Anda di halaman 1dari 26

FARMAKOLOGI

PARASIMPATOMIMETIK DAN PARASIMPATOLITIK

KELOMPOK 5
DONA NELDA ANGGRAINY (1600065)
JELY PEBRINA (1600078)
LIDYA SILVYANA (1600080)
MERNA HARLINA (1600082)
NIA APRILIANA SUHARI (1600084)
R. PELITA DAMAI SYARII (1400066)
SAM’AN SATRIA (1600091)

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU


Pendahuluan

Sistem Saraf merupakan salah satu bagian yang


menyusun sistem koordinasi yang bertugas
menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan
keseluruh bagian tubuh, serta memberikan respons
terhadap rangsangan tersebut.
Obat-obat otonom adalah obat yang dapat
mempengaruhi penerusan impuls dalam Susunan
Saraf Otonom dengan jalan mengganggu sintesa,
penimbunan, pembebasan atau penguraian
neutransmiter atau mempengaruhi kerjanya atas
reseptor khusus.
Akibatnya adalah dipengaruhi fungsi otot polos,
organ jantung dan kelenjar.
Penggolongan obat-obat otonom
berdasarkan kegiatannya

1. Zat-zat yang bekerja terhadap saraf simpatis


a. Simpatomimetika (adrenergik)
b. Simpatolitika (adrenolitika)
2. zat-zat yang bekerja terhadap saraf parasimpatis
a. Parasimpatomimetika (kolinergik)
b. Parasimpatolitika (antikolinergik)
Pengertian Parasimpatomimetik / Kolinergik

Parasimpatomimetika adalah sekelompok zat yang


dapat menimbulkan efek yang sama dengan stimulasi
Susunan Parasimpatis (SP), karena melepaskan
neurohormon asetilkolin (ACh) diujung-ujung
neuronnya. Tugas utama SP adalah mengumpulkan
energi dari makanan dan menghambat penggunaannya,
singkatnya berfungsi asimilasi.
Efek yang ditimbulkan kolinergik :

 Stimulasi aktivitas saluran cerna, peristaltik diperkuat,


sekresi kelenjar-kelenjar ludah, getah lambung, air mata.
 Memperlambat sirkulasi darah dan mengurangi kegiatan
jantung, vasodilatasi dan penurunan tekanan darah.
 Memperlambat pernafasan dengan menciutkan saluran
nafas (bronkokontriksi) dan meningkatkan sekresi
dahak.
Efek samping dari obat-obat kolinergik :
 Mual
 Muntah
 Diare
 sekresi ludah dahak
 Keringat
 Air mata yang berlebihan
 Penghambat kerja jantung
Golongan obat parasimpatomimetik

Menurut cara kerjanya

Zat-zat dengan Kerja tak


Zat-zat dengan Kerja Langsung
Langsung
Kolinergika yang bekerja secara langsung

Kolinergika yang bekerja secara langsung meliputi


karbachol, pilokarpin, muskarin, dan arekolin.
Zat-zat ini bekerja secara langsung terhadap organ-organ
ujung dengan kerja utama yang mirip efek muskarin dari
Ach(asetil kolin). Semuanya adalah zat-zat amonium
kwaterner yang bersifat hidrofil dan sukar larut memasuki
SSP, kecuali arekolin.
Contoh zat-zat amonium kwaterner : propantelin,
ipratropium dan tiotropium.
Kolinergik yang bekerja secara tak
langsung

Senyawa kolinergik dengan efek tidak langsung


(antikolinesterase) bekerja menghambat enzim kolinesterase
dengan cara mencegah enzim sehingga tidak menghidrolisis
asetilkolin. Akibatnya asetilkolin akan terkumpul pada tempat
transmisi kolinergik dan bekerja pada perifer, sinapsis
ganglionik dan penghubung saraf otot rangka. Mekanisme
kerjanya : bekerja sebagai penghambat enzim kolinesterase
dengan cara berinteraksi membentuk kompleks dengan
enzim tersebut, melalui berbagai ikatan kimia termasuk ikatan
elektrostatik, ikatan hidrogen dan ikatan kovalen.
Meliputi zat-zat antikolinesterase seperti
fisostigmin, neostigmin, dan piridogstimin. Obat-obat ini
merintangi penguraian ACh secara reversibel, yakni
hanya untuk sementara.
Mekanisme Kerja Parasimpatomimetik

Parasimpatomimetik memiliki struktur mirip dengan


asetilkolin sehingga dapat membentuk komplek dengan
reseptor asetilkolin.
Reseptor tersebut terletak pada membran yang peka.
Contoh senyawa kolinergik :
 Asetilkolin
 Metacholin
 Carbachol
 Betanechol:
Kolinergik terutama digunakan :

 Glaukoma, yaitu suatu penyakit mata dengan ciri tekanan intra


okuler meningkat dengan akibat kerusakan mata dan dapat
menyebabkan kebutaan. Obat ini bekerja dengan jalan midriasis
seperti pilokarpin, karbakol dan fluostigmin.
 Myastenia gravis, yaitu suatu penyakit terganggunya penerusan
impuls di pelat ujung motoris dengan gejala berupa kelemahan
otot-otot tubuh hingga kelumpuhan. Contohnya neostigmin
dan piridostigmin
 Atonia, yaitu kelemahan otot polos pada saluran cerna atau
kandung kemih setelah operasi besar yang menyebabkan stres bagi
tubuh. Akibatnya timbul aktifitas saraf adrenergik dengan efek
obstipasi, sukar buang air kecil atau lumpuhnya gerakan peristaltik
dengan tertutupnya usus. Contohnya prostigmin.
Spesialit obat kolinergik

N0 Generik Dagang Pabrik

1 Asetilkolin Miochol-E Novartis

2 Pilokarpin Cendo Carpine Cendo

3 Neostigmin Epicarpin Cendo


Miokard Sanbe Farma
prostigmin Comphiphar
Pengertian Parasimpatolitik / Antikolinergik

Parasimpatolitik atau anti kolinergik adalah obat-obat


yang menghambat kerja asetil kolin dengan menempati
reseptor-reseptor asetil kolin. Obat ini mempengaruhi
organ jantung, saluran pernafasan, kandung kemih,
mata dan kelenjar eksokrin dengan menhambat saraf
parasimpatis, sehingga sistem saraf simpatis
(adremergik) menjadi dominan.
 Antikolinergik (obat Antagonis kolinergik)
mengikat koffloseptor tetapi tidak memicu efek
intraselular diperantarai oleh reseptor seperti
lazimnya yang paling bermanfaat dari obat golongan
ini adalah menyekat sinaps muskarinik pada saraf
parasimpatis secara selektif. Oleh karena itu, efek
persarafan parasimpatis menjadi terganggu, dan kerja
pacu simpatis muncul tanpa imbangan.
Efek samping antikoligernik :

 Mulut kering
 Gangguan penglihatan (terutama penglihatan kabur
akibat midriasis)
 Konstipasi sekunder
 Retensi urine
 Takikardia (akibat dosis tinggi)
Penggolongan Obat Antikolirgenik
Berdasrkan Efek Yang Ditimbulkan

1. Obat antipasmodik
adalah senyawa yang dapat menurunkan tonus dan
pergerakan saluran cerna dan uregenial.
Obat antipasmodik digunakan sebagai penunjang pengobatan
tukak lambung dan usus, serta untuk meringankan spasme
viseral. Antikolinergik yang digunakan sebagai obat anti
spasmodik obat antispasmodik dibagi menjadi tiga kelompok
yaitu alkoloida salonacea dan turunanya, senyawa amonium
kuartener siteti dan senyawa amin tersier sintetik.
2. Senyawa antisekresi
efek antisekresi dapat dihasilkan oleh senyawa
antikolinergik dan digunakan sebagai obat tambahan
pada pengobatan tukak lambungdan usus serta untuk
meringankan spasme viseral.
Contoh : metalin bromida, isopropamid iodida.
3. Obat anti parkinson
adalah senyawa yang digunakan umtuk pengobatan
gejala penyakit parkinson
Berdasarkan kerja obat antiparkinson dibagi menjadi 3
kelompok yaitu senyawa antikolinergik pusat, senyawa
yang mempengaruhi kadar dopamin diotak dan
senyawa yang menurunkan metabolisme dopamin.
4. Midriatik
Antikolinergik kuat dugunakan secara setempat pada
mata karena menimbulkan efek midriasis (dilatasi pupil)
dan siklopelgia (paralisis akomodasi). Midriatik dan efek
siklopegik digunakan untuk membantu pembiasan dan
pemeriksaan bagian dalam mata, membantu prosedur
diagnostik sebelim, selama dan sesudah operasi
intrakular serta untuk pengobatan glaukoma sekunder.
Contohnya : Hbr, hisin metil bromida, tropikamid.
Farmakodinamik Antikolinergik:
 Menghambat efek muskarinik
 Penurunan salivasi dan sekresi lambung (konstipasi)
 Mengurangi kontraksi tonus kandung kemih
 Dapat bekerja sebagai antidot terhadap toksin
 Sebagai obat antispasmodik
 Meningkatkan TD
 Mengurangi rigriditas dan tremor berhubungan dengan
ekstensi neuromuscular
Nama obat Dosis Pemakaian dan pertimbangan
Atropine D: IM: 0,4 mg Pembedahan untuk mengurangi salvias dan
IV: 0,5-2 mg sekresi bronchial. Meningkatkan denyut jantung
dengan dosis ≥ 0,5 mg

Propantelin (bentyl) D: PO: 7,5-15 mg, t.i.d atau  


q.i.d Sebagai antispasmodic untuk tukak peptic
dan irritable bowel syndrome

Skopolamin (hyoscine) D: PO: 0,5-1 mg, t.i.d atau Obat preanestesi, irritable bowel syndrome dan
q.i.d; mabuk perjalanan.
IM: 0,3-0,6 mg

Isopropamid (darbid) D: PO: 5 mg, b.i.d Tukak peptic dan irritable bowel syndrome

Hematropin (isopto Larutan 2-5%, 1-2 tetes Midriasis dan siklopegia (paralisis otot siliaris
hematropin) sehingga akomodasi hilang) untuk pemeriksaan
mata
Siklopentolat Larutan 0,5-2%, 1-2 tetes Midriasis dan siklopegia untuk pemeriksaan
(cyclogyl) mata

Benztropin (cogentin) D; PO: 0.5-6 mg/hari dalam Penyakit parkison. Untuk mengobati efek
dosis terbagi samping fenotiazin dan agen antipsikotik
lainnya

Biperiden (akineton) D: PO: 2 mg, b.i.d - q.i.d Penyakit parkison. Untuk mengobati efek
samping fenotiazin dan agen antipsikotik
lainnya

Trihesifinidil (artane) D: PO: 1 mg/hari, dapat Penyakit parkison. Untuk mengobati efek
dinaikkan sampai 5-15 samping fenotiazin dan agen antipsikotik
mg/hari dalam dosis lainnya
terbagi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai