Anda di halaman 1dari 19

Status Asmatikus

DR. OTNIEL BUDI KRISETYA


Pendahuluan
Pendahuluan

 Asma adalah penyakit inflamasi kronis saluran pernafasan yang


menyebabkan terjadinya hipereaktivitas bronkus sehingga timbul
gejala episodic seperti sesak nafas, batuk dan mengi biasanya di
malam hari akibat obstruksi saluran nafas yang luas.
 Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di
Indonesia
 WHO pada saat ini prevalensi asma diperkirakan mencapai 300 juta
di seluruh dunia dan pada tahun 2005 diperkirakan prevalensi asma
di Indonesia meningkat dari 4,2% hingga 5,4%
 Status asmatikus adalah suatu serangan asma yang luar biasa
beratnya, dimana obat-obat yang biasanya efektif untuk meniadakan
atau mengurangi serangan sesak nafas sudah tidak berkhasiat lagi.
 Asma bronkial adalah gangguan inflamasi kronik jalan
napas sehingga menimbulkan gejala periodik berupa
wheezing, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-
batuk terutama malam atau dini hari.
 Asma merupakan penyakit jalan napas obstruktif
intermitten dan reversibel dimana trakea dan bronkus
hiperaktif terhadap stimulus tertentu. Asma berbeda
dari penyakit obstruktif lainnya dalam hal bahwa asma
adalah proses reversibel.
 Serangan asma dapat saja terjadi dan berlangsung dari
beberapa menit sampai beberapa jam,diselingi oleh
periode bebas gejala (Smeltzer & Bare, 2002).
Parameter klinis, Asma episodik jarang Asma episodik sering Asma persisten
kebutuhan obat
dan faal paru asma
         
1 Frekuensi serangan <1x/bulan >1x/bulan Sering

2 Lama serangan <1minggu >1minggu Hampir sepanjang tahun, tidak


ada periode bebas serangan

3 Intensitas serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat

4 Diantara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam

5 Tidur dan aktifitas Tidak tergganggu Sering tergganggu Sangat tergganggu


6 Pemeriksaan fisik diluar Normal ( tidak ditemukan Mungkin tergganggu Tidak pernah normal
serangan kelainan)
(ditemukan kelainan)
7 Obat pengendali(anti Tidak perlu Perlu Perlu
inflamasi)

8 Uji faal paru(diluar PEFatauFEV1>80% PEFatauFEV1<60-80% PEVatauFEV<60%


serangan)

9 Variabilitas faal paru(bila Variabilitas>15% Variabilitas>30% Variabilitas 20-30%.


ada serangan)
Variabilitas >50%
 Status asmatikus adalah suatu serangan eksaserbasi akut
asma yang tidak responsif dengan pengobatan asma pada
umumnya yaitu dengan pemberian nebulasi B agonis
(bronkodilator) sebanyak 3 kali tetapi tidak memberikan
respon yang baik.
 Serangan pada status asmatikus dapat terjadi dari yang
ringan sampai yang berat tergantung dari tingkat obstruksi
pada bronkus yang disebabkan oleh bronkokonstriksi,
sekresi mukus dan inflamasi pada saluran pernapasan.
 Semuanya itu dapat menyebabkan gejala berupa sesak
napas, retensi dari karbondioksida, hipoksemia dan
kegagalan pernapasan.2
Laporan Kasus
Identitas

 Nama : An. F
 Umur : 14 thun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Alamat : Maahas
 Status pernikahan : belum menikah
 Pekerjaan : pelajar
 Pendidikan : SMA
 Agama : Islam
 Tanggal masuk : 01 Juli 2015
ANAMNESIS

Keluhan Utama
 Pasien datang dengan sesak nafas dan penurunan kesadaran
Riwayat Penyakit Sekarang
 Os datang ke IGD RSUD BRSD Luwuk dengan penurunan kesadaran (tidak sadarkan diri) satu setengah jam
sebelum masuk rumah sakit. Sebelum tidak sadarkan diri Os mengeluh sesak nafas yang dirasakan -/+ 12 jam
sebelumnya, Sesak dirasakan semakin berat meskipun pasien telah menggunakan inhaler sebanyak dua kali
dengan sela 1 jam diantara pemberiannya. Sesak yang dirasakan semakin memberat hingga akhirnya pasien
dilarikan BRSD Luwuk. Os mengaku sesak tersebut dicetuskan oleh suhu panas dan lelah yang dialami
pasien.
 Os juga memiliki keluhan mual (+), menurunnya nafsu makan (+) dan batuk berdahak yang kental dan susah
dikeluarkan (+).
 Demam (-), sakit kepala (-), nyeri tenggorokan (-), pilek (-), nyeri dada (-), batuk darah (-), muntah (-), sulit
bab (-), nyeri bak (-).
 Sebelumnya, Os memang memiliki riwayat penyakit asma yang sering kambuh terutama bila Os kelelahan,
dan 3 hari belakangan Os sedang menjalani masa-masa MOS untuk masuk SMA
Riwayat Penyakit Dahulu

OS pernah mengalami keluhan yang serupa sebelumnya dan mengaku selalu dicetuskan oleh debu rumah
tangga, udara panas dan kelelahan. Riwayat Asma (+) sejak usia 6 tahun namun pasien mulai memeriksakan
kesehatannya dan memakai inhaler sejak 2 tahun yang lalu. Riwayat TB paru dan sakit paru-paru (-). Riwayat
Hipertensi (-). Riwayat DM (-). Riwayat sakit Jantung (-). Trauma (-).
Riwayat Penyakit Keluarga
 Pada keluarga OS terdapat riwayat Asma pada ibu, bapak dan kakak perempuan pertama. Riwayat DM dan
Hipertensi pada ibu dan bapak OS. Riwayat TB paru dan sakit paru-paru dalam keluarga dan tetangga
sekitar Os disangkal. Riwayat keganasan dalam keluarga juga disangkal.
Riwayat Kebiasaan
-
Riwayat Lingkungan
 Os tinggal ditempat cukup padat penduduk, memiliki cukup jendela dan pencahayaan baik tidak perlu
memakai lampu jika pagi atau siang hari, Os tidak memelihara binatang berbulu seperti kucing maupun
anjing.
Riwayat Pekerjaan
Os adalah seorang pelajar SMA, dan sedang menjalani MOS.

Riwayat Pengobatan
 Os menggunakan terapi inhaler sebelumnya secara rutin.
Riwayat alergi
 OS mengaku alergi terhadap debu rumah tangga. Alergi makanan (-), alergi obat (-), dermatitis
atopic (-), rhinitis alergika (-).
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum ( 1 juli 2015)
Kesan sakit : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
TTV :
TD :130 /80 mmHg
N : 80x/menit
R : 20x/menit
S : 36,5oC
 BB : 40 kg
 TB : 158 cm
Status Generalis
Kepala
 Normochepali, rambut hitam distribusi merata.
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
 Telinga : Normotia, nyeri tarik atau nyeri lepas (-/-), liang telinga lapang (+/+), serumen (-/-)
 Hidung : Deformitas (-), krepitasi (-), nyeri tekan (-), kavum nasal tampak lapang (+/+)
 Mulut : Bibir tidak kering, mukosa mulut kering, tidak ada efloresensi yang bermakna, oral
hygine baik, uvula letak di tengah, tidak hiperemis, arkus faring tidak hiperemis dan tidak tampak
detritus, tonsil T1/T1.
Leher
 Inspeksi : Tak tampak benjolan KGB dan kelenjar tiroid
 Palpasi : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba membesar.
Toraks
Inspeksi : Tidak tampak efloresensi yang bermakna, gerak pernafasan simetris tidak
tampak pergerakan nafas yang tertinggal, tulang iga tidak terlalu vertikal maupun
horizontal, retraksi otot-otot pernapasana (-).
Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan dada. Ictus cordis teraba setinggi ICS 5 1 cm dari
garis midclavicula kiri.
Perkusi : Didapatkan perkusi sonor pada kedua lapang paru.
 batas paru dengan hepar : setinggi ICS 5 linea midclavicula kanan dengan suara redup
 batas paru dengan jantung kanan : setinggi ICS 3 hingga 5 linea sternalis kanan dengan suara
redup
 batas paru dengan jantung kiri : setinggi ICS 5 1 cm linea midclavicula kiri dengan suara redup
 batas atas jantung : setinggi ICS 3 linea parasternal kiri dengan suara redup
Auskultasi :
 Jantung : Bunyi jantung I & II regular murmur (-) gallop (-).
 Paru : Suara napas vesikuler (+/+), wheezing ekspirasi (+/+), Ronki (-/-).
Abdomen
Inspeksi : Tidak tampak efloresensi yang bermakna, perut buncit, smiling umbilicus (-), hernia
umbilikalis (-), pulsasi abnormal (-), spider navy (-).

Auskultasi : BU (+) normal.


Perkusi : Didapatkan timpani pada seluruh lapang abdomen, shifting dullness (-).
Palpasi : Teraba supel, tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan maupun nyeri lepas,
 Hepar, lien tidak teraba, ballotemen (-).
Ekstremitas
 Inspeksi : Simetris, tidak tampak efloresensi yang bermakna, oedem ekstremias
superior (-/-), oedem ekstremitas inferior (-/-), palmar eritema (-/-).
 Palpasi : Akral teraba hangat, CRT < 2 detik.
 
DIAGNOSIS
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang dapat diambil
kesimpulan diagnosa kerja adalah Status Asmatikus.
Masalah Analisis masalah
Penurunan kesadaran Suplai oksigen ke otak berkurang akibat adanya obstruksi pada saluran pernafasan

Sesak nafas Akibat hiperreaktif bronkus yang menyebabkan adanya hipersekresi bronkus, edema mukosa, dan
bronkokontriksi yang menyebabkan obstruksi saluran pernafasan hingga timbul sesak

Batuk kering Akibat peningkatan sekresi sehingga terjadi kompensasi tubuh untuk mengeluarkan benda asing

Mual  Gangguan saluran pencernaan


wheezing Kontriksi saluran nafas
Obesitas stage 2 Salah satu factor resiko (leptin) dapat meningkatkan kejadian asma, terbukti berdasarkan penelitian
penurunan BB pada penderita asma dapat menurunka morbiditas dari serangan akut asma, meskipun
mekanisme nya belum jelas.

Refrakter bronkodilator Akibat pemakaian dalam jangka waktu yang lama dan dosis yang tinggi akibatnya reseptor beta 2 menjadi
refrakter.
Tekanan darah Terjadi karena adanya kebuutuhan akan oksigen oleh organ tubuh yang tidak seimbang dengan kadar
meningkat oksigen didalam darah, sehingga harus memacu jantung untuk mengedarkan darah dengan lebih cepat ke
seluruh bagian tubuh.
PENATALAKSANAAN
Terapi IGD
Pemasangan monitor
IVFD RL 20 tpm
Drips Aminofilin 1 amp/kolf
Inj Dexamethasone 10 mg IV
Nebulisasi Combivent + Nacl 0,9%, diulang per 20
menit
Konsul ke dr. Ahmad Ghazali SpA
Pro rawat inap
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai