Anda di halaman 1dari 8

Jabatan:

 • Ketua Jurusan Sastra Fakultas Kajian Melayu


Universitas Malaya, Kuala Lumpur (1968 - 1970)
 • Menjabat sebagai Dekan Fakultas Sastra di
kampus yang sama.
 • Pendiri Senior UKM (University Kebangsaan
Malaysia)
 • Mendirikn ISTAC (International Institute of
Islamic Thought and Civilization) di Kuala
Lumpur (1985)
Karya-Karya Al-Attas:

 • (1969) Raniri and the Wujudiyyah of the 17th Century Acheh (Kuala Lumpur:
Monographs of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society).
 • (1970) The Mysticism of Hamzah Fansuri (Kuala Lumpur: University of Malaya
Press).
 • (1970) The Correct Date of the Terengganu Inscription, Kuala Lumpur Museum
Department.
 • (1972) Islam Dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu
 • (1975) Comments on the Re-Examination of Al-Raniri’s Hujjat au’l Siddiq: A
Refutation, Kuala Lumpur Museum Department.
 • (1978) Islam and Secularism
 • (1988) The Oldest Known Malay Manuscript: A 16th Century Malay Translation of
the `Aqa’id of al-Nasafi
 • (1995) Prolegomena to the Metaphysics of Islam: An Exposition of the
Fundamental Elements of the Worldview of Islam
 • (2001) Risalah untuk Kaum Muslimin (Kuala Lumpur: International Institute of
Islamic Thought and Civilization (ISTAC)).
 • (2011) Historical Fact and Fiction
Pemikiran Al – Attas dipengaruhi oleh
 • Imam Al-Ghazali
 • Imam Al-‘Asyari
 • Nur ad-Din ar-Raniri
 • Hamzah Fansuri
 • Shadr ad-Din Shirazy
 • Para Filsuf
 • Mutakallim Klasik
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

 Sejarah Islamisasi di Awal Islam


 konsep Islamisasi masa kini, meskipun formulasi sistematisnya
dicapai oleh Al-Attas dengan hasil yang jelas pada abad ke-20, praktik
Islamisasi pengetahuan sesungguhnya telah berlangsung sejak
permulaan Islam hingga zaman sekarang ini.
 Munculnya Ide Islamisasi Ilmu Kontemporer
 Pada mulanya, problem mendasar yang melatarbelakangi lahirnaya
zaman modern (kejayaan Eropa Barat) adalah adanya pemisahan
agama dan ilmu, hal ini menjadi satu kata kunci yang sangat penting
dalam memahami awal mula lahirnya zaman modern.
 Munculnya ide gagasan tentang Islamisasi sains abad ke-20 membawa
nuansa baru bagi tradisi keilmuan Islam. Meluasnya ide Islamisasi
sains berawal dari rasa prihatin sekelompok pemuda Islam yang
belajar di Universitas Amerika, yang kemudian membuat komitmen
untuk mencari jalan keluar penyelesaian masalah umat.
 Menurut zainal Habib, munculnya ide Islamisasi ilmu, tidak lain
merupakan salah satu upaya yang dilakukan umat Islam untuk
bangkit dari ketertindasan dan keterbelakangan dibidang sains.
Dasar argumentasi yang digunakan tentang perlunya dibentuk
sains yang Islami secara global dapat dirumuskan bahwa:
 Secara sosiologis, umat Islam yang tinggal diwilayah geografis
dan kultural yang berbeda dari Barat jelas membutuhkan sains
yang berbeda.
 Umat Islam membutuhkan suatu sistem sains yang memenuhi
kebutuhan hidupnya, baik secara material maupun spiritual.
 Menurut catatan umat Islam pernah memiliki peradaban yang
Islami, sains yang berkembang sesuai denagan kebutuhan
mereka.
IDE PEMIKIRAN

 Menurut al-Attas bahwa tantangan terbesar yang dihadapi umat Islam adalah
tantangan pengetahuan yang disebarkan keseluruh dunia Islam oleh
peradaban Barat. Islamisasi pengetahuan berarti mengislamkan atau
melakukan penyucian terhadap sains produk Barat yang selama ini
dikembangkan dan dijadikan acuan dalam wacana pengembangan sistem
pendidikan Islam agar diperoleh sains yang bercorak “khas Islami”.
 Depinis islamisasi ilmu pengetahuan ini secara jelas diterangkan oleh al-Attas,
yaitu: Pembebasan manusia dari tradisi magis, mitologis, animistis, kultur-
nasional (yang bertentangan dengan Islam) dan dari belengu paham sekuler
terhadap pemikiran dan bahasa juga pembebasan dari kontrol dorongan
fisiknya yang cenderung sekuler dan tidak adil terhadap hakikat diri atau
jiwanya, sebab manusia dalam wujud fisiknya cenderung lupa terhadap
hakikat dirinya yang sebenarnya, dan berbuat tidak adil terhadapnya. Untuk
melakukan Islamisasi ilmu pengetahuan tersebut, menurut al-Attas.
 Al-Attas menolak pandangan bahwa Islamisasi ilmu bisa tercapai dengan
melabelisasi sains dan prinsip Islam atas ilmu sekuler.
Identifikasi Pemikiran Islam Kontempoler

 Fundamentalis : model pemikiran yang


sepenuhnya percaya pada dokrin islam sebagai
satu satunya alternatif bagi kebangkitan islam
dan manusia
Respons
 Naquib Al Atas berusaha memberikan solusi terhadap tantangan terbesar yang
dihadapi umat Islam yaitu tantangan pengetahuan yang disebarkan oleh
peradaban Barat.
 Karena tujuan ilmu menurut mereka yaitu untuk ilmu sedangkan islam adanya
sebuah ilmu untuk penghambaan kepada Allah dan ketauhidan
 Sebagai respon dari al atas, beliau mengeluarkan pemikiran bahwa harus ada
wacana Islamisasi Ilmu yang bermakna mengislamkan atau melakukan
penyucian terhadap sains produk barat yang selama ini dikembangkan dan
dijadikan acuan dalam wacana pengembangan sistem pendidikan Islam.
  
 Dan pemikiran yang tercetus dari Al Atas memang perlu untuk diaktualisasikan
sebab dalam sebuah ilmu, manusia harus terbebas dari tradisi magis, mitologis,
animistis, kultur-nasional (yang bertentangan dengan Islam) dan dari belenggu
paham sekuler terhadap pemikiran dan bahasa juga pembebasan dari kontrol
dorongan fisiknya yang cenderung sekuler dan tidak adil terhadap hakikat diri
atau jiwanya, dan pada sejatinya manusia harus sampai pada menghadirkan
Tuhan dalam dirinya.

Anda mungkin juga menyukai