Anda di halaman 1dari 12

GROUP 5

Ismail Joyo Kusumo : 23030170103


Khabibatus Sho’imah : 23030170040
Septi Aulia F : 23030170129
Fatmawati : 23030170183
Pancasila sebagai Etika Politik
A. PENGERTIAN ETIKA SECARA UMUM
Etika (dalam bahasa Yunani Kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah
sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis
dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

Secara metodologis tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.
Etika memerlukan sikap kritis, melodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena
itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek etika adalah tingkah laku
manusia.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa etika secara umum adalah suatu peraturan atau
norma yang bisa digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan
sifat yang baik dan buruk yang dilakukan oleh seseorang serta merupakan suatu kewajiban
dan tanggung jawab.
ETIKA SECARA UMUM DAPAT DIBAGI MENJADI 2 :

1. Etika Umum

Etika Umum adalah Etika yang berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana
manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori
etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak
serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.

2. Etika Khusus

Etika Khusus merupakan Etika dalam penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam
bidang kehidupan yang khusus. . Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :
a. Etika Individual

b. Etika Sosial
B. ETIKA PANCASILA

Etika merupakan cabang ilmu filsafat yang membahas masalah baik dan buruk.
Ranah  pembahasannya   meliputi   kajian  praktis dan refleksi filsafat atas oralitas secara
normatif. Kajian praktis menyentuh moralitas sebagai perbuatan sadar yang dilakukan dan
didasarkan pada norma-norma masyarakat yang mengatur perbuatan baik (susila) dan buruk
(asusila). Etika Pancasila tidak memposisikan secara berbeda atau bertentangan dengan
aliran-aliran besar etika yang mendasarkan pada kewajiban, tujuan tindakan dan
pengembangan karakter moral, namun justru merangkum dari aliran-aliran besar tersebut.
Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-
nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai
tersebut, namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.
Rumusan Pancasila yang otentik dimuat dalam Pembukan UUD 1945 alinea keempat. Dalam

penjelasan UUD 1945 yang disusun oleh PPKI ditegaskan bahwa “pokok-pokok  pikiran  yang termuat

dalam Pembukaan (ada empat, yaitu persatuan, keadilan, kerakyatan dan ketuhanan menurut

kemanusiaan yang adil dan beradab) dijabarkan ke dalam pasal-pasal Batang Tubuh. Dan menurut TAP

MPRS No.XX/MPRS/1966 dikatakan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum.

Sebagai sumber segala sumber, Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum.

Sebagai  sumber  segala  sumber,  Pancasila  merupakan  satu satunya sumber nilai yang berlaku di

tanah air. Dari satu sumber tersebut diharapkan mengalir dan memancar nilai-nilai ketuhanan,

kemanusian, persatuan, kerakyatan penguasa. Hakikat Pancasila pada dasarnya merupakan satu sila

yaitu gotong royong atau cinta kasih dimana sila tersebut melekat pada setiap insan, maka nilai-nilai

Pancasila identik dengan kodrat manusia. Oleh sebab itu penyelenggaraan negara yang dilakukan oleh

pemerintah tidak boleh bertentangan dengan harkat dan martabat manusia, terutama manusia yang

tinggal di wilayah nusantara.


C. PENGERTIAN, PERBEDAAN, CONTOH NILAI, MORAL,
DAN NORMA.

1. Pengertian

Pengertian nilai, menurut Djahiri (1999), adalah harga, makna, isi dan pesan, semangat,
atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori, sehingga bermakna
secara fungsional. Sedangkan menurut Dictionary dalam Winataputra (1989), nilai adalah
harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu
tersebut secara instrinsik memang berharga. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa pengertian dan makna nilai adalah suatu bobot/kualitas perbuatan kebaikan yang
mendapat dalam berbagai hal yang dianggap sebagai sesesuatu yang berharga, berguna, dan
memiliki manfaat.
 Pengertian moral, menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik-buruknya

seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga

negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadaikan anak

manusia bermoral dan manusiawi.

 Sedangkan menurut Ouska dan Whellan (1997), moral adalah prinsip baik-

buruk yang ada dan melekat dalam diri individu/seseorang.

 Pengertian norma adalah tolok ukur/alat untuk mengukur benar salahnya suatu

sikap dan tindakan manusia. Norma juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi

rambu-rambu yang menggambarkan ukuran tertentu, yang di dalamnya terkandung

nilai benar/salah. Norma yang berlaku dimasyarakat Indonesia ada lima, yaitu (1)

norma agama, (2) norma susila, (3) norma kesopanan, (4) norma kebiasan, dan (5)

norma hukum, disamping adanya norma-norma lainnya.


2. Perbedaan

Nilai merupakan suatu bobot/kualitas perbuatan kebaikan dalam segala hal yang dianggap sesuatu
yang berharga, berguna, dan memiliki manfaat. Moral merupakan suatu tuntutan perilaku yang
baik yang dimiliki individu sebagai moralitas yang tercemin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan
tingkah laku. Norma merupakan patokan perilaku dalam satu kelompok tertentu.
3. Contoh

Contoh penggunaan dari nilai, norma dan moral dalam tindakan sehari-hari adalah, misalkan kita
di hadapkan pada situasi di mana pada saat kita jalan, kita menemukan sebuah dompet yang ada
uangnya sejumlah 500rb dan ada kartu identitas nya. Di sinilah moral kita akan terlihat. Bila moral
kita baik pasti kita akan memberikan dompet itu ke pada pihak yang berwajib atau pun yang lebih
baik kita langsung mengembalikan kepada yang punya.

Berikut di bawah ini adalah beberapa norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat di
Indonesia yaitu : a. Norma Sopan Santun
b. Norma Agama

c. Norma Hukum
D. PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR FUNDAMENTAL
BAGI BANGSA DAN NEGARA RI
Pokok pikiran pertama menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara persatuan, yaitu negara yang
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mengatasi segala paham golongan maupun
perseorangan. Hal ini merupakan penjabaran sila ketiga.

Pokok pikiran kedua bahwa Negara hendak mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam hal ini negara berkewajiban mewujudkan kesejahteraan umum bagi selutruh warga negara. Mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melasanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pokok
pikiran ini sebagai penjabaran sila kelima.

Pokok pikiran ketiga menyatakan bahwa Negara berkedaulatan rakyat. Berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan. Hal ini menunjukan bahwa negara Indonesia adalah negara demokasi yaitu kedaulatan di
tangan rakyat. Hal ini sebagai penjabaran sila keempat.

Pokok pikiran keempat menyatakan bahwa, Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini merupakan penjabaran sila pertama dan kedua.

Hal itu dapat disimpulkan bahwa keempat pokok pikiran tersebut tidak lain merupakan perwujudan dari sila-sila
pancasila. Pokok pikiran ini sebagai dasar fundamental dalam pendirian Negara, yang realisai berikutnya perlu
diwujudkan atau dijelaskan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945.
E. ETIKA POLITIK DALAM BERBANGSA DAN
BERNEGARA DAN PENERAPANNYA
Penerapan etika politik di Indonesia memiliki dua gambaran yaitu gambaran baik dan gambaran buruk. Berdasarkan

gambaran baik dapat dilihat dari kampanye yang dilakukan oleh parpol atau calon legislatif sesuai ketentuan yang berlaku,

dimana waktunya sesuai dengan jadwal yang ada untuk kampanye, tanpa melanggar norma atau nilai dari pancasila sesuai

dengan sila kedua adil dan beradab. Untuk memahami dan mendalami nilai nilai Pancasila dalam etika berpolitik itu semua

terkandung dalam kelima sila Pancasila yaitu :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa : Sila pertama merupakan sumber nilai-nilai moral bagi kehidupan kebangsaan dan

kenegaraan.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab : Sila kedua juga merupakan sumber nilai-nilai moralitas dalam kehidupan negara.

3. Persatuan Indonesia : Berati utuh dan tidak terpecah-pecah.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan : Negara adalah berasal

dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan kekuasaan yang dilakukan senantiasa untuk rakyat.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia : Dalam penyelenggaraan negara harus berdasarkan legitimasi hukum

yaitu prinsip “legalitas”.

Anda mungkin juga menyukai