Anda di halaman 1dari 27

Inkontinensia Urin pada Pasien

Geriatri
Kelompok D1
Christinia Sagita Parinusa 102013090
M.Dahrul Arifin 102013224
Nia Uktriae 102014113
Rayhand Mubarakh 102015013
Fransiska Elviana Arly 102015063
Agung Setiawan 102015103
Angelia Winoto 102015110
Alan Crispapanrio Patandianan 102015179
Izyanie Ain Binti Che Yusoff 102015225
Tutor: dr Irwandy
SKENARIO 8

Perempuan 70 tahun diantar berobat ke


poliklinik dengan keluhan tidak dapat
menahan kencing sehingga sering
mengompol sebelum sampai ke wc sejak 3
minggu lalu
Identifikasi Istilah

Tidak ada
Rumusan Masalah

Wanita 70 tahun tidak bisa menahan kencing dan sering


ngompol sejak 3 minggu lalu.
Mind map

patofisiologi Etiologi epidemiologi

Penatalaksanaan vektor
Diagnosis
Komplikasi Cara
dan prognosis Pemeriksaan penularan
Penunjang

Gambaran Klinis
Diagnosis
Banding
Anamnesis &
Pemeriksaan fisik

Anamnesis &
Pemeriksaan fisik

RM
Hipotesis
Wanita 70 tahun mengalami inkontinesia urin
Pendahuluan
Inkontinesia urin merupakan masalah kesehatan yang
cukup sering dijumpai pada orang yang berusia lanjut,
khususnya pada perempuan

Berbagai komplikasi dapat menyertai inkonentisia


urin seperti saluran kemih, kelainan kulit, ggn
tidur, masalah psikososial dan bahkan dehidrasi
Anamnesis
KU: tidak dapat menahan kencing sejak 3 minggu lalu

RPS: sering mengompol sebelum sampai ke wc, sejak 3


minggu

KP: nyeri lutut, masalah psikososial: depresi

RP: menjadi malu bergaul

Tidak ada riwayat penyakit DM, Hipertensi, Jantung


Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: tampak sakit ringan

Kesadaran: kompos mentis

Tek. Darah: 130/80 mmHg

TB: 150 cm. BB: 60 kg IMT: obesitas 1


F.Nadi: 85x/menit F.napas: 20x/menit

suhu: 37◦C

Nyeri pada lutut saat berjalan


Geriatri
Merupakan ilmu yang menitik beratkan pada pencegahan,
diagnosis, pengobatan dan pelayanan pada para pasien usia
lanjut

Beberapa ciri khasnya yaitu: • daya cadangan faali


• Multipatologi menurun
• tampilan gejala dan tanda • disertai gangguan status
tidak khas fungsional dan gangguan
nutrisi
Proses Menua
Merupakan proses yg dipengaruhi interaksi faktor
genetik dan lingkungan

Dewasa=> titik kembang paling maksimal

30 th=> titik balik penurunan fungsi organ,+-


1% / tahun

40 th=> efek penuan akan telihat lebih jelas


Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Sal. Kemih dan Kelamin
=> Memeriksa kemungkinan terjadinya prolapse panggul /
distensi kandung kemih

Uji Tekan Batuk


=> Menguji ada tidaknya Inkontinensia tipe stress

Evaluasi persyarafan sacrolumbal

Pemeriksaan Volume Sisa Urin


Þ Melihat ada tidaknya obstruksi sal. Kemih dan
menentukan penyebab inkontinensia
Þ residu 50ml tipe stress
Þ Residu >200ml kelemahan otot detrusor
Pemeriksaan Penunjang
Kultur Urin => untuk menyingkirkan infeksi

IVU (Intra Venous Urethrography)


=> Pemeriksaan Radiologi sal. Kemih, untuk melihat anatomi
dan fisiologi sal. kemih

Tes Urodinamik
=> Untuk melihat pergerakan urin

Sistokopi
=> Dilakukan jika dicurigai adana batu / neoplasma kandung
kemih
Etiologi
Inkontinensia campuran => kombinasi antara tipe stress dan
tipe urgensi

Tipe stress: tidak dapat menahan miksi jika terjadinya


peningkatan tekanan intraabdomen

Tipe urgensi: tidak dapat menahan miksi saat sensasi


berkemih muncul.

Hal tersering penyebab inkontinensia urin pada usia lanjut


adalah melemahnya otot detrusor dan terjadinya penurun
kadar hormon, estrogen pada perempuan dan androgen pada
laki-laki
Etiologi
Inkontinensia Urin dapat disebabkan juga oleh beberapa faktor
yaitu:

Kehamilan Multipara

Hysterectomy Obesitas

Menopause
Epidemiologi


Lebih sering terjadi pada wanita

10-40% wanita usia lanjut mengalami inkontinensia urin.

Terseing adalah tipe campuran

Puncak prevalensi pada wanita yg telah menopause
Patofisiologi
Fase
pengisisan
Proses Miksi
Fase
pengosongan

Volunter

Kontrol
Miksi

Involunter
Manifestasi Klinis
Tidak mampu menahan rasa berkemih saat sensasi ingin
berkemih muncul atau saat batuk dan tertawa

Timbul rasa depresi karena perubahan psikososial setelah


mengalami inkontinensia urin
Diagnosis
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang maka
pasien tersebut mengalami inkonentisia urin tipe campuran

Inkontinensia campuran => kombinasi antara tipe stress dan


tipe urgensi

Inkontinensia campuran => melemahnya otot-otot dasar


panggul dan kontraksi involunter dari otot detrusor
Dignosis Banding
Diagnosis Banding Gejala Penyebab

Inkontinensia Urin Tipe Pengeluaran urin involunter Kontraksi otot detrusor yg


Urgensi karena Dorongan rasa ingin involunter
berkemih yg mendadak

Inkontinensia Urin tipe Stress Pengeluaran urin involunter Melemahnya otot-otot dasar
akibat peningkatan tek. panggul dan sfingter
Intraabdomen, mis. Pada vesikouretro
batuk, dan tertawa

Inkontinensia Urin Tipe Tidak dapat mencapai toilet Penurunan fungsi fisik dan
Fungsional pada saat yg tepat kognitif pasien

Inkontinensia Urin Tipe Pengeluaran urin involunter Distensi kandung kemih,


Overflow berupa penetesan urin yg sering hipertropfi prostat
dan rasa tidak puas saat miksi
Penatalaksaan
Terapi non farmakologis

Terapi Cara

Bladder training Memperpanjang interval waktu


berkemih, sehingga frekuensi berkemih 6-
7x/hari
Habit training Membiasakan berkemih sesuai waktu yg
telah ditentukan

Promted voiding Mengajari dan mengenalakn kondisi


berkemih pada lansia, (tipe fungsional)

Latihan otot dasar panggul Kontraksi dan relaksasi otot dasar


panggul secara berulang, (senam ringan
yg berfokus pada panggul)
Penatalaksanaan
Jenis obat Mekanisme Tipe inkontinensia Efek samping Nama obat dan Dosis

Antikoligernik & Meningkatkan kapasitas vesika Urgensi atau stress dengan Mulut kering, penglihatan Oksibutinin: 2,5-5 mg tid
antispasmodic urinaria dan mengurangi instabilitas detrusor atau kabur, peningkatan TIO, Tolterodine: 2 mg bid
involunter vesika urinaria hiperrefleksia konstipasi dan delirium. Dicyclomine: 10 – 20 mg
Imipramine: 10 -50 mg tid

α-Adrenergik agonis Meningkatkan kontraksi otot Tipe stress dengan kelemahan Sakit kepala, takikardi, Pseudofedrin: 15 – 30 mg tid
polos urethra sphinter peningkatan tekanan darah Phenylpropanolamine: 75 mg bid
Imipramine: 10 – 50 mg tid

Estrogen agonis Meningkatkan aliran darah Tipe stress, tipe urgensi yang Kanker endometrial, Oral: 0,625 mg/hr
periurethra berhubungan dengan vaginitis peningkatan tekanan darah, Topical: 0,5 – 1,0 gr/aplikasi
atropi batu saluran kemih  

Kolinergik agonis Menstimulasi kontraksi vesica Tipe luapan atau overflow Bradikardi, hipotensi, Bethanechol: 10 – 30 mg tid
urinaria dengan vesika urinaria atonik bronkokontriksi, sekresi asam
lambung

α-Adrenergik antagonis Merelaksasi otot polos urethra Tipe luapan dan urgensi yang Hipotensi postural Tetrasozine: 1 – 10 mg/hr
dan kapsul prostat berhubungan dengan
pembesaran prostat
Penatalaksanaan Lain
Alat bantu
Pampers
toilet

Kateterisasi Pembedahan
Pencegahan
Wanita, disarankan untuk tidak terlalu terlalu sering
melahirkan

Wanita, setelah melahirkan disarankan mengikuti senam kegel


sejak dini

Pria, disarankan menjaga kesehatan prostat untuk menghindari


tipe overflow

Pasien dengan penyakit demensia dan gangguan mobilitas


harus mendapat akses ke kamar kecil yang lebih mudah
Komplikasi
Infeksi Kulit
Infeksi Saluran
disekitar
kencing
kemaluan

Masalah Psiko-
Ganguan Tidur
Sosial

Dehidrasi

Dekubitus
Prognosis


Cukup baik jika diketahui dengan cepat dan tepat
penyebabnya

Jarang ditemukan komplikasi berat seperti gagal ginjal
Kesimpulan

Hipotesis diterima

Inkontinensia urin merupakan masalah kesehatan yang
prevalensinya meningkat seiring dengan meningkatnya usia

Lebih banyak menyerang perempuan dibanding laki-laki

Berdasarkan skenario, pasien menderita inkontinensia tipe
campuran.

Disebabkan karena melemahnya otot dasar panggul sehingga tidak
dapat menahan tekanan intraabdomen (tipe stres) dan
oversensitivitas dari kandung kemih (tipe urgensi)

Anda mungkin juga menyukai