AZALEA SAFIRA
01031381823163
SHELLA SISILIA
01031381823183
Pajak Perusahaan
Dipotong
Pajak oleh pihak lain
saat menerima Badan
penghasilan Memotong
PPh 21
PSAK 46
atas gaji
Pajak atas Laba
SPT Pajak Perusahaan PPN atas
Penghasilan penyerahan
Beban: barang/jasa
Beban yang dapat dikurangkan PBB, Meterai
Penghasilan kena pajak BPHTB,
X tarif pajak Pajak Daerah
Pajak terutang 1thn fiskal
Kredit pajak Lapor
• Angsuran pajak (PPh25)
• Dipotong pihak lain (22,23) KPP
• Pajak luar negeri (24)
Pajak kurang/lebih bayar (29/28 Setor Kas
negara 2
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 46
Akuntansi Pajak Penghasilan
• Adopsi IAS 12 Accounting for Income Tax
• Fokus pada pajak penghasilan perusahaan – beban pajak penghasilan dan
pajak tangguhan
• Sebelum PSAK 46:
– Beban pajak dalam laporan laba rugi adalah pajak terutang menurut fiskal
SAK ETAP
• PSAK 46 1997 (eff 1 Jan 1999 perusahaan listed dan 1 Jan 2001 non
listed)
– Beban pajak : kini dan tangguhan
– Aktiva / kewajiban pajak tangguhan
• PSAK 46 Revisi 2010 -
– Menyesuaikan dengan IAS 12 – ilustrasi, definisi
– Perbedaan dengan IAS 12 – definisi pajak tangguhan, konsolidasian, pajak
final, SKP
• PSAK 46 Revisi 2013 –
– pengaturan pajak final dan hal khusus dihilangkan
– ditambahkan pajak tangguhan aset tidak disusutkan dan properti investasi
3
PERUBAHAN PSAK 46 TAHUN 2014
4
PERBEDAAN IAS 12 Income Taxes
PSAK Undang-Undang
AKUNTANSI PAJAK
PERBEDAAN
Permanen Temporer
BOOK TAX GAP/ DFFERENCE –
Tax Planning atau
Tax Avoidance
Pajak Tangguhan:
Aset / Liabilitas
Beban/Pendapatan
Trade off Akuntansi dan Pajak
Menurut Pajak Penghasilan Kena Pajak besar akan
menyebabkan pajak yang harus dibayarkan besar Maka,
beban perusahaan besar.
Menurut akuntansi : Laba sebelum pajak besar akan
menyebabkan laba yang dilaporkan besar Maka, nilai
perusahaan menjadi tinggi
Trade off (keuntungan atau kerugian) : jika laba besar,
perusahaan harus menanggung beban pajak yang semakin
besar
Trade off ini akan semakin kecil untuk perusahaan terbuka,
karena kepentingan pemegang saham menginginkan laba
yang tinggi sehingga pajak tidak dapat dikecilkan.
Tujuan PSAK 46
• Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan
• Bagaimana mmenghitung konsekuensi pajak :
– pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan
yang diakui pada laporan posisi keuangan entitas.
– transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang
diakui pada laporan keuangan entitas.
• Mengatur pengakuan aset pajak tangguhan yang berasal dari
sisa rugi yang dapat dikompensasi ke tahun berikut.
• Pengakuan aset atau liabilitas entitas akan memulihkan
atau menyelesaikan jumlah tercatat tersebut ddengan
pembayaran pajak di masa depan lebih besar / lebih kecil
Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.
8
Ruang Lingkup PSAK 46
• Diterapkan untuk akuntansi pajak penghasilan.
• Pajak penghasilan termasuk semua pajak dalam negeri
maupun luar negeri yang didasarkan pada laba kena pajak.
• Pajak penghasilan termasuk : pemotongan pajak entitas
anak, entitas asosiasi atau ventura bersama atas distribusi
kepada entitas pelapor.
• Tidak berlaku pada :
– Hibah pemerintah (PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah dan
Pengungkapan Bantuan Pemerintah) atau kredit pajak investasi.
Namun,
– Tapi berlaku atas perbedaan temporer yang dapat ditimbulkan dari
hibah tersebut atau kredit pajak investasi.
9
DEFINISI
10
DEFINISI
• Beban pajak (Penghasilan pajak) adalah jumlah agregat pajak kini dan
pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba atau rugi
pada satu periode dipadankan dengan dengan laba akuntansi
• Dasar pengenaan pajak atas aset atau liabilitas adalah jumlah teratribusi
atas aset atau liabilitas untuk tujuan pajak dengan aset atau liabilitas untuk
tujuan pajak
• Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode sebelum
dikurangi beban pajak.
• Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah laba
(rugi) selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan yang
ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas pajak penghasilan yang terutang
(dilunasi).
• Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan
perpajakan dan pajak ini dikenakan atas laba kena pajak entitas.
11
DEFINISI
• Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang
(dilunasi) atas laba kena pajak (rugi pajak) untuk satu periode.
Untuk entitas konsolidasi termasuk laba atas anak perusahaan
• Perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah tercatat
aset atau liabilitas pada posisi keuangan dengan dasar
pengenaan pajaknya. Perbedaan temporer dapat berupa:
– Perbedaan temporer kena pajak – liabilitas – menimbulkan jumlah
kena pajak dalam penentuan laba (rugi) kena pajak pada periode masa
depan jika jumlah tercatat aset atau liabiltias diselesaikan.
– Perbedaan temporer dapat dikurangkan – aset - menimbulkan jumlah
yang dapat dikurangkan dalam penentuan laba (rugi) kena pajak pada
periode masa depan jika jumlah tercatat aset atau liabiltias
diselesaikan.
Biaya perolehan mesin 400. Untuk tujuan pajak, penyusutan mesin dikurangkan
sebesar 80. Dasar pengenaan pajak mesin adalah 320.
Piutang bunga memiliki jumlah tercatat 100. Penerimaan bunga dikenakan pajak
dengan dasar kas. Dasar pengenaan pajak pendapatan bunga adalah nihil.
Piutang usaha memiliki jumlah tercatat 300. Pendapatan usaha terkait sudah
termasuk dalam laba kena pajak. Dasar pengenaan pajak piutang usaha adalah 300.
Jumlah tercatat piutang dividen dari entitas anak 200. Dividen bukan obyek pajak.
Secara substansi jumlah tercatat ast dikuangkan terhadap manfaat ekonomi. Dasar
pengenaan pajak piutang dividen adalah 200.
Piutang pinjaman 200jutaPembayaran kembali tidak mempunyai
konsekuensi pajak. Dasar pengenaan pajak piutang pinjaman adalah 200
juta.
13
DASAR PENGENAAN PAJAK
• Dasar pengenaan pajak liabilitas adalah jumlah tercatat liabilitas dikurangi
dengan jumlah yang dapat dikurangkan untuk tujuan pajak berkenaan
dengan liabilitas tersebut pada periode masa depan.
14
DPP - KONSOLIDASI
15
PENGAKUAN PAJAK KINI
• Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus diakui
sebagai liabilitas.
• Apabila jumlah pajak yang telah dibayar melebihi
jumlah pajak terutang, maka selisihnya, diakui sebagai
aset.
• Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik kembali
untuk memulihkan pajak kini dari periode sebelumnya
diakui sebagai aset.
• Beban Pajak Kini
• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang
dibayarkan (PPh 28)
• Utang pajak = pajak kini > jumlah yang
dibayarkan (PPh 29)
• Kompensasi kerugian yang dapat digunakan
untuk memulihkan pajak = aset
16
PAJAK KINI
17
PAJAK TANGGUHAN
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak > Penghasilan
kena pajak ada pengakuan pajak menurut akuntansi
sehingga diakui beban pajak tangguhan dan kewajiban pajak
tangguhan.
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak < Penghasilan
kena pajak pajak yang dibayarkan lebih besar daripada laba
menurut akuntansi sehingga diakui aset pajak tangguhan dan
manfaat pajak tangguhan.
• Perusahaan memiliki kerugian dapat dikompensasikan di
masa mendatang manfaat tersebut diakui pada saat kerugian
tersebut terjadi Aset pajak tangguhan dan manfaat pajak
tangguhan.
• Aset pajak tangguhan direview untuk memastikan bahwa
manfaat di masa mendatang akan diperoleh entitas
18
Dasar Hukum Pajak Tangguhan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
beberapa kali perubahan, Pertama: Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991, Kedua:
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994, Ketiga: UndangUndang Nomor 17 Tahun
2000 dan diubah terakhir dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun
2008.
19
PERBEDAAN TEMPORER KENA PAJAK
• Semua perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai liabilitas
pajak tangguhan, kecuali jika timbul perbedaan temporer kena
pajak yang berasal dari:
– pengakuan awal goodwill; atau
– pada saat pengakuan awal aset atau liabilitas dari suatu
transaksi yang:
• bukan transaksi kombinasi bisnis; dan
• pada saat transaksi, tidak mempengaruhi laba akuntansi
dan laba kena pajak (rugi pajak).
– Perbedaan temporer kena pajak terkait dengan investasi
pada entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, dan
pengaturan bersama, maka liabilitas pajak tangguhan harus
diakui sesuai dengan paragraf 39.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 20
PERBEDAAN TEMPORER KENA PAJAK
21
PERBEDAAN TEMPORER
22
KOMBINASI BISNIS
23
ASET TERCATAT PADA NILAI WAJAR
• PSAK mengizinkan atau menetapkan aset tertentu dicatat pada nilai wajar
atau dinilai kembali.
• Dalam hal revaluasi atau penyajian kembali mempengaruhi laba kena pajak
(rugi pajak) untuk periode kini DPP aset disesuaikan sehingga tidak ada
perbedaan temporer.
• Apabila revaluasi atau penyajian kembali aset tidak mempengaruhi laba
kena pajak, DPP aset tidak disesuaikan sehingga terdapat perbedaan
temporer.
• Pemulihan jumlah tercatat di masa depan akan menghasilkan aliran manfaat
ekonomi kena pajak.
• Perbedaan antara jumlah tercatat aset yang telah dinilai kembali dan dasar
pengenaan pajak merupakan perbedaan temporer sehingga menimbulkan
liabilitas pajak tangguhan atau aset pajak tangguhan, walaupun :
– Entitas tidak bermaksud melepaskan aset, terpulihkan melalui penggunaan atau
– pajak atas capital gain ditangguhkan jika hasil pelepasan diinvestasikan pada ast
serupa
24
GOODWILL
25
GOODWILL
27
PERBEDAAN TEMPORER DAPAT DIKURANGKAN
28
CONTOH PERBEDAAN TEMPORER DAPAT DIKURANGKAN
• Entitas mengakui liabilitas 100 untuk biaya garansi produk yang masih
harus dibayar. Untuk tujuan pajak, maka biaya garansi produk tidak akan
dikurangkan hingga entitas membayar klaim. Tarif pajak 25%.
• DPP liabilitas adalah nihil
• Dalam pelunasan liabilitas atas jumlah tercatat, maka entitas akan
mengurangi laba kena pajak masa depan dengan jumlah 100 dan
akibatnya mengurangi pembayaran pajak masa depan sebesar 25 (100 x
25%).
• Selisih antara jumlah tercatat 100 dan dasar pengenaan pajak nihil
merupakan perbedaan temporer yang dikurangkan sebesar 100.
• Oleh karena itu, entitas mengakui aset pajak tangguhan sebesar 25 (100 x
25%), kemungkinan bahwa entitas menghasilkan laba kena pajak yang
mencukupi pada periode masa depan untuk memanfaatkan dari
pengurangan pembayaran pajak.
29
PERBEDAAN TEMPORER DAPAT DIKURANGKAN
• biaya manfaat pensiun dapat dikurangkan dalam menentukan laba akuntansi
sebagai jasa yang diberikan oleh pegawai, tetapi biaya tersebut baru dapat
dikurangkan dalam perhitungan laba kena pajak pada saat iuran atau manfaat
pensiun tersebut dibayar oleh entitas.
• biaya riset diakui sebagai beban dalam menentukan laba akuntansi pada periode
saat terjadinya tapi tidak diperkenankan sebagai pengurangan dalam
menentukan laba kena pajak (rugi pajak) hingga periode selanjutnya.
• aset tertentu dapat dicatat pada nilai wajar, atau dapat dinilai kembali tanpa
penyesuaian ekuivalen yang dibuat untuk tujuan pajak
30
RUGI PAJAK BELUM DIKOMPENSASI DAN KREDIT PAJAK
BELUM DIMANFAATKAN (UNUSED TAX CREDITS)
31
PENILAIAN KEMBALI ASET PAJAK TANGGUHAN
TIDAK DIAKUI
33
ANAK, CABANG, ASOSIASI, PENGATURAN BERSAMA
34
PENGUKURAN
• Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode kini dan periode
sebelumnya diukur sebesar jumlah yang diharapkan untuk
dibayar (direstitusi) kepada otoritas perpajakan, yang dihitung
menggunakan tarif pajak (peraturan pajak) yang telah
berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada
periode pelaporan.
36
PENGUKURAN - CONTOH
• Biaya perolehan aset 100 dan jumlah tercatat sebesar 80 serta dinilai kembali menjadi 150.
Tidak ada penyesuaian ekuivalen dibuat untuk tujuan pajak. Akumulasi penyusutan untuk
tujuan pajak adalah 30 dan tarif pajak 30%.
• DPP aset adalah 70 dan terdapat perbedaan temporer kena pajak 80.
• Jika entitas berharap untuk memulihkan jumlah tercatat dengan menggunakan aset, terdapat
liabilitas pajak tangguhan sebesar 24 (80 x 30%).
• Jika entitas berharap memulihkan jumlah tercatat dengan menjual aset secara cepat untuk
pendapatan sebesar 150, maka liabilitas pajak tangguhan diperhitungkan sebagai berikut:
Perbedaan Tarif Pajak Liabilitas
Penyusutan pajak kumulatif 30 30% 9
Pendapatan melebihi biaya 50 nol -
Total 80 9
37
POS DIAKUI DALAM LAPORAN LABA RUGI
38
POS DIAKUI DI LUAR LAPORAN LABA RUGI
• Pajak kini dan pajak tangguhan diakui di luar laporan laba rugi
apabila pajak terkait pada pos-pos tersebut pada periode yang
sama atau berbeda, diakui di luar laporan laba rugi. Oleh
karena itu, pada periode yang sama atau berbeda, pajak kini
dan pajak tangguhan terkait dengan pos-pos yang diakui:
– dalam pendapatan komprehensif lain, harus diakui pada
pendapatan komprehensif lain.
– langsung ke ekuitas, harus diakui langsung pada ekuitas.
39
PENYAJIAN
• Saling hapus
– Entitas melakuan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak
kini jika dan hanya jika, entitas:
• Memiliki hak secara hukum untuk melakukan saling hapus jumlah yang
diakui; dan
• Berniat untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau merealisasikan aset
dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
– Entitas melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas
pajak tangguhan jika dan hanya jika:
• entitas memiliki hak secara hukum untuk saling hapus aset pajak kini
terhadap liabilitas pajak kini; dan
• aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak
penghasilan yang dikenakan oleh otoritas pajak atas entitas kena pajak
yang sama atau entitas kena pajak berbeda yang akan merelaisasikan secara
bersama
40
BEBAN PAJAK – LABA RUGI AKTIVITAS NORMAL
41
SELISIH KURS
42
PENGUNGKAPAN
43
PENGUNGKAPAN
44
DASAR KESIMPULAN PAJAK PENGHASILAN FINAL
DIHAPUSKAN
• Apabila nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari
dasar pengenaan pajaknya maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak
tangguhan.
• Atas penghasilan yang telah dikenakan PPh final, beban pajak diakui proporsional dengan jumlah
pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan.
• Selisih antara jumlah PPh final yang terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada
perhitungan laba rugi diakui sebagai Pajak Dibayar Dimuka dan Pajak yang Masih Harus Dibayar.
• Akun Pajak penghasilan final dibayar dimuka harus disajikan terpisah dari pajak penghasilan final yang
masih harus dibayar.
45
CONTOH & ILUSTRASI
Perusahaan membeli peralatan pada Januari 2010 senilai Rp. 100.000.000,- Menurut komersial peralatan
tersebut memiliki masa manfaat 5 tahun, sementara menurut pajak peralatan tersebut masuk ke dalam
Kelompok II yang memiliki masa manfaat 8 tahun.
Perhitungan Depresiasinya dapat dilihat sbb:
Laba sebelum pajak tahun 2008 Rp 900.000.000,-. Koreksi fiskal atas laba tersebut adalah :
Beda Tetap :
1. Pendapatan bunga deposito Rp 60.000.000,-
2. Beban jamuan tanpa daftar nominative Rp 40.000.000,-.
Beda Temporer :
1. Penyusutan fiskal lebih kecil Rp 15.000.000,- dari penyusutan komersil.
Angsuran PPh Pasal 25 setiap bulan Rp 10.000.000,-, selama 12 bulan.
Pertanyaan :
1. Tentukan Penghasilan Kena Pajak.
2. Tentukan PPh Kurang/lebih bayar.
3. Tentuka asset atau kewajiban pajak tangguhan.
4. Buat Jurnal dan penyajiannya.
AKTIVA PAJAK TANGGUHAN
Jawab :
Laba Sebelum Pajak RP 900.000.000,-
(Ingat Penghasilan Sebelum Pajak Rp 880 juta lebih kecil dari Penghasilan Kena Pajak Rp
880 juta, maka akan timbul Asset Pajak Tangguhan sebesar 25 % x perbedaan temporer/beda
waktu atau 25 % x Rp 15 juta)
AKTIVA PAJAK TANGGUHAN
Beda Tetap :
1. Pendapatan Sewa Bangunan Rp 50.000.000,-
1. Beban bunga pajak Rp 10.000.000,-.
2. Beban pemberian kenikmatan dalam bentuk natura Rp 40.000.000,-.
3. Pendapatan jasa giro Rp 20.000.000,-
4. Beban PPh Rp 5.000.000,-
Beda Temporer :
1. Penyusutan komersil Rp 10.000.000,- lebih tinggi dari penyusutan fiskal
2. Amortisasi fiskal Rp 15.000.000,- lebih tinggi dari Amortisasi komersil.
Kredit Pajak :
1. PPh Pasal 22 Rp 10.000.000,-
2. PPh Pasal 23 Rp 10.000.000,-
3. PPh Pasal 24 Rp 5.000.000,-
4. PPh Pasal 25 Rp 15.000.000,-
Pertanyaan :
1. Tentukan Penghasilan Kena Pajak.
2. Tentukan PPh Kurang/lebih bayar.
3. Tentukan asset atau kewajiban pajak tangguhan.
4. Buat Jurnal dan penyajiannya.
KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN
Jawab :
1. Laba Sebelum Pajak Rp 700.000.000,-
(Ingat Penghasilan Sebelum Pajak Rp 685 juta lebih besar dari Penghasilan Kena Pajak Rp
680 juta, maka akan timbul Kewajiban Pajak Tangguhan sebesar 25 % x perbedaan temporer)
KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN
Jurnal :
PPh Badan – Pajak Kini Rp 170.000.000,-
Beban Pajak Tangguhan Rp 1.250.000,-
Kewajiban Pajak Tangguhan Rp 1.250.000,-
PPh Psl 22 dibayar dimuka Rp 10.000.000,-
PPh Psl 23 dibayar dimuka Rp 10.000.000,-
PPh Psl 24 dibayar dimuka Rp 5.000.000,-
PPh Psl 25 dibayar dimuka Rp 15.000.000,-
Hutang PPh Psl 29 Rp 130.000.000,-
54
ILUSTRASI PERBEDAAN TEMPORER – LIABILITAS 1
Ilustrasi:
PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan beban sebesar
120.000 untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk tujuan pajak,
penghasilan yang diterima sebesar 200.000, 300.000 dan 280.000.
Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan?
ILUSTRASI PERBEDAAN TEMPORER – LIABILITAS 1
Laporan
LaporanKeuangan
Keuangan 2011 2012 2013 Total
Perbandingan
Perbandingan 2011 2012 2013 Total
Beban:
Liabilitas:
Pajak tangguhan 15.000
Utang pajak 20.000
Equity: Beban pajak 35.000
Laba bersih
Ilustrasi:
PT. Mulia memiliki perbedaan antara akuntansi dan pajak terkait dengan
pengakuan piutang sebesar 150.000. Menurut akuntansi pengakuan
pendapatan diakui pada tahun 2011, sedangkan menurut pajak diakui pada
2012 sebesar 100.000 dan 2013 sebesar 50.000. Misal laba menurut
akuntansi 2011 sebesar 600.000, 2012 sebesar 800.000 dan 2013 sebesa
1.000.000 dan tidak ada perbedaan yang lain.
Bagaimana perbedaan tersebut dilaporkan dalam laporan keuangan
ILUSTRASI PERBEDAAN TEMPORER – LIABILITAS 2
Ilustrasi :
PT. Mawar memiliki saldo aset pajak tangguhan sebesar 300.000 pada
akhir 2012, yang muncul karena perbedaan temporer sebesar 1.200.000
(tarif pajak 25%). Pada akhir tahun 2013 aset pajak tangguhan secara
kumulatif meningkat menjadi 500.000. Pada 2013, penghasilan kena pajak
sebesar 5.000.000.
Berdasarkan hasil review aset pajak tangguhan sebesar 60.000 tidak dapat
dipulihkan di masa mendatang (belum termasuk 500.000).
ILUSTRASI PERBEDAAN TEMPORER – ASET 1
SEBELUM REVIEW
Akhir 2012 Tahun 2013 Akhir 2013
Laba sebelum pajak (PSAK) 4.200.000
Perbedaan temporer 1.200.000 800.000 2.000.000
Penghasilan kena pajak 5.000.000
25% 25% 25%
Pajak terutang 1.250.000
Tahun 2013
Beban pajak penghasilan 1.050.000
Laba sebelum pajak (PSAK) 4.200.000 Aset pajak tangguhan 200.000
Pajak kini 1.250.000 Utang pajak 1.250.000
66
ILUSTRASI
AKUNTANSI
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Bbn Penyusutan 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Total Beban 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000
Laba sblm pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750
Laba setelah pajak 2.250 2.250 2.250 2.250 2.250
67
ILUSTRASI
PAJAK
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Bbn Penyusutan 2.500 2.500 2.500 2.500
Total Beban 4.500 4.500 4.500 4.500 2.000
Penghasilan kena pajak 2.500 2.500 2.500 2.500 5.000
Pajak terutang 625 625 625 625 1.250
68
ILUSTRASI
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
AKUNTANSI
Laba sblm pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750
PAJAK
Penghasilan kena pajak 2.500 2.500 2.500 2.500 5.000
Pajak terutang 625 625 625 625 1.250
Perbedaan
Perbedaan laba 500 500 500 500 (2.000)
Perbedaan pajak 125 125 125 125 (500)
Liabilitas pajak tangguhan 125 250 375 500 0
Beban pajak (L/R)
Beban pajak kini 625 625 625 625 1.250
Beban pajak tangguhan 125 125 125 125 (500)
Total beban pajak 750 750 750 750 750
69
ILUSTRASI
70
ILUSTRASI – NILAI SISA
71
ILUSTRASI – NILAI SISA
AKUNTANSI
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7
Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Keuntungan mesin 1.000
Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Bbn Penyusutan 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Total Beban 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 2.000 2.000
Laba sblm pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 5.000 6.000
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750 1.250 1.500
Laba setelah pajak 2.250 2.250 2.250 2.250 2.250 3.750 4.500
72
ILUSTRASI – NILAI SISA
PAJAK
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7
Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Keuntungan mesin 3.000
Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Bbn Penyusutan 3.000 3.000 3.000 3.000
Total Beban 5.000 5.000 5.000 5.000 2.000 2.000 2.000
Penghasilan kena pajak 2.000 2.000 2.000 2.000 5.000 5.000 8.000
Pajak terutang 500 500 500 500 1.250 1.250 2.000
Penghasilan stlh pajak 1.500 1.500 1.500 1.500 3.750 3.750 6.000
73
ILUSTRASI – NILAI SISA
74
ILUSTRASI
75
ILUSTRASI – KERUGIAN FISKAL
• Entitas A pada tahun 20x1 mengalami kerugian fiskal 8.000 (diasumsikan
kerugian akuntansi nilainya sama).
• Pada 20x2 entitas laba 2.000, 20x3 laba 3.000 dan 20x4 laba sebesar 5.000.
• Tidak terjadi perbedaan akuntansi dan pajak
76
ILUSTRASI – KERUGIAN FISKAL
Tahun Jurnal
20X1 Aset pajak tangguhan 2.000
Manfaat pajak tangguhan 2.000
20X2 Beban pajak tangguhan 500
Aset pajak tangguhan 500
20X3 Beban pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
20X4 Beban pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
Beban pajak kini 500
Utang pajak kini 500
77
Pajak Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK Tahun 2012
78
Pajak Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK Tahun 2012
79
Pajak Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK Tahun 2012
80
Pajak Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK Tahun 2012
81
Pajak Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK Tahun 2012
82
ISAK 20:
PAJAK PENGHASILAN – PERUBAHAN
DALAM STATUS PAJAK ENTITAS ATAU PARA
PEMEGANG SAHAMNYA
PERMASALAHAN
84
INTERPRETASI
Ekuitas Ekuitas
Ex: penyesuaian saldo awal saldo laba Ex: penyesuaian saldo awal saldo
karena perubahan akuntansi secara laba karena perubahan akuntansi
restrospektif, pengakuan awal secara restrospektif, pengakuan awal
kompenen ekuitas atas instrumen kompenen ekuitas atas instrumen
keuangan majemuk keuangan majemuk
TANGGAL EFEKTIF
• Interpretasi ini berlaku efektif untuk periode tahun buku yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 dan
dianjurkan untuk melakukan penerapan dini.
88
PERBEDAAN AKUNTANSI DAN PAJAK
PROPERTI INVESTASI
AKUNTANSI PERPAJAKAN
• Revaluasi properti investasi dan • .Harga perolehan adalah jumlah yang sesungguhnya
aset tetap merupakan pilihan dan dikeluarkan
dapat dilakukan tanpa ijin regulator • Revaluasi memerlukan persetujuan dari dirjen pajak
• Bisa dilakukan setiap tahun • Revaluasi tidak dapat dilakukan kembali sebelum lewat
• Revaluasi bisa per item jangka waktu lima tahun terhitung sejak penilaian kembali
aset tetap perusahaan terakhir yang dilakukan.
• Revaluasi dilakukan untuk seluruh Asset
ASET TETAP
AKUNTANSI PERPAJAKAN
PSAK 16: Aktiva Tetap Ps. 10, 11 UU PPh
PP Nomor 48 Tahun 1994 s.t.d.t.d PP Nomor 71 Tahun
2008 tentang Perubahan Ketiga Atas PP Nomor 48 Tahun
1994 Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Atas
Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau
Bangunan
94