Anda di halaman 1dari 9

AKTUALISASI ETIKA

PANCASILA
SEBAGAI
LANDASAN POLA
HIDUP BERNEGARA

DR.H.SUHAIMI. M.Pd
Latar Belakang
Penilaian baik dan buruk di dasarkan pada nilai-nilai
yang dikandung dalam Pancasila, yaitu nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan.
Perbuatan baik tidak hanya sesuai dan tidak
bertentangan dengan nilai-nilai tersebut, namun juga
mampu mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.
Implementasi etika Pancasila berkaitan dengan
norma moral, yaitu moralitas yang melandasi sikap
prilaku bangsa Indonesia dalam bermasyarakat dan
bernegara. Normal Moral yang dikandung pancasila
adalah sesuai fitrah manusia dan bersifat universal
TAP MPR No.VI/MPR/2001 Tentang Kehidupan Berbangsa

Kaidah pelaksanaan etika kehidupan berbangsa berintikan


1. Internalisasi dan sosialisasi etika kehidupan berbangsa tersebut
menggunakan pendekatan agama dan budaya.
2. Internalisasi dan sosialisasi etika kehidupan berbangsa dilakukan
melalui pendekatan komunikatif, dialogis dan persuasif, tidak
melalui cara indoktrinasi.
3. Mendorong swadaya masyarakat secara sinergis dan
berkesinambungan untuk melakukan internalisasi dan sosialisasi
etika kehidupan berbangsa.
4. Mengembangkan dan mematuhi etika-etika profesi : etika profesi
hukum, politik, ekonomi, kedokteran, guru, jurnalistik, dan profesi
lainnya sesuai dengan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa.
5. Internalisasi dan sosialisasi serta pengalaman etika kehidupan
berbangsa merupakan bagian dari pengabdian kepada allah, Tuhan
Yang Maha Esa.
Etika Pancasila Sebagai Pola Hidup ;
1. Etika Sosial dan Budaya;
Berupa menumbuhkan dan mengembangkan kembali kehidupan berbangsa
yang berbudaya tinggi.
a. menggugah, menghargai, dan mengembangkan budaya nasional yang
bersumber dari budaya daerah agar mampu melakukan adaptasi,
interaksi dengan bangsa lain, dan tindakan proaktif sejalan dengan
tuntutan globalisasi.
b. bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan
kembali sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai,
saling mencintai, dan saling menolong di antara manusi dan warga
bangsa.
c. menumbuhkembangkan kembali budaya malu, yakni malu berbuat
kesalahan dan semua yang bertentangan dengan moral agama dan nilai-
nilai luhur budaya bangsa.
d. menumbuhkembangkan kembali budaya keteladanan yang harus di
wujudkan dalam perilaku para pemimpin, baik formal maupun informal 
2. Etika Politik dan Pemerintahan
Etika ini diwujudkan dalam bentuk sikap yang bertata krama
dalam perilaku politik yang toleran, tidak berpura-pura, tidak
arogan, jauh dari sikap munafik serta tidak melakukan
kebohongan publik, tidak manipulatif dan berbagai tindakan yang
tidak terpuji lainnya.
a. mewujudkan pemerintahan yang bersih, efisien, dan efektif.
b. menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang bericirikn
keterbukaan, rasa tanggungjawab, tanggap akan aspirasi rakyat,
menghargai perbedaan, jujur dalam persaingan
c. kesediaan untuk menerima pendapat yang lebih benar
d. menjunjung tinggi hak asasi manusia dan keseimbangan hak
dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa
e. pejabat dan elit politik untuk bersikap jujur, amanah, sportif,
siap melayani, berjiwa besar, memiliki keteladanan, rendah hati
3. Etika Ekonomi Dan Bisnis

Dimaksudkan melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang jujur, berkeadilan,


mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi dan
kemampuan saing, dan terciptanya suasana ekonomi yang kondusif.
a. Ekonomi Pancasila tidak semata-mata bersifat materialistis,karena
berlandaskan pada keimanan dan ketakwaan. Keimanan dan ketakwaaan
menjadi landasan spiritual, moral dan etikbagi penyelenggaraan ekonomi dan
pembangunan
b. Menghormati martabat kemanusiaan serta hak dan kewajiban asasi manusia
dalam kehidupan ekonomi.
c. Ekonomi Pancasila berwawasan kebangsaan dan membutuhkan sikap
patriotik bangsa dalam menghadapi globalisasi ekonomi.
d. Ekonomi Pancasila dikelola dalam sebuah sistem demokratis yang dalam
Undang-undang Dasar secara eksplisit disebut demokrasi ekonomi
e. mengembangkan pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya kemakmuran
yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
4. Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan

Dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa


tertib sosial, ketenangan, dan keteraturan hidup
bersama hanya dapat diwujudkan dengan ketaatan
terhadap hukum dan seluruh peraturan yang berpihak
kepada keadilan
a. Untuk memenuhi keadilan yang lebih mendasarkan
pada keadilan publik.
b. Menegakan hukum yang bertujuan untuk mencapai
pemanfaatan hukum. Pemanfaatan hukum
maksudnya lebih ditujukan pada terpenuhinya
kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara,
5. Etika Keilmuan
Dimaksudkan untuk menjujukan tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi agar warga bangsa mampu menjaga harkat
dan martabatnya, berpihak kepada kebenaran untuk mencapai
kemaslahatan dan kemajuan sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya.
a. Mengembangkan budaya kerja keras dan etos kerja yang tinggi.
b. Menghargai dan memanfaatkan waktu, disiplin dalam berpikir dan
berbuat, serta menapati janji dan komitmen diri untuk mencapai
hasil yang terbaik
c. Mendorong tumbuhnya kemampuan menghadapi hambatan,
rintangan dan tantangan dalam pembangunan keilmuan dan
teknologi
d. Mampu mengubah tantangan menjadi peluang, mampu
menumbuhkan kreativitas untuk penciptaan kesempatan baru, dan
tahan uji serta pantang menyerah.
e. Megembangkan sikap optimis dan percaya pada kemampuan bangsa
sendiri dalam mengembangkan teknologi.
6. Etika Lingkungan
Menumbuhkan kesadaran menghargai dan pentingnya
melestarikan lingkungan hidup serta penataan tata
ruang secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.
a. Mengembangkan pengelolaan lingkungan yang
bertanggung jawab dan berkelanjutan
b. Mengembangkan sikap mencintai lingkungan untuk
kemanfaatan semua generasi
c. Menumbuhkan kesadaran tentang lingkungan
sebagai bagian ketaatan pada ajaran agama,
berkeadilan dan perwujudan rasa kemanusian

Anda mungkin juga menyukai