Anda di halaman 1dari 25

KEGAWATDARURATAN PERNAPASAN

KELOMPOK 1
Dian Lestari
Elsi Audina Sari
Elsa Suprianti
Elvina
Fauziah Hariani
Fefrina Helda
Felya Elsa Pratiwi Kurnia
Jodi Prizaer
Pipit Hutria
Kegawatdaruratan Pernapasan

Kegawatdaruratan pernapasan, mulai dari yang sederhana sampai yang


kompleks, menjadi penyebab dari banyaknya kasus yang ada di ruang
emergensi.Beberapa pasien berespons baik terhadap obat obatan dan
terapi, sementara yang lainnya membutuhkan perawatan serta intervensi yang
lebih lama.
Sistem respirasi berfungsi untuk menjadikan oksigen bagi darah untuk
dikirimkan ke seluruh tubuh. Tujuan dari pengkajian pernapasan adalah untuk
menentukan kecukupan(adekuat atau tidaknya) pertukaran gas. Pengkajian
yang dilakukan di ruang emergensi merupakan awal dari evaluasi yang
dilakukan perawat terhadap pasien dan dapat secara cepat menentukan tingkat
acuity(keparahan/tingkat akut kondisi pasien) dan penetuan triase. Pengkajian yang
tepat dan adekuat pada pasien dapat mencegah terjadinya komplikasi yang dapat
mengancam jiwa. Sepertipada semua keadaan gawat darurat, prioritas pertama
adalah untuk mengevaluasi status airway, breathing, circulaion, dan
disability(ABCD) pasien.
Prosedur diagnostic

1. Pulse oximotry
 Pulse oximetry merupakan metode noninvansif untuk mengukur
oksigenasi yang terdapat pada hemoglobin pasien. Nilai normal
adalah 95% sampai 100%, nilai 85% atau kurang dapat
mengidikasikan oksigenasi jaringan tidak adekuat.
2.Capnography
 Capnography, pemantauan noninvansif dari karbon dioksida
yang dihembuskan (exhaled carbon dioxida/ ECO), berguna
untuk mengevaluasi ventilasi. Secara tradisional digunakan
untuk memverifikasi penempatan endotrakeal tube, dengan
mengukur karbon dioksida yang dihembuskan pada akhir setiap
nafas.
Lanjutan…
3.Pengkuran peak flow
 Peak flow meter mengukur kecepatan ekspirasi
maksimun pasien atau puncak laju aliran eksirasi
(peak expiratory) flow rate/ PEFR atau PEF). PEF ini
adalah pengukuran aliran darah yang melalui bronki
dan menunjukkan derajat obstruksi pada saluran
nafas. Pembacaan peak flow biasanya diklasifikasi
kedalam tiga zona pengukuran (hijau,kuning, dan
merah ) dan dapat digunakan untuk mengembangkan
perencanaan manajemen asma
MANAJEMEN ASMA BERDASARKAN PEAK EXPIRATORY FLOW

ZONA INTERPRESTASI DESKRIPSI


HIJAU 71% - 100% dari interperensi peak Interprestasikan pada zona
flow biasa atau normal hijau mengdentifikasikan
bahwa asma terkontrol dengan
baik

KUNING 50% - 70% dari interprestasi peak Mengidentifikasi perlu


flow biasa atau normal perhatian, jalan nafas
menyempit dan pengobatan
tambahan mungkin diperlukan

Merah < 50% dari interprestasi peak flow Mengidentifikasi emergensi


biasa atau normal medis penyempitan jlan nafas
yang parah mungkin muncul
dan perlu diberikan tindakan
dengan segera
Lanjutan…
4. Gas darah arteri

 Nilai gas darah arteri atau arterial blood gas (ABG) berguna untuk mengkaji status
pernafasan dan keseimbangan asam basa : ABG adalah pengukuran pertukaran gas secara
sistemik, dengan membandingkan pH, PaCO, dan HCO, kemampuan tubuh untuk
mengkompensasi keseimbangan asam basa, dapat dikaji; nilai PO yang mengidentifikasi
ada atau tidak adanya hipoksemia


 Menginterprestasikan nilai ABG melibatkan tiga langkah :

 Langkah 1 : kaji PH untuk menentukan ada asidosis atau alkalosis

 Langkah 2 : kaji PaCO2 untuk menentukan penyebab dari ketidakseimbangan asam basa
apakah karena pernafasan (respiratory) atau metabolic. Jika nilai Ph dan PaCO2 bergerak
ke arah berlawanan (pH meningkat dan PaCO2 meurun atau pH menurun dan PaCO2
meningkat), ketidakseimbangan terjadi secara alamiah karena pernafasan

 Langkah 3 : kaji HCO3 untuk menentukan penyebab dari ketidakseimbangan asam basa
adalah metabolik. Jika pH dan HCG, berpindah kearah yang sama (pH meningkat dan
HCO3 menurun), ketidakseimbangan terjadi secara alamiah karena metabolic
NILAI NORMAL AND ABNOMAL DARI GAS DARAH ARTERI

NILAI DEFINISI BATAS NILAI


NORMAL ABNORMAL

pH Indikasi konsentrasi ion hidrogen 7,35-7,45 <7,35 : asidosis


<7,45 : alkalosis
PaCO2 Parameter pernapasan indikasi dari 35-45 <35 : alkalosis
keadkuatan ventilasi dan eliminasi >45 : asidosis
karbon dioksida

PaO2 Merefleksikan kemampuan tubuh 80-100 <80 : hipokemia


untuk menggunakan dan
mentransportasikan oksigen melalui
sistem

HCO3 Parameter metabolik, mengkaji 22-26 <22 : asidosis


kemampuan ginjal untuk menahan >26 : alkalosis
atau mengereksikan HCO3
EKSASERBASI ASMA
Eksasebasi dari penyakit yang umum dapat mengancam jiwa. Keparahan ini dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :

Intermiten Mild Moderate Severe persistent


persistent persisten
a) Adanya gejaladua a) Ada gejala lebih a) Adanya gejala a) Adanya gejala
kali seminggu dua kali sehar hari dan yang terus
atau kurang dan seminggubtetapi gejala pada menerus disiang
gekjala pada karuang dari malam hari lebih hari dengan gejala
malam hari ke sekali sehari dari sekali yang sering pada
dua kali sebulan dengan gejala seminggu tetapi malam hari,
atau kurang pada malam hari tidak setiap hari sering terjadi
b) Gejala yang tiga sampai empat b) Adanya beberapa sehari-hari
timbul tidak kali dalam keterbatasan pada b) Adanya
menganggu sebulan aktivitas normal keterbatasan yang
aktivitas normal b) Adanya minor karena gejala ekstrim pada
c) Menggunakan keterbatasan pada yang timbul aktivitas normal
short- acting beta- aktivitas normal c) Penggunaan karena gejala
agonist (SASA) karena gejala SABA inhaler yang timbul
inhaler dua kali yang timbul setiap hari c) Kondisi yang
seminggu ataukurang c) Menggunkan buruk hingga
SABA inhaler tidak dapat
lebih dua hari mengontrol gejala
dalam seminggu
namun tidak
setiap hari
BRONCHITIS AKUT
Diagnosis bronchitis akut diteggakkan setelah Intervensi terapeutik
mengesampingkan penyebab lain dari batuk seperti:
1.
1. Pengobatan simtomatik, termasuk
1.
1. Pneumonia istirahat dan hidrasi oral
2.
2. Eksaserbasi akut dari bronchitis pada 2.
2. Dextromethorphan atau kodein dapat
pasien dengan chronic obstructive diberikan untuk meredakan batuk pada
pulmonary disesase (COPD) jangka pendek
3.
3. Asma akut 3.
3. Bronchodilator dapat digunakan apabila
terdapat wheezing
4.
4. Batuk yang diinduksi oleh
angiotensin-converting enzyme 4.
4. Penelitian tidak mendukung penggunaan
inhabitor dari ekspetoran atau mukolitik
5.
5. Gastroesophaguse reflux discase 5.
5. Antibiotic tidak efektif atau sesuai untuk
(GERD) mengatasi bronchitis akut. Pendidikan
kesehatan pada pasien berkaitan denagn
6.
6. Infeksi bordetella pertussis (batuk pengunaan antibiotic yang berlebihan dan
rejan) perkembangan dari organisme yang
rentan antibiotic merupakan aspek yang
penting pada perawatan pasien ini
EKSASERBASI AKUT DARI PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS

Tanda dan gejala Intervensi terpeutik


 Serangan akut, biasanya pada musim dingin,  Pulse eximetry untuk memantau respons terhadap terapi
 Pemberian oksigen tambahan untuk mempertahankan saturasi oksigen
biasanya dipicu oleh infeksi pernapasan akibat virus 90% sampai92%

 Meningkatnya dyspnea, takipnea dan hipoksemia  Pasien dengan PPOK secara normal menggunakan level PaO2­minimal
yang acceptables, jangan pernah menahan pemberian oksigen dari

 Perubahana pada jumlah dan warna sputum pasien dengan hipoksia. Pantau pasien yang mengalami penurunan laju

 Suara napas yang menjauh, ronchi yang menyebar, pernapasan, yang merupakan tanda adanya peningkatan tingkat oksigen
serum
mengi (wheezing) dan crackles
 Masalah yang paling mengancam jiwa dari pasien ini adalah

 Hiperresonan pada perkusi hipoksemia

 Pursed-lip breathing, penggunaan otot-otot asesoris  Observasi pasien dengan hati-hati terkait penurunan status mental yang
mungkin menandai adanya hiperkapnia
pernapasan  Bronkhodilators-inhaled SABA seperti albuterol dan nebulized

 Kelelahan anticholinergics seperti ipratropium bromide.
 Tirah baring pada posisi high fowler, sebagai alternative pasien ini

 Kemungkinan terjadi cor pulmunale (gagal jantung sering lebih memilih untuk duduk disisi tempat tidur, kaki menjuntai,
kanan akibat penyakit pernapasan akibat penyakit bersandar ke depan, dengan siku disangga dimeja samping tempat tidur
pernapasan)  Pasang intravenous line(IV Access/infus) dengan pertahankan dan
berikan hidrasi yang memadai

 Ditandai dengan distensi vena jugular, hepatomegali  Pantau adanya disritmia jantung
 Ventilasi tekanan positif non invasive dengan tujuan untuk mencegah
intubasi endotrakeal, karena seringkali sulit untuk menyapih pasien
PPOK dari ventilasi mekanik. Kortikosteroid dan antibiotic intravena
dapat dipertimbangkan
COMMUNITY-ACQUIRED PNEUMONIA
Community-acquired pneumonia (CAP) merupaka infeksi akut pada alveoli, jalan napas bagian bawah, dan
intertisium paru

Intervensi terpeutik
Tanda dan gejala
  Berikan oksigen tambahan, pantau tingkat saturasi
oksigen
 Dyspnea, takipnea
 Berikan hidrasi oral atau intravena
 Demam dengan derajat yang bervariasi  Pertimbangkan manajemen gejala termasuk
 Batuk kering atau batuk produktif, sputum bronkodilator nebulasi dan ekspektoran
dapat berupa purulent atau bercak darah  Berikan dosis antibiotic pertama sementara pasien
 Nyeri dada pleuritik masih di UGD
 Menilai risiko patogen yang tidak biasa (mis,
 Crackles, rhonchi, atau wheezing pada
tuberculosis, jamur, methicillin-resistant
auskultasi staphylococcus aureus)
 Dullness pada perkusi jika terjadi  Pasien mungkin memerlukan ventilasi mekanis atau
konsolodasi atau efusi pleura pengelolaan sepsis berat
 Kelelahan  Gunakan pneumonia severity index (sistem penilaian
berdasarkan demografi pasien, komorbditas,
 Pada psien lanjut usia, serangan baru dapat pemeriksaan fisik, dan temuan radiografi) untuk
meningkatkan lebingungan menentukan kebutuhan rawat inap
EFUSI PLEURA
KLASIFIKASI EFUSIS PLEURA BERDASARKAN TIPE CAIRAN DI
PLEURAL SPACE

PATOFISIOLOGI CONTOH
Transudat Air kebocoran cairan bebas protein Kegagalan ventrikel kiri, sirosis hati,
cairan dari kapiler karena peningkatan hipoalbuminemia (sindrom nefritik,
tekanan hidrostatik intravaskuler atau malnutrisi) pericarditis konstriktif
penurunan tekanan onkotik
Eksudat Kebocoran cairan kaya protein dari Inflamasi
kapiler karena peningkatan Infeksi
permeabilitas kapiler Keganasan
Emboli paru
Pankreatitis
Paska bedah jantung
Pus (empyema) Pus atau debris sekunder dari infeksi Pneumonia
yang terkumulasi di rongga pleura Abses paru
Luka yang terinfeksi
Cairan limfatik (chylothorax) Cairan berwarna putih susu dari Keganasan
drainase limfatik yang terhambat Trauma
Infeksi
Tuberkulosis
PNEUMOTORAKS SPONTAN
PERBANDINGAN PNEUMOTORAKS SPONTAN PRIMER DAN
SEKUNDER

PNEUMOTORAKS SPONTAN PNEUMOTORAKS SPONTAN


PRIMER SEKUNDER

Faktor resiko penyakit yang  Tidak ada penyakit paru-paru yang  Terdapat penyakit paru-paru yang
mendasari jelas. mendasari.
 Pasien biasanya seorang laki-laki  Insiden tinggi pada laki-laki
muda yang sehat yang tingginya  COPD menyumbang hampir 70%
melebihi rata-rata. dari kasus AIDS, keganasan paru,
 Merokok tuberkolosis, abses paru
 Perubahan pada tekanan atmosfer
 Penyakit katup mitral
 Sindrom marfan

Penyebab  Kemungkinan diturunkan dari  Penyakit paru yang mendasari


keluarga melemahkan intorface alveolar
 Ruptur dari alveoli, biasanya pada pleura.
apex paru
EMBOLI PARU
Intervensi Terapeutik Prosedur Diagnostik
 Berikan oksigan tambahan dan  Rontgen dada anterior-posterior dan lateral tidak
begitu sensitif untuk PE namun dapat
dapatkan akses intravena. mengesampingkan kondisi lain seperti
 Pantau tanda-tanda vital dan tingkat pneumotoraks.
saturasi oksigen terus-menerus.  Gas darah arteri penentuan umunya menunjukkan
hipoksemia.
 Lakukan terapi heparin (bolus  Pengukuran D-dimer meningkat hingga 500 ng/ml.
berdasarkan berat badan diikuti  USG vena kaki dan panggul untuk mendeteksi
dengan infus secara berkelanjutan) trombosis vena sebagai sumber embolus.
memeriksa waktu tromboplastin  CT scan helical (spiral)
parsial setiap 6 jam.
 Magnetic resonance imaging ataumagnetic
resonance angiography.
 Pertimbankan terapi tromibolitik  12-lead EKG untuk mengesampingkan miokard
intravena (st-PA), terutama jika infark akut.
hemodinamik pasien tidak stabil.  Panel dasar koagulasi
ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME

PENYEBAB ACUTE RESPIRATORY DISTRESS Intervensi Terapeutik


SYNDROME

 Intubasi endotrakeal dan masuk ke ruang perawatan kritis.


Mekanisme Langsung Mekanisme Tidak
 Ventilasi mekanik dengan positive end expiratory pressure (PEEP).
Langsung  Untuk informasi yang lebih spesifik, lihat pada ventilasi mekanik di
ruang emergensi.
 Aspirasi isi lambung  Sepsis  Tidal volume rendah (6 to 8 ml/kg) sebagai strategi melindungi paru.
 Pneumonia  Trauma miltiple  Sedasi dan blokade neuromaskular sering diperlukan.
 Mengidentifikasi dan mengobati penyebab yang mendasari, terutama
 Menghirup gas beracun  Trauma masif infeksi seperti sepsis merupakan pencetus utama.
(seperti asap rokok)  Pankreatitis parah  Manajemen cairan dengan hati-hati.
 Pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil dan sepsis kemungkinan
 Kontusio paru  Overdosis obat-obatan. membutuhkan resusitasi cairan yang agresif.
 Penggunaan pulmonary artery catheter, dapat membantu dalam
 Cedera akibat  Luka bakar manajemen cairan pada pasien tertentu.
tenggelam  Disseminated  Pengkajian yang hati-hati dan sering pada komplikasi ARDS dan
pengobatan modalitas.
 Keracunan oksigen intravascular  Penambahan PEEP dapat meningkatkan tekanan intatoraks dan
menurunkan aliran balik vena ke jantung, sehingga menyebabkan
 Cedera re-perfusi paska coagulopathy (DIC) hipotensi dan instabilitas homodinamik.
transplantasi paru.  Syok  Gagal ginjal akut adalah komplikasi umum; memonitor asupan dan
output dan nilai laboratorium dengan hati-hati.
 Radiasi  Kaji dan tangani hipoglikemia dan hiperglikemia.
  
ALGORITMA
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN
PERNAPASAN

1.
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan asma
keperawatan asma

 2.     
2.      Pengkajian
Pengkajian Sekunder
Sekunder Asma
Asma
Identitias
Identitias : Nama, Tanggal
: Nama, Tanggal lahir,
lahir, Jenis
Jenis kelamin,
kelamin, Alamat,
Alamat, Pekerjaan,
Pekerjaan,

 a.     Anamnesis
a.     Anamnesis
No
No RmRm 
 Anamnesis
Anamnesis pada pada penderita
penderita asma
asma sangat
sangat penting,
penting, berguna
berguna untuk
untuk
Riwayat mengumpulkan
mengumpulkan berbagai berbagai informasi
informasi yang
yang diperlukan
diperlukan untuk
untuk menyusun
menyusun
Riwayat peyakit
peyakit :: keluhan
keluhan utama,
utama, riwayat
riwayat penyakit
penyakit sekarang,
sekarang, riwayat
riwayat strategi
penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga strategi pengobatan.
pengobatan. Gejala
Gejala asma
asma sangat
sangat bervariasi
bervariasi baik
baik antar
antar individu
individu
penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga maupun
maupun pada pada diri
diri individu
individu itu
itu sendiri
sendiri (pada
(pada saat
saat berbeda),
berbeda), dari
dari tidak
tidak ada
ada
Pengkajian
Pengkajian Primer
Primer Asma
Asma gejala
gejala sama
sama sekali
sekali sampai
sampai kepada
kepada sesak
sesak yang
yang hebat
hebat yang
yang disertai
disertai
a.    
a.     Airway
Airway gangguan
gangguan kesadaran.
kesadaran.
 Peningkatan Keluhan
Keluhan dan dan gejala
gejala tergantung
tergantung berat
berat ringannya
ringannya pada
pada waktu
waktu serangan.
Peningkatan sekresi
sekresi pernafasan


pernafasan  serangan.
Pada
Pada serangan
serangan asma
asma bronkial
bronkial yang
yang ringan
ringan dandan tanpa
tanpa adanya
adanya komplikasi,
komplikasi,
 Bunyi

Bunyi nafas krekles, ronchi,
nafas krekles, ronchi, weezing
weezing keluhan
keluhan dan dan gejala
gejala tak
tak ada
ada yang
yang khas.
khas. Keluhan
Keluhan yangyang paling
paling umum
umum ialah
ialah ::
b.    
b.     Breathing
Breathing Napas berbunyi, Sesak, Batuk, yang timbul secara tiba-tiba
Napas berbunyi, Sesak, Batuk, yang timbul secara tiba-tiba dan dapat dan dapat
 Distress

Distress pernafasan
pernafasan :: pernafasan
pernafasan cuping
cuping hidung,
hidung, hilang
hilang segera
segera dengan
dengan spontan
spontan atau
atau dengan
dengan pengobatan,
pengobatan, meskipun
meskipun adaada
takipneu/bradipneu, yang berlangsung terus untuk waktu yang lama.
takipneu/bradipneu, retraksi.
retraksi. yang berlangsung terus untuk waktu yang lama.
 Menggunakan
 Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik Fisik
Menggunakan otot otot aksesoris
aksesoris pernafasan
 
pernafasan

 Berguna
Berguna selain
selain untuk
untuk menemukan
menemukan tanda-tanda
tanda-tanda fisikfisik yang
yang mendukung
mendukung
 Kesulitan

Kesulitan bernafas : diaforesis, sianosis
bernafas : diaforesis, sianosis diagnosis
diagnosis asmaasma dan
dan menyingkirkan
menyingkirkan kemungkinan
kemungkinan penyakit
penyakit lain,
lain, juga
juga
c.     
c.      Circulation
Circulation berguna
berguna untuk
untuk mengetahui
mengetahui penyakit
penyakit yang
yang mungkin
mungkin menyertai
menyertai asma,
asma,
 Penurunan

Penurunan curahcurah jantung
jantung :: gelisah,
gelisah, latergi,
latergi, takikardi
takikardi meliputi
meliputi pemeriksaan
pemeriksaan ::
 Sakit
 kepala
Sakit kepala

 1.    
1.     Status
Status kesehatan
kesehatan umum
umum
 Gangguan
 Perlu
Perlu dikaji tentang kesadaran klien,
dikaji tentang kesadaran klien, kecemasan,
kecemasan, gelisah,
gelisah, kelemahan
kelemahan

Gangguan tingkat
tingkat kesadaran
kesadaran :: ansietas,
ansietas, gelisah
gelisah 
suara
suara bicara, tekanan darah nadi, frekuensi pernapasan yang
bicara, tekanan darah nadi, frekuensi pernapasan yang
 Papiledema

Papiledema meningkatan,
meningkatan, penggunaan
penggunaan otot-otot
otot-otot pembantu
pembantu pernapasan
pernapasan sianosis
sianosis batuk
batuk
 Urin

Urin output
output meurun
meurun dengan lendir dan posisi istirahat klien.
dengan lendir dan posisi istirahat klien.
d. Dissability
d. Dissability

 2.    
2.     Integumen
Integumen
 Mengetahui

Mengetahui kondisi
kondisi umum
umum dengan
dengan pemeriksaan
pemeriksaan cepat
cepat status
status

 Dikaji
Dikaji adanya
adanya permukaan
permukaan yangyang kasar,
kasar, kering,
kering, kelainan
kelainan pigmentasi,
pigmentasi, turgor
turgor
umum
umum dan neurologi dengan memeriksa atau cek kesadaran,
dan neurologi dengan memeriksa atau cek kesadaran, reaksi
reaksi kulit,
kulit, kelembapan,
kelembapan, mengelupas
mengelupas atau atau bersisik,
bersisik, perdarahan,
perdarahan, pruritus,
pruritus, ensim,
ensim,
pupil. serta
serta adanya
adanya bekas
bekas atau
atau tanda
tanda urtikaria
urtikaria atau
atau dermatitis
dermatitis pada
pada rambut
rambut didi
pupil.
kaji
kaji warna
warna rambut,
rambut, kelembaban
kelembaban dan dan kusam.
kusam.
Lanjutan…

 3.    
3.     Thorak
Thorak

 a. Inspeksi
a. Inspeksi

 Dada
Dada di di inspeksi
inspeksi terutama
terutama postur
postur bentuk
bentuk dan
dan kesemetrisan
kesemetrisan adanya
adanya peningkatan
peningkatan diameter
diameter anteroposterior,
anteroposterior, retraksi
retraksi otot-otot
otot-otot Interkostalis,
Interkostalis, sifat
sifat dan
dan
irama pernafasan serta frekwensi peranfasan.
irama pernafasan serta frekwensi peranfasan.

 b  
b   Palpasi.
Palpasi.

 Pada
Pada palpasi
palpasi di
di kaji
kaji tentang
tentang kosimetrisan,
kosimetrisan, ekspansi
ekspansi dan
dan taktil
taktil fremitus.
fremitus.

 c  Perkusi
c  Perkusi

 Pada
Pada perkusi
perkusi didapatkan
didapatkan suara
suara normal
normal sampai
sampai hipersonor
hipersonor sedangkan
sedangkan diafragma
diafragma menjadi
menjadi datar
datar dan
dan rendah.
rendah.

 d   
d    Auskultasi.
Auskultasi.

 Terdapat
Terdapat suara
suara vesikuler
vesikuler yang
yang meningkat
meningkat disertai
disertai dengan
dengan expirasi
expirasi lebih
lebih dari
dari 4
4 detik
detik atau
atau lebih
lebih dari
dari 3x
3x inspirasi,
inspirasi, dengan
dengan bunyi
bunyi pernafasan
pernafasan dan
dan
Wheezing.
Wheezing.

 4.
4. Sistem
Sistem pernafasan
pernafasan
 Batuk

Batuk mula-mula
mula-mula kering
kering tidak
tidak produktif
produktif kemudian
kemudian makin
makin keras
keras dan
dan seterusnya
seterusnya menjadi
menjadi produktif
produktif yang
yang mula-mula
mula-mula encer
encer kemudian
kemudian menjadi
menjadi kental.
kental. Warna
Warna dahak
dahak jernih
jernih atau
atau putih
putih
tetapi
tetapi juga
juga bisa
bisa kekuningan
kekuningan atau
atau kehijauan
kehijauan terutama
terutama kalau
kalau terjadi
terjadi infeksi
infeksi sekunder.
sekunder.
 Frekuensipernapasanmeningkat
 Frekuensipernapasanmeningkat
 Otot-otot bantu
 Otot-otot bantu pernapasan
pernapasan hipertrofi.
hipertrofi.
 Bunyi pernapasan
 Bunyi pernapasan mungkin
mungkin melemah
melemah dengan
dengan ekspirasi
ekspirasi yang
yang memanjang
memanjang disertai
disertai ronchi
ronchi kering
kering dan
dan wheezing.
wheezing.
 Ekspirasi lebih
 Ekspirasi lebih daripada
daripada 44 detik
detik atau
atau 3x
3x lebih
lebih panjang
panjang daripada
daripada inspirasi
inspirasi bahkan
bahkan mungkin
mungkin lebih.
lebih.
 Pada pasien
 Pada pasien yang
yang sesaknya
sesaknya hebat
hebat mungkin
mungkin ditemukan:
ditemukan: Hiperinflasi
Hiperinflasi paru
paru yang
yang terlihat
terlihat dengan
dengan peningkatan
peningkatan diameter
diameter anteroposterior
anteroposterior rongga
rongga dada
dada yang
yang pada
pada perkusi
perkusi terdengar
terdengar
hipersonor.
hipersonor. Pernapasan
Pernapasan makin
makin cepat
cepat dan
dan susah,
susah, ditandai
ditandai dengan
dengan pengaktifan
pengaktifan otot-otot
otot-otot bantu
bantu napas
napas (antar
(antar iga,
iga, sternokleidomastoideus),
sternokleidomastoideus), sehingga
sehingga tampak
tampak retraksi
retraksi suprasternal,
suprasternal,
supraclavikula dan
supraclavikula dan sela
sela iga
iga serta
serta pernapasan
pernapasan cuping
cuping hidung.
hidung.
 Pada keadaan
 Pada keadaan yang
yang lebih
lebih berat
berat dapat
dapat ditemukan
ditemukan pernapasan
pernapasan cepat
cepat dan
dan dangkal
dangkal dengan
dengan bunyi
bunyi pernapasan
pernapasan dan
dan wheezing
wheezing tidak
tidak terdengar(silent
terdengar(silent chest),
chest), sianosis.
sianosis.

 5.
5. Sistem
Sistem kardiovaskuler
kardiovaskuler
 Tekanan

Tekanan darah
darah meningkat,
meningkat, nadi
nadi juga
juga meningkat
meningkat
 Pada

Pada pasien
pasien yang sesaknya hebat mungkin
yang sesaknya hebat mungkin ditemukan:
ditemukan: takhikardi
takhikardi makin
makin hebat
hebat disertai
disertai dehidrasi.
dehidrasi. Timbul
Timbul Pulsus
Pulsus paradoksusdimana
paradoksusdimana terjadi
terjadi penurunan
penurunan tekanan
tekanan darah
darah sistolik
sistolik lebih
lebih
dari 10 mmHg
dari 10 mmHg pada
pada waktu
waktu inspirasi.
inspirasi. Normal
Normal tidak
tidak lebih
lebih daripada
daripada 5
5 mmHg,
mmHg, pada
pada asma
asma yang
yang berat
berat bisa
bisa sampai
sampai 10
10 mmHg
mmHg atau
atau lebih.
lebih.
 Pada keadaan
 Pada keadaan yang
yang lebih
lebih berat
berat tekanan
tekanan darah
darah menurun,
menurun, gangguan
gangguan irama
irama jantung.
jantung.
Diagnosa keperawatan  

 
1.Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan asma
2. Ansietas berhubungan dengan stresor
Diagnosa Noc Nic

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas 1. Status pernafasan : kepatenan 1. Manajemen jalan nafas
b.d asma jalan nafas a. Buka jalan nafas dengan teknik
a. Frekuensi pernafasan chin lift atau ja thrust
b. Irama pernafasan b. Posisikan pasien untu
c. Kedalaman inspirasi memaksimalkan ventilasi
c. Identifikasi kebutuhan
aktual/potensial pasien untuk
memasukkan alat membuka jalan
nafas

Ansietas b.d stresor 1. Tingkat kecemasan 1. Pengurangan kecemasan


a. Tidak dapat beristirahat a. Gunakan pendekatan yang tenang
b. Perasaan gelisah dan meyakinkan
c. Otot tegang b. Berada disisi kalien untuk
meningkatkan rasa aman dan
mengurangi ketakutan
c. Berikan objek yang menunjukkan
perasaan aman
d. Dengarkan pasien
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN PERNAPASAN
PADA PASIEN “Ny.P”


 Pengkajian
Pengkajian Primer Primer

 Airway
Airway :: tidak
tidak terdapat
terdapat adanya
adanya sumbatan
sumbatan (secret
(secret ataupun
ataupun darah),
darah), lidah
lidah tidak
tidak jatuh
jatuh ke
ke
belakang, pasien kesulitan bernapas, batuk-batuk, pasien
belakang, pasien kesulitan bernapas, batuk-batuk, pasien kesulitan bersuara, kesulitan bersuara,
Asuhan
Asuhan keperawatan
keperawatan kegawatdaruratan
kegawatdaruratan asma asma terdengar
terdengar wheezing.
wheezing.
   
 
 Breathing
Breathing :: terlihat
terlihat pengembangan
pengembangan dada dada kanan
kanan dandan kiri
kiri simetris,
simetris, pasien
pasien kesulitan
kesulitan
saat
saat bernapas, RR : 36x/menit, irama napas tidak teratur, napas cuping hidung,
bernapas, RR : 36x/menit, irama napas tidak teratur, napas cuping hidung,
 Kasus

Kasus terlihat
terlihat adanya
adanya penggunaan
penggunaan otot otot bantu
bantu pernapasan
pernapasan (sternokleidomastoid),
(sternokleidomastoid), napas
napas
 Ny. P
 Ny. P berusia
berusia 6868 tahun,
tahun, masuk
masuk IGDIGD RSRS XX pada
pada tanggal
tanggal 44 maret
maret 2015,
2015, cepat
cepat dandan pendek.
pendek.
pukul
pukul 09.00
09.00 WIB
WIB dengan
dengan keluhan
keluhan sesaknafas.
sesaknafas. Ny.
Ny. PP dating
dating bersama
bersama 
 Circulation
Circulation :: TD: TD: 110/70
110/70 mmHg,
mmHg, N N= = 96
96 x/menit
x/menit reguler,
reguler, nadi
nadi teraba
teraba lemah,
lemah,
keluarga,
keluarga, saat
saat pemeriksaan
pemeriksaan TTV TTV didapatkan
didapatkan hasil,
hasil, TD
TD == 110/70
110/70 mmHg,
mmHg, terdengar
terdengar suarasuara jantung
jantung S1S1 dan
dan S2S2 tunggal
tunggal reguler,
reguler, cappilaryrefille
cappilaryrefille kembali<3
kembali<3 detik,
detik,
N = 96 x/menit, RR = 36x/menit. Tingkat kesadaran Ny. P tidak
tidak terdapat
terdapat sianosis,
sianosis, akral
akral hangat.
hangat.
N = 96 x/menit, RR = 36x/menit. Tingkat kesadaran Ny. P
Composmentis.

 Disability
Disability :: kesadaran
kesadaran pasien
pasien compos
compos mentis
mentis dengan
dengan GCSGCS (E4,M6,V5),
(E4,M6,V5), pasien
pasien
Composmentis. mengatakan
mengatakan cemas cemas tentang
tentang kondisinya
kondisinya saatsaat ini,
ini, pasien
pasien gelisah,
gelisah, terlihat
terlihat tidak
tidak tenang,
tenang,
 Pengkajian

Pengkajian dilakukan
dilakukan padapada tanggal
tanggal 4 4 maret
maret 2015
2015 pukul
pukul 09.00
09.00 WIB
WIB dan
dan mengulang
mengulang kata-kata.
kata-kata.
 IdentitasPasien

IdentitasPasien 
 Exposure
Exposure :: rambut
rambut beruban
beruban dandan kulit
kulit kepala
kepala tampak
tampak bersih
bersih tidak
tidak terdapat
terdapat hematoma,
hematoma,
tidak
tidak terdapat
terdapat lukaluka pada
pada tubuh
tubuh pasien
pasien dan
dan keluar
keluar keringat
keringat banyak.
banyak.
 Nama:

Nama: Ny.Ny. PP 
 Pengkajian
Pengkajian SekunderSekunder
 Umur

Umur :: 68
68 tahun
tahun 
 Tingkat
Tingkat kesadaran
kesadaran :: CM CM
 Jeniskelamin

Jeniskelamin :: Perempuan
Perempuan GCS

 GCS :: E4V5M6
E4V5M6
 Pekerjaan

Pekerjaan :: Swasta
Swasta 
 Tanda
Tanda –– tanda
tanda vital
vital :: TD:
TD: 110/70
110/70 mmHg,
mmHg, N N= = 96
96 x/menit,
x/menit, RR=
RR= 36x/menit,
36x/menit, S=36̊
S=36̊ CC
 Pendidikan
 Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik fisik ::

Pendidikan :: SD SD 

 Kepala
Kepala :: rambutrambut beruban,
beruban, kepala
kepala bersih,
bersih, tidak
tidak ada
ada hematom
hematom
 Agama
 :
Agama : IslamIslam 
 Mata
Mata :: ukuran
ukuran pupilpupil kanan/kiri
kanan/kiri (3mm/3mm),
(3mm/3mm), rangsangan
rangsangan cahaya
cahaya pupil
pupil kanan/kiri
kanan/kiri (+/
(+/
 No

No RM
RM :: 247234
247234 +).
+).
 Alamat : Purwokerto
 Alamat : Purwokerto 
 Mulut:
Mulut: sianosis,
sianosis, mukosa
mukosa bibir
bibir kering.
kering.
 Tanggal
 Hidung
Hidung : tidak ada polip, bersih,
: tidak ada polip, bersih, nafas
nafas cuping
cuping hidung.

Tanggal Masuk :: 4
Masuk 4 maret
maret 2015,
2015, pukul
pukul 09.00
09.00 WIB.
WIB.  hidung.

 Telinga : simetris, bersih, tidak
Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen ada serumen
 Riwayat

Riwayat Penyakit
Penyakit 
 Leher
Leher :: tidak
tidak adaada pembesaran
pembesaran kelenjar
kelenjar tiroid,
tiroid, tidak
tidak ada
ada peningkatan
peningkatan JVPJVP
 Keluhan

Keluhan utama
utama :: sesaknapas.
sesaknapas. 
 Dada : Paru
Dada : Paru – paru – paru
 Riwayat

Riwayat Penyakit Sekarang
Penyakit Sekarang :: pasien
pasien dating
dating ke
ke IGD
IGD dengan
dengan keluhan
keluhan II :: pengembangan

 pengembangan dada dada simetris,
simetris, tampak
tampak penggunaan
penggunaan otot otot bantu
bantu pernafasan
pernafasan
sesak
sesak napas sejak tadi pagi karena udara yang dingin, ±
napas sejak tadi pagi karena udara yang dingin, ±2 2 jam
jam yang
yang lalu
lalu 
 Pal : vocal fremitus kanan-kiri
Pal : vocal fremitus kanan-kiri
pasien mendadak merasa sesak napas, semakin lama
pasien mendadak merasa sesak napas, semakin lama napas terasa napas terasa 
 Per
Per :: Sonor
Sonor
semakin
semakin sesak,
sesak, napas
napas cepat
cepat dan
dan dangkal,
dangkal, kemudian
kemudian pasien
pasien dibawa
dibawa keke 
 A
A :: terdengar
terdengar wheezing,
wheezing, ekspirasi
ekspirasi memanjang
memanjang
rumah
rumah sakit. Riwayat penyakit dahulu: pasien sebelumnya ±
sakit. Riwayat penyakit dahulu: pasien sebelumnya ±77 tahun
tahun 
 Ekstremitas :akral
Ekstremitas :akral hangat hangat
yang
yang lalu
lalu pernah
pernah dirawat
dirawat di di rumah
rumah sakit
sakit dengan
dengan penyakit
penyakit yang
yang sama
sama 
 Ekstremitas
Ekstremitas atas atas :: CRTCRT <3<3 detik,
detik, tidak
tidak ada
ada edema
edema
tetapi tidak separah saat
tetapi tidak separah saat ini. ini. 
 Ekstremitas
Ekstremitas bawwahbawwah :: tidak
tidak ada
ada edema
edema
 Riwayat

Riwayat penyakit
penyakit keluarga
keluarga :: keluarga
keluarga pasien
pasien mempunyai
mempunyai riwayat
riwayat

   
penyakit asma yaitu ibu
penyakit asma yaitu ibu pasien. pasien.
Lanjutan…
Pengkajian AMPLE
Diagnosa:




 Alergi: pasien memiliki alergi terhadap
dingin

 Medikasi :pasien sebelum dibawa ke RS
 Ketidakefektifan
sudah menggunakan obat pelega nafas
(vaporub) tapi tetap sesak.
bersihan jalan nafas

 Postilness : pasien sebelumnya pernah b.d asma
mengalami sakit seperti flu

 Lastmeal : pasien makan tadi pagi ± 2 jam  Ansietas b.d stresor
sebelum dibawa ke rumah sakit, terakhir
pasien mengkonsumsi nasi dengan sayur
dan lauk pauk serta minum es tawar.

 Environment : pasien tinggal dengan suami
dan kedua anaknya, pasien tinggal di desa
dekat dengan sawah dan lingkungan pasien
cukup padat penduduk, keluarga
mengatakan sirkulasi dirumah cukup baik.
Analisa data
No Analisa Data Etiologi Problem

1 DS : - klien mengatakan Bronkospasme Ketidakefektifan bersihan


sesak nafas jalan nafas
DO :
- RR: 36 x/menit
- Pasien kesulitan
bernapas, batuk-batuk,
pasien kesulitan
bersuara, terdengar
suara napas wheezing

2 DS : pasien mengatakan Perubahan status Ansietas


cemas kesehatan
DO :
- Pasien gelisah, pasien
keluar keringat
banyak, pasien
mengulang kata-kata,
pasien terlihat tidak
tenang.
Diagnosa Noc Nic

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas 1. Status pernafasan : kepatenan 1. Manajemen jalan nafas
b.d asma jalan nafas a. Buka jalan nafas dengan teknik
a. Frekuensi pernafasan chin lift atau ja thrust
b. Irama pernafasan b. Posisikan pasien untu
c. Kedalaman inspirasi memaksimalkan ventilasi
c. Identifikasi kebutuhan
aktual/potensial pasien untuk
memasukkan alat membuka
jalan nafas

Ansietas b.d stresor 1. Tingkat kecemasan 1. Pengurangan kecemasan


a. Tidak dapat beristirahat a. Gunakan pendekatan yang
b. Perasaan gelisah tenang dan meyakinkan
c. Otot tegang b. Berada disisi kalien untuk
meningkatkan rasa aman dan
mengurangi ketakutan
c. Berikan objek yang
menunjukkan perasaan aman
d. Dengarkan pasien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai