Anda di halaman 1dari 13

UJI STERILITAS

Kelompok 2 Farmasi B
Anggota Kelompok:
• Sri Wahyuni Usmar
• Yuliani
• Sofhia Nuraini Zahra
• Nurfadjri Syamsi
• Suci Nurzakinah
• Isna
• Nurhikmaj
• Sela Novianti
• Azhara Idriani
• Nurul Izza Firdaus
• Nurzakiyah
Pendahuluan
Sterilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan,
baik bentuk patogen, nonpatogen, vegetatif, maupun
nonvegetatif dari suatu objek atau material.
Uji sterilitas merupakan suatu cara pengujian untuk
mengetahui suatu sediaan atau bahan farmasi atau alat-alat
kesehatan yang dipersyaratkan harus dalam keadaan steril.
Dengan demikian sediaan dan peralatan tersebut harus bebas dari
mikroorganisme. Pengujian sterilitas dilakukan sesuai farmakope
yang berlaku.
Prinsip uji sterilitas adalah menginokulasikan atau
membiakan mikroorganisme yang terdapat didalam sediaan uji
pada media perbenihan yang sesuai.
METODE PENGUJIAN STERILITAS
Farmakope Indonesia <71> mendeskripsikan 2 cara umum pengujian,
yaitu metode inokulum langsung dan metode filtrasi membran

1. Transfer langsung/inokulum langsung


Metode inokulum langsung melibatkan transfer sampel secara aseptik dari
larutan yang akan diuji ke dalam medium pertumbuhan. Metode ini hanya
digunakan jika tidak mungkin melakukan metode filtrasi membran. Setelah isi
wadah atau isi beberapa wadah yang diuji dimasukkan ke dalam media,
tambahkan sejumlah kecil inokulum mikroba “viable” (tidak lebih dari 100
koloni) ke dalam media. Inkubasi semua wadah yang berisi media selama tidak
lebih dari 5 hari.
2. Penyaringan membran/filtrasi membran
Setelah isi wadah atau isi beberapa wadah yang diuji disaring dengan tekanan atau
vakum dari larutan yang diuji melalui peralatan penyaring steril yang disambungkan
dengan membran filter kemudian dilanjutkan dengan pembilasan menggunakan pengencer
steril, tambahkan inokulum dari sejumlah kecil mikroba “viable” (tidak lebih dari 100
koloni) ke dalam pembilas steril terakhir yang digunakan untuk membilas penyaring.

Gunakan penyaring membran dengan porositas tidak lebih dari 0,45 µm yang telah
terbukti efektif menahan mikroba
Media pertumbuhan pengujian sterilitas
Dalam FI V terdapa 2 tipe medium yang digunakan:
1. Media Tioglikolat Cair (MTC)
Komposisi medium:
- L.sistin P 0,5 g
- NaCl P 2,5 g
- Dekstrosa monohidrat/anhidrat P5,5/ 5,0 g
- Agar P 0,75 g
- Yeast extract (larut dalam air) 5,0 g
- Pancreatic digest of casein 15,0 g
- Natrium tioglikolat P atau 0,5 g
- Asam tioglikolat P 0,3 ml
- Larutan natrium resazurin P (1 dalam 1000 dibuat segar) 1,0 ml
- Air murni 1000 ml
pH sesudah sterilisasi 7,1 ± 0,2
MTC menyediakan lingkungan baik anaerobik maupun aerobik , pada medium yang sama.
2. Soybean – Casein Digest Medium (SCD)
Dikenal juga sebagai Typticase Soy Broth dengan komposisi sebagai berikut:
Digesti pankreas kasein 17,0 g
Digesti papaik tepung kedelai 3,0 g
NaCl P 5,0 g
Kalium fosfat dibasa P 2,5 g
Dekstrosa monohidrat/anhidrat P 2,5/2,3 g
Air murni 1000 ml
pH setelah sterilisasi 7,3 ± 0,2
Medium pertumbuhan SCD digunakan untuk pembiakan mayoritas
mikroorganisme aerobik.
Media ini dimodifikasi jika digunakan untuk penisilin atau sefalosporin dengan
penambahan beta laktamase dalam jumlah cukup untuk menghalangi kerja
antibiotika.
Jumlah bahan yang diuji
Menurut FI V Hal 1362 - 1363
Metode penyaringan membran dapat digunakan pada sediaan:
1. Larutan dalam air
2. Zat padat yang dapat larut
3. Minyak dan larutan minyak Diatur dalam
4. Salep dan krim Farmakope Ed. 5
5. Alat suntik terisi
Halaman 1363
6. Zat padat untuk injeksi selain antibiotik
7. Zat padat antibiotik untuk injeksi
8. Zat padat antibiotik, ruahan dan campuran
9. Sediaan aerosol steril
10. Alat kesehatan dengan lumen beretiket steril
Metode uji sterilisasi dengan inokulasi langsung kedalam media dapat digunakan
pada:
1. Larutan minyak
2. Salep dan krim
3. Benang bedah dan alat bedah lain untuk penggunaan dokter hewan
4. Zat padat
5. Kapas murni, perban, pembalut bedah dan bahan sejenisnya
6. Alat kesehatan steril

Diatur dalam
Farmakope Ed. 5
Halaman 1364
Pengamatan dan penafsiran hasil uji
Pada interval waktu tertentu dan akhir periode inkubasi amati secara visual adanya
pertumbuhan mikroba dalam media, jika terbukti terjadi pertumbuhan mikroba maka bahan
uji tidak memenuhi syarat sterilitas, dan sebaliknya. Kecuali ditujukkan bahwa uji tidak
absah disebabkan oleh hal yang tidak berhubungan dengan bahan uji. Uji dikatakan tidak
absah jika satu atau lebih kondisi dibawah ini dipenuhi
1. Data pemantauan mikrobiologi terhadap fasilitas uji sterilitas menunjukkan
ketidaksesuaian
2. Pengkajian prosedur uji yang digunakan selama pengujian menunjukkan ketidaksesuaian
3. Pertumbuhan mikroba ditemukan pada kontrol negatif
4. Setelah dilakukan identifikasi mikroba yang diisolasi dari hasil uji, pertumbuhan mikroba
(beberapa mikroba) dapat dianggap berasal dari kesalahan pada bahan uji atau teknik
pengujian yang digunakan pada prosedur uji sterilitas
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai