PENYELESAIAN INTEGRASI

SECARA NUMERIK
Formula untuk menyelesaikan
integrasi secara numerik
dinamakan Formula Newton
Cotes yang terdiri dari aturan :
.Trapesium
. Simpson
1-1
1. Aturan Trapesium
Suatu bentuk integral yang
dinyatakan oleh
b
(1)

V  v (t ).dt
a

yang diartikan sebagai integrasi

fungsi v(t) terhadap waktu t
dengan batas t = a hingga t = b.

1-2
Integral dari Persamaan (1)
dapat diaproksimasikan dengan
menggunakan sederet polinomial
yang diterapkan secara terpotong-
potong terhadap fungsi, sehingga
Persamaan (1) dapat ditulis,
b b
V   v( t ).dt   v n ( t ) dt
(2)
a a

1-3
dimana vn(t) adalah sebuah
polinomial berbentuk,
vn (t )  ao  a1  ......  a n1 x n1  a n x n

n adalah orde polinomial, dan

sekarang kita menerapkan
metode tersebut pada setiap
segmen (lihat Gambar 1).
1- 4
Gambar 1. Ilustrasi aturan trapesium

untuk segmen berganda

1-5
Lebar setiap segmen adalah
ba
h (3)
n

jika a dan b masing-masing

didesain sebagai to dan tn,
maka integral total dinyatakan
sebagai
t1 t2
(4)
tn
V   v(t ) dt   v(t ) dt  ......   v(t ) dt
to t1 t n 1
1- 6
 h n 1
 (6)
V  v(t 0 )  2 v(t i )  v(t n )
2 i 1 

atau
n 1
v(t 0 )  2 v(t i )  v(t n )
V  (b  a ) i 1

2n (7)

1-8
dengan memasukkan aturan
trapesium pada setiap integral
maka
v(t1 )  v(t 0 ) v(t )  v(t1 ) v(t )  v(t n 1 )
V h h 2  ......  h n
2 2 2
(5)

suku-suku dari Persamaan (5)

dapat dikelompokkan
1-7
2. Aturan Simpson
Seperti halnya dengan aturan
trapesium, aturan Simpson
dapat memberikan interval
integrasi menjadi sejumlah
segmen yang lebarnya sama
(lihat Gambar 2).

1-9
Gambar 2. Grafik dari penggunaan segmen
berganda untuk aturan Simpson
1-10
Integral total dapat dinyatakan
t2 t4 tn

V   v(t ) dt   v(t ) dt  .......   v(t ) dt

t0 t2 t n 1
(8)

dengan memasukkan aturan

Simpson pada masing-masing
integral akan memenuhi
v(t0 )  4v(t1 )  v(t2 ) v(t )  4v (t3 )  v(t4 )
V  2h  2h 2
6 6
v (t )  4v(tn 1 )  v(tn )
 ......  2h n  2
(9)
6
1-11
dengan menggabungkan suku-
suku dan Persamaan (3), maka
Persamaan (9) menjadi
n 1 n2
v(t 0 )  4  v(t i )  2  v(t j )  v(t n )
V  (b  a)
i 1, 3, 5 j  2, 4, 6 (10)
3n

1-12
 Contoh B1 1

Suatu persamaan y  x 2 dx
a0
0
Tentukan harga y dengan metode : b 1
a. Langsung
b. Trapesium
y
c. Simpson
Penyelesaian

a. Cara langsung
.
1 1
 x3 

y  x 2 dx  

  0,333
3 
0
0 1 x
0
Gambar CB1-1. Kurva untuk contoh
b. Dengan metode Trapesium

Untuk n = 8 :
C-B1-1
 0 0,125 0,25 0,375 0,5 0,625 0,75 0,875 1

x0 x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8

Gambar CB1-2.
 7 
 x2 2
 0 
x
i
2  x2
8


y  (b  a )  i1 
 2n 
 

 

.

(b  a ) 2
y [ x0  2( x12  x2
2  x 2  x 2  x 2  x 2  x 2)  x 2 ]
3 4 5 6 7 8
2n
1 2
y [0  2((0,125) 2  (0,25) 2  (0,375) 2  (0,5) 2 (0,625) 2 (0,75) 2 (0,875) 2 ) 12 ]
16
1 2
y [0  2(0,015625  0,0625  0,140625  0,25  0,390625  0,5625  0,765625)  1]
16
 0,3359375
C-B1-2
 Untuk n = 10 :

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1

x0 x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x 10

Gambar CB1-3.

 9 
 x2 2
 0  x 2  x10
i
2 

.
y  (b  a )  i1 
 2n 
 
 
 

(b  a ) 2
y [ x0  2( x12  x2
2  x 2  x 2  x 2  x 2  x 2  x 2  x 2)  x 2 ]
3 4 5 6 7 8 9 10
2n

C-B1-3
 1 2
y [0  2((0,1) 2  (0,2) 2  (0,3) 2  (0,4) 2 (0,5) 2 (0,6) 2 (0,7) 2  (0,8) 2  (0,9) 2 ) 12 ]
20

1 2
y [0  2(0,01 0,04  0,09  0,16 0,25 0,36 0,49  0,64  0,81) 1]
20
1
 (5,7 1)  0,335
20

C-B1-4
 c. Dengan metode Simpson
Untuk n = 8 :

0 0,125 0,25 0,375 0,5 0,625 0,75 0,875 1

x0 x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8

Gambar CB1-4.
.

 7 6 
 x2 4
 0 
x 2  2
i 
x 2  x8
j
2 

i1,3,5 j 2,4,6
y  (b  a )  
 3n 
 
 
 

C-B1-5
 (b  a ) 2
y [ x0  4( x12  x32  x52  x7
2 )  2( x 2  x 2  x 2 )  x 2 ]
2 4 6 8
3n

1 2
y [0  4((0,125) 2  (0,375) 2  (0,625) 2  (0,875) 2 ) 2((0,25) 2 (0,5) 2 (0,75) 2 ) 12 ]
24

1
y [4(0,015625 0,140625 0,390625 0,765625 )  2(0,0625 0,25 0,5625) 1]
24
1
y  [4(1,3125 )  2(0,875) 1]  0,333
24

C-B1-6
 Untuk n = 10 :

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1

x0 x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x 10

Gambar CB1-5.

 9 8 

2
 x 4
0
2

x  2
i 
x 2  x10
j
2 

i1,3,5,7 j 2,4,6
y  (b  a )  
.  3n 
 
 
 

(b  a) 2
y [ x0  4( x12  x32  x52  x72  x92 ) 2( x22  x42  x62  x82 )  x10
2 ]
3n

C-B1-7
 1 2
y [0  4((0,1) 2  (0,3) 2  (0,5) 2  (0,7) 2  (0,9) 2 ) 2((0,2) 2 (0,4) 2 (0,6) 2  (0,8) 2 ) 12 ]
30
1
y [4(0,01 0,09  0,25 0,49  0,81 )  2(0,04  0,16  0,36  0,64) 1]
30
1
y  [4(1,65 )  2(1,2) 1]  0,3333
30

C-B1-8