari)

Campylobacter jejuni • Kuinolon (mis. Siprofloksasin 2x500 mg, 5-7 hari)


• Makrolida (mis. Eritromisin 2x500 mg, 5 hari)
Bakteri Vibrio cholera • Tetrasiklin (4x500 mg, 3 hari)
• Doksisiklin (300 mg, dosis tunggal)
• Kuinolon (siprofloksasin 30 mg/KgBB, dosis tunggal)
• Azitromisin (1 g, dosis tunggal)
Clostridium difficile • Metronidazol (3x500 mg, 10 hari)
• Vankomisin oral (1x25 mg, 10 hari)
Yersinia enterocolytica • Aminoglikosida (streptomisin IM 30 mg/KgBB/24 jam dibagi 2x dosis, 10 hari)
• Kotrimoksasol (2x160/800 mg)
• Kuinolon (mis. Siprofloksasin 2x500 mg)

Virus Tidak diberikan antivirus, hanya terapi suportif dan simtomatik

Jamur Candida sp, • Flukonazol 2x50 mg brp hari


Cryptococcus, • Itrakonazole 2x200 mg
Coccidiomycosis • Amfoterisin B 1 mg/kg/24 jam
Parasit Giardia, Entamoeba • Metronidazole (3x250 mg, 5 hari)

Cryptosporodium • Paromomisin
• Azitromisin
Eentamoeba histolytica • Metronidazol (3x500-750 mg, 5-10 hari)
• Tinidazole (2g, dosis tunggal)
• Bila abses hepar atau kolitis, tambahkan:
• Paromomisin (3x500 mg, 10 hari)
Infeksi Terapi
Parasit Isoospora belli • Kotrimoksasol (2x160/800 mg selama 10
hari, dilanjutkan 3x160/800 mg selama 3
minggu)
Non Infeksi Terapi
Intoleransi laktosa • Stop makanan yang mengandung laktosa
• Beri enzim laktase buatan
• Probiotik
Alergi makanan • Stop makanan yang menyebabkan alergi
• Kortikosteroid atau antihistamin
Fase akut Irritebel bowel syndrome • Antiansietas
• Antispasmodik :
1. Hyoscine-n-butilbromid 10 mg, 2-3x
sehari, maksimum 100 mg/hari;
2. Ekstrak belladona 5-10 mg, 3x sehari
3. Papaverin 30-60 mg, 3x sehari;
4. Mebeverin 35-100 mg, 3x sehari
Fase akut inflammatory bowel disease • Antiinflamasi (5-ASA dan kortikosteroid)
Fase akut tirotoksikosis • Atasi tirotoksikosis
• Simtomatik

Anda mungkin juga menyukai