Anda di halaman 1dari 11

Terapi

Tujuan Utama :
Regulasi Diri

Tujuan :
• menghilangkan beberapa perilaku menyimpang
• Menghilangkan perilaku yang sifatnya memuaskan seseorang
• Menghilangkan Perilaku awalnya membawa dampak positif namun konsekuensi jangka
panjangnya tidak diinginkan
Konsep :
1. Menggunakan strategi-startegi yang dirancang untuk memunculkan
perilaku spesifik
2. Menggeneralisasi perubahan dalam kondisi berbeda
3. Mempertahankan perubahan untuk menghindari kemungkinan kembali
kegiatan yang sama (Terapi dapat dikatakan berhasil)

Ex : menghilangkan ketakutan seseorang pada ketinggian (Acrofobia)


Takut – berhasil memanjat tangga – mampu naik pesawat/keluar jendela
( menggeneralisasi perubahan) – mempertahankan perilaku (goal)
Pendekatan/strategi :
1. Modelling tidak langsung atau bersifat terlihat (melihat
langsung kejadian atau kegiatan yang mengancam akan
membuat kecemasan berkurang dan melakukan aktifitas Mediasi
sama) Kognitif
Efektif : untuk
2. Modelling Kognitif atau bersifat tidak melihat meningka
(memvisiualisasi model saat melakukan perilaku yang Kombinasi tkan
ditakuti) Efikasi
diri
3. Kemahiran aktif (observasi model – Desensitisasi
sistematis/menghilangkan kecemasan dengan relaksasi
secara herarki -
Efikasi diri dan Terorisme
Esensi :
Keyakinan bahwa seseorang dapat mengendalikan suatu kejadian
Meningkatkanya efikasi diri

Tujuan :
Menghilangkan perasaan negative dan perasaan tidak aman

Cara :
1. Bersiaga
2. Tanggap
3. Berdoa
4. Menemukan kenyaman dan keamanan dalam agama
Penelitian
ROS (Religius Oreintation Scale)
1. Religius Intrinsik (agama sebagai arti dan nilai) – Do’a
2. Religius Ekstrinsik

Orang Religius (Instrinsik) – Mood lebih baik – efikasi diri lebih tinggi

Semakin kita merasa memiliki kendali dan mampu menangani kejadian


yang tidak dapat diprediksi, maka semakin berkurang dampak negative
dari ancaman teror yang mempengaruhi kesejahteraan kita.
Efikasi Diri dan Diabetes
Kegunaan :
• Mendorong seseorang untuk terlibat dalam perilaku sehat
• Meningkatkan kesejahteraan
• Meningkatkan kesehatan
• Meningkatkan umur yang lebih panjang

• Diabetes type 2
• Penyakit kronis
• Memerlukan pengelolaan yang sangat hati-hati
• Terjadi keterbatasan fisik
• Diasosiasikan dengan kesehatan mental seperti depresi

Semakin sedikit mengelola rancangan penyakit diabetes maka semakin tinggi kadar penyakit diabetes
yang akan mengakibatkan penurunan kesehatan mental dan fisik
Peran efikasi diri
• Semakin tinggi Efikasi diri  meningkatkan pertahanan pengelolaan penyakit  merasa
lebih baik

Penelitian
• Partisipan mengisi laporan :

1. Olah raga
2. Rancangan diet Pengukuran efikasi
3. Tes glukosa pengukuran depresi
diri
4. Pengobatan

Hasil :
Semakin tinggi efikasi diri maka mempengaruhi tingkat depresi yang lebih rendah
peningkatan mengikuti instruksi dokter, gejala diabetes yang berkurang tingkat
keparahannya
Konsep kemanusiaan
• Manusia memiliki kapasitas untuk menjadi banyak hal dan kebanyakan dari hal tersebut
dipelajari dari modelling
• manusia tidak menjadi tidak berfikir selama proses, Lingkungan social memberikan
mereka akses terhadap berbagai perilaku termasuk menggunakan orang lain sebagai
model
• pembelajaran bergantung terhadap pengalaman langsung yang bersifat percobaan dan
kegagalan (trial and error) maka proses ini akan terjadi sangat lambat, berat, dan
berbahaya
• Manusia memiliki kemamuan untuk memecahkkan masalah tanpa harus bergantung
kepada perilaku mencoba dan gagal (trial and error)

• Manusia mengembangkan kapasitas kognitif dengan pembelajaran melalui observasi yang


memungkinkan mereka untuk membentuk dan merancang hidup mereka melalui
kekuatan modelling
• Manusia memiliki kapasitas untuk menyimpan pengalaman masa lalu dan menggunakan
informasi tersebut untuk merancang tindakan di masa depan.
• Manusia berorientasi kepada tujuan, mahkluk hidup yang memiliki tujuan dan
dapat melihat gambaran masa depan
• Manusia mengantisipasi masa depan dan bertindak sesuai dengaan hal
tersebut di masa sekarang.
• Kognisi memberikan manusia kepastian untuk mengevaluasi kemungkinan dari
konsekuensi dan untuk mengeliminasi perilaku yang tidak memiliki standar
perilaku mereka (standar pribadi)
• Manusia lebih bersifat Optimistik dari pada Pesimistik dengan alasan karena
meyakini bahwa manusia mampu untuk mempelajari perilaku yang baru
• Perilaku tidak sehat tidak perlu berlanjut karena kebanyakan manusia
mempunyai kapasitas untuk berubah dengan mengimitasi perilaku produktif
manusia lain dan menggunakan kemampuan kognitif mereka untuk
memecahkan masalah.
• factor genetic memiliki kontribusi pada variable manusia (P) dalam paradigma
Triadic reciprocal causation
• kognisi lebih berpengaruh sehingga factor biologis menjadi tidak terlalu penting
• Dalam hal kebebasan versus determinisme, manusia memiliki kendali yang besar
atas hidup mereka walaupun manusia dipengaruhi oleh lingkungan dan
pengalaman mereka
• Kebebasan timbul karena manusia lebih terampil meregulasi tindakan mereka.
kebebasan adalah “jumlah pilihan yang tersedia bagi manusia dan hak untuk
melakukan pilihan tersebut”. Oleh karena itu kebebasan personal bersifat
terbatas yaitu dibatasi dengan Batasan fisikal seperti hukum, prasangka, regulasi,
dan hak orang lain
• persepsi atas ketidakmampuan dan kurangnya percaya diri membatasi kebebasan
personal
• Manusia membuat penilaian yang sadar mengenai bagaimana tindakan mereka
mempengaruhi lingkungan
• Teori kognisi social menekankan pada pikiran sadar, regulasi diri dari tindakan
bertumpu pada proses memonitor diri, penilaian, dan reaksi diri yang semuanya
bersifat sadar selama situasi pembelajaran.
Konsep Penting
• Pembelajaran melalui observasi memberikan manusia cara untuk belajar tanpa perlu melakukannya perilaku
tersebut
Pembelajaran melalui observasi mensyaratkan
1. Perhatian terhadap suatu model
2. Pengorganisasi dan mempertahankan observasi
3. Memproduksi perilaku
4. Motivasi untuk melakukan perilaku yang diimitasi
• Manusia mempunyai kapasitas untuk melakukan regulasi diri dan mereka menggunakan factor internal
maupun eksternal untuk meregulasi diri
1. Faktor eksternal memberikan kita suatu standart untuk mengevaluasi perilaku kita dan juga penguatan eksternal dalam
bentuk penghargaan yang diterima dari orang lain.
2. Factor internal dalam regulasi diri meliputi
 Observasi diri
 Proses peilaian
 Reaksi diri
• Melalui aktivasi selektif dan melepaskan control internal, manusia dapat memisahkan dirinya dari
konsekuensi yang buruk dari tindakan mereka
Empat tehknik dasar dari aktivasi selektif dan melepaskan control internal adalah
1. Mendefinisikan ulang perilaku
2. Memindahkan atau mengaburkan tanggungjawab
3. Tidak menghiraukan atau mendistorsikan konsekuensi dari perilaku
4. Dehumanisasi atau menyalahkan korban atas konsekuensi yang mereka rasakan

Anda mungkin juga menyukai