Anda di halaman 1dari 24

PATOLOGI

PATOLOGI :

UMUM
SEL
JARINGAN
ANATOMI
FISILOGI
KLINIK
DEFINISI

• adalah ilmu yang mempelajari mengenai


penyakit
• merupakan biologi yang tidak normal,
yang dikenal dengan keadaan sakit atau
gangguan kesehatan.
PENYAKIT

• adalah suatu bentuk diluar batas-batas


atau parameter normal
• batas normal itu bervariasi; seperti berat
dan tinggi badan, warna kulit, rambut,
dsb.
Faktor Asal Penyakit

1. Faktor ekstrinsik: mikroba, trauma mekanis,


zat kimia, radiasi, suhu, nutrisi, kebisingan
dsb.

2. Faktor intrinsik: mekanisme fisiologik spt


diabetik, pencernaan, hisprung, dsb.
Terkait dengan kelainan genetik
Perkembangan Penyakit
1. Muncul gejala; penderita merasa ada sesuatu
yang tidak beres secara subjektif seperti
nausea, rasa tidak enak.
2. Tanda penyakit; penyimpangan atau kelainan
yang dapat di identifikasi seperti demam, kulit
memerah, dan kelainan yg dapat diraba.
3. Lesi; suatu perubahan struktur yang dapat
terlihat baik secara makroskopis atau
mikroskopis.
Perkembangan Penyakit
(lanjutan)

4. Sequel; akibat suatu penyakit seperti akibat dari


proses peradangan rematik yang akut pada
jantung dapat berupa parut atau katup jantung
yang berubah bentuknya.
5. Komplikasi; suatu proses baru atau proses terpisah
yang dapat timbul sekunder karena beberapa
perubahan yang dihasilkan oleh keadaan aslinya.
Umpamanya pneumonia bakteri dapat merupakan
komplikasi infeksi virus pernafasan.
SEL
• Sel merupakan satuan/unit terkecil dari
kehidupan.
• Sel hidup berisi bahan yang disebut
Protoplasma yang terdiri dari: membran,
sitoplasma, dan nukleus
• Dalam Sitoplasma a.l. terdapat lisosom,
mitokhondria, benda Golgi, retikulum, ribosom
• Dalam Nukleus a.l. terdapat nukleolus, DNA
Kematian Sel
• Sel yang mengalami gangguan melebihi kemampuan adaptasinya
dan sel yang telah mengalami penuaan akan menjalani proses
nekrotik (kematian). Disekitarnya akan banyak terdapat leukosit
dan lisosom untuk membantu penghancuran sel tersebut.
• Akibat nekrosis:
1. Fungsi jaringan sel-sel yang mati akan hilang
2. Apabila nekrosis terjadi pada jaringan otak akan berakibat fatal.
3. Daerah nekrotis dapat berubah menjadi infeksi karena merupakan
media pertumbuhan organisme tertentu. Jaringan nekrotik juga
dapat menimbulkan peradangan daerah disekitarnya.
• Deteksi adanya nekrosis dapat dilakukan dengan analisis kandungan
Creatin Phosphokinase (CPK), Lactic Dehydrogenase (LDH),
Glutamic-Oxaloacetic Transaminase (GOT)
Gangguan pada Sel
• Pada dasarnya dalam taraf tertentu Sel mempunyai
kemampuan adaptasi terhadap perubahan. Efek pertama
adalah kerusakan biokimiawi sel.
• Perubahan morfologi sel dapat disebabkan
ransangan/gangguan fisik maupun kimia. Perubahan ini
dapat reversibel, namun ada yang tidak reversibel yang
dapat menyebabkan kerusakan bahkan kematian sel.
Contoh: Sel otot jantung dapat mengalami hipertropi pada
taraf awal bersifat reversibel, tapi menetap pada tahap lanjut.
Perubahan seperti ini disebut perubahan degeneratif. Sering
terjadi pada hati, ginjal, dan jantung.
Gangguan pada Sel (lanjutan)
• Perubahan degeneratif yang sering terjadi a.l. Penimbunan air
dalam sel, hal ini disebabkan gangguan (metabolis energi)
pada membran yang menyebabkan hilangnya pengaturan
volume. Terutama tingginya Na dalam sel sehingga terjadi
perubahan osmosis.
Akibat dari pembesaran sel :
1. Membesarnya organel dalam sitoplasma.
2. Retikulum dapat berubah menjadi kantong yang berisi air
menyerupai vakuola.
3. Penimbunan lipid intrasel. Jika terjadi pada sel hati, lipid akan
dioksidasi dan sebagian lagi diikat oleh protein menjadi
proteolipid dan dikeluarkan ke aliran darah. Tetapi jika
berlanjut maka akan terjadi penimbunan lemak. Hal ini
diperberat oleh alkohol.
Efek Gangguan pada Sel
1. Hipertropi, suatu pembesaran jaringan atau organ karena pembesaran
sel. Contoh:
Hpiertropi pada otot biseps pada atlet angkat besi.
Hipertropi miokardium, disebabkan beban mekanik yang luar biasa
pada otot jantung
Hipertropi kandung kemih, kerja otot polos yang dipaksa.

2. Hiperplasia, adalah kenaikan jumlah absolut sel akibat pembelahan


dalam suatu jaringan atau organ. Hiperplasia ini akan berhenti jika
kembali ke keadaan normal. Contoh:
Hiperplasia kelenjar mammae karena rangsangan hormon pada
kehamilan dan laktasi.
Hiperplasia kalus, yaitu kenaikan jumlah sel epidermis rangsangan
mekanis.
Efek Gangguan pada Sel (lanjutan)
3. Metaplasia, yaitu diferensiasi sel suatu jaringan terjadi
pada jaringan lain. Contoh: iritasi kronik pada pembatas
servik uteri.
4. Displasia, adalah kelainan diferensiasi sel, sehingga
ukuran, bentuk dan tampilan sel jadi abnormal.
5. Neoplasma, adalah suatu massa abnormal yang berasal
dari pertumbuhan sel-sel normal. Pertumbuhannya tidak
terkoordinasi dengan kebutuhan dan tidak mencapai
keseimbangan dan terus tumbuh secara progresif.
Biasanya massa ini disebut tumor.
CAIRAN TUBUH
• Sel hidup berada dalam suatu lingkungan
cairan tubuh. Dalam cairan tubuh itu terlarut
zat-zat makanan, ion, dan bahan hasil
metabolisis tubuh. Orang dewasa 60% dari
bobot tubuhnya terdiri dari air.
• Kehilangan 10% cairan tubuh dapat
membahayakan jiwa. Kehilangan 20 – 22 %
dapat menimbulkan kematian.
Fungsi Cairan Tubuh
1. Sebagai pelarut dan media yang penting dalam
reaksi kimia sel tubuh.
2. Merupakan struktur organ/jaringan tubuh.
3. Media transportasi biologis.
4. Kapasitor panas yang baik, sehingga tubuh
seolah tidak terpengaruh olehterjadinya
perubahan produksi panas dalam metabolisis.
5. Pelepas panas yang relatif besar melalui keringat,
sehingga dapat menurunkan suhu tubuh.
RADANG (INFLAMASI)
• adalah respon yang diberikan terhadap jaringan rusak
(mengalami gangguan) dan jaringan nekrotik oleh
jaringan disekitarnya.
• adalah reaksi vaskular berupa aliran cairan, bahan
terlarut, dan sel-sel dari darah yang bersirkulasi ke
dalam jaringan interstisial pada jaringan yang
mengalami gangguan atau nekrosis.
• adalah suatu respon jaringan bervaskular terhadap
infeksi dan kerusakan jaringan dengan mendatangkan
sel dan molekul pertahanan tubuh dari peredaran
darah ke lokasi yang diperlukan untuk mengeliminasi
penyebab yang mengganggu
Penyebab Radang

• Infeksi (bakteri, virus, jamur, parasit)


• Nekrosis jaringan
• Benda asing
• Reaksi imun
Infeksi
Infeksi adalah suatu kerusakan sel/jaringan yang
disebabkan oleh mikroba yang berkembang pada
sel/jaringan tersebut.
Mikroba itu masuk ke dalam tubuh melalui jaringan/organ
pertahanan tubuh berikut:
1. Kulit dan mukosa oropharynx
2. Saluran cerna
3. Saluran pernafasan
4. Saluran urinasi
5. Mukosa vagina
Tahap Respon Radang

1. Pengenalan agen/bahan perusak


2. Perekrutan leukosit
3. Penyingkiran zat pengganggu
4. Pengaturan kontrol respon terhadap radang
5. Pemulihan
Mediator Utama Radang
• Amin vasoaktif, terutama histamin. Bekerja sebagai
vasodilator dan peningkatan permeabilitas vaskular.
• Metabolit asam arakhidonat (prostaglandin dan
leukotrien).
• Sitokin, yaitu protein yang diproduksi oleh banyak jenis
sel dan bekerja pada perekrutan dan migrasi leukosit.
• Protein komplemen, bertanggungjawab pada kemotaksis
leukosit, fagositosis mikroba, dan pembunuhan sel
• Kinin, memediasi reaksi vaskular yang menimbulkan rasa
nyeri
Tampilan Radang
• Kemerahan atau rubor, terjadi karena reaksi radang dimulai
dengan pelebaran arteriol sehingga terjadi hiperemia.
• Panas, disebabkan lebih banyak darah
• Pembengkakan, aliran cairan yang meningkat pada sel yang
mengalami kerusakan atau nekrosis dan tertimbun dilokasi
itu.
• Rasa sakit, disebabkan rasangan ujung saraf oleh:
1. Perubahan pH lokal atau konsentrasi ion
2. Pelepasan bahan kimia seperti histamin atau bahan
bioaktif lain
3. Peningkatan tekanan lokal, seperti penumpukan cairan dan
sel-sel yang tertimbun. Campuran ini disebut eksudat
Eksudat Nonseluler
• Eksudat serosa, terdiri dari protein yang bocor dari pembuluh
darah yang permeabel dengan cairan yang membawanya. Contoh:
pada rongga pleura, peritonium.
• Eksudat fibrosa, terdiri dari pembuluh darah yang mengandung
fibrinogen yang membentuk jala fibrin. Contoh pada radang di
permukaan pleura, dan perikardium.
• Eksudat purulen, adalah eksudat yang banyak mengandung
neutrofil polinuklear yang sering terjadi akibat infeksi bakteri.
Bisanya akan tercampur dengan cairan jaringan dan berupa nanah.
• Eksudat musinosa/kataral, hanya terbetuk pada permukaan
membran mukosa yang merupakan sel bukan yang lolos dari aliran
darah. Contoh: eksudat yang menyertai ISPA atau infeksi pada
pilek.
Manfaat dan Akhir dari Radang
•Manfaat radang;
1.Merupakan indikasi kemungkinan awal terjadinya infeksi.
2.Bentuk dari penghancuran sel nekrotik dan pemulihan
jaringan.
•Akhir dari radang:
Dengan adanya pertahanan atau imunitas tubuh, radang akan
berakhir dengan kembalinya semipermeabelitas pembuluh
darah kecil di jaringan. Eksudat yang tersisa terdisintegrasi dan
masuk ke cairan limfe untuk diekresikan.
Pemulihan Radang
Tahap pertama adalah dengan sintesis kolagen dan penyusunan
ulang jaringan ikat.
Faktor yang mengganggu pemulihan jaringan :
• Infeksi
• Malnutrisi dan defisiensi vitamin C, karena menghambat
sintesis kolagen memperlambat penyembuhan
• Glukokortikoid (steroid), karena melemahkan jaringan fibrosis.
• Faktor mrkanis, karena dapat menyebabkan luka menganga.
• Benda asing
• Lokasi radang, contoh radang pada pleura atau peritoneum
dimana eksudat hanya dapat diserap dalam jumlah sedikit.

Anda mungkin juga menyukai