Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH KEPERCAYAAN ADAT

“SUANGGI” MASYARAKAT
DISTRIK TANAH RUBUH
TERHADAP AKSES KESEHATAN
NAMA : SAMUEL FOFID (SEM)
NOMOR URUT ABSEN :27
PENEMPATAN SEBELUMNYA : PUSKESMAS TANAH RUBUH, KAB MANOKWARI, PABAR
PENEMPATAN : PKM OHOIRA
PENDAHULUAN

• Distrik Tanah Rubuh merupakan salah satu daerah di Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat yang masuk
dalam kategori sangat terpencil. Meskipun begitu, dalam beberapa tahun terakhir daerah ini telah terfasilitasi
dengan adanya akses jalan raya, ketersediaan air bersih, listrik 24 jam sehari dan jaringan internet yang cukup.
Saat ini masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi dari televisi, ataupun internet.
• Namun perubahan baru inilah yang membuat masyarakat Tanah Rubuh memiliki karakteristik yang unik.
Walaupun sudah tersentuh modernisasi, hingga saat ini masyarakatnya masih sangat terikat oleh berbagai
kepercayaan adat. Yang disayangkan adalah, hal ini sering kali menyebabkan mereka membatasi diri dari
pelayanan kesehatan modern. Masih banyak masyarakat yang enggan ke puskesmas untuk menerima pelayanan
kesehatan karena takut akan keberadaan ilmu hitam yang biasa mereka sebut ‘suanggi’. Sebagian masyarakat
beranggapan bahwa sakit yang mereka derita berasal dari suanggi sehingga tidak akan bisa ditolong dengan
perawatan medis.
CONTOH KASUS

• Sebagai salah satu contoh kasus ketika saya bertugas di Puskesmas Tanah Rubuh adalah
saat keluarga pasien meminta pertolongan kami sebagai tenaga kesehatan untuk
menangani pasien yang telah mangalami sakit lama dengan kondisi yang kritis. Kami
tenaga kesehatan segera mengambil tindakan pengobatan pada pasien. Namun, muncul
pertanyaan mengapa pasien tidak segera di bawa berobat padahal sakitnya telah
berlangsung lama. Ternyata sebagian keluarga pasien yang lain lebih memilih untuk
mendatangkan dukun dan melarang pasien untuk mendapat pengobatan dari tenaga
kesehatan karena meyakini bahwa pasien tersebut sakit akibat “SUANGGI” atau ilmu
hitam.
PEMBAHASAN KASUS

• Dari hasil pengamatan saya selama bertugas di Puskesmas Tanah Rubuh


• Kasus diatas bukanlah satu-satunya kasus keterlambatan penanganan medis karena terhambat oleh adat
kepercayaan masyarakat. Masih banyak masyarakat yang lebih memilih pengobatan dengan dukun dibantingkan
pelayanan kesehatan modern.
• Biasanya tidak semua anggota keluarga menolak pelayanan kesehatan modern. Anggota keluarga yang lebih
muda dan telah mendapatkan perdidikan formal lebih terbuka terhadap pelayanan kesehatan modern. Namun,
kembali karena adatlah yang mengharuskan mereka mematuhi anggota keluarga yang dituakan.
• Dengan bertambah mudahnya akses informasi dalam beberapa tahun terakhir belum cukup membuat masyarakat
meninggalkan adat kepercayaan yang kurang mendukung perbaikan kesehatan mereka.
• Usaha jangka pendek yang kami lakukan adalah dengan pendekatan dan edukasi tentang pentingnya penanganan
medis dan resiko yang ditimbulkan akibat keterlambatan dalam penanganan pasien.
KESIMPULAN

• Masalah ini perlu pendekatan yang lebih dalam dan konsisten agar masyarakat sadar bahwa tidak
semua kondisi mereka berkaitan dengan ilmu hitam. Sehingga mereka bisa lebih percaya terhadap
pelayanan yang diberikan dan mau mengikuti himbauan-himbauan kesehatan dari para tenaga
kesehatan.
• Perlu adanya pendekatan dan edukasi terhadap masyarakat melalui berbagai elemen dan tokoh
masyarakat agar upaya pelayanan kesehatan masyarakat dapat dilakukan secara maksimal. Contohnya
adalah pendekatan advokasi melalui tokoh Agama dan apparat Desa setempat.
• Kegiatan lintas sektor untuk menanamkan pendidikan kesehatan sejak usia dini, yaitu dengan kegiatan
penyuluhan/pemeriksaan kesehatan yang interaktif untuk siswa-siswi SD/SMP di Distrik Tanah Rubuh,
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai