Anda di halaman 1dari 51

DESKRIPSI MATA KULIAH

• Mata kuliah ini menguraikan tentang konsep, prinsip,


dan teknik promosi kesehatan yang meliputi strategi,
perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring serta
evaluasi. Metode pembelajaran dikembangkan untuk
memberikan pengalaman belajar mahasiswa didalam
mengaplikasikan promosi kesehatan dalam asuhan
keperawatan pada individu, keluarga,dan kelompok
CAPAIAN PEMBELAJARAN
• Mampu menjelaskan pengertian, upaya, dan area tindakan promosi
kesehatan.
• Mampu menjelaskan lima strategi pendekatan promosi kesehatan.
• Mampu melakukaan perencanaan promosi kesehatan
• Mampu menjelaskan konsep monitoring dan evaluasi promosi kesehatan
• Mampu menjelaskan dan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Referensi
• Adisasmoto.(2008). Promosi kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University press.
• Baran, Stanley J. dan Davis, Dennis, K. (2010). Teori Komunikasi massa, Dasar Pergolakan, dan Massa Depan. Jakarta: Salemba
Humanika.
• Craven, R. & Himle, C. (1996). Fundamentals of Nursing: Human Health and Function. 2nd Ed. Lippincott: Philadelphia.
• Depkes RI-Pusat Promosi Kesehatan,( 2005), Pembelajaran Model Promosi Kesehatan. Jakarta.
• Effendy, Onong Uchjana. (2009). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
• Fiske, John. 2007. Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra
• Heri Purwanto, (1994). Komunikasi untuk Perawat. EGC: Jakarta.
• Kholid, Ahmad, (2012). Promosi Kesehatan dengan pendekatan teori prilaku, media, dan aplikasinya. Perpustakaan Nasional: Katalog
Dalam Terbitan (KDT). Jakarata : Rajawali Pers.
• Soekidjo Notoatmodjo. (2003). Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip dasar. Jakarta : Rineka Cipta.
• Soekidjo Notoatmodjo. (1993). Pengantar pendidikan dan ilmu perilaku. Yogyakarta: Andi Offset.
• Soekidjo Notoatmodjo. (2007). Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
• Soekidjo Notoatmodjo. (2005). Promosi kesehatan: Teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
• Notoatmodjo, S.(2012). Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta
• Tri K, Soekidjo N, Anwar H, Ella H. (2012). Promosi Kesehatan Di Sekolah.
• Perpustakaan Nasional RI; Katalong Dalam Terbitan (KDT). Jakarta
• Ircham Machfoedz & Eko Suryani. (2007). Pendidikan kesehatan: Bagian dari promosi kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya.
• Green Lawrence W. (2000). Health Promotion Planning An Educational and Enviromental Approach.Mayfield Publishing Company,
Toronto
Kontrak Kuliah

• Kehadiran minimal 75%


• Mengerjakan semua tugas
• Aktif dalam diskusi kelompok & diskusi kelas
• Penilaian :
– UAS : 30%
– UTS : 30%
– Tugas : 40%
• Keaktifan
• Kedisiplinan
• Kualitas tugas
Masih ingat Definisi SEHAT ?

Coba sebutkan definisi SEHAT !

a state of complete physical, social and


mental well-being, and not merely the
absence of disease or infirmity
(WHO, 1948)
SEHAT…. (UU No. 36 th 2009 ttg Kesehatan)

Keadaan sehat, baik secara fisik,


mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis

Pasal 1 UU Kesehatan NO. 36 Th. 2009


Teori H.L. Blum (1974):
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan
Faktor Perilaku

Faktor
Lingkungan Derajat Faktor
Pelayanan
Fisik, Kimia, Kesehatan Kesehatan
Biologi

Faktor
Genetika
9
(Keturunan)
Health
Promotion
&
Health
Education
Health Promotion
Health promotion is
the process of To reach a state of
enabling people to complete
increase control • physical,
over, and to • mental and
improve, their • social well-being
health.

World Health Organization


Promosi Kesehatan
“Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengendalikan faktor-faktor kesehatan melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat,
sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan.”
Depkes RI
Milestone of Health Promotion

Sundsvall
Deklarasi Statement
Alma Ata, Sweden, Mexico, Vancouver,
1978 1991 2000 2007

Ottawa Deklarasi Bangkok


Charter, Jakarta, Charter,
1986 1997 2005
Deklarasi Alma Ata ( 1978 )
Basic Six:

Menghasilkan strategi Promosi Kesehatan

utama dalam Kesehatan Lingkungan


pencapaian Kesehatan
Bagi Semua (Health For Pemberantasan Penyakit

All ) melalui pelayanan Kesehatan Keluarga &


Reproduksi
kesehatan dasar
(Primary Health Care). Perbaikan Gizi masyarakat

Pelayanan Kesehatan
Ottawa Charter, 1986, Strategi Promkes:

Advocating
(Advokasi)

Enabling Mediating
(Pemberdayaan) (Mediasi)
5 pilar utama atau 5 ruang lingkup
promosi kesehatan(Ottawa Charter, 1986)
1. Kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy public policy)

2. Lingkungan yang mendukung (Supportive environment)

3. Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient health service)

4. Ketrampilan individu (personnel skill)

5. Gerakan masyarakat (community action)


Deklarasi Jakarta, 1997
• Promosi kesehatan adalah investasi utama yang memberikan
dampak pada determinan kesehatan, dan memberikan
manfaat kesehatan terbesar pada masyarakat.
• Promosi kesehatan memberikan hasil positif yang berbeda
dibandingkan upaya lain dalam meningkatkan kesetaraan bagi
masyarakat dalam kesehatan. Lima prinsip Deklarasi Ottawa
merupakan kunci strategi untuk sukses.
• Promosi kesehatan perlu disosialisasikan dan harus menjadi
tangungjawab lintas sektor.
Deklarasi Jakarta: prioritas promosi kesehatan
abad 21
• Meningkatkan tanggung jawab sosial dalam kesehatan,
• Meningkatkan investasi untuk pembangunan
kesehatan,
• Konsolidasi dan perluasan kemitraan untuk kesehatan,
• Meningkatkan kemampuan masyarakat dan
pemberdayaan individu serta menjamin tersedianya
infrastruktur promosi kesehatan.
The Bangkok Charter for Health Promotion in a
globalized world, 2005
1. Perlu strategi dan komitmen untuk menghadapi
berbagai faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan di dunia global, serta kebijakan dan
kemitraan untuk memberdayakan masyarakat
untuk memperbaiki kualitas kesehatan (termasuk
ketidakmerataan bidang kesehatan) menjadi fokus
pembangunan nasional dan global.
The Bangkok Charter for Health Promotion in a
globalized world, 2005
2. Salah satau hak asasi setiap manusia adalah untuk memperoleh kualitas
kesehatan yang setinggi-tingginya. Promosi kesehatan didasari hak asasi ini,
menawarkan konsep sehat yang positif dan inklusif yang merupakan faktor
mempengaruhi kualitas hidup kesehatan mental dan spiritual. Promosi
kesehatan merupakan fungsi inti kesehatan masyarakat, yang memberikan
sumbangan dalam mengatasi penyakit menular dan tidak menular serta
ancaman terhadap kesehatan, dan merupakan investasi efektif untuk
meningkatkan kesehatan dan pembangunan manusia serta mengurangi
ketidakmerataan/ketidaksamaan dibidang kesehatan dan jender.
The Bangkok Charter for Health Promotion in a
globalized world, 2005
3. Perkembangan menuju dunia yang lebih sehat
memerlukan keterlibatan politik yang kuat, peranserta
lebih luas dan advokasi yang berkesinambungan.
Vancouver- Canada (2007)
• Hasil konferensi :
– Mempengaruhi peningkatan kemitraan dan advokasi.
– Mengembangkan sains dan teknologi dalam
mendukung promosi kesehatan.
– Mengembangkan innovasi baru dalam pertukaran
dan penerapan sains dan teknologi promosi
kesehatan melalui berbagai pendekatan kebudayaan
dan region (regional).
RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN
Ilmu-ilmu yang mencakup promosi kesehatan dapat
dikelompokkan menjadi 2 bidang :
1. Ilmu perilaku; menjadi dasar dalam membentuk perilaku
manusia : psikologi, antropologi, sosiolgi
2. Ilmu-ilmu yang diperlukan untuk intervensi perilaku
(pembentukan dan perubahan perilaku) : pendidikan,
komunikasi, manajemen, kepemimpinan, dsb
Ruang lingkup Promosi Kesehatan berdasarkan
aspek pelayanan kesehatan :

• Promosi kesehatan pada tingkat promotif


• Promosi kesehatan pada tingkat preventif
• Promosi kesehatan pada tingkat kuratif
• Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif
Ruang lingkup Promosi Kesehatan berdasarkan tatanan
(tempat pelaksanaan)
• Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah
tangga)
• Promosi kesehatan pada tatanan sekolah
• Promosi kesehatan pada tempat kerja
• Promosi kesehatan di tempat-tempat umum
• Pendidikan kesehatan di institusi pelayanan
kesehatan
Siapa Sasaran Promkes ?
Indvidu
Keluarga
Masyarakat
LSM
Lembaga pemerintah
Institusi
VISI = Visi Pembangunan Kesehatan

Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis.
Pasal 3 UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
Visi & Misi Promosi Kesehatan
Visi Pembangunan Kesehatan Indonesia
Visi Promosi Kesehatan (UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992)

“ Meningkatnya kemampuan
masyarakat u/ memelihara &
meningkatkan derajad kesehatannya
 fisik,mental & sosial sehingga
produktif secara ekonomi maupun
sosial “
Empat Kata Kunci Visi Promosi Kesehatan :
1. Willingnes ( Mau )
2. Ability ( Mampu )
3. Memelihara Kesehatan :
mau & mampu mencegah penyakit, melindungi diri dr
kesehatan & mencari pertolongan pengobatan yg profesional
bila sakit
4. Meningkatkan Kesehatan :
mau & mampu mencegah penyakit, kesehatan perlu
ditingkatkan  bersifat dinamis
Misi Promosi Kesehatan
 Memberdayakan individu, keluarga, dan kelompok-kelompok dalam masyarakat, baik melalui
pendekatan individu dan keluarga, maupun pengorganisasian dan penggerakan masyarakat
 Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya perilaku hidup bersih dan
sehat masyarakat
 Mengadvokasi para pengambil keputusan dan penentu kebijakan serta pihak-pihak lain yang
berkepentingan (stekeholders) dalam rangka :
– mendorong diberlakukannya kebijakan dan peraturan perudang-undangan yang
berwawasan kesehatan.
– mengintegrasikan promosi kesehatan, khususnya pemberdayaan masyarakat dalam
program-program kesehatan.
– meningkatkan kemitraan sinergis antara pemerintah pusat dan daerah serta antara
pemerintah dengan masyarakat (termasuk LSM).
 Meningkatkan investasi dalam bidang promosi kesehatan pada khususnya dan bidang
kesehatan pada umumnya.
Conclusion:

HEALTH
PROMOTION
MISI = STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

1. Kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy public policy)

2. Lingkungan yang mendukung (Supportive environment)

3. Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient health service)

4. Ketrampilan individu (personnel skill)

5. Gerakan masyarakat (community action)


STRATEGI PROMKES
• GLOBAL (WHO, 1984)
– Advokasi
– Dukungan Sosial
– Pemberdayaan Masyarakat
• OTTAWA CHARTER
– Kebijakan berwawasan kesehatan (health public policy)
– Lingkungan yang mendukung (supportive environment)
– Reorientasi pelayanan kesehatan (health service
reorientation)
– Keterampilan individu (personal skills)
– Gerakan masyarakat (community action)
Strategi Promosi Kesehatan (WHO, 1984)

1. Advokasi (advocacy)
Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang menguntungkan
kesehatan

2. Dukungan Sosial (social support)


Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan dari tokoh
masyarakat

3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)


Agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan
kesehatannya

Bahan Kuliah P 400 36


1. Pemberdayaan Masyarakat
Proses pemberian
informasi secara
bertahap untuk
mengawal proses
perubahan pada diri
sasaran, dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tahu
menjadi mau, dan dari
mau menjadi mampu
mempraktikkan PHBS.

Tahu - - Mau - - Mampu


Setiap fase perubahan
memerlukan informasi
yang berbeda. Tetapi yang
paling menentukan
adalah fase pertama, di
mana kita harus dapat
menyadarkan sasaran
bahwa suatu masalah
kesehatan adalah masalah
bagi yang bersangkutan.

(Misalnya, menyadarkan ibu-ibu di desa bahwa perut buncit anak-


anaknya adalah masalah).
Sebelum ini berhasil dilakukan, maka informasi selanjutnya tidak
akan ada artinya (tidak akan digubris). Kalau ini sudah berhasil
dilakukan, maka batu sandungan kedua akan dijumpai pada fase
perubahan dari mau ke mampu.

Banyak orang yang sudah mau berperilaku tertentu (misalnya


memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas), tetapi tidak
mampu melakukan karena tidak adanya dukungan sarana
(misalnya tidak punya uang untuk transport)
Nah, di sinilah perlu hadirnya Advokasi untuk mengupayakan subsidi
dari pemerintah dan atau bantuan dana dari penyandang dana.

Selain itu, banyak juga dijumpai orang-orang yang “bandel” – yang


katanya mau, tetapi tidak melakukan. Bagi mereka perlu dibuat dan
diterapkan peraturan perundang-undangan. Untuk itu, Advokasi
kepada pengambil keputusan (bupati /walikota, DPRD, dll) diperlukan.
Bina Suasana (Social Support)
Strategi dasar ke-2 adalah Bina Suasana. Yaitu upaya
untukmenciptakan lingkungan sosial yang mendorong
perubahan perilaku sasaran. Menurut teori, perubahan perilaku
seseorang akan lebih cepat terjadi, jika lingkungan sosialnya
berperan sebagai pendorong, atau penekan (pressure).
Advokasi
Strategi dasar ke-3 adalah Advokasi. Sebagaimana disebutkan di
awal, Advokasi diperlukan untuk mendapatkan dukungan baik
berupa peraturan perundang-undangan, dana maupun sumber daya
lain. Advokasi tidak boleh dilakukan alakadarnya, karena Advokasi
sebenarnya merupakan upaya/proses strategis dan terencana,
menggunakan informasi yang akurat & teknik yang tepat.
Kemitraan
Kemitraan adalah suatu kerjasama yang formal antara
individu-individu,kelompok-kelompok atau organisasi-
organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan
tertentu. Dalam kerjasama ada kesepakatan tentang
komitmen dan harapan masing-masing, tentang
peninjauan kembali terhadap kesepakatan-kesepakatan
yang telah dibuat, dan berbagi baik dalam risiko maupun
keuntungan. Kemitraan inilah yang mendukung dan
menyemangati penerapan 3 (tiga) strategi dasar.
Penerapan 3 (tiga) strategi dasar tersebut perlu metode dan teknik masing-
masing, yaitu dengan pendekatan-pendekatan individual, kelompok, maupun
masyarakat. Pendekatan individu biasanya berupa pemberian informasi dan
edukasi, konseling, mencari faktor risiko (risk assessment) terutama untuk
pencegahan penyakit. Pendekatan individu lebih cocok dilaksanakan di
rumah sakit, praktik dokter, dan bidan, serta posyandu dan puskesmas.
Pendekatan kelompok, biasanya lebih efisien dan efektif serta
lebih luas jangkauannya. Metode bermacam-macam seperti
ceramah, seminar, lokakarya, konferensi. Pendekatan massa
atau populasi, untuk menjangkau masyarakat luas.

Metodenya:
Pemakaian media
massa,
pengembangan
masyarakat,
kebijakan public dan
legislasi,
pengembangan
organisasi.
Promkes pada Tingkat Promotif
• Sasaran : Kelompok orang sehat
• Tujuan : Mampu meningkatkan
kesehatannya
• Dalam suatu populasi 80% - 85% orang yg
benar-benar sehat (Survei di negara
berkembang)  memelihara kesehatannya
sehingga jumlahnya dapat dipertahankan
Promkes pada Tingkat Preventif
• Sasaran : Kelompok orang sehat &
kelompok high risk (bumil, bayi, obesitas,
PSK dll)
• Tujuan : Mencegah kelompok tersebut agar
tdk jatuh sakit
• Primary Prevention
Promkes pada Tingkat Kuratif
• Sasaran : Para penderita penyakit,
utamanya penyakit kronis (DM, TBC,
Hipertensi)
• Tujuan : Mencegah penyakit tersebut tdk
menjadi lebih parah
• Secondary Prevention
Promkes pada Tingkat Rehabilitatif

• Sasaran : Para penderita penyakit yg baru


sembuh (recovery) dr suatu
penyakit
• Tujuan : Segera pulih kembali
kesehatannya & / mengurangi kecatatan
seminimal mungkin
• Tertiary Prevention
See You Next

Anda mungkin juga menyukai