Anda di halaman 1dari 12

Beck’s Cognitive Behavioral

1
Therapy
2 Teori yang Menjadi Dasar

 Model CBT mengajukan bahwa dysfunctional thinking


(yang mempengaruhi mood dan perilaku klien) adalah
lazim pada semua masalah psikologi.
 Jika seseorang belajar untuk mengevaluasi pikiran
mereka menjadi lebih realistik dan adaptif, maka
mereka mengalami perbaikan/peningkatan kondisi
emosional dan perilaku.
3 Contoh
“Saya tidak bisa apa-apa”

Automatic
Thoughts
Thought

Behavior Feelings

Tiduran saja di tempat tidur


Merasa sedih
4  Terapis kognitif mengintervensi kognisi yang lebih
dalam, yakni keyakinan (belief) dasar mereka tentang
diri mereka, dunia mereka, dan orang lain.
 Contoh; jika seseorang terus-menerus underestimate
terhadap kemampuannya, barangkali di balik itu ada
belief ‘tidak kompetent’.
 Bagaimana memodifikasi? Melihat diri lebih
realistik, memiliki kelebihan dan kelemahan. Jika
gagal/membuat kesalahan pada suatu situasi: “Saya
tidak bagus pada tugas ini”
5
6 Prinsip-Prinsip Dasar
 Principle No. 1. Cognitive behavior therapy is based on an ever-evolving
formulation of patients’ problems and an individual conceptualization of each
patient in cognitive terms
 Principle No. 2. Cognitive behavior therapy requires a sound therapeutic alliance
 Terapist perlu menunjukkan warmth, empathy, caring, genuine regard, and
competence.
 Dengan Basic Interviewing Skills: empathic statements, listening closely and
carefully, and accurately summarizing her thoughts feelings
 Memberi kesempatan pada klien untuk memberi feedback tiap sesi
 Mencari kekuatan (strengths) dan kemajuan yang dicapai klien
7  Principle No. 3. Cognitive behavior therapy emphasizes collaboration and active
participation.
 Ada tugas yang dikerjakan selama sesi berlangsung, dan juga antar sesi
(pekerjaan rumah)
 Principle No. 4. Cognitive behavior therapy is goal oriented and problem focused
 Principle No. 5. Cognitive behavior therapy initially emphasizes the present
 Principle No. 6. Cognitive behavior therapy is educative, aims to teach the patient to
be her own therapist, and emphasizes relapse prevention
 Principle No. 7. Cognitive behavior therapy aims to be time limited.
 Depressi dan gangguan kecemasan ditangani antara 6 hingga 14 sesi.
 Tujuan dari therapist adalah simtom pulih, memfasilitasi klien mencapai
keadaan remisi, menoling pasian memecahkan masalah yang paling menekan,
dan mengajarkan ketrampilan bagaimana untuk menghindari relaps
8  Principle No. 8. Cognitive behavior therapy sessions are structured
 Awal: melakukan pemeriksaan mood, meninjau sesi sebelumnya, menentukan
agenda sesi tersebut secara bersama-sama.
 Tengah: evaluasi PR, membicarakan masalah-masalah pada agenda,
menentukan PR berikutnya, dan menyimpulkan (summarizing)
 Akhir: meminta feedback dari klien.
 Dengan struktur demikian, diharapkan setelahnya klien bisa melakukan self-
therapy
 Principle No. 9. Cognitive behavior therapy teaches patients to identify, evaluate,
and respond to their dysfunctional thoughts and beliefs
 Menggunakan proses guided discovery, menggunakan pertanyaan (sering
disebut sebagai “Socratic questioning”) untuk mengevaluasi pikiran meraka
(dari pada mempersuai, debat, atau mengajarkan)
 Membuat eksperimen yang disebut behavioral experiments untuk menguji
belief klien
9  Principle No. 10. Cognitive behavior therapy uses a variety of techniques to
change thinking, mood, and behavior
 Meskipun penekanan pada intervensi kognitif, intervensi lainnya (seperti
teknihk behavior) juga dilakukan
 Tiap gangguan mempunyai penekanan tritmen yang berbeda
 Panic disorder – menguji catastrophic misinterpretations dari sensasi
tubuh atau mental
 Anorexia requires –modifikasi keyakinan tentang personal worth and
control
10 Bagaimana menjadi CBT Terapist
 Dasar
 Ketrampilan dasar konseling: listening, empathy, positive regard, and
genuineness, understanding, reflection, and summarizing.

 Tahap 1
 Bisa melakukan analisis kasus (case conceptualization) dengan
pendekatan kognitif pada evaluasi awal
 Bisa menstrukturkan sesi, dan merencanakan tritmen, menolong klien
memecahkan masalah dan membantu klien melihat pikiran mereka yang
disfungsional dengan cara yagn berbeda
 Bisa menggunakan teknik kognitif dan perilaku dasar
11
 Tahap 2
 Lebih kompeten menintegrasikan konseptualisai (analisis) kasus
dengan Teknik-Teknik
 Kemampuan untuk memahami alur terapi semakin kuat.
 Lebih mudah mengidentifikasi tujuan yang penting dari trirmen dan
lebih terampil dalam mengkonseptualisai (menganalisis) masalah
klien, dan menyempurnakan/membuat konseptualisasi selama terpi,
dan menggunakannya untuk membuat keputusan tentang terapi.
 Stok teknik semakin banyak dan semakin terampil dalam memilih,
menentukan waktu, dan menerapkan teknik yang tepat.
12
 Tahap 3
 Mengintegrasikan data baru ke dalam conseptualisasi secara lebih
otomatis
 Kemampuan untuk membuat hipotesis dan mengkonfirmasi atau
merevisi pandangan therapist terhadap klien

Anda mungkin juga menyukai