Anda di halaman 1dari 136

Kiftiyah,S.ST,M.

Kes
METODE KONTRASEPSI

KONTRASEPSI
KONTRA : Mencegah / Melawan
KONSEPSI : Pertemuan antara sel telur yg matang dg
sel sperma yang m”akibtkan khmln.
KONTRASEPSI adlh Mhindari/mcegah tjdy khmlan sbg
akibat ptemuan antr sel telur yg matang dg
sel sperma.
CARA KERJA KONTRASEPSI
 Mengusahkn spy tdk tjd ovulasi
 Melumpuhkn sperma
 Mhalangi pertemuan sperma dg sel telur
METODE KONTRASEPSI

1. SEDERHANA
 Tanpa Alat
 Dengan Alat
2. MODERN
• Hormonal
• IUD
3. STERILISASI
METODE SEDERHANA

1. TANPA ALAT
a. KB Alamiah :
• Metode Kalender (Ogino-Knaus)
• Metode Suhu Badan Basal (Termal)
• Metode Lendir Serviks (Billings)
• Metode Simtotermal
b. Coitus Interuptus
c. Metode Amenore Laktasi (MAL)
METODE SEDERHANA (DENGAN ALAT)

a. Mekanis (barrier) b. Kimiawi 


• Kondom
• Barier Intra-Vaginal Spermisid
Diafragma Vaginal cream
Vaginal foam
Kap Serviks
Vaginal Jelly
(cervical cap) Vaginal Suppositoria
Spons (sponge) Vaginal tablet (busa)
Vaginal Soluble film
METODE MODERN
(HORMONAL)
a. Per-oral (pil)
• Pil Oral Kombinasi (POK)
• Mini Pil
• Morning After Pill
b. Injeksi/Suntikan
• Depo Provera
• Noristerat
• Cyclofem
c. Sub-kutis/bawah kulit : Implant
• Norplant : 6 batang
• Indoplant : 2 batang
• Implanon : 1 batang
METODE MODERN
(IUD/AKDR)
a. AKDR generasi pertama : Lippes Loop (LL)
b. AKDR generasi kedua
• Cu T 200 B, Cu T 280 A
• Cu 7
• ML Cu 250, ML Cu 375
• Nova T Cu 200 Ag
• Medussa Pessar
c. AKDR generasi ketiga
• Progestasert
• Levo Nova
ENDOKRINOLOGI REPRODUKSI
• Pengaturan siklus reproduksi  hub rumit antara RF, GnH &
hormon steroid
• 3 macam mekanisme :
1. Long feedback loop  atur neg dan pos feed back dr h.steroid thd
hipothalamus dan hipofise
2. Short feedback loop  atur neg feed back dr GnH thd sekresi hipofise
melalui hambatan pd hipothalamus
3. Ultrashort feedback loop  menunjukkan inhibisi RF thd sintesisnya
sendiri
FUNGSI HIPOFISE

• Dibawah pengaruh RH, adenohipofisis mengeluarkan hormon tropik :


• TSH
• ACTH
• GH
• MSH
• FSH
• LH
• PRL
HORMON OVARIUM

• Mbt 3 macam hormon steroid


• Estrogen
• Progesteron
• Androgen
ESTROGEN (E)
• Bentuk utama adl 17 estradiol  diubah jadi estron &
estriol  efek E <
• Peran penting untuk sex 2nd  pertumbuhan genitalia
wanita dan kelenjar mammae
• Pengaruhi
• V/V shg epitel, otot polos dan rgs pertumbuhan pb dr.
• Proliferasi epitel vag  glikogen ↑  bacil Doderlain  pH
tetap asam
• Siklus haid
• Proliferasi kelenjar dan stroma endometrium
PROGESTERON (P)

• Diproduksi oleh ovarium dan kelj adrenal


• Fx
• Menghalangi maturasi epit vagina
• Lendir serviks jadi kering
• Pengaruhi endometrium lebih tebal, lembek
Proliferasi
Sekresi
Menstruasi
SIKLUS HAID

•Follicular phase: day 1-14,


menses: day 1-5
•Ovulatory phase: day 14-16
•Luteal phase: day 16-28
Menstrual cycle:
Hari 1-5: Estrogen ↓
FSH ↑
- Perdarahan pd hr ke 1
– 5
-Brrp hr sblmnya E dan P
↓  pertanda hamil tdk
terjadi.
-Menyebabkan
endometrium luruh
(endometrial sheeding)
haid
Figure taken from
Robert J. Huskey
Days 6-14: Estrogen
disekresi, FSH ↓.
Estrogen diprod oleh folikel
pd fase menstruasi shg
 proliferasi endometrium
 Menekan FSH.
 Pada pertengahan siklus
(hr ke 14) E bantu stimulasi
LH  LH surge
 LH surge : Suhu tubuh ↑ 
diikuti ovulasi

Figure taken from


Robert J. Huskey
Days 14-28: Sekresi E
dan P awalnya meningkat
kmd turun
Folikel stl ovulasi jadi corp
luteum  prod P
P supports desidualisasi
pad endometrium 
persiapan kehamilan
(If the egg is fertilized, a
small amount of human chorionic
gonadotrophin (hCG) is released
that stimulates further
progesterone production.)

Figure taken from Robert J. Huskey


Endrocrine control of the menstrual cycle
Early to mid-follicular phase Late follicular phase & ovulation
Hypothalamus Hypothalamus
GnRH GnRH

Pituitary gland Pituitary gland

FSH LH FSH LH

Follicle Follicle
Granulosa Theca Granulosa Theca
cells cells cells cells
Inhibi
n
Estrogens Androgen Androgen
High estrogens
s s
low
progesterone
Feedback: negative positive
Estrogens stand for a group of hormones:
 Estradiol (approximately 10-20% of circulating estrogens)
 Estrone (approximately 10-20% of circulating estrogens)
 Estriol (approximately 60-80% of circulating estrogens)
Estradiol is produced by the ovaries. It is the primary
circulating estrogen before menopause. It is also the
strongest estrogen and is responsible to the monthly
ovulation and normal menstrual cycles.
Estrone is produced by the fatty tissues. It is less
potent than estradiol, but more important after the
menopause
Estriol is an estrogen that is prominent mostly during
pregnancy.
Progesterone is made by the adrenal glands in both sexes
and by the testes in males. It is a precursor of
testosterone and of all the important adrenal cortical
hormones.
Progesterone is made from the sterol pregnenolone that
derives from cholesterol,
Progesterone stimulates the growth of a endometrial lining,
prepares breast tissue for the secretion of breast milk, and
generally maintains the advancement of pregnancy.
Androgens stands for a group of primarily
male hormones:
- testosterone
- androstenedione
- dehydroepiandrosterone).
Androgens are also produced in the ovaries.
Metode Laktasi Amenore

• MLA merupakan metode kontrasepsi alamiah yang


mengandalkan pemberian ASI pada bayinya
• Akan tetap mempunyai efek kontrasepstif apabila
• Menyusukan secara penuh (eksklusif)
• Belum haid
• Usia bayi kurang dari 6 bulan
• Efektif hingga 6 bulan
• Bila ingin tetap belum ingin hamil, kombinasikan
dengan metode kontrasepsi lain setelah bayi berusia
6 bulan
TINJAUAN ISLAM
• Para ibu hendaklah menyusui anaknya selama 2
tahun penuh bagi yan ingin menyempurnakan
penyusuan…. (QS. 2 : 233)
• Dan Kami memerintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kpd ibu bpknya, ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan
menyapihnya dalam 2 tahun ….(QS. 31:14)
• ………mengandungnya sampai menyapihnya adalah
30 bulan…………(QS. 46:15)
MLA: Mekanisme Kerja
Sekresi GnRH yang tidak
teratur menganggu pelepasan
hormon FSH (follicle
stimulating hormone) dan LH
(leutinizing hormone) untuk
menghasilkan sel telur dan
menyiapkan endometrium

Penghisapan ASI yang


intensif secara berulangkali
akan menekan sekresi
hormon GnRH
(gonadotrophin releasing
hormone) yang mengatur
kesuburan
Rendahnya kadar hormon FSH dan
LH menekan perkembangan folikel
di ovarium dan menekan ovulasi
29
MLA sesuai untuk :
Wanita yang:
Menyusukan bayinya secara eksklusif
(memberikan ASI secara penuh tanpa
suplementasi lainnya)
Belum mendapat haid sejak melahirkan bayinya
Menyusukan secara eksklusif sejak bayi lahir
hingga bayi berusia 6 bulan 1

1
WHO merekomendasikan suplementasi mulai usia 6 bulan. Jika lebih cepat, MLA jadi kurang efektif.

30
MLA: Instruksi Bagi Klien Mengenai
Pemberian ASI
 Memberikan ASI (secara penuh) dari kedua payudara sesuai
kebutuhan (sekitar 6-10 kali per hari)
 Memberikan ASI paling sedikit satu kali pada malam hari
(tidak boleh lebih dari 4-6 jam diantara 2 pemberian)
 Jangan gantikan jadwal pemberian ASI dengan
makanan/cairan lain
 Jika frekuensi menyusukan kurang dari 6-10 kali per hari
atau atau bayi tidur semalaman tanpa menyusu (mendapat
ASI), maka MLA kurang dapat diandalkan untuk metode
kontrasepsi
 Menggantikan jadwal pemberian ASI dengan makanan atau
suplemen lainnya maka daya hisap bayi akan berkurang
sehingga mengurangi efektifitas mekanisme kerja
kontraseptif MLA
31
MLA:
Efektifitas Kontraseptif dan Cara Menyusui

Cara Menyusukan bayi


Frekuensi Menyusukan bayi
Lamanya bayi menyusu
Jarak antara menyusui
Mutu (kesungguhan) bayi menyusu
pada ibunya
KELUARGA BERENCANA
ALAMIAH
(KBA)

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini ( Contraceptive Technology Update – CTU)


Jakarta, 20 – 24 Mei 2003
KB ALAMIAH

BULAN I BULAN II

HARI I HARI I

SIKLUS

Untuk mengetahui masa subur – tak subur 


pantang minimal 1 siklus
TINJAUAN ISLAM

• Riwayat dari Jabir bhw seseorang datang ke


Rasululloh dan berkata :”Saya mempunyai budak yang
melayani dan mengambilkan air untuk kami. Saya
biasa mengelilinginya, tapi saya tak senang kalau dia
hamil”. Beliau menjawab lakukanlah `azl terhadapnya,
karena apapun yang ditakdirkan Alloh terhadapnya
akan terjadi juga (HR Muslim)

• Jabir berkata,” Kami biasa melakukan `azl pada zaman


Rasululloh, sedangkan Alquran masih turun.(Dlm riwayat
Muslim,”Maka sampailah hal itu pada Rasululloh, tetapi
beliau tidak melarang kami”)
(HR Bukhori-Muslim)
Metode KBA
Metode Kalendar
Suhu Tubuh Basal (STB)
Metoda Mukosa Servik
(Billings)
Simptotermal (STB +
Mukosa Servik)
KBA: Pemanfaatan
Untuk Kontrasepsi :
Menghindari sanggama dalam periode
subur dalam siklus menstruasi untuk
menghindarkan terjadinya kehamilan
Untuk Kehamilan:
Melakukan sanggama dalam periode
subur (disekitar pertengahan siklus
menstruasi) dimana peluang terjadinya
kehamilan cukup besar.
KBA: Keterbatasan ..........
Perlu membuat catatan harian tentang
mukus, suhu basal dan gejala biologis
penting lainnya
Gangguan (misalnya: infeksi regio
genitalia) akan menyulitkan interpretasi
lendir serviks
Diperlukan termometer khusus (suhu
basal dengan skala sensitif) untuk MSB
Tidak memberi perlindungan terhadap
PMS (misalnya: HBV, HIV/AIDS)
KBA Sesuai Untuk Wanita/Pasangan :

 Di Usia Subur (dalam kurun reporoduksi sehat)


 Berbagai Paritas (termasuk Nullipara)
 Yang oleh alasan Religiius atau Kultural, tidak boleh
menggunakan metoda kontrasepsi modern/tertentu
 Karena alasan Medik, tidak dapat menggunakan kontrasepsi
yang bahan aktifnya mempunyai efek sistemik
 Mampu untuk mengendalikan hasrat atau tidak bersanggama
selama periode subur
 Menyenangi atau bersedia untuk mengamati, mencatat dan
menginterpretasikan gejala-gejala fisiologis yang
berhubungan dengan kesuburan atau kesehatan reproduksi
KBA:
Hal-hal Penting Yang Perlu Diketahui Klien

Beberapa wanita harus mempertimbangkan KBA :


 Karena masalah umur, paritas atau kesehatannya,
kehamilan merupakan risiko tinggi/kontraindikasi
 Siklus haidnya tidak teratur atau ditentukan secara pasti
(sedang menyusui, pascakeguguran, atau salah
mencatat)
 Siklus haid dan kondisi lendir perlu diamati dan dikenali
dengan benar sehingga hanya klien yang termotivasi
dan mau mengenali karakteristik pola subur-tak subur
yang sesuai dengan metode ini
 Pasangannya tidak mau bekerjasama atau dapat
menahan hasrat bersanggama dalam periode subur
 Tidak suka memantau, memeriksa atau menyentuh
organ genitalia untuk pencatatan gejala fisiologis
harian
KBA: Kondisi-Yang Perlu Diwaspadai

Haid yang tidak atau jarang teratur


Vagina atau serviks yang selalu
mengeluarkan sekret atau cairan
sehingga sulit ditentukan akibat
iritasi atau sesuatu yang normal
Sedang menyusukan bayinya
KBA: Informasi Untuk Klien Yang
Menggunakan Metoda Kalendar
• Pantau jumlah hari dari 6 siklus haid sambil menahan hasrat sangama pada
periode subur atau menggunakan berbagai metoda kontrasepsi lainnya.
Kemudian hitunglah periode subur dengan melihat data atau hasil
penghitungan dibawah ini.
• Dari rata-rata hari siklus terpanjang dan dikurangi 11, maka inilah hari subur
terakhir dalam satu siklus menstruasi.
• Dari rata-rata hari siklus terpendek, kemudian dikurang 18, maka inilah hari
subur pertama (awal) dari siklus menstruasi.
• Periode subur dihitung dari hari subur awal hingga subur terakhir (misalnya
hari ke 8 -19 dari siklus menstruasi) sehingga diperlukan abstinensia atau hari
pantang sanggama atau menggunakan metode pelindung (kondom) selama
12 hari dalam 1 siklus menstruasi yang sedang berlangsung.
KBA: Grafik Suhu Basal

Temp.
(Celsius)
37.1
37.0
36.9 Tidak Subur
36.8
36.7
36.6
36.5
36.4
Garis suhu (pelindung)
36.3
36.2
36.1
36.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Day
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Metoda Suhu Basal
Tubuh (SBT)
Aturan Perubahan Suhu/Temperatur :
 Ukurlah suhu pada jam yang sama setiap pagi (sebelum
bangkit dari tempat tidur) dan catat pada grafik yang tersedia
 Gunakan grafik nilai suhu dalam 10 hari pertama siklus haid
untuk mengidentifikasi suhu puncak harian “normal dan
rendah” dalam pola tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar
normal atau biasanya
 Abaikan suhu yang tingginya abnormal yang disebabkan
adanya demam atau gangguan lainnya
 Tariklah sebuah garis 0.05 hingga 0.1ºC melalui yang tertinggi
dari semua nilai suhu dalam 10 pertama ini. Garis ini disebut
garis pelindung atau garis suhu.
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Metode Suhu Basal
Tubuh (SBT)
 Periode tidak subur dimulai pada sore hari setelah tiga hari berturut-turut suhu
tubuh berada diatas garis pelindung/suhu basal (Aturan Perubahan Suhu).
 Hari pantang sanggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga
kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode tak
subur). Masa pantang sanggama untuk metode ini lebih panjang dari metode
ovulasi billing. Perhatikan pula kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat
diamati.
 Jika salah satu dari kenaikan diatas suhu basal yang seharusnya berurutan
ternyata terjadi penurunan hingga melewati ambang bawah garis pelindung,
hal ini dapat menjadi pertanda bahwa ovulasi belum terjadi. Kejadian ini tak
dapat diambil sebagai patokan fase tak subur
 Bila periode tak subur telah terlewati klien boleh untuk tidak meneruskan
pengukuran suhu tubuh dan melakukan sanggama hingga akhir siklus haid
dan kemudian kembali mencatat grafik suhu basal siklus berikutnya.
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Metode Ovulasi
 Secara normal, mukus (lendir) vagina dapat berubah beberapa kali
dalam sehari sehingga perlu dilakukan pengenalan sekresi normal
harian sebagai patokan penggunaan metode ini.
 Tentukan tingkat keseuburan berdasarkan hasil pengamatan lendir
(setiap malam) dan beri tanda atau simbol yang sesuai dengan
tingkat kesuburan yang sesuai (telah dipelajari)
 Untuk mengetahui jenis lendir normal harian, paling tidak kedua
pasangan tidak melakukan sanggama selama 1 siklus.
 Selama hari-hari kering (tiada lendir) setelah menstruasi, sanggama
pada dua hari berikut masih tergolong aman.
 Lendir basah, jernih, licin dan elastis menunjukkan masa subur (hari
pantang sanggama). Lendir kental, keruh, kekuningan dan lengket
menunjukkan masa tidak subur.
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Metode
Ovulasi .....
 Tandailah hari terakhir dari adanya lendir bening, licin
dan elastis dengan huruf X. Ini adalah hari puncak
dalam periode subur (fase paling subur)
 Pantang sanggama dilanjutkan hingga 3 hari setelah
puncak subur, karena kemampuan hidup sel telur
masih berlanjujt hingga periode tersebut dan bila terjadi
pertemuan dengan sperma, dapat terjadi pembuahan
 Hari kering lendir, empat hari setelah puncak hari
subur, mulai kembali periode tak subur sehingga
sanggama dapat dilakukan hingga datang haid
berikutnya
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Simptotermal
 Setelah menstruasi berhenti, klien dapat melakukan
sanggama hingga dua hari kering berikutnya (periode tidak
subur sebelum ovulasi)
 Setelah periode tidak subur awal tersebut, terjadi ovulasi yang
ditandai dengan mulai keluarnya lendir dan rasa basah pada
vagina (sama dengan metode lendir serviks), lakukan pantang
sanggama karena ini menandakan periode subur sedang
berlangsung
 Pantang sanggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal
3 hari berurutan dan hari puncak lendir subur.
 Apabila kombinasi dua gejala ini tidak dapat menentukan
periode tak subur awal, periode subur, dan periode tak subur
akhir maka ikuti penghitungan periode subur yang terpanjang
dimana masa pantang sanggama harus dilakukan.
Sanggama Terputus

Ekspulsi Pra-ejakulasi atau


Pancaran Ekstravaginal
Sanggama Terputus

• Pengeluaran penis dari vagina sesaat sebelum terjadinya ejakulasi


• Prinsipnya adalah menghindarkan deposit sperma di dalam forniks
atau vagina untuk menghindarkan terjadinya pertemuan ovum dan
spermatozoa dalam periode subur
Manfaat Kontraseptif

• Alamiah
• Efektif bila dilakukan dengan benar
• Tidak mengganggu produksi ASI
• Tak ada efek samping
• Dapat dikombinasikan dengan berbagai metode KB alamiah lainnya
• Tidak butuh biaya dan persiapan khusus
Manfaat Non-kontraseptif

• Tanggung-jawab bersama dalam KB


• Menanamkan sifat saling pengertian
• Partisipasi pria dalam KB dan kesehatan reproduksi
Keterbatasan

• Sangat tergantung dari pihak pria dalam


mengontrol ejakulasi dan tumpahan sperma selama
sanggama (4-18 kehamilan per 100 perempuan per
tahun bila dilakukan dengan benar)
• Memutus kelangsungan peristiwa orgasme
• Sulit mengontrol tumpahan sperma selama
penetrasi, sesaat dan setelah interupsi koitus
Sesuai Untuk :

• Suami yang tidak mempunyai masalah dengan interupsi pra-orgasmik


• Pasangan yang tidak mau metode lain
• Metode siap pakai
• Metode antara sebelum menggunakan metode efektif atau
gabungan
• Menyukai sanggama yang dapat dilakukan kapan saja/tanpa rencana
Tidak Sesuai Untuk :

• Suami dengan ejakulasi dini


• Suami yang tidak dapat mengontrol interupsi pra-orgasmik
• Suami dengan kelainan fisik/psikologis
• Pasangan yang tak dapat bekerjasama
• Pasangan non-komunikatif
• Tidak suka interupsi kelangsungan orgasme
Petunjuk bagi Klien

• Kerjasama dan saling pengertian dari pasangan tentang adanya


penghentian atau interupsi proses orgasme
• Pastikan tak ada tumpahan sperma selama sanggama atau interupsi
pra-orgasmik
• Sebaiknya tidak dilakukan pada periode subur
Spermisida

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini ( Contraceptive Technology Update – CTU)


Jakarta, 20 – 24 Mei 2003

57
Spermisida
Definisi:
Bahan kimia (biasanya nonixynol-9) yang dapat menonaktifkan atau
membunuh sperma
Jenis-Jenis:
Aerosol (busa)
Tablet Vaginal, suppositoria atau lapisan tipis (film) yang mudah larut
(dissolvable film)
Krim

58
Spermisida: Mekanisme Kerja
Menyebabkan
selaput sel
sperma pecah
sehingga motilitas
dan aktifitas
dalam
transportasi dan
fertilisasi menjadi
terganggu

59
Spermisida
Manfaat non-kontraseptif
Bisa memberi perlindungan
terhadap beberapa penyakit
kelamin (mis: HBV, HIV/ AIDS)*

*Kondom adalah satu-satunya metoda kontraseptif yg terbukti memberi proteksi terhadap PKM

60
Pengantar Kontrasepsi Hormonal

Pemahaman siklus menstrasi dan


mekanisme umpan-balik yang
disebabkan asupan hormonal eskternal
Mekanisme Umpan Balik

Reaksi terhadap adanya aksi atau provokasi


yang spesifik pada suatu bagian atau rangkaian
dimana reaksi tersebut menyebabkan aktifasi
atau supresi berbagai elemen yang saling
berhubungan atau mempunyai interkoneksi
melalui sumbu penghubung (axis)
Terminologi Reproduksi
• Ovulasi: dilepaskannya ovum dari ovarium
• Fertilisasi: pertemuan antara ovum dengan
spermatozoa
• Implantasi: proses penanaman hasil fertilisasi
atau pembuahan di dinding rahim (pada
kehamilan ektopik, implantasi terjadi pada
organ atau bagian lain yang memungkinkan
hidup dan berkembangnya buah kehamilan)
Terminologi Reproduksi
• Kehamilan: proses fertilisasi yang diikuti
dengan implantasi
• Menstruasi: pelepasan lapisan fungsional
endometrium yang diikuti dengan terjadinya
perdarahan akibat penurunan mendadak
hormon tertentu (terutama progesteron) karena
endometrium tidak menerima hasil fertilisasi
atau tidak terjadinya kehamilan
Siklus menstruasi dan kondisi
fisiologis utero-ovarial
Setelah haid, hypotalamus dan hypofise
merangsang ovarium menghasilkan sejumlah
estrogen untuk inisiasi pertumbuhan lapisan
fungsional endometrium dan mematangkan
folikel muda untuk menghasilkan ovum.
Beberapa hari kemudian terjadi pengeluaran
progestron untuk proliferasi endometrium dan
kemudian pada pertengahan siklus akan terjadi
lonjakan hormon luteal untuk melepas ovum
dari folikel ovarium
Siklus menstruasi dan kondisi
fisiologis utero-ovarial
Setelah melepas ovum, folikel bekas
terbentuknya ovum menjadi korpus luteum
yang menghasilkan progesteron agar
endometrium masuk ke fase sekresi yang
memungkinkan lapisan ini menerima hasil
pembuahan. Bila tidak terjadi pembuahan maka
korpus luteum akan mengalami atrofi dan
hormon progesteron mendadak turun sehingga
lapisan fungsional akan dilepaskan dan
terjadilah perdarahan haid
Asupan Hormon dan pengaruhnya
pada kondisi fisiologis axis
Asupan Hormon identik dengan Umpan-Balik hormon terhadap
Hypothalamo-Pituitary-Gonadal Axis dengan respons:
 Tidak ada pertumbuhan dan proliferasi endometrium (termasuk
sekresi)
 Supresi Ovulasi dan mencegah Fertilisasi
 Mencegah Implantasi
 Perdarahan Lucut serupa Menstruasi
KONTRASEPSI ORAL
KOMBINASI
PIL KB
Jenis-Jenis KKO
• MONOFASIK
• Semua pil mengandung Estrogen / Progestin (E/P)
dalam konsentrasi yang sama dalam 1 siklus
• BIFASIK
• 21 pil mengandung E/P dengan konsentrasi yang
berbeda dalam 2 periode yang berbeda (mis. 10/11)
dalam 1 siklus
• TRIFASIK
• 21 pil mengandung 3 kombinasi E/P dengan
konsentrasi yang berbeda dalam 3 periode berbeda
(mis. 6/5/10) dalam 1 siklus

70
KOK: Mekanisme Kerja

Menekan
Menekan ovulasi
ovulasi

Mengurangi
Mengurangi transpor
transpor sperma
sperma di di
bagian
bagian atas
atas saluran
saluran genital
genital (tuba
(tuba
fallopii)
fallopii)

Mengganggu
Mengganggu pertumbuhan
pertumbuhan
endometrium,
endometrium, sehingga
sehingga
menyulitkan
menyulitkan proses
proses implantasi
implantasi
Memperkental
Memperkental lendir
lendir serviks
serviks
(mencegah
(mencegah penetrasi
penetrasi sperma)
sperma)
71
KEMASAN

• 21 hari baik dari jenis mono


atau bifasik
• 28 hari yang mungkin tergolong
dalam jenis monofasik, bifasik
atau trifasik
KOK:
Manfaat Kontraseptif
• Efektivitasnya tinggi jika di minum setiap hari (0.1-
511 kehamilan per 100 wanita selama pemakaian di
tahun pertama)
• Segera efektif jika dimulai di hari yang sesuai pada
siklus menstruasi
• Selama tampak sehat, tidak mutlak dilakukan
periksa dalam untuk memulai penggunaan
• Tidak mengganggu hubungan seksual

1
Hatcher et al 1998.
73
KOK:
Manfaat Kontraseptif
• Efek sampingnya sedikit
• Nyaman dan mudah digunakan
• Penghentian penggunaan dapat dilakukan setiap saat
• Dapat didistribusikan oleh petugas non-medis (PLKB) yang
terlatih

1
Hatcher et al 1998.
74
KOK:
Kehilangan Darah Menstruasi dan Anemia

• Mengurangi jumlah darah menstruasi pada pengguna KOK (20


ml vs 35 ml)
• Mencegah anemia akibat kekurangan zat besi (50%)
• Memperbaiki kondisi anemia akibat kekurangan zat besi

Sumber: Mishell 1982.


75
KOK:
Tidak sesuai untuk menggunakan KOK (WHO Kelas 4)

KOK tidak sesuai untuk wanita :


•• Perokok
Perokok dan berusia  35
dan berusia 35 tahun
tahun
•• Diabetes
Diabetes (>
(> 20
20 tahun)
tahun)
•• Sering
Sering mengalami
mengalami sakit
sakit kepala
kepala (migraine)
(migraine)
•• Hipertensi
Hipertensi (>
(> 180/110)
180/110)
•• Mengidap
Mengidap kanker
kanker payudara
payudara
•• Mengidap
Mengidap tumor
tumor hati
hati
•• Harus
Harus menjalani
menjalani operasi
operasi besar/mayor
besar/mayor dengan
dengan masa
masa istirahat
istirahat yang
yang
panjang
panjang

Sumber: WHO 1996.


76
KKO:
Kondisi Klinik yang Masih memiliki Peluang untuk Penggunaan

• Batasan Umur
• Diabetes (tidak ada komplikasi atau < 20 tahun lamanya)
• Endometriosis
• Kanker saluran genital (serviks, endometrium atau
indung telur)
• Hipertensi ringan < 160/100)
• Ikterus yang tidak terkait langsung dengan kehamilan
atau tidak berbahaya (kholestasis)
• Penyakit trofoblastik (baik risiko tinggi maupun tidak)

77
CARA PEMAKAIAN
KKO:
Kapan Dimulai

• Setiap saat bila yakin klien tidak hamil


• Hari ke 1-7 dari siklus menstruasi
• Postpartum:
•• Setelah
Setelah 66 bulan,
bulan, jika
jika menggunakan
menggunakan MLA
MLA
•• Setelah
Setelah 33 minggu,
minggu, jika
jika tidak
tidak menyusui
menyusui
• Pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari
setelah keguguran)

79
Jenis-jenis KSK

• 25 mg Depo Medroksiprogesteron
Asetat (DMPA) dan 5 mg Estradiol
Valerat.
• 50 mg Noretindron Enantat (Net-
En) dan 5 mg Estradiol Sipionat
Mekanisme Kerja

Menekan ovulasi
Mengurangi transportasi
sperma di saluran telur
(tuba fallopi)

Mengganggu pertumbuhan
endometrium, sehingga
menyulitkan proses
implantasi

Mempertebal mukus
serviks (mencegah
penetrasi sperma)
Keuntungan

KONTRASEPTIF
• Tak mengganggu proses sanggama
• Tidak perlu periksa dalam
• Efek samping minimal
• Klien tidak perlu menyimpan obat
• Tak tergantung kebiasaan lupa minum obat
• Mengurangi jumlah perdarahan  anemia
• Mengurangi nyeri haid/dismenore
• Mencegah kanker ovarium dan endometrium
• Mencegah kehamilan ektopik
Keterbatasan

• Ada perubahan pola haid


• Pada awal penggunaan sering timbul mual,
pusing, tegang dan nyeri payudara
• Efektivitas berkurang bila berinteraksi dengan
anti konvulsif (fenitoin, barbiturat) dan
tuberkulostatik (rifampisin)
• Kadang-kadang timbul komplikasi serius
(stroke, serangan jantung, thrombosis paru)
• Kesuburan tak segera pulih walaupun
penggunaannya telah dihentikan
KSK sesuai untuk Wanita dengan
kondisi sebagai berikut:

• Menyusukan bayi > 6 bulan


• Pascapersalinan dan tidak menyusukan bayinya
• Yang mengalami dismenore/nyeri haid hebat
KSK tidak sesuai untuk wanita
dengan kondisi sebagai berikut :

• Hamil atau diduga hamil


• Perdarahan per vaginam yang belum jelas
asalnya/penyebabnya
• Perokok dengan usia > 35 th
• Riwayat penyakit jantung atau tekanan darah
tinggi (>180/110)
• Riwayat thromboemboli atau Diabetes Melitus
lebih dari 20 th
• Penyakit hati akut
• Keganasan payudara
Waktu untuk memulai penggunaan

• Dalam 7 hari pertama menstruasi


• Setelah 7 hari  jika belum melakukan
sanggama atau sedang menggunakan metode
kontrasepsi lain
• Tidak haid  pastikan dulu klien, dalam 7 hari
kemudian tidak sanggama atau sedang
menggunakan metode kontrasepsi lain
• Pasca persalinan 6 bulan, memberikan ASI
Eksklusif, belum haid  pastikan tidak hamil
Waktu untuk memulai penggunaan :

• Pasca abortus  berikan dalam 7 hari


pertama pascaevakuasi sisa konsepsi
• Ganti cara :
• Suntikan lain  sesuai jadwal
• Kontrasepsi Hormonal Kombinasi lain, bila
digunakan secara benar  segera berikan.
Lakukan uji kehamilan bila meragukan
• Non hormonal  bila dipastikan tidak hamil,
dapat segera berikan. Bila hingga hari 7
menstruasi, tak perlu kontrasepsi pelindung
lainnya
Cara Penggunaan

• Berikan secara intra muskuler, setelah


penggunaan awal, perlu diulangi setiap 4
minggu
• Dianjurkan untuk 7 hari lebih awal  risiko
perubahan pola haid atau timbul gangguan
berupa perdarahan
• Bila terlambat lebih dari 7 hari  bila tidak
sanggama atau menggunakan kontrasepsi
lain (kondom) maka dapat diberikan suntikan
ulangan
Kondisi Medik yang harus
diperhatikan
• Penderita hipertensi < 180/110 masih dapat
menggunakan KSK, tetapi perlu pengawasan
• Diabetes Melitus dapat menggunakan KSK jika
terkontrol dan berlangsung < 20 th
• Migren, dapat menggunakan KSK jika tidak
ditemukan kelainan neurologik
• Pengguna rifampisin/obat epilepsi, pilih KSK
dengan etinil estradiol 50 g
• Penderita anemi bulan sabit (sickle cell), tidak
dapat menggunakan KSK
Menatalaksana Efek Samping

• Amenorea Singkirkan kemungkinan hamil


Jika hamil  konseling
Konseling, bahwa darah tidak
terkumpul di rahim
• Mual/pusing
atau muntah Pastikan tidak hamil.
Informasikan hal tsb bisa terjadi.
Jika hamil  konseling/rujuk
• Spotting Konseling bahwa hal tersebut
adalah normal. Bila sangat
menganggu atau berlanjut terus
 ganti cara
Hal yang harus diingat klien

• Harus suntik ulang setiap 4 mg


• Bila tidak haid 2 bulan  harus pastikan
bahwa klien tidak hamil
• Harus memberitahukan pada petugas bila
menggunakan obat-obatan lain bersamaan
dengan penggunaan KSK
• Ada efek samping berupa mual, sefalgia,
tegang dan nyeri payudara, dan spotting
pada 2-3 kali suntikan pertama
KONTRASEPSI
ORAL PROGESTIN (KOP)
Progestin-Only Pills (POP)

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini (Contraceptive Technology Update – CTU)


Jakarta, 20 – 24 Mei 2003

92
Jenis-Jenis KOP
• Kemasan 35-pil: 300 µg levonorgestrel atau
350 µg norethindrone
• Kemasan 28-pil: 75 µg norgestrel

Pil Progestin Bahan Aktif Banyaknya


µg
Microlut® Levonorgestrel 300
Micronor® Norethindrone 350
Ovrette® Norgestrel 75

93
Mekanisme Kerja

Menekan ovulasi

Mengurangi transportasi
sperma dalam saluran
telur (tuba fallopian)

Perubahan endometrium
membuat implantasi
lebih sulit

Mengentalkan lendir
servik (mencegah
penetrasi sperma)
94
Manfaat Kontraseptif
• Efektif bila diminum pada waktu yang sama setiap hari
(0.05–5 kehamilan per 100 wanita selama tahun
pertama pemakaian)
• Bila anamnesis dan tampilannya normal, tidak perlu
dilakukan periksa dalam (bimanual)
• Tidak mempengaruhi produksi ASI
• Kesuburan segera pulih bila penggunaan dihentikan
• Tidak mengandung estrogen atau mempunyai efek
samping yang disebabkan oleh asupan estrogen

95
Manfaat Nonkontraseptif
• Mengurangi kram haid
• Mengurangi jumlah perdarahan haid
• Berkurangnya jumlah darah haid dapat memperbaiki
kondisi anemia
• Mempunyai efek protektif terhadap kanker
endometrium
• Mengurangi insidensi keganasan payudara
• Mengurangi kehamilan ektopik
• Mempunyai cara kerja yang secara tak langsung akan
melindungi pengguna terhadap PRP/PID

96
KOP sesuai untuk :
Wanita:
• Dari semua usia subur
• Dari semua paritas termasuk wanita nulipara
• Sedang menyusui (6 minggu pascapersalinan
atau lebih) dan membutuhkan kontrasepsi
• Pascapersalinan dan tidak menyusukan
bayinya
• Pascakeguguran

97
KOP sesuai untuk :
Wanita:
• Dengan hipertensi < 180/110, mengalami masalah
pembekuan darah atau anemia bulan sakit (sickle
cell)
• Dengan dismenore sedang hingga berat
• Perokok (tak dibatasi usia dan jumlah batang rokok)
• Yang tidak menyukai efek samping atau tidak boleh
menggunakan hormon estrogen
• Yang menginginkan kontrasepsi pil progestin tetapi
tidak dalam bentuk injeksi atau susuk

98
Konseling Tambahan perlu diberikan pada :

Wanita:
• Pelupa dan sulit untuk mengingat harus makan
pil setiap hari pada saat yang sama
• Yang sangat terganggu dengan adanya
perubahan pola haid atau perdarahan di luar
siklus normal mereka

99
KOP tidak sesuai untuk :

Wanita yang sedang hamil atau


kepastian kehamilannya belum dapat
ditentukan secara pasti

Source: WHO 1996.


100
Beberapa Kondisi Medik yang Perlu
diperhatikan pada Pengguna KOP :

KOP tidak dianjurkan pada wanita dengan


kondisi berikut ini, kecuali jika tidak tersedia
atau tidak cocok dengan metode lain:
• Sedang menyusui (< 6minggu postpartum)
• Mengalami perdarahan per vaginam yang belum
pasti penyebabnya (terutama bila ada kecurigaan
kegansan)
• Karsinoma (sedang menderita atau ada riwayat)
• Ikterus (aktif, simptomatik)

Source: WHO 1996.


101
Beberapa Kondisi Medik yang perlu
diperhatikan pada pengguna KOP :
• Sedang menggunakan obat antikonvulsi (fenitoin
dan barbiturat) atau tuberkulostatik (rifampisin)
• Menderita sirosis hati berat atau tumor hati
(adenoma dan hepatoma)
• Pernah mengalami stroke
• Penyakit iskemia jantung (sedang atau pernah
menderita)

Source: WHO 1996.


102
Kondisi Medik yang Masih Dapat
Dipertimbangkan :

• Tekanan Darah (< 180/110)


• Diabetes terkontrol atau diderita < 20 tahun lamanya)
• Riwayat Pre-eklampsia
• Perokok (tak ada batasan usia atau jumlah batang)
• Penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan (dengan
atau tanpa perawatan pascabedah yang berkepanjangan)
• Kelainan tromboemboli
• Penyakit Jantung Vaskuler (simptomatik ataupun
asimptomatik)

103
Saat penggunaan KOP

• Mulai dari hari ke 1 siklus haid


• Setiap saat bila klien dapat dipastikan tidak sedang
hamil
• Postpartum:
• Setelah 6 bulan jika memakai Metode Laktasi Amenore
• Setelah 6 minggu, masih menyusukan bayinya tetapi
tidak menggunakan MLA
• Segera atau dalam tempo 6 minggu jika tidak menyusui
• Untuk Pascakeguguran, dapat segera diberikan
• Bila ingin ganti cara

104
Efek Samping yang Perlu ditangani

• Amenorea (tidak haid atau spotting)


• Perdarahan atau perdarahan bercak berulang
• Perdarahan banyak, berulang dan lama
• Nyeri perut bawah (dengan atau tanpa gejala-
gejala hamil)
• Pertambahan atau kehilangan berat badan
(perubahan nafsu makan)
• Sakit kepala/sefalgia
• Mual/pusing/muntah

105
Penanganan Amenorea

• Pastikan apakah terjadi kehamilan, terutama


bila amenorea terjadi setelah siklus haid
sebelumnya teratur
• Bila dipastikan tidak hamil, lakukan konseling
dan yakinkan hal tersebut masih tergolong
normal
• Jangan berupaya untuk membuat perdarahan
lucut (withdrawal bleeding) dengan
memberikan KOK

106
Penanganan Perdarahan atau Spotting

Perdarahan bercak berkepanjangan (> 8 hari)


atau perdarahan sedang:
• Lakukan konseling bila tidak ditemui kelainan
• Periksa apakah ada masalah ginekologis
(misalnya servisitis)
• Pengobatan jangka pendek:
• KOK (30-50 µg EE) selama 1 siklus1, atau
• Ibuprofen (3 x 800 mg selama 5 hari)
Ingatkan klien akan adanya perdarahan lucut setelah selesai KOK
.
107
Penatalaksanaan
Perdarahan yang Banyak, Lama dan Diluar Siklus

Perdarahan dengan jumlah dua kali lebih


banyak atau waktu dua kali lebih lama dari
normal:
• Cermati riwayat siklus sebelumnya dan periksa
kadar hemoglobinnya (jika mungkin)
• Periksa apakah ada kelainan ginekologik
• Pengobatan jangka pendek:
• KOK (30-50 gEE) selama 1 siklus1, atau
• Ibuprofen (3 x 800 mg selama 5 hari)

1
Ingatkan klien tentang adanya perdarahan lucut setelah KOK selesai. 108
Penatalaksanaan
Perdarahan yang Banyak, Lama dan Diluar Siklus

Jika perdarahan tidak berkurang dalam


tempo 3 - 5 hari, beri:
• 2 pil KOK per hari selama sisa siklus
haidnya kemudian diikuti dengan 1 pil per
hari dari kemasan yang baru, atau
• Estrogen dosis tinggi (50 µg EE KOK atau
1.25 mg LNG yang disatukan dengan
estrogen) selama 14-21 hari

109
Interaksi Obat

Sebagian besar interaksi sering berkaitan dengan


terjadinya peningkatan proses metabolisme
levonorgestrel akibat peningkatan enzim di hati:
• Rifampisin (tuberkulosis)
• Anti-epilepsi (kejang-kejang):
• Barbiturat, fenitoin, karbamazepine (tapi bukan valproic acid)
• Griseofulvin (hanya pemakaian jangka panjang)

110
Yang Perlu Diingat Oleh Klien
• Minum 1 pil di saat yang sama setiap hari.
• Minum pil pertama di hari yang pertama haid
• Jika mulai KOP setelah hari pertama tetapi sebelum hari
ke 7, gunakan metoda pelindung tambahan (kondom)
untuk 48 jam berikutnya
• Habiskan semua pil dalam kemasan lama dan mulai
dengan pil dari kemasan baru pada keesokan harinya
• Jika terjadi muntah dalam waktu 30 menit setelah
makan pil, minum kembali satu pil yang baru atau
gunakan metoda pelindung tambahan (kondom) jika
akan melakukan sanggama dalam 48 jam berikutnya

111
Yang Perlu Diingat Oleh Klien
• Jika terlambat minum pil 3 jam dari jadwal yang
seharusnya, minum pil sesegera klien ingat. Gunakan
metoda pelindung jika akan bersanggama dalam waktu
48 jam berikutnya
• Jika terlupa minum 1 pil atau lebih, minum pil tersebut
sesegera mungkin. Gunakan metoda pelindung lain jika
akan bersanggama dalam waktu 48 jam berikutnya.
• Jika tidak mendapat haid sebanyak dua kali atau lebih,
klien harus memeriksakan diri ke klinik terdekat untuk
memperoleh kepastian hamil-tidaknya klien. Jangan
menghentikan penggunaan pil kecuali jika klien
dipastikan telah hamil
112
Informasi Umum
• Perubahan-pola haid adalah hal yang umum terjadi
selama 2 atau 3 siklus pertama Hal tersebut hanya
bersifat sementara dan tidak mengandung risiko bagi
kesehatan.
• Efek samping lainnya dapat berupa penambahan berat
badan, sefalgia, dan pelunakan payudara. Gejala-gejala
ini tidak berbahaya dan lambat laun akan hilang.
• Beberapa obat tertentu (rifampin dan sebagian besar obat
anti-epilepsi) bisa mengurangi keampuhan KOP.
Beritahukan kepada petugas bila klien mendapat obat-
obatan lain sementara menggunakan KOP.
• Gunakan kondom jika klien termasuk risiko tinggi untuk
PMS/ISR (misalnya, HBV, HIV/AIDS).
113
Perhatikan !
Segera huhungi petugas atau kunjungi klinik terdekat bila terdapat
tanda-tanda berikut ini:
• Tidak dapat haid setelah beberapa siklus sebelumnya teratur (mungkin
terjadi kehamilan)
• Nyeri hebat di perut bawah
• Perdarahan hebat dan lama
• Sakit kepala (migren)

114
KONTRASEPSI SUNTIK
PROGESTIN
(KSK)

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini (Contraceptive Technology Update – CTU)


Jakarta, 20 – 24 Mei 2003
JENIS KSP

• Depo-Provera
Depo-Medroxyprogesterone Acetate (DMPA) 150 mg yang
diberikan setiap 3 bulan
• Noristerat
Norethindrone Enanthate (Net-En) 200 mg yang diberikan
setiap 2 bulan
KSP: Mekanisme Kerja
Menekan ovulasi

Memperlambat transportasi
sperma di dalam saluran telur
(tuba fallopi)i

Membuat endometrium tidak siap


untuk implantasi
Mengentalkankan lendir serviks
sehingga mempersulit
penetrasi sperma
KSP: Manfaat Kontraseptif
• Sangat efektif (0.3 kehamilan per 100 wanita
selama tahun pertama penggunaan1)
• Cepat efektif (< 24 jam) jika dimulai dalam 7
hari pertama siklus haid
• Digolongkan sebagai Metoda Jangka
Menengah (intermediate-term) karena
memberi efek kontraseptif untuk 2 atau 3
bulan per satu kali injeksi)
• Bila tampilan klien dan anamnesis normal
tidak diperlukan periksa dalam untuk memulai
penggunaan
• Tidak mengganggu proses sanggama

1
Trussell et al 1998. Catatan: Angka keampuhan ini hanya mengacu pada DMPA.
KSP: Manfaat Kontraseptif
• Tidak mempengaruhi produksi ASI
• Tidak banyak efek samping
• Klien tidak harus mengkonsumsi setiap hari atau menyiapkan
pasokan dalam waktu dekat
• Pasokan ulangan dapat diperoleh dari petugas non-medis terlatih
• Tidak mengandung estrogen
KSP:
Untuk wanita yang Sedang Menyusui

• Tidak mengganggu produksi ASI sehingga dapat menjamin


kecukupan asupan ASI untuk bayi
• Tidak ada pengaruh terhadap:
• Memulai atau lamanya pemberian ASI
• Mutu ASI
• Tumbuh-kembang bayi
• Pengaruh merugikan dalam jangka panjang hingga usia dewasa
DMPA: Masa Pulih Kesuburan

120

100

80 pengguna DMPA
Angka
lehamilan 60 2
50th Pengguna
kumulatif (%)1 Percentile kontraseptif
40
nonhormonal
20

0
0 5 10 15 20 25 30 35
Bulan setelah pencabutan atau sejak Injeksi terakhir

1
Pengguna yang hamil setelah menghentikan penggunaan kontrasepsi
2
AKDR atau metode barier.
Source: Schwallie 1974.
Norplant® (Implant)

Norplant® adalah merek terdaftar dari Population


Council untuk enam kapsul subdermal
levonorgestrel implants.
Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini (Contraceptive Technology Update – CTU)
Jakarta, 20 – 24 Mei 2003

122
Pemakaian Norplant Implants Seluruh dunia

60 negara
Lebih dari 6 juta pemakai

123
Norplant Implants
Enam kapsul tipis,
fleksibel berisi
levonorgestrel
(LNG) yang
disisipkan di bawah
kulit lengan atas
seorang wanita.

124
Norplant Implants: Farmakodinamik

 Jumlah difusi (konsentrasi serum) tergantung pada luas permukaan


pipa silastik
 Kecepatan difusi adalah tergantung pada karakteristik tabung
(tebal dan densitinya)
 Lama kerjanya adalah tergantung pada jumlah steroid (LNG) yang
ada dalam pipa silastik (kapsul)

125
Norplant Implants: Mekanisme Kerja

Menekan ovulasi

Mengurangi motilitas tuba

Mengganggu pertumbuhan
endometrium

Menebalkan mukus serviks

126
Konsentrasi Levonorgestrel dalam serum
pemakai Norplant
0.8

0.7

0.6
Konsentrasi
rata-rata LNG 0.5
dalam sirkulasi
(ng/ml) 0.4

0.3

0.2

0.1
0
0 1 2 3 4
Tahun sesudah insersi Implants
Sumber: Nash 1990. 127
Norplant Implants:
Keuntungan kontrasepsi Implant
 Sangat efektif (0.05–11 kehamilan per 100 wanita
dalam tahun pertama pemakaian)
 Segera bekerja efektif (< 24 jam)
 Metode jangka panjang (perlindungan sehingga 5
tahun)
 Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum
pemakaian
 Tidak mengganggu proses sanggama
 Tidak berpengaruh pada produksi ASI
1
Trussell et al 1998.
128
Norplant Implants: Keuntungan kontrasepsi
(lanjutan)

 Kesuburan segera pulih setelah dilepaskan


 Efek samping minimal
 Klien hanya kembali apabila ada masalah
 Tidak perlu pemeriksaan tambahan untuk klien
 Dapat dipasang oleh petugas kesehatan terlatih
(dokter, bidan atau perawat)
 Tidak mengandung estrogen

129
ALAT KONTRASEPSI DALAM
RAHIM
(AKDR)

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini (Contraceptive Technology Update – CTU)


Jakarta, 20 – 24 Mei 2003

130
AKDR
Tembaga
Jenis-Jenis AKDR Penguat Kontrasepsi

Copper-releasing: Progestin-
releasing:
Copper T 380A Progestasert
Nova T LevoNova (LNG-
Multiload 375 20)
Mirena

132
IUD Tembaga: Cara Kerja

Mengganggu proses
reproduksi sebelum
Menurunkan motilitas sel telur mencapai
sperma melalui kavum kavum uteri
uteri

Merubah
Mengentalkan garis/jalur
lendir atau mukus endometrial
serviks

133
Waktu Pemasangan AKDR
Setiap saat selama 7 hari pertama menstruasi
atau dalam siklus berjalan bila diyakini klien
tidak hamil
Pascapersalinan (segera setelah melahirkan,
selama 48 jam pertama atau setelah 4 sampai 6
minggu atau setelah 6 bulan menggunakan
MLA)
Pascakeguguran (segera atau selama 7 hari
pertama) selama tidak ada komplikasi
infeksi/radang panggul

134
AKDR: Efek Samping
IUD dengan tembaga :
 Darah haid lebih banyak
 Perdarahan tidak teratur atau hebat
 Spasme menstruasi
 Dismenore/kram haid yang lebih dari biasanya

IUD dengan progestin:


 Amenore atau perdarahan bercak (spotting)

135

Anda mungkin juga menyukai