Etos Kerja Dalam
Etos Kerja Dalam
.
ETOS KERJA DALAM AL-QUR’AN
Untuk menekankan perintah agar kita semua menggunakan kesempatan hidup ini
dengan giat bekerja dan beramal, Allah swt menegaskan bahwa tidak ada satu amal atau satu
pekerjaanpun yang terlewatkan untuk mendapatkan imbalan di hari akhir nanti, karena
semua amal dan pekerjaan kita akan disaksikan Allah swt, Rasulullah saw dan orang-orang
mukmin lainnya. Allah swt berfirman;
ب وال ّشهاد ِة فَيُنبّئُ ُك ْم بِما ُك ْنتُ ْم َ ُُهُ َوال ُم ْؤ ِمنLَوقُلْ ا ْع َمل ُوافَ َسيَ َرى هللاُ َع َملَ ُك ْم َو َرسُول
ِ ون َو َستُ َر ُّدون اِلى
ِ لغ ْيLعالم ا
و َنL ْ تَ ْع َمل
“Dan Katakanlah; “Bekerjalah kamu, maka Allah swt dan Rasulullah-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui akan yang gaib dan nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.”(QS. At-Taubah’; 105)
Perbuatan suka memberi atau enggan meminta-minta dalam memenuhi kebutuhan hidup,
sangatlah dipuji oleh agama. Hal ini jelas dikatakan Nabi SAW dalam hadis di atas bahwa Nabi
mencela orang yang suka meminta-minta (mengemis) karena perbuatan tersebut merendahkan
martabat kehormatan manusia. Padahal Allah sendiri sudah memuliakan manusia, seperti
terungkap melalui firman-Nya :
َى َكثِي ٍْر ِم َم ْن َخلَ ْقنَاLض ْلنَاهُ ْم َعل ِ فى ْالبَرِّ َو ْالبَحْ ِر َو َر َز ْقنَاهُ ْم ِم َن الطَّيِّبَا
َ َت َوف ِ َولَقَ ْد َك َر ْمنَا بَنِى اَ َدم ََو َح ْملنَاهُ ْم
ًض ْيال ِ تَ ْف
“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam. Kami angkat mereka di daratan dan di
lautan. Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan
yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Q.S Al-Isra’ : 70).
HADIST TERHADAP ETOS
KERJA
Disisi lain, Rasulullah saw sangat menekankan kepada seluruh umatnya, agar tidak menjadi orang
yang pemalas dan orang yang suka meminta-minta. Pekerjaan apapun, walau tampak hina dimata banyak
orang, jauh lebih baik dan mulia daripada harta yang ia peroleh dengan meminta-minta. Dalam sebuah
riwayat disebutkan;
ْ ّى هللا عليْه وسلّم قال (اليد العليا خيرLوعن حكيْم بن حزام رضى هللا عنهما عن النّب ّي صل
ْ وابْدأ،من يد السّفلى
بمن
ْ ْفف يعفّه هللا
والفظ للبخارى, ومن يسْت ْغن ي ْغنه هللا) متفق عليه ْ ومن يسْتع
ْ عن ظهر غنى ْ صّدقةLتعول وخيْر ال
Dari Hakim putra Hizam, ra., dari Rasulullah saw., beliau bersabda; “Tangan yang di atas lebih baik dari
tangan yang di bawah, dahulukanlah orang yang menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-baiknya sedekah itu
ialah lebihnya kebutuhan sendiri. Dan barang siapa memelihara kehormatannya, maka Allah akan
memeliharanya. Dan barang siapa mencukupkan akan dirinya, maka Allah akan beri kecukupan padanya.”
(H.R Bukhari).
Demikiankah juga hadis ini memberi isyarat bahwa agama Islam menyuruh umatnya bekerja
untuk mendapatkan rezeki. Islam sangat menilai jelek dan rendah martabat perilaku menjadi
pengemis, untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bekerja mencari kayu bakar kemudian dijual adalah
lebih baik daripada mengemis. Hal ini dinyatakan Nabi dalam salah satu sabdanya, hadis dari Abu
Hurairah r.a bahwa Rasulullah bersabda :