Anda di halaman 1dari 12

JENIS-JENIS TERAPI

KOMPLEMENTER
RUANG LIMGKUP TINDAKAN KOMPLEMENTER
MENURUT BIOMEDIK DAN DITETAPKAN OLEH
MENTERI KESEHATAN
 Ruang lingkup tindakan komplementer yang berlandaskan ilmu pengetahuan
biomedik dan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan adalah:
 Intervensi Tubuh dan Fikiran (Mind and body intervension)
 Sistem Pelayanan Pengobatan Alternatif (Alternative Systems of Medical
Practice)
 Cara penyembuhan manual (Manual Healing Methods)
 Pengetahuan farmakologi dan biologi (Pharmakologic and Biologic Treatments)
 Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan (Diet and Nutrition the
Prevebtion and Treatment of Desease) dan
 Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan (Unclassified Diagnostic and
Treatment Methods)
Jenis-jenis Komplementer

1. Komplementer Medik
Jenis tindakan ini berdasarkan pada ilmu biomedik dan telah diterima oleh
kedokteran konvensional dan dalam penyelenggaraanya dilakukan oleh dokter,
dokter gigi dan tenaga kesehatan lainya yang meiliki sertifikat kompetensi dan
keahlian khusus di bidang pengobatan komplementer.
 Syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan tindakan komplemener medis di fasilitas pelayanan
kesehatan tersebut meliputi:
 Mempunyai ijazah pendidikan tenaga kesehatan (dokter, dokter gigi, perawat dll)
 Mendapatkan rekomendasi dari oraganisasi profesi
 Mempunyai sertifikasi dan dinyatakan lulus uji kompetensi keahlian tertentu di bidang
pengobatan komplementer
 Mempunyai SBR-TPKA (Surat Bukti Registrasi Tenaga Pengobatan Komplementer-alternatif)
 Mempunyai ST-TPKA (Surat Tugas Tenaga Pengobatan Komplementer-Alternatif)
 Mempunyai SIK-TPKA (Surat Ijin Kerja Tenaga Pengobatan Komplementer-Alternatif)
 Syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan tindakan komplemener medis di fasilitas pelayanan
kesehatan tersebut meliputi:
 Mempunyai ijazah pendidikan tenaga kesehatan (dokter, dokter gigi, perawat dll)
 Mendapatkan rekomendasi dari oraganisasi profesi
 Mempunyai sertifikasi dan dinyatakan lulus uji kompetensi keahlian tertentu di bidang
pengobatan komplementer
 Mempunyai SBR-TPKA (Surat Bukti Registrasi Tenaga Pengobatan Komplementer-alternatif)
 Mempunyai ST-TPKA (Surat Tugas Tenaga Pengobatan Komplementer-Alternatif)
 Mempunyai SIK-TPKA (Surat Ijin Kerja Tenaga Pengobatan Komplementer-Alternatif)
Terapi hiperbarik, yaitu metode terapi dimana pasien berada di dalam
sebuah ruangan dan diberikan tekanan oksigen murni. Terapi ini sering
digunakan pada pasien dengan kasus gangren untuk mencegah amputasi.
Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam,
baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa
fitofarmaka.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
 Memiliki sertifikasi kompetensi di bidang herbal dan telah mendapatkan kewenangan dari
organisasi seminat Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur
(PDPKT)
 Standar ketenagaan (SDM) adalah dokter dan atau dokter gigi yang sudah memiliki kompetensi.
 Bahan yang digunakan harus yang telah terstandar (obat jadi) namun apabila meracik sendiri
dokter pelaksana harus didampingi asissten apoteker.
 Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan medik herbal wajib mendapatkan izin dari
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
2. Komplementer Tradisional Alternatif
 Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan komplementer tradisional
alternatif adalah pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam kedokteran konvensional.
 Jenis pelayanan pengobatan komplementer alternatif berdasarkan Permenkes RI, Nomor:
1109/Menkes/Per/2007 adalah:
 Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions): Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan
spiritual, doa dan yoga
 Sistem pelayanan pengobatan alternatif: akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati,
aromaterapi, ayurveda
 Cara penyembuhan manual: chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu, osteopati, pijat urut
 Pengobatan farmakologi dan biologi: jamu, herbal, gurah
 Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan: diet makro nutrient, mikro nutrient
 Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan: terapi ozon, hiperbarik, EECP
 Masalah dan hambatan yang dihadapi  kementrian kesehatan adalah:
 Belum menjadi program prioritas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
 Belum memadainya regulasi yang mendukung pelayanan kesehatan komplementer tradisional
alternatif
 Masih lemahnya pembinaan dan pengawasan
 Terbatasnya kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan bimbingan
 Masih terbatasnya pengembangan program Pelayanan Kesehatan Komplementer Tradisional
Alternatif di Pusat dan Daerah
 Terbatasnya anggaran yang tersedia untuk Pelayanan Kesehatan Komplementer Tradisional
Alternatif
 Fungsi SP3T dalam penapisan Pelayanan Kesehatan Komplementer Tradisional Alternatif belum
berjalan sesuai harapan
 Rencana tindak lanjut Kementerian Kesehatan adalah:
 Penyusunan sistem pelayanan pengobatan non konvensional untuk menata seluruh stakeholders
yang terkait dalam penyelenggaraan pengobatan komplementer tradisional-alternatif
 Penyusunan formularian vadenicum pengobatan herbal yang dapat digunakan sebagai pedoman
bagi dokter/dokter gigi menuliskan resep (Physicians Desk Reference) sebagai penyempurnaan
daftar obat herbal asli Indonesia – jamu / tanaman obat yang telah dikeluarkan oleh Badan POM
dan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Farmasi
 Penyusunan Pedoman / Panduan dan Standar Pelayanan Komplementer Tradisional Alternatif
antara lain: hipnoterapi, naturopi
 Mengembangkan RS dalam pelayanan pengobatan dan penelitian pelayanan komplementer
tradisional alternatif jamu dan herbal / tanaman asli Indonesia bekerja sama dengan: – Lintas
Program Terkait: Badan Litbangkes, Direktorat Jenderal Pelayanan Farmasi, Badan PPSDM –
Lintas Sektor Terkait: Balai POM, LIPI, Kemenristek, Universitas
 Menetapkan Kelompok Kerja Komplementer Tradisional – Alternatif dengan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai