Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Akar-akar Persamaan
Metode Akolade
Metode Grafik
Metode Bagi Dua
Metode Posisi Salah
Metode Terbuka
Iterasi Satu Titik Sederhana
Metode Newton-Raphson
Metode Secant
Akar Ganda
Sistem Persamaan Aljabar Linier
Metode Crammer
Metode Gaus
Regresi & interpolasi
Optimasi
Akar-akar Persamaan
Akar-akar Persamaan
Tujuan :
To understand why we as scientists are interested in
finding the roots of algebraic equations
•To understand the difference between Open
( metode terbuka ) and Bracketing methods ( Metode
Akolade ) & to know why and when we would choose
to apply one method over another
To be able to implement your own root finding tools
Dasar
Persamaan Matematika f(x) = 0
Polinomial atau suku banyak secara umum dinyatakan
sbb :
a o a1 x a 2 x a3 x ... a N x 0.........(1)
2 3 N
X
0
Akar II
Akar I
f(x1)
f(x2)
f(x2)
x1 x2 x1 x2
x
(a)
F (x)
x
(b)
F (x)
x
(c)
F (x)
x
(d)
(x i) (x ii)
GAMBAR 1. Ilustrasi sejumlah cara
umum bahwa suatu akar mungkin terjadi
dalam selang yang di tentukan oleh batas
bawah xi dan batas atas xu. Bagian (a)
dan (c) menunjukan bahwa jika f(xi) dan
f(xu) keduanya bertanda sama, maka di
dalam selang tidak akan terdapat akar
sebanyak bilangan genap. Bagian (b) dan
(d) menunjukkan bahwa jika fungsi
berbeda pada tanda titik-titik ujung, maka
dalam selang akan terdapat akar
sebanyak bilangan ganjil.
Bisection Method
Utilize the notion that the function must change signs
on either side of the root.
Metode Bisection (metode bagi dua) membagi interval
(antara x1 dan x2) dimana diperkirakan terdapat
sebuah akar, menjadi 2 subinterval yang sama besar.
Akar tsb dicari dalam salah satu subinterval dan
Interval tidak boleh terlalu lebar. Mengapa ?
Useful background for this topic includes:
Iteration ( Perulangan )
Bracketing (untuk mendeklarasikan
tipe array [] Tanda Kurung)
Algoritma metode Bisection :
Langkah 1 : Pilih taksiran nilai a sebagai batas bawah
interval dan taksiran nilai b sebagai batas atas
interval.
Jika terpenuhi kondisi :
f(a) x f(b) < 0 maka ada akar dalam interval.
Selanjutnya ke langkah 2.
f(a) x f(b) > 0 maka tidak ada akar dalam interval.
Geser posisi interval.
f(a ) x f(b) = 0 maka a atau b , salah satu merupakan
akar.
Langkah 2 : Taksiran akar yang pertama x’ dimana
ab
x
2
Langkah 3: Evaluasi keberadaan akar, apakah dalam
subinterval pertama (antara a dan x) atau dalam
subinterval kedua (antara x dan b).
Jika diperoleh
a) f(a) × f(x) < 0 : akar berada dalam subinterval
pertama maka b= x. Selanjutnya ke langkah 4.
b) f(a) × f(x) > 0 : akar berada dalam subinterval kedua
maka a = x’ Selanjutnya ke langkah 4.
c) f(a) × f(x) = 0 : x adalah akar
Langkah 4 : Kembali ke langkah 2 dan proses hingga
langkah 3.
Pseudocode f(x) = x2 - 3. εabs = 0.01
iter = 0 %initialize iteration counter
While ea>es and iter <= imax
xrold = xr
xr = (xl + xu)/2 % Estimate new root
iter = iter + 1 % increment iteration counter
if xr ≠ 0 then
ea = abs((xr – xrold)/xr)*100 % calculate approx. rel. error
endif
test = f(xl)*f(xr) % good spot to use a Matlab function
if test < 0 then
xu = xr
else if test > 0 then
xl = xr
else
ea = 0
endif
end while loop
Bisect = xr
Consider finding the root of f(x) = x2 - 3. Let εstep = 0.01, εabs = 0.01 and start with the
interval [1, 2].
Thus, with the seventh iteration, we note that the final interval, [1.7266, 1.7344],
has a width less than 0.01 and |f(1.7344)| < 0.01, and therefore we chose b =
1.7344 to be our approximation of the root.
Consider finding the root of f(x) = e-x(3.2 sin(x) - 0.5 cos(x)) on the interval [3, 4], this
time with εstep = 0.001, εabs = 0.001.
a b f(a) f(b) x = (a + b)/2 F(x) Galat
Thus, after the 11th iteration, we note that the final interval, [3.2958, 3.2968] has a
width less than 0.001 and |f(3.2968)| < 0.001 and therefore we chose b = 3.2968
to be our approximation of the root.
Ketentuan program komputasi
Kriteria terminasi dalam metode bisection menggunakan
pendekatan kesalahan aproksimasi, yang ditentukan
dengan memakai penaksiran kesalahan: Galat = | x-a|