REGULASI DIRI Bang Bay

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

REGULASI DIRI

Kondisi manusia dalam memotivasi dan mengarahkan


tindakan mereka melalui kontrol proaktif dengan
membuat tujuan yang bernilai, yang dapat menciptakan
suatu keadaan yang disekuilibrium dan kemudian
menggerakkan kemampuan serta usaha mereka
berdasarkan estimasi yang bersifat antisipatif mengenai
apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut
Faktor-faktor yang Berkontribusi
Terhadap Regulasi Diri
1. Faktor Eksternal
Efek nilai yang didapat dari proses interaksi dengan
lingkungan luar yang kemudian menjadi standart evaluasi
terhadap penilaian diri
Faktor Internal dalam Regulasi Diri
2. Faktor Internal
Merupakan proses interaksi dengan faktor eksternal yang
melibatkan proses internal di dalam kepribadian yang berwujud
dalam kebutuhan internal berupa:
A. Observasi Diri
Suatu kemampuan dalam memonitor performa diri walaupun
perhatian yang kita berikan padanya belum tentu benar dab akurat
Faktor Internal dalam Regulasi Diri
B. ProsesPenilaian
Suatu kemampuan yang tidak hanya mampu untuk menyadari diri
sendiri secara reflektif, tetapi juga menilai seberapa berharga
tindakan kita berdasarkan tujuan yang telah kita buat untuk diri kita.
C. Reaksi Diri
Suatu tindakan merespon baik secara positif dan negatif terhadap
perilaku mereka bergantung pada bagaimana perilaku tersebut
memenuhi standar personal mereka sendiri.
Regulasi Diri dalam Sudut Pandang Moral
Suatu kecenderungan dapat diprediksikan menjadi suatu perilaku
moral hanya apabila prinsip tersebut diubah menjadi tindakan.

Dalam hal menghindari konsekuensi yang meyakitkan dari


pelanggaran moral yang dilakukan oleh seseorang, seseorang akan
melakukan aktivasi selektif (suatu tindakan yang diambil sebagai
dampak dari regulasi diri) serta pelepasan kontrol internal.
4 Teknik Dasar Pertahanan Diri dari Kondisi yang
Menyakitkan Atas Konsekuensi Atas Perilaku
Berikut perwujudan dari aktivasi selektif dan pelepasan kontrol internal

1. Mendefinisikan ulang perilaku yakni dengan menjustifikasi nilai moral


yang awalnya salah dirubah menjadi hal yang benar.
Cth.
Membunuh seseorang adalah perbuatan yang salah secara moral, namun
ketika hal tersebut terjadi ketika sedang berperang maka membunuh musuh
adalah merupakan seusatu hal yang dibanggakan bahkan menjadi seorang
pahlawan.
4 Teknik Dasar Pertahanan Diri dari Kondisi yang
Menyakitkan Atas Konsekuensi Atas Perilaku

2. Tidak menghiraukan atau mendistorsi konsekuensi


dari perilaku
Cth. Seorang pengemudi yang menerobos lampu merah
kemudian menabrak seorang penyebrang dan
mengatakan kepada si korban bahwa semua baik-baik
saja karena lukanya tidak terlalu parah, atau abainya
seorang pemimpin suatu negara yang memerintahkan
untuk menyerbu negara yang ingin diperanginya;
4 Teknik Dasar Pertahanan Diri dari Kondisi yang
Menyakitkan Atas Konsekuensi Atas Perilaku
3. Dehumanisasi dan menyalahkan korban atas konsekuensi yang mereka
lakukan
Cth.
Menyalahkan kelompok marginal atas suatu tindakan kriminal
4. Memindahkan dan mengaburkan tanggung jawab
Cth.
seorang pekerja yang mengatakan bahwa pimpinannya yang bertanggung
jawab terhadap ketidakefisienan kerjanya atau seorang mahasiswa yang
menyalahkan dosennya atas nilainya yang rendah.
Disfungsi Perilaku
Konsep Bandura mengenai triadic reciprocal causation mengasumsikan bahwa perilaku yang
dipelajari adalah sebagai hasil interaksi mutual antara (1) manusia, termasuk proses kognisi
dan fisiologis di dalamnya; (2) lingkungan, termasuk hubungan interpersonal dan kondisi sosial
ekonomi di dalamnya; dan (3) faktor perilaku, termasuk pengalaman terdahulu dengan
penguatan di dalamnya yang tidak terkecuali termasuk perilaku disfungsi.

Disfungsi perilaku yg dimaksud Bandura ada 3 jenis;


1. Depresi
Standar dan tujuan personal yang tinggi dapat berakibat pada pencapaian dan kepuasan diri.
Akan tetapi, saat manusia menempatkan suatu tujuan yang terlalu tinggi, mereka memiliki
kemungkinan untuk gagal yang lebih tinggi. Kegagalan sering berakibat terhadap depresi, dan
orang-orang depresi sering menurunkan nilai pencapaian mereka sendiri.
Disfungsi Perilaku
2. Fobia
Fobia adalah ketakutan yang dipelajari melalui kontak langsung, generalisasi yang tidak tepat
terutama melalui pengalaman observasi (Bandura, 1986). Bandura memprediksikan peran
media (baik elektronik maupun non digital) sangat besar dalam dalam menyebarkan reaksi
fobia di masyarakat.

3. Agresi
Perilaku agresif didapatkan melalui observasi dari orang lain, pengalaman langsung dengan
penguatan negatif dan positif, latihan atau intsruksi serta keyakinan yang abstrak.

Anda mungkin juga menyukai