Anda di halaman 1dari 24

Towards Social and

Environmental
Accounting
Information Systems
(CSR Accounting)

Sie Cindy C.P. 16.G1.0170

Celia Erry S. 17.G1.0096

Kristy H. 17.G1.0102

Devi Yulianawati S. 17.G1.0109


– Bermula dari pro-kontra kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah mengenai CSR, masing-
masing pihak memiliki pandangan yang kurang tepat terhadap kebijakan tersebut. Sehingga
perlu untuk melakukan dekonstruksi CSR untuk mewujudkan bisnis dan perusahaan yang
berkelanjutan. Dekonstruksi CSR harus di barengi dengan reformasi paradigma bisnis bahwa
CSR bukan hanya tentang untung rugi jangka pendek, namun juga suatu bentuk tindakan etis
yang dapat meningkatkan nilai perusahaan dan CSR merupakan cara yang baik untuk
menjalin relasi dengan masyarakat supaya tercipta keberlangsungan perusahaan. Reformasi
paradigma bisnis pun harus diikuti dengan reformasi paradigma akuntansi. Akuntansi
konvensional memiliki keterbatasan dimana informasi sosial dan lingkungan tidak dapat
disajikan di laporan keuangan. Maka perlu adanya perubahan prinsip dan standar supaya
informasi mengenai sosial dan lingkungan dapat disajikan. Karena CSR memberikan dampak
ke perusahaan
Definisi Akuntansi CSR

Suatu proses pengukuran, pencatatan, pelaporan dan pengungkapan informasi


terkait efek-efek sosial dan lingkungan dari tindakan-tindakan ekonomi perusahaan
bagi kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat atau yang menjadi
stakeholder perusahaan” (Lako, 2008b)
Dua Dimensi Utama dalam Akuntansi
CSR
– Melaporkan dan mengungkap costs dan benefits dari aktivitas ekonomi
perusahaan yang secara langsung berdampak pada profitabilitas bottom-line
(laba)
– Melaporkan costs dan benefits dari aktivitas ekonomi perusahaan yang
berdampak langsung pada individu, masyarakat dan lingkungan
Tujuan Akuntansi CSR

– Mengidentifikasi, mengukur, mencatat dan melaporkan semua informasi terkait


dampak-dampak (impacts) dan costs dari aktivitas bisnis yang secara langsung
dan tidak langsung berdampak pada profitabilitas perusahaan dan kualitas sosial
dan lingkungan.
– Mengestimasi, mencatat dan melaporkan dampak, costs dan benefits dari suatu
proyek baik yang bisa terukur maupun sulit terukur terhadap masyarakat dan
lingkungan.
– Mengidentifikasi, mencatat dan mengungkap informasi terkait pengorbanan
sumber-sumber ekonomi entitas untuk program-program CSR dalam jangka
panjang.
Karakteristik Akuntansi CSR

– Menilai dampak sosial dari kegiatan-kegiatan perusahaan.


– Mengukur efektifitas dari program perusahaan yang bersifat sosial.
– Melaporkan sampai seberapa jauh perusahaan memenuhi tanggung jawab
sosialnya.
– Sistem informasi internal dan eksternal yang memungkinkan penilaian
menyeluruh terhadap sumber daya.
Fungsi Akuntansi CSR

– Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan


– Penilaian Kinerja Pusat Biaya
– Penilaian Kinerja Pusat Laba
– Penilaian Kinerja Pusat Investasi
Pusat-Pusat Pertanggungjawaban

– Pusat pendapatan
– Pusat pengeluaran
– Pusat laba
– Pusat investasi
– Pusat pendapatan
Pada pusat pendapatan, tingkat keluaran kita ukur dalam bentuk nilai uang, tetapi tidak
ada usaha formal yang dilakukan untuk mengkaitkan masukan atau biaya dengan keluaran
yang dihasilkannya. Pusat pendapatan terutama banyak kita temui pada organisasi
pemasaran. Anggaran atau target penjualan telah dipersiapkan atau direncanakan
terlebih dahulu, dimana gunanya adalah untuk mengukur transaksi-transaksi penjualan
yang sudah dilakukan ataupun order-order pembelian yang sudah tercatat dalam rangka
kegiatan pusat pendapatan secara keseluruhan dan juga untuk mencatat hasil kegiatan
dari masing-masing wiraniaga yang melaksanakan aktivitas tersebut.
Kemudian hasil-hasil nyata dari seluruh kegiatan tersebut kita bandingkan dengan nilai
tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya suatu anggaran.  
– Pusat pengeluaran
Pusat pengeluaran adalah pusat tanggungjawab, dimana masukan atau biayanya
diukur dalam satuan uang, akan tetapi keluarannya tidak kita ukur dalam satuan
uang. Secara umum ada dua macam pusat pengeluaran, yaitu pusat pengeluaran
yang besarnya dan pusat pengeluaran dimana nilai pengeluarannya itu kurang
dapat diukur (diskresioner).
Pusat Pembiayaan Terukur Atau Pusat Pembiayaan Diskresioner
Terencana (Tak Terukur)
Biaya-biaya terukur ini biasanya dinyatakan sebagai Beberapa unit organisasi menghasilkan keluaran yang
biaya standar. Bila seseorang telah menetapkan tidak dapat diukur dengan besaran nilai uang.
standar untuk suatu pusat pembiayaan tertentu, Kebanyakan dari unit tersebut biasanya berupa besaran
nilai uang. Kebanyakan dari unit tersebut biasanya
maka cara pengukuran tentang besarnya keluaran
berupa unit staff administratif, unit pembelian dan
atau hasil dari bagian tersebut dapat dilakukan
pengembangan produk serta beberapa unit dalam
dengan cara mengalihkan kuantitas hasil fisiknya kegiatan pemasaran. Usaha proses pengendalian untuk
dengan biaya standar per unitnya, sehubungan unit-unit pembiayaan diskresioner ini dimulai dengan
didapatkan biaya tertentu. Perhitungan biaya ditetapkannya suatu anggaran ataupun perencanaan
nyatanya anti dipertimbangkan dengan nilai biaya tahunan yang telah disetujui oleh pihak manajemen.
standar tadi, apabila terdapat perbedaan nilai Selanjutnya realisasi pembiayaan itu kita bandingkan
maka perbedaan besarnya nilai tersebut akan dengan nilai anggarannya. Oleh karena pada
dianalisis untuk menduga apa yang menyebabkan perbandingan tersebut besarnya tingkat masukan itu
tidak kita ukur dalam besaran nilai uang, maka pada
perbedaan tersebut. Keberhasilan prestasi kerja
dasarnya upaya ini tidak dapat kita lakukan sebagai cara
para manajer dari pusat pembiayaan dinilai atas
pengukuran prestasi kerja yang lengkap dan oleh karena
dasar seberapa jauh mereka selalu sama, atau itu maka cara ini dapat kita pakai sebagai dasar
bahkan berada di bawah tingkat biaya standar yang pengukuran yang menyeluruh tentang usaha penilaian
telah ditetapkan sebelumnya. para manajer secara keseluruhan.
– Pusat laba
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajer diukur
berdasarkan laba pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Dengan demikian
baik masukan diukur dengan nilai moneternya, yang artinya masukan diukur dalam
bentuk biaya dan keluaran diukur dalam pendapatan. Pusat laba pada umumnya
terdapat pada organisasi yang dibagi-bagi berdasarkan divisi-divisi penghasilan
laba (organisasi divisional). Manajer unit divisi ataupun manajer pusat laba
menentukan harga jual, strategi pemasaran serta kebijaksanaan produksi. Jumlah
investasi dalam unit ini hanya dapat diusulkan oleh manajer pusat laba, sedangkan
keputusan ditentukan oleh pimpinan tertinggi dari unit-unit pusat laba yang ada.
– Pusat investasi
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dapat
mengawasi revenue, biaya dan jumlah investasi atas harta yang ada pada pusat
pertanggungjawaban tersebut. Pada pusat pertanggungjawaban ini manajernya
dapat menentukan dan menetapkan jumlah piutang, kebijaksanaan persediaan,
menetapkan pembelian peralatan yang perlu untuk produksi dan pemasaran hasil
produksinya.
Ruang Lingkup Akuntansi CSR

Menurut Brummet dalam Glautier dan Underdown (1986 : 477) :


– Sumbangan terhadap laba bersih
– Sumbangan terhadap sumber daya manusia
– Sumbangan terhadap public
– Sumbangan terhadap lingkungan
– Sumbangan terhadap barang atau jasa
– Sumbangan terhadap laba bersih
Ada korelasi antara tujuan sosial dan tujuan memperoleh laba. Kegagalan
mengakui adanya masalah sosial mungkin dapat mempengaruhi kinerja laba
perusahaan.
– Sumbangan terhadap sumber daya manusia
Korelasi perusahaan dengan para pegawainya, yaitu semua yang terlibat dalam
kegiatan perusahaan.

Meliputi : pengangkatan pegawai, program pelatihan, pemberian upah dan gaji


secara layak, kebijakan promosi jabatan dan rotasi tugas, keamanan kerja,
pelayanan kesehatan yang memadai, lingkungan kerja yang nyaman, dan lain-lain.
– Sumbangan terhadap public
Meliputi bidang-bidang yang menampakkan kegiatan perusahaan terhadap
(kelompok) individu di luar perusahaan, yang antara lain meliputi: kegiatan
kemanusiaan umum, praktek peluang kesempatan kerja yang adil, pembayaran
pajak kepada pemerintah dan sebagainya.
– Sumbangan terhadap lingkungan
Meliputi pemberian perhatian terhadap aspek lingkungan produksi yang meliputi
pemakaian sumber daya, proses produksi, dan produksi yang mencakup kegiatan
daur ulang, penanggulangan pencemaran dan pemeliharaan lingkungan tempat
perusahaan berdiri dan beroperasi.
– Sumbangan terhadap barang atau jasa
Meliputi aspek kualitatif produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan.
Misalnya mengenai kegunaannya, daya tahannya, pengamanan dan pelayanannya
yang diupayakan sebaik mungkin sesuai peran yang diemban, serta mencakup pula
kepuasan pelanggan, kejujuran perusahaan dalam periklanan, kelengkapan dan
kejelasan dalam pemberian segel dan pembungkusan.
Pengukuran dan Pelaporan Akuntansi
Pertanggungjawaban Sosial

Menurut Glautier dan Underdown (1986 : 484 – 485) ada tiga pendekatan
– Pendekatan Deskriptif
– Pendekatan biaya yang dikeluarkan
– Pendekatan biaya manfaat
– Pendekatan deskriptif
Dalam laporan sosial deskriptif, informasi mengenai semua aktivitas sosial
perusahaan dilaporkan dalam bentuk uraian (deskriptif). Aktifitas-aktifitas sosial
perusahaan dalam pelaporannya tidak dikuantifikasikan dalam satuan uang.
– Pendekatan biaya yang dikeluarkan
Semua aktivitas sosial perusahaan dikuantifikasikan dalam satuan uang, sehingga
laporan yang dihasilkan dapat dibandingkan (laporan suatu tahun tertentu, dengan
laporan tahun yang lain).

Kelemahannya adalah tidak disajikannya manfaat yang diperoleh sehubungan


dengan telah dikeluarkannya biaya untuk suatu kegiatan.
– Pendekatan biaya manfaat
Mengungkapkan baik biaya maupun manfaat dari aktivitas-aktivitas sosial
perusahaan.

Pendekatan ini dianggap paling ideal namun sulit untuk diterapkan, karena tidak
adanya alat ukur manfaat dari yang dihasilkan atas biaya yang telah dikeluarkan
untuk aktivitas-aktivitas sosial perusahaan.
Thankyou.

Anda mungkin juga menyukai