Anda di halaman 1dari 24

1.

ANDINI NUR HANDAYANI


KELOMPOK 2. ALDO AL AKBAR
12 3. INDAH PARAWANSYAH
TEKNIK RADIOGRAFI
URETRA DAN VESICA
URINARI
Pemeriksaan radiologi untuk uretra dengan
PEMERIKSA menggunakan media kontras positif yang
diinjeksikan ke uretra proksimal secara
AN retrograde, dengan tujuan untuk melihat
anatomi, fungsi, dan kelainan pada uretra
URETROGR
AFI
INDIKASI
1. Striktur : Penyempitan uretra yang menghambat aliran urine
2. Retensi urine : Gangguan pada kandung kemih yang membuat penderita kesulitan
mengeluarkan urine
3. Kelainan kongenital : Kondisi tidak normal yang terjadi pada masa perkembangan bayi
4. Fistule : Saluran yang terhubung secara tidak normal diantar dua rongga tubuh yang
sehrusnya terpisah
5. Tumor : Pertumbuhan sel tubuh yang tidak semestinya
6. Batu uretra : Terbentuknya batu di saluran keluarnya urin
7. Radang urethritis akut : Peradangan atau pembengkakan yang terjadi pada uretra
8. Radang prostat : Pembengkakan kelenjar prostat
9. Penderita terdapat Riwayat alergi kontras
PERSIAPAN PASIEN
Pada dasarnya tidak ada persiapan khusus hanya saja pasien disuruh kencing
sebelum pemeriksaan, fungsinya agar kontras tidak bercampur dengan urine yang
menyebabkan densitas tinggi, kontras rendah menyebabkan gambaran lusent
sehingga kandung kemih tidak dapat dinilai.
PERSIAPAN ALAT DAN
BAHAN
Alat dan bahan untuk pemeriksaan uretrografi retrograde yang harus dipersiapkan
antara lain : Pesawat sinar x, kaset dan film, grid, marker, tensi meter, tabung
oksigen, baju pasien.
Pada pemeriksaan uretrografi retrograde perlu dipersiapkan alat untuk
memasukkan media kontras, terdiri alat bantu steril dan non steril. Alat steril yang
diperlukan antara lain : spuit 20 cc, kassa, kapas alkohol, anti histamine, kateter,
gliserin. Sedangkan alat bantu non steril antara lain : bengkok, plester dan sarung
tangan (Bontrager, 2001).
Media kontras yang digunakan adalah media kontras positif iodine water souluble.
Media kontras dicampur larutan fisiologis dengan perbandingan 1 : 1.
TEKNIK
PEMERIKSAAN 1. Foto pendahuluan
Dilakukan sebelum media kontras
dimasukkan dengan tujuan untuk
 mengetahui persiapan pasien,
mengetahui struktur keseluruhan organ
sebelum  dimasukkan media kontras,
mengetahui ketepatan posisi dan
menentukan faktor eksposi.
Posisi Pasien : Tidur telentang (supine) di atas meja pemeriksaan dengan MSP diatur tepat
diatas pada garis tengah meja pemeriksaan, dua kaki lurus  dan kedua tangan disamping
tubuh.
Posisi Objek : batas atas kaset krista iliaka dan batas bawah kaset sympisis pubis.
Kaset : ukuran kaset 24×30 cm
Central ray : tegak lurus dengan kaset.
Central point : 5 cm diatas symphisis pubis.
FFD : 100 cm.
Eksposi dilakukan pada saat ekspirasi dan tahan nafas.
Kriteria : Terlihat seluruh bagian dari kandung kemih, uretra dan gambaran dari tulang
pelvis
Setelah dilakukan foto pendahuluan (polos) , langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
pemasukan media kontras yaitu dengan cara media kontras dimasukkan kandung kemih
dengan menggunakan kateter yang telah terpasang melalui uretra kemudian media kontras
dimasukkan perlahan dengan spuit. Pengambilan radiograf dilakukan pada saat bersamaan
media kontras dimasukkan ke uretra. Proyeksi yang digunakan adalah AP (antero
posterior), oblik kanan dan kiri.
TEKNIK
PEMERIKSAAN
2. Proyeksi AP
Tujuan dari proyeksi AP adalah untuk
melihat kandung kemih dan seluruh
bagian uretra dari pandangan anterior.
Posisi Pasien : Tidur telentang (supine) di atas meja pemeriksaan dengan MSP diatur tepat
diatas pada garis tengah meja pemeriksaan, dua kaki lurus  dan kedua tangan disamping
tubuh.
Posisi Objek : batas atas kaset krista iliaka dan batas bawah kaset sympisis pubis.
Kaset : ukuran kaset 24×30 cm
Central ray : tegak lurus dengan kaset.
Central point : 5 cm diatas symphisis pubis.
FFD : 100 cm.
Eksposi dilakukan pada saat ekspirasi dan tahan nafas.
Kriteria : Tampak tulang pelvis, ilium, ischium, sacrum dan symphisis pubis. Tampak
rongga pelvis, tampak kandung kemih dan uretra yang terisi media kontras dengan kandung
kemih tidak superposisi dengan symphisis pubis.
TEKNIK
PEMERIKSAAN
2. Proyeksi oblik kanan dan
kiri
Tujuan dari proyeksi oblik kanan atau kiri
adalah untuk menilai bagian uretra dan
kandung kemih tidak superposisi dengan
simpisis pubis.
Posisi Pasien : tidur terlentang (supine) di atas meja pemeriksaan  daerah panggul diatur
miring kira-kira 35–40 derajat, kekanan/kekiri sesuai dengan posisi oblik yang dimaksud.
Posisi objek : Salah satu tangan berada di samping tubuh, lengan lainnya di tempatkan
menyilang sambil berpegangan pada tepi meja pemeriksaan.
Batas atas kaset pada krista iliaka, batas bawah kaset 2 cm di bawah simpisis pubis
Kaset : ukuran 24 x 30 cm dengan arah sinar vertikal tegak lurus kaset.
Central Point : 2 cm arah lateral kanan-kiri dari pertengahan garis yang menghubungkan
kedua SIAS dengan MSP menuju tengah kaset atau sejajar dengan border symphisis pubis.
FFD : 100 cm.
Eksposi dilakukan pada saat ekspirasi dan tahan nafas.
Kriteria : Tampak gambaran uretra, dan sebagian vesica urinaria terisi bahan kontras,
sedikit superimposisi gambaran uretra dengan proximal femur serta sdikit distal pelvis.
Teknik atau prosedur pemeriksaan urinary
PEMERIKSA bladder (blass) setelah memasukkan media
kontras melalui kateter dengan menggunakan
AN sinar-x untuk menegakkan diagnosa

CYSTOGRAP
HY
ANATOMI
INDIKASI
1. Trauma
2. Calculi : Batu yang terbentuk dari endapan mineral didalam kandung kemih
3. Tumor : Pertumbuhan sel tubuh yang tidak semestinya
4. Inflammatory urinary bladder : Peradangan di kandung kemih yang menimbulkan rasa
nyeri Ketika buang air kecil
PERSIAPAN PASIEN
Tidak ada persiapan khusus, hanya pasien harus mengosongkan bulinya
terlebih dahulu sebelum pemasangan kateter dilakukan.

Pasien Melepaskan benda2 logam yang dapat menggangu gambaran.


.
PERSIAPAN ALAT DAN
BAHAN
•Berikut alat-alat dan bahan yang diperlukan dalam pemeriksaan retrograde
cystografi :Pesawat Rontgen dan Fluoroscopy                  
•Disposable cateter
•Cateter connection
•Plester
•Kontras Media 1 : 3  atau 1 : 4 Omnipaque
•Klem
•Cleanser / Kapas Alcohol
TEKNIK
PEMERIKSAAN 1. Proyeksi AP
•Posisi pasien : Supine, kedua kaki lurus, MSP // pertengahan bucky (meja pemeriksaan)
•Central Ray : 10 - 15° ke caudad (agar blass tdk superposisi symphisis pubis)
•CP : 2 inchi (5 cm) superior symphisis pubis.
•Eksposi : ekspirasi tahan nafas.
•Kriteria gambar : Urinary blader tidak superimposisi dengan symphisis pubis
TEKNIK
PEMERIKSAAN 2. Proyeksi oblik bilateral
•Semi supine (bagian posterior menempel meja)
•Rotasikan tubuh 45°- 60°
•Tekuk lutut yang jauh dari ET,luruskan kaki yang dekat dengan
ET, tangan yang dekat dengan ET gunakan sebagai ganjalan
kepala, yang jauh dari ET diletakkan di depan tubuh.
•CR : tegak lurus IR 
•CP : 2 inchi superior symphisis pubis dan 2 inchi medial SIAS
•Eksposi : ekspirasi tahan nafas
•CATATAN : digunakan untuk menunjukkan bagian posterolateral
blass, khususnya UV junction.
•Kriteria gambar : Urinari blader tidak superimposisi dengan
bagian kaki yang ditekuk
TEKNIK
PEMERIKSAAN
•Proyeksi ini tidak umum dilakukan.
3. Proyeksi lateral

•Proyeksi ini umumnya dilakukan dengan klinis : fistel


vesicorectal atau vesicouteral .
•Posisi pasien : True lateral (lateral recumbent), kedua
tangan digunakan sebagai bantalan kepala, kedua lutut
ditekuk, dan letakkan bantal diantara lutut.
•CR : tegak lurus IR
•CP : 2 inchi superior dan posterior symphisis pubis.
•Eksposi : ekspirasi tahan nafas.
•Kriteria gambar : Hip dan femur superimposisi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai