Anda di halaman 1dari 82

EKIVALENSI NILAI TAHUNAN

(EQUIVALENT UNIFORM ANNUAL


CASH FLOW)
Jawaban :

Suatu sistem transaksi seperti di atas dengan


pendekatan ekivalensi bila diganti dengan 1 unsur
yaitu P* atau A* (merupakan rentetan transaksi).
P* = Biaya yang dirasakan sekarang
A* = Ongkos tahunan
Lanjutan

MARR : Minimum Attrecture Rate of Return


Laju pertumbuhan minimum yang
mengikat suku bunga analisis
 
Apabila untuk soal di atas :
MARR = 20%/thn. Maka :
Lanjutan :
Mesin X :
Ax* = P (A/P; 20%; 5) + Ax – Lx (A/F;
20%; 5)
= 50 x 106 (0,33438) + 30 x 106 – 10 x 106
(0,13438)
Ax* = Rp 45.375.200,-

Mesin Y :
Ay* = P (A/P: 20%: 12) + Ay – Ly (A/F; 20%; 12)
= 100 x 106 (0,33438) + 25 x 106 – 40 x 106
(0,13438)
Lanjutan :
Berdasarkan nilai ekuivalensi nilai
tahunan, maka yang akan dipilih adalah :
Mesin X, karena biayanya lebih murah.
Dengan asumsi secara teknis kedua mesin A
& B adalah sama.
 
Mesin X : nilai A* untuk satu siklus 5
tahun akan sama atau memiliki A* untuk 10
tahun (2 siklus), maupun 15 – tahun (3 siklus)
Lanjutan :
Menggambarkan diagram sbb:

*Buktikan bahwa dan sama nilainya dari


peralatan / mesin tersebut di atas.*
Lanjutan :
Secara Rumus :

Ax** = 50 jt (0,23852) + (50jt – 10 jt) (0,4019)


(0,23852) + 30 jt – 10 jt (0,23852)
Ax** = Rp 45.375.248,- Ternyata nilai Ax*= Ax**
Lanjutan :

Mesin Y:
Lanjutan :

Ay** = 100 jt (0,20255) + (100 jt – 40 jt)(0,1122)


( 0,20255) + 25 jt – 40 jt (0,20255)
Ay** = Rp 46.516.567,- Ternyata nilai Ay*= Ay**
PERHITUNGAN DENGAN CARA :
CAPITAL RECOVERY (CR)

Capital Recovery (CR) merupakan sejumlah


dana yang ditabung untuk pembayaran kembali
inventas yang ditanamkan ditambah dengan bunga.
Capital Recovery factor adalah Sinkring fund
factor ditambah dengan pertumbuhan uang.
Lanjutan :

Capital Recovery (CR) = P (A/P; i%; n)


(A/P;i%;n) = (A/F;i%;n) + i ………….. (*)

Bukti 1 : Apabila : i = 5% dan n = 5 tahun


Maka : (A/P;5%;5) = (A/F;5%;5) + 5%

Dari Tabel Bunga : 0,23097 = 0,18097 + 0,05


0,23097 = 0,23097 → Terbukti
Lanjutan :

Bukti 2 : Apabila : = 10% dan n = 10 Tahun


Maka : (A/P;10%;10) = (A/F;10%;10) + 10%

Dari Tabel Bunga : 0,16275 = 0,06275 + 0,10


0,16275 = 0,16275 → Terbukti
PEMBUKTIAN RUMUS

CARA 1
(A/P; i%; n) = dan

(A/F; i%; n) =

(A/P; i%; n) = (A/F; i%; n) + i

= +i
[ -1]
= +
(A/P; i%; n) =

TERBUKTI
CARA 2
(A/P; i%; n) = (A/F; i%; n) + i

= + i

= +

=
TERBUKTI
Lanjutan :

Apabila peralatan yang digunakan mempunyai harga


akhir (L)

Maka : CR = P(A/P;i%;n) – L (A/F;i%;n)


= P(A/P;i%;n) – L {(A/F;i%;n) – i%}
= P(A/P;i%;n) – L (A/F;i%;n) – L i%}

CR = (P – L)(A/P;i%;n) + Li
i = 20% / tahun
A* = CR + A n = 5 tahun
Lanjutan :
Dari soal disebelah diperoleh : Mesin x
A* = CR + A
A* = (P – L)(A/P;20%;5) + L (20%) +A
= (50x106 – 10x106)(0,33438) + (10x106)(0,20) +
30x106
A* = Rp 45.375.200

Mesin y : A*y = CR + A
= (100x106 – 40x106)(0,22526) +
40x106(0,20) + 25x10
A*y = Rp 46.515.600,-
ANALISA PROYEK DENGAN
PERBANDINGAN ALTERNATIF YANG
MELIBATKAN PENGELUARAN
(ALIRAN KEUANGAN) TIDAK TETAP
(TIDAK BERATURAN) DENGAN
METODE PRESENT WORTH.
Lanjutan :
Rencana F : Ongkos Peleliharan + Pajak - Pajak:
Dari tahun : 1 s/d 5
: $ 1.500,- + 5%x$60.000 = $ 4.500,-
Dari tahun : 6 s/d 10
: $ 2.500,- + 5%x$ 110.000 = $ 8.000,-
Dari tahun : 11 s/d 15
: $ 3.500 + 5%x$ 150.000 = $ 11.000,-
Lanjutan :

Rencana G : Ongkos Pemeliharaan + Pajak – Pajak :


Dari tahun : 1s/d 8
: $ 2.000 + 5% x $90.000,- = $ 6.500,-
Dari tahun : 9 s/d 15
: $3.000 + 5% x $120.000,- = $ 9.000,-
 
Present Worth Rencana F : i = 7% : pertahun
Investasi :
PWR = 60.000 + 50.000(P/F;7%;5) +
40.000(P/F;7%;10)
= 60.000 + 50.000(0,7130) + 40.000(0,5083) = $
115.982,-
Lanjutan :
Rencana F :

Investasi :
PW1 = 60.000 + 50.000 (P/F; 7%; n) + 40.000
(P/F; 7%; 10)
= 60.000 + 50.000 (0,7130) + 40.000
(0,5083)………………..= $ 115.982,-
Lanjutan :
Biaya:
PW2 = 4.500(P/A; 7%; 5)
= 4.500 (4,100)............................$ 18.450,-
PW3 = 8.000(P/A; 7%; 5)(P/F; 7%; 5)
= 8.000(4,100)(0,7130) ………….$ 23.386,-
PW4 = 11.000(P/A; 7%; 5)(P/F; 7%; 10)
= 11.000(4,100)(0,5083)………… $ 22.924,-
PW5 = 45.000(P/F; 7%; 15)
= 45.000(0,3624)…………………..$16.308,-

Nilai akhir PWf = PW1 + PW2 + PW3 + PW4 -


PW5 = $ 164.434
Lanjutan :
Rencana G :

Investasi :
PW1 = 90.000 + 30.000 (P/F; 7%; 8)
= 90.000 + 30.000 (0,5820)
= $ 107.460,-
Biaya:
PW2 = 6.500 (P/A; 7%; 8)
= 6.500 (5,971)…………………...$ 38.811,-
PW3 = 9.000(P/A; 7%; 7)(P/F; 7%; 8)
= 9.000(5,389)(0,5820)…………..$ 28.227,-
PW4 = 35.000(P/F; 7%; 15)
= 35.000(0,3624)…………………$ 12.684,-

Nilai akhir PWf = PW1 + PW2 + PW3 – Pw4


PWf = $ 161.814,-

 Kesimpulan : rencana G dipilih dengan nilai Present Worth


lebih kecil
ANALISA PROYEK DAN
PERBANDINGAN ALTERNATIF YANG
MEMPUNYAI UMUR BERBEDA
( TDK SAMA)
Contoh soal 6 -3 : E.L Grant :

Alternatif - D : Umur proyek diperpanjang


menjadi 40 tahun
Penyelesaian :
Alternatif D :
Investasi Awal : PW1­ = $ 50.000,-
 PW2 = Pengeluaran selama 40 tahun
= $ 9.000 (P/A; 11%; 40) = $ 9.000
(8,951) = $ 80.559,-
 PW3 = Untuk investasi kembali selama 20

tahun dikurangi – H. Akhir 


 PW3 = ($ 50.000 - $ 10.000)(P/F; 11%; 20)

= $ 40.000(0,1240) = $ 4.960,-
Penyelesaian :
 PW4 = Harga Akhir – pada akhir tahun ke 40
PW4 = $ 10.000(P/F; 11%; 40)
= $ 10.000(0,0154) = $ 154,-

 Total PWD Pengeluaran = PW1 + PW2 + PW3


= $ 135.519,-
 Present Worth Bersih

= PW Pengeluaran – Pw Nilai Akhir


= $ 135.519,- – $154,-
 Net Present Value (NPV) = $ 135.365,-

≈ $ 135.370,-
Penyelesaian :
Alternatif E :
 Investasi Awal : PW1­ = $ 120.000,-
 PW2 = Pengeluaran selama 40 tahun
= ($ 6.000 +$ 1.250) (P/A; 11%; 40)
= $ 7.250 (8,951) = $ 64.895,-

 PW3 = Harga Akhir – pada akhir tahun ke


PW3 = $ 20.000 (P/F; 11%; 40)
= $ 20.000(0,0154) = $ 308,-
Penyelesaian :
 Total PW Pengeluaran = PW1 + PW2
= $ 184.895,-
 Present Worth Bersih
= PW Pengeluaran – Pw Nilai Akhir
= $ 184.895,- – $308,-

Net Present Value (NPV) = $ 184.587,-


≈ $ 184.580,-

Dalam kasus diatas, maka Alternatif D lebih


ekonomis dari Alternatif E.
Penyelesaian :
Nilai sekarang (PW) untuk rencana D dan E
dapat diubah menjadi ongkos-ongkos tahunan
(Annual Cash Flow), dengan mengalikan masing-
masing dengan faktor pengembalian modal (A/P; i;
n) untuk suku bunga 11% dan umur proyek 40
tahun.  
(0,11172)
Ongkos tahunan rencana D

= $ 135.519,- (A/P; 11%; 40) = $ 15.140,-


Ongkos tahunan rencana E

= $ 184.587,- (A/P; 11%; 40) = $ 20.622,-


Penyelesaian :

PW1 = = $ 50.000,-
PW2 = $ 50.000 (P/F; 11%; 20)
= $ 50.000 (0,1240) = $ 6.200,-
PW3 = $ 9.000 (P/A; 11%; 40)
= $ 9.000 (8,951) = $ 80.559,-
$ 136.365,-
Penyelesaian :
PW4 = $ 10.000 (P/F; 11%; 20)
= $ 10.000 (0,1240) = $ 1.240,-
PW5 = $ 10.000 (P/F; 11%; 40)
= $ 10.000 (0,0154) =$ 154,-
$ 1.394,-

NPV = $ 136.759 - $1.394 = $ 135.365,-


Penyelesaian :

Alternatif E :
Penyelesaian :

Alternatif D : (Satu Siklus) : 20 tahun


A* = $50.000 (A/P; 11%; 20) + $ 9.000 - $ 10.000
(A/F; 11%; 20)
= $ 50.000 (0,1256) + $ 9.000 - $ 10.000
(0,0156)
= $ 6.280 + $ 9.000 - $ 156
A* = $ 15.124,-
 
P* = A (P/A; 11%; 40)
= $ 15.124 (8,9511)
= $ 135.376,-
Penyelesaian :
Alternatif D : (Dua Siklus) : 40 tahun
 A* = $50.000 (A/P; 11%; 40) + $ 9.000 + ($
50.000 - $ 10.000)(P/F; 11%; 20) (A/P; 11%;
40) - $ 10.000 (A/F; 11%; 40)
= $ 50.000 (0,1117) + $ 9.000 - $ 40.000 (0,1240)
(0,1117) - $ 10.000 (0,0017)
= $ 5.585 + $ 9.000 - $ 554 - $ 17
A* = $ 15.122,-

P* = A (P/A; 11%; 40)


= $ 15.122 (8,9511)
= $ 135.359,-
TINGKAT/ LAJU PENGEMBALIAN
(RATE OF RETURN)

Ekonomi Teknik
PENGERTIAN
Laju (tingkat) pengembalian (rate of return) adalah
besarnya tingkat bunga (discount Interest Rate) yang
menjadikan biaya pengeluaran dan pemasukkan
besarnya sama.
SEMUA PEMASUKAN = SEMUA PENGELUARAN
PERHITUNGAN
 Ditentukan:
SEMUA BIAYA x BUNGA = HASIL
yang harus dikeluarkan
SAMA
 Kemudian ditentukan pula:
SEMUA PEMASUKKAN x BUNGA= HASIL
yang ada
SELISIH
NOL
 Hal ini dilakukan agar dapat dibandingkan SEMUA
PERHITUNGAN dengan “PRESENT VALUE”
PERHITUNGAN
PV. SEMUA BIAYA= PV. SEMUA PEMASUKKAN
Perhitungan bunga dilakukan dengan TRIAL& ERROR
Rate Of Return ≈ Bunga (Interest)

 Dalam hal perhitungannya tidak dipengaruhi oleh suku


bunga komersil yang berlaku sehingga sering disebut
dengan istilah : IRR ( Internal Rate Return)
PERHITUNGAN
 Apabila:

IRR > SUKU BUNGA KOMERSIL = PROYEK MENGUNTUNGKAN


(FEASIBLE)
IRR < SUKU BUNGA KOMERSIL = PROYEK RUGI
(TIDAK FEASIBLE)
PERHITUNGAN

 IRR : dapat lebih mudah dicari apabila variasi


permasalahan tidak banyak yaitu:

 Dominasi “Cash Flownya” pada periode Nilai Sekarang (PV)


 Dominasi “Cash Flownya” pada pembayaran Tahunan
(Annual)
 Dominasi “Cash Flownya” pada periode Nilai yang Akan
Datang (FV)
PERHITUNGAN
 Apabila permasalahan merupakan variasi dari:
 Periode Awal (PV)
 Periode Tahunan (Annual)
 Periode Akhir (FV)

Maka untuk menghitung (menentukan) IRR secara


“Trial and Error” (tebakan/guessing) akan semakin
sulit.
PERHITUNGAN
 Dasar perhitungan IRR dapat dilakukan dengan:
1) Nilai sekarang bersih = 0
2) Nilai sekarang penerimaan – Nilai sekarang biaya = 0
3) .
Atau:
4) Nilai tahunan bersih = 0
5) Nilai tahunan penerimaan – Nilai tahunan biaya = 0
6) .
PERHITUNGAN
 Contoh 1:
Sebuah proyek dengan investasi sebesar Rp. 20.000.000,- dan akan
memberikan pemasukan setiap tahunnya sebesar : Rp. 4.900.000,-
berlangsung selama 5 tahun. Berapa IRR dari proyek tersebut ?
Jawab:

Sehingga:
Lanjutan
 Dari tabel bunga
i
7% 4,1002
? 4,0816
7,5 % 4,0459
Lanjutan
 Atau dapat juga dihitung dengan memasukkan harga pada
tabel : P/A ; untuk n=5 dan i : 7% dan 7,5%
PERHITUNGAN
 Contoh 2:
Seorang developer membangun sebuah rumah dengan harga
Rp. 100.000.000,- dan merencanakan akan menjualnya 10
tahun kemudian dengan harga Rp. 259.000.000,- . Berapa rate
of returnnya?
Jawab:
Lanjutan
 Dari tabel bunga

i
9,5% 0,4035
? 0,3861
10 % 0,3855
Lanjutan
 Atau dapat juga dihitung dengan memasukkan harga pada
tabel : P/F ; untuk n=10 dan i : 9,5% dan 10%
PERHITUNGAN
 Contoh 3:
Sebuah proyek dengan investasi sebesar Rp. 70.000.000,- dan
akan memberikan penerimaan setiap tahunnya selama 4 tahun
sebesar :
 Tahumn 1: Rp. 10.000.000,-
 Tahumn 2: Rp. 17.500.000,-
 Tahumn 3: Rp. 25.000.000,-
 Tahumn 4: Rp. 32.500.000,-
Berapa rate of return (IRR) dari proyek tersebut?
PENYELESAIAN
 Cara I : Nilai tahunan bersih (A bersih) = 0
Nilai Tahunan Penerimaan (AP)- Nilai Tahunan Biaya (AB ) =0
Trial and Error:
Coba i % = 5%
NTB: A Bersih = -70 juta (A/P;5%; 4)+10 juta+7,5 juta (A/G;5%;4)
= -70 juta (0,2820)+10 juta+7,5 juta (1,4391)
= 1,05
Coba i % = 6%
NTB: A Bersih = -70 juta (A/P;6%; 4)+10 juta+7,5 juta (A/G;6%;4)
= -70 juta (0,2886)+10 juta+7,5 juta (1,4272)
= 0,502
PENYELESAIAN
Coba i % = 7%
NTB: A Bersih = -70 juta (A/P;7%; 4)+10 juta+7,5 juta (A/G;7%;4)
= -70 juta (0,2952)+10 juta+7,5 juta (1,4155)
= -0,04775
PENYELESAIAN
 Cara II : Nilai Sekarang Bersih (NPV)=0
Trial and Error:
Coba i % = 6%
NPV = -70 juta+10 juta (P/A;6%; 4)+7,5 juta (P/G;6%;4)
= -70 juta+10 juta (3,4651)+ +7,5 juta (4,94551)
= 1,742

Coba i % = 7%
NPV = -70 juta+10 juta (P/A;7%; 4)+7,5 juta (P/G;7%;4)
= -70 juta+10 juta (3,38721)+ +7,5 juta (4,7947)
= -0,168
PENYELESAIAN

Sehingga dapat disimpulkan : IRR ≈ 7%


PERHITUNGAN
 Contoh 4:
Sebuah proyek mempunyai aliran dana sebagai berikut:

Harga akhir: 220.000,- dan harus dikeluarkan


Komisi 5% = 220.000 x (1-0,05) = 209.000,-
PENYELESAIAN
 Perhitungan NPV untuk IRR secara coba-coba: untuk i % =
18% dan 20%
Aliran PV PV
Tahun (P/F;18%;n) (P/F;20%;n)
Dana Netto i%= 18% i%= 20%
0 -109.000 - -109.000 - -109.000
1 +10.000 0,8475 +8.475 0,8333 +8.333
2 +12.500 0,7182 +8.978 0,6944 +8.680
3 +12.300 0,6085 +7.486 0,5787 +7.118
4 +13.500 0,5158 +6.963 0,4823 +6.511
5 +14.400 0,4371 +6.294 0,4019 +5.787
6 +13.700 0,3704 +5.074 0,3349 +4.588
7 +12.900 0,3139 +4.049 0,2791 +3.600
8 +209.000 0,3139 +65.605 0,2791 +58.332
Total +189.300 - +3.924 - -6.051
PENYELESAIAN
 Interpolasi
ANALISA INKREMENTAL

Ekonomi Teknik
PENDAHULUAN
Bila rencana investasi yang dievaluasi hanya satu buah,
maka alternatif rencana investasi tersebutditerima apabila
mempunyai nilai IRR> tingkat pengembalian minimum
(MARR) yang diinginkan oleh investor.
 Bila sebaliknya, maka alternatif ditolak.

Apabila alternatif rencana investasi yang dievaluasi lebih


dari satu, maka digunakan: “Metode Inkremental”
PENGERTIAN
 Metode inkremental pada analisa laju pengembalian dapat
dijelaskan sebagai berikut: Misalnya terdapat dua alternatif
yang harus dievaluasi, dari kedua alternatif tersebut dapat
dinyatakan dalam hubungan sebagai berikut.

Alternatif dgn Biaya Alternatif dgn Biaya Selisih/ Perbedaan


= +
Investasi Lebih Investasi Lebih Rendah diantaranya
Tinggi

 Selisih atau perbedaan ini dapat dilihat sebagai proyek semu


(“dummy”) yang bisa juga memilki (dapat dihitung) IRRnya.
Dan IRR dari proyek semu ini disebut sebagai IRR
Inkremental (∆IRR)
PENGANTAR
 Kriteria pemilihan pada kondisi ini adalah:

Keadaan/Situasa Keputusan yang Diambil


IRR>MARR Pilih alternatif dengan biaya investasi yang lebih tinggi
IRR<MARR Pilih alternatif dengan biaya investasi yang lebih rendah
 Apabila alternatif yang dibandingkan lebih dari dua buah, maka:
 langkah pertama adalah menentukan urutan proyek berdasarkan biaya
investasi, dan disusun dari proyek dengan biaya investasi terendah ke
tinggi.
 Langkah selanjutnya adalah melakukan analisa inkremental proyek
urutan 1 dan 2, kemudian alternatif terpilih dibandingkan dengan proyek
urutan ke 3 dan seterusnya.
Contoh
 Apabila MARR = 6% dan n=20 tahun, maka alternatif mana
yang harus dipilih dari alternatif berikut ini:

A B C D E
Biaya Investasi 4.000 2.000 6.000 1.000 9.000
Penerimaan per Tahun 639 410 761 117 785
IRR 15% 20% 11% 10% 6%
PENYELESAIAN
 Langkah pertama: menyusun alternatif menurut investasinya,
dari yang Terkecil sampai Terbesar
D B A C E
Biaya Investasi 1.000 2.000 4.000 6.000 9.000
Penerimaan per Tahun 117 410 639 761 785
IRR 10% 20% 15% 11% 6%

 Analisa Inkremental IRR adalah sebagai berikut:

B-D A-B C-A E-A


Biaya Investasi 1.000 2.000 2.000 5.000
Penerimaan per Tahun 293 229 122 146
(∆)IRR 29% 10% 2% <0%
Keputusan Pemilihan B A A A
PENYELESAIAN
 [B-D]: NPV = -1.000+293(P/A; i%; 20)=0 →
 (P/A; 29%; 20) = 3,4271
= 3,4130 →
 (P/A; 30%; 20) = 3,3158
 IRR>MARR ← ∆IRR ≈ 29% → dengan Investasi lebih besar dipilih : B

 [A-B]: NPV = -2.000+229(P/A; i%; 20)=0 →


 (P/A; 9,5%; 20) = 8,8124
= 8,7336 →
 (P/A; 10%; 20) = 8,5136
 IRR>MARR ← ∆IRR ≈ 10% → dengan Investasi lebih besar dipilih : A
PENYELESAIAN
 [C-A]: NPV = -2.000+122(P/A; i%; 20)=0 →
 (P/A; 2%; 20) = 16,3514
= 16,3934 →
 (P/A; 1,75%; 20) = 16,7529
 IRR< MARR ← ∆IRR ≈ 2% → dengan Investasi lebih kecil dipilih : A

 [E-A]: NPV = -5.000+146(P/A; i%; 20)=0 →


 (P/A; i%; 20) = 34,2466 → ∆IRR < 0% → IRR< MARR
dengan Investasi lebih kecil dipilih : A
PENYELESAIAN

Keterangan:
 Apabila kita memasukkan harga MARR = 6%, maka akan didapatkan harga NPV (Net Present Value).
 Alternatif A: →NPV = -4000+639(P/A; 6%; 20)
= -4000+639(11,4699)= 3,329 → NPV TERBESAR
 Alternatif B: →NPV = -2000+410(11,4699)= 2,703
 Alternatif C: →NPV = -6000+761(11,4699)= 2,729
 Alternatif D: →NPV = -2000+117(11,4699)= 342
 Alternatif E: →NPV = -2000+785(11,4699)= 4
ANALISA BIAYA

Ekonomi Teknik
PENDAHULUAN
 Biaya-biaya yang terdapat di dalam perusahaan
diidentifikasi sebagai:
 Biaya Variabel (Variable Cost)

 Biaya Tetap (Fixed Cost)

 Biaya-biaya yang meragukan:

 Biaya Semi-Variabel

 Biaya Semi-Tetap
PENGERTIAN
 Biaya Tetap
biaya yang akan tetap konstan walaupun volume produksi
berubah
 Biaya Variabel
biaya yang berubah sesuai dengan perubahan volume
produksi
 Analisa Biaya
Ada sinkronisasi di dalam perusahaan bersangkutan seperti
antara departemen Produksi dan Penjualan, dimana di
dalam analisa biaya, sisa produk /persediaan tidak diakui.
PERBANDINGAN ANTARA HARGA JUAL,
BIAYA VARIABEL DAN BIAYA TETAP
 Asumsi:
 Harga jual/unit tetap sama berapapun jumlah yang dijual.

 Biaya variabel dijadikan perbandingan konstan

 Apabila:
 Harga jual/unit = Rp. 100.000,-
 Biaya variabel/unit = Rp. 60.000,- → 60% dari Harga jual

 Biaya Tetap + Laba (Rugi)= Rp. 40.000,- → Konstribusi


PERBANDINGAN ANTARA HARGA JUAL,
BIAYA VARIABEL DAN BIAYA TETAP

Laba/unit Kontribusi
Biaya Tetap/unit (uang/unit)

Harga Jual/unit

Biaya Variabel/unit
 Dalam Presentase: Biaya Tetap + Laba (Rugi) = 40% dari harga jual

Marginal Income Ratio

Total Penjualan + Total Biaya Variabel

Marginal Income
Diagram Break Even

 Garis OS : Garis Penjualan


 Garis O1T : Garis Biaya Total
 Garis OV : Garis Biaya Variabel
 Garis OP : Garis Biaya Produksi

 Perhatikan S4P4 → Penjualan Total → Total Penerimaan : OR


Jumlah Produksi : OP4
Biaya Variabel : V4P4
Biaya Total : T4P4
Diagram Break Even

 Apabila: jumlah yang dijual turun: P4→ P3 → Laba turun


→ Kontribusi/unit semakin turun

 P2 turun → S2=T2 → Kontribusi Total hanya dapat digunakan untuk


menutupi biaya tetap
 P1 turun → Kontribusi Total semakin turun → bahkan tidak dapat
digunakan untuk menutupi biaya tetap seluruhnya → hanya sebagian saja
→ perusahaan menderita kerugian
Break-Even
 Suatu perusahaan dikatakan Break Even apabila setelah dibuat
perhitungan Rugi-Laba dari suatu periode kerja dari suatu
kegiatan usaha tertentu, perusahaan tidak memperoleh LABA,
tetapi juga tidak menderita KERUGIAN, atau dapat dikatakan
LABANYA NOL juga RUGINYA NOL.
 Jadi perusahaan itu memperoleh hasil dari penjualan atau
seluruh penghasilan dijumlahkan, dan jumlah itu sama
besarnya dengan seluruh biaya yang telah dikorbankan. Jadi
seluruh penghasilan sama besar dengan biaya.
 Dengan pengertian : Dari penghasilan yang didapatkan
perusahaan hanya mampu untuk menutupi seluruh biaya yang
ada.
Analisa Titik Pulang Pokok
(Break Even Analysis)

Analisa BEP merupakan analisa ekonomi yang umum


diaplikasikan dalam proses pengambilan keputusan mengenai
berapa volume (Jumlah) produksi yang harus dibuat agar tetap
menguntungkan dengan mempertimbangkan unit-unit biaya
tetap, biaya variabel dan harga per unit produknya. Dengan
analisa ini maka dengan cepat diketahui pengaruh perubahan
volume produksi/penjualan terhadap besarnya keuntungan
yang diperoleh.
Analisa Titik Pulang Pokok
(Break Even Analysis)
 Dalam bentuk diagram:

 Sb X : menggambarkan jumlah/volume produk (N) yang dihasilkan (Dijual), selain itu bisa
juga digunakan untuk menunjukkan % kapasitas.
 NBE : Jumlah/volume produk yang menyebabkan terjadinya BEP.
 Sb Y : mengganbarkan besarnya biaya atau penerimaan untuk berbagai jumlah/output produk.
Analisa Titik Pulang Pokok
(Break Even Analysis)

 BEP menunjukkan → Total Biaya = Total Penerimaan


Apabila terjadi → TC > TR → Rugi (Loss)
TC < TR → Untung (Profit)
Analisa Titik Pulang Pokok
(Break Even Analysis)
 Contoh: Menentukan Jumlah Produksi (BE)
Untuk menyambut ulang tahun USU diadakan pasar murah di USU.
Dalam hal ini Lusi ikut mengambil bagian di pasar murah tersebut. untuk
menjual suatu barang dengan data-data sebagai berikut:
 Barang yang dibeli dengan harga Rp. 5.000,-/unit dan apabila tersebut
tidak laku terjual dapat dikembalikan semuanya.
 Barang akan dijual dengan harga : Rp. 10.000,-/unit dan
 Untuk menjual barang tersebut. Lusi menyewa sebuah tempat dengan
harga sewa : Rp. 800.000,-
Agar Lusi dapat memperoleh kembali modalnya (BE) berapa jumlah
barang yang harus dijualnya?
PENYELESAIAN
 Maka untuk menentukan berpa jumlah yang harus terjual agar Lusi tidak
mengalami kerugian adalah sebagai berikut:

PENJUALAN = BIAYA TETAP + BIAYA VARIABEL + KEUNTUNGAN


(Penjualan/unit) (Unit BE) = B. Tetap + (B. Variabel/unit) (Unit BE)
PENYELESAIAN

 TP = Rp. 10.000/unit (160 unit)= Rp. 1.600.000,-


 TBV = Rp. 5.000/unit (160 unit)= Rp. 800.000,-
 TBT = Rp. 5.000/unit (160 unit)= Rp. 800.000,-
 TB = TBV+TBT = Rp. 1.600.000,-

Direkonsiliasikan:
 Penjualan (BE) : Rp. 1.600.000,-
 Biaya Variabel : Rp. 800.000,-
 Pendapatan Marjinal : Rp. 800.000,-
 Biaya Tetap : Rp. 800.000,-
 Laba/Rugi : Rp. 0,- → (BE)

Anda mungkin juga menyukai