Anda di halaman 1dari 19

ASKEP ANEURISMA

CEREBROVASKULER

BY : kelompok 5
Definisi
• Aneurisma serebral adalah pelebaran atau
menggelembungnya dinding pembuluh darah,
yang didasarkan atas rusaknya dua lapisan
dinding pembuluh darah, yaitu tunika media dan
tunika intima, yang menjadi elastis
mengakibatkan kelemahan pada pembuluh darah
di daerah tersebut sehingga membentuk tonjolan
akibat tekanan pembuluh darah.
• Aneurisma serebral adalah dilatasi dinding arteri
serebral yang berkembang sebagai hasil dari
kelemahan dinding arteri (Brunner & Suddarth,
2001).
Ethiologi
Aneurisma dapat disebabkan oleh berbagai faktor
yaitu :
• Melemahnya struktur dinding pembuluh darah
arteri.
• Hipertensi
• Aterosklerosis
• Beberapa infeksi dalam darah
• Bersifat genetic
• Cedera kepala
• Penyebab lainnya adalah malformasi
arteriovenosa
Insiden
• Di banyak negara, prevalensi penyakit ini
tergolong tinggi dibandingkan dengan
gangguan atau kelainan otak lainnya. Kasus ini
di banyak negara ditemui pada pasien berusia
lebih dari 50 tahun.
Klasfikasi
• Aneurisma tipe fusiform (5–9%)
• Aneurisma tipe sakuler atau aneurisma
kantong (90–95%)
Pathway
Manifestasi klinis
• Sakit kepala, penglihatan kabur/ganda, mual,
kaku leher dan kesulitan berjalan.
• Gejala peringatan (warning sign): kelumpuhan
sebelah anggota gerak kaki dan tangan, gangguan
penglihatan, kelopak mata tidak bisa membuka
secara tiba-tiba, nyeri pada wajah, nyeri kepala
sebelah ataupun gejala menyerupai gejala stroke.
• Denyut jantung dan laju pernafasan naik turun,
kadang disertai dengan kejang, koma, sampai
kematian.
Pemeriksaan penunjang
• CT scan
• Angiografi
• MRI
Penatalaksanaan
• Penderita harus segera dirawat dan tidak
boleh melakukan aktivitas berat.
• Obat pereda nyeri
• Kadang dipasang selang drainase
• Terapi pembedahan: operasi kraniotomi
terbuka
Komplikasi
• Stroke hemoragik
• Perdarahan subarachnoid
• Perdarahan subarachnoid dan perdarahan intra serebral
(60%).
• Infark serebri (50%).
• Perdarahan subarachnoid dan subdural.
• Perdarahan subarachnoid dan hidrosephalus yang sebagian
kecil menjadi hidrosephalus normotensif (30%).
• Aneurisma arteri carotis interna dapat menjadi fistula
caroticocavernosum.
• Masuk ke sinus sphenoid bisa timbul epistaksis.
• Perdarahan subdural
Askep Teori
• Identitas pasien
• Keluhan utama: sakit kepala mendadak
• Riwayat penyakit sekarang
sakit kepala, mual muntah, gx.penglihatan
• Riwayat penyakit dahulu
hipertensi, DM, trauma kepala
• Riwayat penyakit keluarga
DM, hipertensi, stroke
Pemeriksaan fisik
• B1 (Breathing)
Biasanya klien mengalami sesak napas, bentuk
dada simetris, ekspansi dada meningkat
• B2 (Blood)
Biasanya klien mengalami peningkatan pada
tekanan darah
• B3 (Brain)
Biasanya klien mengalami kejang, nyeri kepala,
kesadaran menurun
Lanjutan,..,.
• B4 (Bladder)
Biasanya klien pada penyakit ini tidak
mengalami gangguan pada sistem perkemihan
• B5 (Bowel)
Biasanya mengalami mual muntah, penurunan
nutrisi, anoreksia, penurunan BB
• B6 (Bone)
Biasanya terjadi kelemahan otot, gangguan
mobilitas fisik
Diagnosa keperawatan
1. Perubahan perfusi serebral
berhubungan dengan pendarahan
serebral
2. Gangguan pola napas berhubungan
dengan sesak napas
3. Gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan peningkatan TIK
Intervensi Keperawatan
Dx. 1
Intervensi :
1. Tentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan
penurunan perfusi jaringan serebral
R/ : untuk menentukan intervensi selanjutnya
2. Observasi status neurologi secara teratur
R/ : mengkaji adanya kecenderungan pada tingkat
kesadaran dan potensial peningkatan TIK
3. Observasi TTV (tekanan darah, nadi, RR)
R/ : peningkatan tekanan darah sistemik yang diikuti
penurunan tekanan darah diastolic merupakan tanda
terjadinya peningkatan TIK, napas yang tidak teratur
menentukan lokasi adanya gangguan serebral, demam
menentukan letak kerusakan pada hipotalamus.
Lanjutan…
4. Observasi perubahan pada penglihatan, misalnya
penglihatan kabur atau ganda
R/: untuk menentukan intervensi
5. Catat adanya refleks-refleks tertentu seperti reflex
menelan, batuk,dsb
R/: penurunan refleks menandakan adanya
kerusakan pada otak tengah atau betang otak
6. Pertahankan kepala pada posisi tengah atau pada
posisi netral
R/ : kepala yang miring akan meningkatkan TIK
Lanjutan .,.,
Dx.2
Intervensi :
1.Pantau frekuensi, irama, kedalaman pernapasan
R/ : perubahan pola napas dapat menandakan
awitan komplikasi pulmonal
2. Angkat kepala tempat tidur sesuai indikasi
R/ : untuk memudahkan ekspansi paru
3. Anjurkan pasien untuk napas dalam yang efektif
R/ : mencegah atelektasis
4. Kolaborasi pemberian oksigen
R/ : membantu dalam mencegah hipoksia
Lanjutan…
Dx .3
Intervensi :
1. Observasi karateristik nyeri
R/: untuk menetukan intervensi selanjutnya
2. Berikan lingkungan yang tenang
R/ : meningkatkan relaksasi
3. Tingkatkan tirah baring, bantu dalam pemenuhan kebutuhan perawatan
diri
R/ : menurunkan gerakan yang dpat meningkatkan nyeri
4. Posisikan yang nyaman sesuai indikasi
R/ : untuk mengurangi nyeri
5. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
R/ : agar nyeri dapat berkurang
6. Kolaborasi pemberian analgetik
R/: untuk menghilangkan rasa nyeri.
T
E
R
I
M
A
K
A
S
I
h

Anda mungkin juga menyukai