Anda di halaman 1dari 41

GOOD CORPORATE

GOVERNANCE DAN IA
3 Maret 2020
Corporate Governance
Tata kelola perusahaan (FCGI)
adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan
institusi yang mempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta
pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata kelola
perusahaan juga mencakup hubungan antara para pemangku
kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan
pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata
kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan
dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk
karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor lain,
regulator, lingkungan, serta masyarakat luas.
Corporate Governance
adalah seperangkat tata hubungan diantara
manajemen, direksi, dewan komisaris, pemegang
saham dan para pemangku
kepentingan/stakeholders lainnya yang mengatur
dan mengarahkan kegiatan perusahaan (OECD,
2004) The Organisation for Economic Co-
operation and Development. OECD is an
international organisation that works to build better
policies for better lives.
Menurut IICG
(The Indonesian Institute for Corporate Governance)

• yaitu proses dan struktur yang ditetapkan dalam


menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama
meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka
panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan
stakeholders yang lain.
PENTINGNYA GCG

Mencegah terjadinya Menjaga agar


Menjamin keputusan
benturan kepentingan manajer
strategik dapat
kepentingan puncak selalu sejalan
dilakukan dengan
(conflicts of interest) dengan kepentingan
benar dan efektif.
berbagai pihak stakeholders.
Salah satu topik utama dalam tata kelola perusahaan adalah
menyangkut masalah akuntabilitas dan tanggung jawab
mandat, khususnya implementasi pedoman dan mekanisme
untuk memastikan perilaku yang baik dan melindungi
kepentingan pemegang saham. Fokus utama lain adalah
efisiensi ekonomi yang menyatakan bahwa sistem tata kelola
perusahaan harus ditujukan untuk mengoptimalisasi hasil
ekonomi, dengan penekanan kuat pada kesejahteraan para
pemegang saham, pemangku kepentingan menuntuk
perhatian dan akuntabilitas lebih terhadap pihak-pihak lain
selain pemegang saham, misalnya karyawan atau lingkungan.
Perhatian terhadap praktik tata kelola perusahaan
di perusahaan modern telah meningkat akhir-akhir ini,
terutama sejak keruntuhan perusahaan-perusahaan
besar AS seperti Enron Corporation dan Worldcom.
Di Indonesia, perhatian pemerintah terhadap
masalah ini diwujudkan dengan didirikannya Komite
Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada akhir
tahun 2004.
Membangun Tatakelola Perusahaan Menurut Prinsip-
Prinsip GCG

Sistem tatakelola organisasi perusahaan yang baik


ini menuntut dibangunnya dan dijalankannya
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (GCG)
dalam proses manajerial perusahaan. Dengan
mengenal prinsip-prinsip yang berlaku secara
universal ini diharapkan perusahaan dapat hidup
secara berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi
para stakeholdernya.
PRINSIP UTAMA GCG

Transparency  Accountability 
Akuntabilitas Responsibility
Keterbukaan

Independency  Fairness 
Independen Kewajaran
Prinsip-Prinsip GCG
(Syakhroza, 2005)

• Keterbukaan (Transparency)
• Akuntabilitas (Accountability)
• Pertanggungan – Jawab (Responsibility)
• Kemandirian (Independency)
• Kewajaran (Fairness)
Transparency

• Diartikan sebagai keterbukaan informasi.  Dalam


mewujudkan prinsip ini, perusahaan dituntut untuk
menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat
waktu kepada segenap stakeholders-nya.
Accountability

• Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, system


dan pertanggungjawaban elemen perusahaan.  Apabila
prinsip ini diterapkan secara efektif, maka akan ada
kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban dan wewenang
serta tanggung jawab antara pemegang saham, dewan
komisaris dan dewan direksi.
Responsibility

• Bentuk pertanggung jawaban perusahaan adalah kepatuhan


perusahaan terhadap peraturan yang berlaku, diantaranya;
masalah pajak, hubungan industrial, kesehatan dan
keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup,
memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama
masyarakat dan sebagainya.  Dengan menerapkan prinsip
ini, diharapkan akan menyadarkan perusahaan bahwa
dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan juga
mempunyai peran untuk bertanggung jawab kepada
shareholder juga kepada stakeholders-lainnya.
Independency

• prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan dikelola


secara profesional tanpa ada benturan kepentingan
dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan-
peraturan yang berlaku.
Fairness

• Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil


dalam memenuhi hak stakeholder sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.  Diharapkan
fairness (kesetaraan/kewajaran) dapat menjadi
faktor pendorong yang dapat memonitor dan
memberikan jaminan perlakuan yang adil di antara
beragam kepentingan dalam perusahaan.
PERAN BPKP DALAM PENGEMBANGAN GCG

• Sesuai surat Nomor: S-359/MK.05/2001 tanggal 21 Juni 2001 tentang


Pengkajian Sistem Manajemen BUMN dengan prinsip-prinsip good corporate
governance, Menteri Keuangan meminta Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) untuk melakukan kajian dan pengembangan sistem
manajemen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengacu pada prinsip
Good Corporate Governance (GCG). Selanjutnya, BPKP telah membentuk
Tim Good Corporate Governance dengan Surat Keputusan Kepala BPKP
Nomor KEP-06.02.00-316/K/2000 yang diperbaharui dengan KEP-06.02.00-
268/K/2001.
• Tim GCG tersebut mempunyai tugas :
"MERUMUSKAN PRINSIP-PRINSIP PEDOMAN EVALUASI,
IMPLEMENTASI DAN SOSIALISASI PENERAPAN GCG, SERTA
MEMBERIKAN MASUKAN KEPADA PEMERINTAH DALAM
MENGEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN KINERJA DALAM
RANGKA PENERAPAN GCG PADA BUMN/BUMD DAN BADAN
USAHA LAINNYA (BUL)"
Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK RI)

Penerapan GCG perlu didukung oleh tiga pilar


yang saling berhubungan, yaitu negara dan
perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha
sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai
pengguna produk dan jasa dunia usaha.
Prinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh masing-
masing pilar adalah :

• Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang-


undangan yang menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan
transparan, melaksanakan peraturan perundang-undangan dan
penegakan hukum secara konsisten (consistent law
enforcement)
• Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai
pedoman dasar pelaksanaan usaha.
• Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha
serta pihak yang terkena dampak dari keberadaan perusahaan,
menunjukkan kepedulian dan melakukan kontrol sosial (social
control) secara obyektif dan bertanggung jawab.
Peraturan INTERNATIONAL tentang GCG :

• UNCAC pasal 12, 21, 22,


• SOX Act
• POBO (Prevention of Bribery Ordinance)
ETIKA BISNIS & PEDOMAN
PERILAKU

Untuk mencapai keberhasilan dalam jangka


panjang, pelaksanaan GCG perlu dilandasi oleh
integritas yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan
pedoman perilaku (code of conduct) yang dapat
menjadi acuan bagi organ perusahaan dan semua
karyawan dalam menerapkan nilai-nilai (values)
dan etika bisnis sehingga menjadi bagian dari
budaya perusahaan.
Prinsip dasar yang harus dimiliki oleh perusahaan
adalah:

• Setiap perusahaan harus memiliki nilai-nilai perusahaan (corporate


values) yang menggambarkan sikap moral perusahaan dalam
pelaksanaan usahanya.
• Untuk dapat merealisasikan sikap moral dalam pelaksanaan
usahanya, perusahaan harus memiliki rumusan etika bisnis yang
disepakati oleh organ perusahaan dan semua karyawan.
Pelaksanaan etika bisnis yang berkesinambungan akan membentuk
budaya perusahaan yang merupakan manifestasi dari nilai-nilai
perusahaan.
• Nilai-nilai dan rumusan etika bisnis perusahaan perlu dituangkan
dan dijabarkan lebih lanjut dalam pedoman perilaku agar dapat
dipahami dan diterapkan.
Pedoman Pokok Pelaksanaan :
A. Nilai-nilai Perusahaan
1. Nilai-nilai perusahaan merupakan landasan moral dalam
mencapai visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, sebelum
merumuskan nilai-nilai perusahaan, perlu dirumuskan visi dan
misi perusahaan.
2. Walaupun nilai-nilai perusahaan pada dasarnya universal,
namun dalam merumuskannya perlu disesuaikan dengan sektor
usaha serta karakter dan letak geografis dari masing-masing
perusahaan.
3. Nilai-nilai perusahaan yang universal antara lain adalah
terpercaya, adil dan jujur.
B. Etika Bisnis
1. Etika bisnis adalah acuan bagi perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan usaha termasuk dalam
berinteraksi dengan pemangku kepentingan
(stakeholders) .
2. Penerapan nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis
secara berkesinambungan mendukung terciptanya
budaya perusahaan.
3. Setiap perusahaan harus memiliki rumusan etika
bisnis yang disepakati bersama dan dijabarkan lebih
lanjut dalam pedoman perilaku.
C. Pedoman Perilaku
Fungsi Pedoman Perilaku :
1. Pedoman perilaku merupakan penjabaran nilai-nilai
perusahaan dan etika bisnis dalam melaksanakan usaha
sehingga menjadi panduan bagi organ perusahaan dan
semua karyawan perusahaan;
2. Pedoman perilaku mencakup panduan tentang
benturan kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah
dan donasi, kepatuhan terhadap peraturan, kerahasiaan
informasi, dan pelaporan terhadap perilaku yang tidak
etis.
Good Corporate Governance (GCG) diperlukan
untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan
melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,
independensi serta kewajaran dan kesetaraan.
Analisis implementasi GCG dilakukan dengan
mengukur implementasi berdasarkan prinsip-
prinsip GCG yaitu transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi, dan fairness, serta
berdasarkan kerangka kerja GCG yaitu compliance,
conformance, dan performance. Selain itu, secara
khusus dilihat aspek code of conduct, pencegahan
korupsi dan disclosure.
Sebuah perusahaan wajib memiliki Komite Audit,
Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite
Manajemen Resiko, Komite Asuransi, Komite
Kepatuhan, Komite Eksekutif, dan Komite GCG.
Lembaga-lembaga yang berfungsi mengawasi dan
membina seperti Bank Indonesia, Menneg BUMN
dan Bapepam LK agar lebih proaktif dalam
mengawasi implementasi GCG terutama berkaitan
dengan potensi terjadinya benturan kepentingan.
Selain itu, perlu diterbitkan peraturan yang dapat
memaksa perusahaan swasta yang belum terbuka
dan BUMD untuk menerapkan GCG.
Implementasi Good Goverment dan Clean
Goverment pada institusi pemerintah terutama
yang berkaitan dengan pelayanan publik seperti
Ditjen Pajak, Bea Cukai, Imigrasi, BPN, Institusi
yang mengeluarkan perizinan, dan institusi
penegak hukum.
Perlu adanya sosialisasi yang intensif tentang
pedoman umum GCG, penyusunan code of
conduct, kaitan GCG dengan pencegahan korupsi,
dan best practices dalam penerapan GCG melalui
berbagai media
Parameter Implementasi GCG :
• Compliance (kepatuhan) yaitu sejauh mana perusahaan telah
mematuhi aturan-aturan yang ada dalam memenuhi prinsip-
prinsip GCG;
• Conformance (kesesuaian dan kelengkapan) yaitu sejauh
mana perusahaan telah berperilaku sesuai dengan berbagai
aspek yang menjadi prinsip GCG dan kelengkapan perangkat
dalam memenuhi kebutuhan implementasi GCG
• Performance (unjuk kerja) yaitu sejauh mana perusahaan
telah menampilkan bukti (evidence) yang menunjukkan
bahwa perusahaan telah mendapatkan manfaat yang nyata
dari perapan prinsip GCG di dalam perusahaan.
Transparency International

Transparency International (TI), merupakan sebuah


organisasi kemasyarakatan yang memfokuskan diri
melawan korupsi dengan menyertakan seluruh
masyarakat ke dalam sebuah koalisi internasional
yang kuat dalam rangka membasmi efek buruk dari
korupsi yang berimbas kepada kaum lelaki,
perempuan dan anak-anak di seluruh dunia. Misi
utama dari TI adalah untuk menciptakan sebuah
lingkungan yang bersih dari praktik korupsi.
Transparency International berpusat di Berlin,
Jerman dan mempunyai cabang di 99 negara.
ORGANISATION FOR ECONOMIC CO-
OPERATION AND DEVELOPMENT

OECD Principles of Corporate Governance :

• THE RIGHTS OF SHAREHOLDERS


• THE EQUITABLE TREATMENT OF SHAREHOLDERS
• THE ROLE OF STAKEHOLDERS IN CORPORATE
GOVERNANCE
• DISCLOSURE AND TRANSPARENCY
• THE RESPONSIBILITIES OF THE BOARD
Implementasi GCG pada Perusahaan Manufaktur /Jasa berdasarkan prinsip
moral dan etika pada struktur organisasi (hardware) dan berdasarkan moral,
etika visi dan misi (software).
Implementasi Good Corporate Governance (GCG) di PT Petrokimia Gresik tercermin dalam Wujud
Komitmen, sbb :
• • Anggaran Dasar Perusahaan
• • Board Policy Manual (BPM)
• • Corporate Policy Manual (CPM)
• • Pedoman Perilaku Bisnis (PPB)
• • Pedoman Manajemen Risiko (PMR)
• • Sistem Manajemen
• • State of Corporate Intent (SCI)
• • Contract Management (KPI)
• • Internal Audit Charter (IAC)
• • Coommittee Audit Charter (CAC)
• • Risk Based Audit
• • RJP, RKAP, SK. M. BUMN No. 100/MBU/2002
• • Hubungan Anak Perusahaan, Anggota Holding
• • Corporate Social Responsibility (CSR)
• • Peraturan & Perundang-undangan yang berkaitan dengan penerapan GCG
SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO. 9/12/DPNP PERIHAL
PELAKSANAAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM

Pokok-pokok penjelasan dalam SE-BI ini :


• Memperjelas definisi independen atau independensi
bagi Komisaris Independen dan Pihak Independen
termasuk Presiden Direktur.
• Memperjelas tata cara melakukan self assessment
pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG).
• Memperjelas aspek-aspek yang perlu diungkap
dalam Laporan Pelaksanaan GCG.
Cara Bank melakukan Self Assessment pelaksanaan
Good Corporate Governance (GCG)

Self assessment GCG dilakukan dengan mengisi Kertas


Kerja Self Assessment GCG yang telah ditetapkan, yang
meliputi 11 (sebelas) Faktor Penilaian, dengan cara :
a. Menetapkan Nilai Peringkat per Faktor, dengan
melakukan Analisis Self Assessment dengan cara
membandingkan Tujuan dan Kriteria/Indikator yang telah
ditetapkan dengan kondisi Bank yang sebenarnya.
b. Menetapkan Nilai Komposit hasil self assessment ,
dengan cara membobot seluruh Faktor, menjumlahkannya
dan selanjutnya memberikan Predikat Kompositnya.
Beberapa Contoh Software aplikasi untuk
penerapan Good Corporate Governance :

 Microsoft SAM (Software Asset Management)


• Corporate Governance Software/Board Management
Software
• Boardvantage corporate governance software
• Compliance360 web-based corporate governance
software
• Protiviti's Governance Portal, etc
PENERAPAN GCG & IA

• Hasil dari penerapan Good Corporate Governance


tersebut diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi
organisasinya, yang ditunjukkan dari adanya peningkatan
kinerja, berhasil ditekannya konflik kepentingan dan
harmonisasi pengambil keputusan berjalan dengan baik
(Syahroza, 2009). Dalam praktiknya GCG harus
dilakukan dan dilaksanakan oleh seluruh elemen
perusahaan, Termasuk oleh Auditor Internal perusahaan
dan sekaligus bertugas mengawasi jalannya GCG.
Prinsip Good Governance

• AKUNTABILITAS: Meningkatkan akuntabilitas para


pengambil keputusan dalam segala bidang yang menyangkut
kepentingan masyarakat.
• PENGAWASAN : Meningkatkan upaya pengawasan
terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
dengan mengusahakan keterlibatan swasta dan masyarakat
luas.
• DAYA TANGGAP: Meningkatkan kepekaan para
penyelenggaraan pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat
tanpa kecuali.
Prinsip Good Governance

• PROFESIONALISME: Meningkatkan kemampuan dan


moral penyelenggaraan pemerintahan agar mampu memberi
pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya terjangkau.
• EFISIENSI & EFEKTIVITAS: Menjamin terselenggaranya
pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan sumber
daya yang tersedia secara optimal & bertanggung jawab.
• TRANSPARANSI: Menciptakan kepercayaan timbal-balik
antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan
informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh
informasi.
Prinsip Good Governance
• KESETARAAN: Memberi peluang yang sama bagi setiap anggota
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.
• WAWASAN KE DEPAN: Membangun daerah berdasarkan visi &
strategis yang jelas & mengikuti-sertakan warga dalam seluruh proses
pembangunan, sehingga warga merasa memiliki dan ikut
bertanggungjawab terhadap kemajuan daerahnya.
• PARTISIPASI: Mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak
dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan,
yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara langsung
mapun tidak langsung.
• PENEGAKAN HUKUM: Mewujudkan penegakan hukum yang adil
bagi semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM dan
memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai