Anda di halaman 1dari 21

SYOK DAN TERAPI CAIRAN

Oleh : Anik Enikmawati, M.Kep


Suatu kondisi ketidakmampuan sistem sirkulasi
untuk mencukupi kebutuhan tubuh shg
SYOK mengakibatkan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen dengan kebutuhan oksigen.

Aliran atau pasokan darah berkurang

HIPOPERFUSI

OKSIGEN DARAH
BERKURANG DAN
ASIDOSIS LAKTAT
STADIUM

Stadium kompensasi

Stadium dekompensasi

Stadium irreversibel
PRINSIP TRANSPORT DAN KONSUMSI OKSIGEN

Oksigen diangkut Hb

Pompa jantung
25 % oksigen digunakan
Menuju jaringan
oleh jaringan, 75 %
Respon
dikembalikan ke jantung
Tdk sesuai simpatis
kebutuhan
Memicu
Meningkatkan Masih belum syaraf
curah jantung mencukupi autonom
(cardiac output) kebutuhan

SYOK
Peningkatan jml
oksigen yg Metabolis
Asam laktat
dilepaskan dr Hb anaerob
Gagal
RESPON SIMPATIS
1. Vasokonstriksi arteri yg akan mengakibatkan redistribusi
darah dari kulit, otot, ginjal dan splanik
2. Peningkatan laju jantung dan kontraktilitas jantung yang
mengakibatkan peningkatan curah jantung
3. Kontriksi pembuluh vena
4. Pelepasan hormon vasoaktif (epinefrin, norefinefrin,
dopamine, dan kortisol) untuk mempertahankan konstriksi
pembuluh arteri dan vena
5. Pelepasan hormon antidiuretik dan pengaktifan aksis
reninangiotensin untuk meningkatkan konservasi air dan
elektrolit shg volume intravasculer meningkat
Hipertermi /
hipotermi

Penurunan
Laju jantung
produksi
meningkat
urin

Gejala TD
meningkat
Takikardi klinis selanjutnya
syok menurun

Delirium,
gelisah,
Takipneu disorientasi,
koma
Kulit
pucat,dingin
, sianosis
PENATALAKSANAAN
SEGERA
 Tujuan penanganan tahap awal adalah untuk
mengembalikan perfusi dan oksigenasi jaringan
dengan memulihkan volume sirkulasi intravaskuler
 Penatalaksanaan Segera
1. Berteriak minta tolong - orang yang ada di sekitar
kita dimintai bantuan
2. Mulailah resusitasi
TATA LAKSANA MENGATASI PERDARAHAN
HEBAT
1. Airway
2. Breathing
3. Circulation and hemorrhage control
4. Shock position
5. Replace blood loss
6. Stop / minimize the bleeding process
POSISI SYOK

10
• Pemberian infus kristaloid yang isotonik 500 – 1000 ml STABILISASI
• Posisi trendelenburg SIRKULASI
• Obat meningkatkan kerja jantung (vasopresor) jika respon belum
memuaskan
• Ventilasi mekanik dengan ventilator MENGONTROL
• Pemberian obat sedasi USAHA NAPAS
• Saturasi oksigen dipertahankan diatas 93% dan PaCO2 35 – 40
mmHg
• Intubasi endotrakea KEPATENAN
JALAN NAPAS
• Oksigenasi (baging)
• Menjaga patensi pembersihan jalan napas
RESUSITASI PASEIN SYOK
TARGET AKHIR RESUSITASI

1. TD, laju nadi, dan produksi urin dlm batas normal


2. Volume sikulasi tercukupi
3. Volume cairan ditiap kompartemen tercukupi
4. Parameter hemodinamika kembali normal
5. Hantaran oksigen kembali normal
6. Asidosis jaringan teratasi, metabolisme tubuh kembali
aerob, kekurangan oksigen tergantikan
TERAPI CAIRAN (ELEKTROLIT)
Cairan Tubuh (TBW)

Cairan ekstraseluler (ECF) 40% Cairan intraseluler (ICF) 60 %

Intravaskuler Cairan interstitial

 Keseimbangan air dipertahankan dengan merubah intake (rasa haus)


dan ekskresi air (ginjal melalui ADH)
 Kebutuhan cairan ditentukan oleh berat badan (25 – 30 cc/kgBB per
hari)
PRINSIP TERAPI CAIRAN

Terapi cairan

resusitasi maintanance

kristaloid Koloid elektrolit Nutrisi

Pengganti cairan secara akut • Penggantian normal loss


(perdarahan, diare,dll) (IWL, urin, fekal)
• Suport nutrisi
RESUSITASI CAIRAN

 Resusitasi cairan yang cepat merupakan


landasan untuk terapi syok hipovolemik
 Memperbaiki sirkulasi dengan pemberian infus
Ringer Laktat
 Pemeriksaan laboratorium rutin (gol.darah, Hb),
Hb rendah tindakan terbaik adl tranfusi darah
 Penyebab umum hipovolemia : perdarahan, luka
bakar, peritonitis, gastroenteritis / emesis,
pankreatitis akut.
PEMILIHAN CAIRAN INTRAVENA

• Larutan garam seimbang yg bebas melewati


kapiler endotel dan akan mengalami
keseimbangan cepat dgn cairan ektravaskuler
• NaCl, RL, Asering
Kristaloid • Untuk penanganan awal syok
• Kelebihan cairan ini berefek pada edema

• Cairan yg mengandung molekul lebih besar yg


akan memberikan tekanan onkotik shg akan
bertahan di dlm intravaskuler lebih lama
dibanding kristaloid
Koloid • Alami : Plasma, albumin
• Buatan : Dextran, Gelatin, strach
• Kadar natrium serum > 145 mmol/L HIPERNATREMIA
• Gejala klinis (kadar natrium > 155 – 160 mmol/L) :
demam, gelisah, iritabilita, sopor, koma
• Terapi : Dextrose 5%, NaCl 0.45%
• Kadar Na darah < 135 mmol/Liter HIPONATREMIA
• Gejala klinis (manifestasi serebral) : sakit kepala,
mual, disorientasi, kejang, koma (Na < 120 mmol)
• Terapi : NaCL 3% 50 – 70 mmol/liter
GANGGUAN ELEKTROLIT
• Kadar kalium > 5 mmol/L
HIPERKALIUM
• Penyebab : intake kalium berlebih, luka bakar
• Manifestasi klinis : kelemahan, parestesia, hipotensi, bradikardi,
paralisis, gambaran EKG tampak peninggian Gel. T
• Terapi : Dextrose , Calsium klorida, sodium bikarbonat
• Kadar kalium serum < 3.5 mmol/L
• Penyebab : kurang cairan, peningkatan kehilangan cairan dari HIPOKALEMIA
ginjal atau saluran ceran
• Gejala klinis : kelemahan tubuh, depresi, konstipasi, ileus, gagal
napas, takikardi
• Terapi : KCl oral / IV
GANGGUAN ELEKTROLIT
Hipovolemi
k

Syok
Kardiogeni
Obstruktif berdasarka
k
n penyebab

Distributif
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara
suplai oksigen dengan kebutuhan oksigen
2. Ketidakefektifan pola napas b.d sindrom hipoventilasi
3. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas,
perubahan frek. Jantung / irama jantung
4. Risiko ketidakefektifan perfusi Gastrointestinal b.d
ketidakstabilan hemodinamika, penurunan kinerja
ventrikel kiri
5. Risiko ketidakefektifan perfusi ginjal b.d hipovolemia,
hipoksemia, embolisme vaskuler
6. Gangguan ventilasi spontan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
7. Risiko penurunan perfusi jaringan jantung
8. Ketidakefektifan termoregulasi b.d penyakit, trauma
9. Risiko syok

Anda mungkin juga menyukai