Anda di halaman 1dari 15

Sistem Rujukan

Keluarga Berencana
Leni
juliati
Pengertian dan tujuan rujukan

Rujukan Keluarga Berencana (KB) adalah


pelimpahan kasus kontrasepsi dari tempat
pelayanan yang tidak mampu ke tempat pelayanan
yang lebih baik dan mampu melaksanakan,
mengatasi kasus tersebut.

Tujuan sistem rujukan adalah meningkatkan mutu,


cakupan dan efisiensi pelaksanaan pelayanan metode
kontrasepsi secara terpadu. Perhatian khusus terutama
ditujukan untuk menunjang upaya penurunan angka
kejadian efek samping, komplikasi, dan kegagalan
penggunaan kontrasepsi.
Kasus kontrasepsi yang dirujuk

• Calon peserta KB yang baru akan menggunakan alat


kontrasepsi.
• Peserta KB yang akan mengganti cara ke kontrasepsi
yang lainnya
• Peserta KB yang mengalami kasus dari pemakaian
kontrasepsi. Misalnya : kegagalan dari pemakaian alat
kontrasepsi.
• Pemeriksaan ulangan dari kontrasepsi yang
dipakainya.
Misalnya : pemeriksaan letak IUD atau Implant.
Tempat Pelayanan Rujukan
Bagi calon peserta KB baru yang akan menggunakan cara
kontrasepsi tertentu antara lain:
Calon peserta KB yang akan ber KB dengan metode Medis
1. Operatif ( Pria / Wanita ) atau peserta KB yang akan ganti
cara ke metode Medis Operatif dapat dirujuk ke Puskesmas
yang mampu melaksanakan Metode Operatif atau ke
Rumah Sakit pemerintah maupun Rmnah Sakit Swasta.

Peserta KB yang mengalami kasus dari pemakaian alat – alat


kontrasepsi, misalnya kegagalan dan komplikasi dapat
dirujuk ke Polindes, Puskesmas, Dokter / Bidan praktek
2. swasta dan Rumah Sakit pemerintah atau swasta
Pemeriksaan ulangan dari alat kontrasepsi yang dipakai
misalnya : IUD, Implant dapat dirujuk ke Polindes,
3. Puskesmas, Dokter / Bidan praktek swasta dan Rumah
Sakit pemerintah atau swasta.

Siapakah yang dapat melakukan rujukan ?


Pada tingkat dusun, dapat dirujuk oleh Kader / PPKBD
ke Bidan di desa ( Polindes ) atau Puskesmas pembantu.
Pada tingkat desa, dapat dirujuk oleh Bidan di desa
( PLKB ) ke Puskesmas, Dokter dan Dokter praktek
4. swasta.
Pada tingkat kecamatan, dapat dirujuk oleh Bidan /
Dokter praktek swasta, Kepala Puskesmas ke Rumah
Sakit pemerintah atau swasta.
5. Tata laksana
Rujukan Medik dapat berlangsung :
1.  Internal antara petugas di satu Puskesmas.
2.  Antara Puskesmas Pembantu dan Puskesmas.
3.  Antara masyarakat dan Puskesmas.
4.  Antara satu Puskesmas dan Puskesmas yang
lain.
5.  Antara Puskesmas dan Rumah Sakit,
laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
6. Internal antara bagian / unit pelayanan di
dalam satu rumah sakit.
7. Antar Rumah Sakit, laboratorium atau fasilitas
pelayanan lain dan Rumah Sakit,     laboratorium
atau fasilitas pelayanan yang lain.
dalam melaksanakan rujukan harus telah diberikan :
1.      Konseling tentang kondisi klien yang menyebabkan
perlu dirujuk.
2.      Konseling tentang kondisi yang diharapkan
diperoleh di tempat rujukan.
3.      Informasi tentang fasilitas pelayanan kesehatan
tempat rujukan dituju.
dalam 4.      Pengantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang
melaksanaka dituju mengenai kondisi klien saat ini dan      riwayat
n rujukan sebelumnya serta upaya / tindakan yang telah diberikan.
harus telah 5.      Bila perlu, berikan upaya mempertahankan
diberikan : keadaan umun klien.
6.      Bila perlu, karena kondisi klien, dalam perjalanan
menuju tempat rujukan harus didampingi  perawat /
Bidan.
7.      Menghubungi fasilitas pelayanan tempat rujukan
dituju agar memungkinkan segera menerima rujukan
klien.
Fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima rujukan, setelah

memberikan upaya penanggulangan dan kondisi klien telah

memungkinkan, harus segera mengembalikan klien ke tempat

fasilitas pelayanan asalnya dengan terlebih dahulu memberikan :

1.   Konseling tentang kondisi klien sebelum dan sesudah diberi

upaya penanggulangan.

2.   Nasehat yang perlu diperhatikan klien mengenai kelanjutan

penggunaan kontrasepsi.

3.   Pengantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang merujuk

mengenai kondisi klien berikut upaya penanggulangan yang telah

diberikan serta saran – saran upaya pelayanan lanjutan yang harus

dilaksanakan, terutama tentang penggunaan kontrasepsi.


Jenis Rujukan
Rujukan Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) dapat
dibedakan atas tiga jenis yaitu sebagai berikut:

1. Pelimpahan Kasus

2. Pelimpahan pengetahuan dan keterampilan

3. Pelimpahan bahan-bahan penunjang


diagnostic
r an
a s a n
S k a
u
ruj ET
MK i f MKET
n o by e k t e l a y a n a n
1.   Sasara m p e r oleh p
S y a n g a kan m e
ti c a r a k e MKET
a.   P U y a n g a k an gan a t kan
s e r t a K B en d a p
b.   Pe M K E T u ntuk m
KB
c.   Peserta a n ju t a n p l i ka s i atau
a n l o m
pengamat n g m en g alami k
es e r ta KB ya
d.   P
m a k a i a n MKET KET
a l a n p e p il a n M
kegag n d a n k eteram
  P e n g e ta hu a
ng d i a g n ostic
e.
-b a h a n p enunja
f.    Bahan

2.   Sasaran subyektif
Petugas-petugas pelayanan MKET disemua tingkat
wilayah.
Pengolahan Rujukan KB

A. Tatacara merujuk dan menerima rujukan kasus


1.   Unit pelayanan KB yang rusak
Kasus bisa setelah dirujuk setelah melalui proses
pemeriksaan antara lain sebagai berikut :
a)   dari hasil pemeriksaan penunjang medis sudah
dapat dipastikan tidak dapat diatasi.
b)   Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang
lebih lengkap, tetapi pemeriksaan harus bersama
penderitaan yang bersangkutan.
c)   Setelah diobati/dirawat ternyata memerlukan
pengobatan dan perawatan di unit pelayanan KB
yang lebih mampu.
2. Unit pelayanan KB yang menerima rujukan
a)   Dapat mengembalikan penderitaan sesudah
dirawat diobati tetapi memerlukan pengawasan
/pembinaan selanjutnya dari unit pelayanan KB
yang merujuk.
b)   Sesudah diperiksa dan keperluan pemeriksaan
penunjang medis diselesaikan, pengobatan serta
perawatannya dapat dilakukan di unit pelayanan
KB yang merujuk.
c)   Unit pelayanan KB yang menerima rujukan
harus memberi laporan/informasi (umpan balik)
apabila penderita sembuh dan tidak perlu
pengawasan selanjutnya ataupun meninggal dunia.
d)   Unit pelayanan KB
1.   Unit pelayanan KB yang merujuk
a)   Membuat surat pengiriman penderita
b)   Menyelesaikan hal-hal yang
menyangkut administrasi
B. Tatacara
2.   Unit pelayanan KB yang menerima
administrasi rujukan
merujuk dan a)   Membuat tanda terima untuk unit
menerima pelayanan KB
rujukan b)   Membuat hasil pemeriksaan dan
kasus pengobatan serta perawatan pada kartu
catatan medik rujukan KB.
c)   Mengirim kembali ke unit pelayanan
KB yang merujuk bila perlu
pengawasan / pembinaan selanjutnya.
d)   Merujuk ke unit pelayanan KB yang
lebih mampu bila diperlukan.
C. Tatacara evaluasi dan monitoring

1.   Masing-masing unit pelayanan KB yang ada membuat laporan

pelaksanaan rujukan KB ke pengelola tingkat Propinsi.

2.   Pengelola tingklat Propinsi melakukan dan mebuat rekapitulasi

pelaksanaan rujukan KB di wilayahnya masing-masing kemudian

diumpan balikkan ke unit pelayanan KB yang bersangkutan dan

di laporkan ke pengelola tingkat pusat.

3.   Pengelola tingkat pusat melakukan monitoring dan menyusun

laporan pelaksanaan rujukan KB yang akan menjadi bahan untuk

menetapkan kebijaksanaan selanjutnya mengumpan balikkan ke

masing-masing Propinsi bersangkutan.


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai