Laryngeal Mask Airway Pada Operasi Fibroadema Mammae Dextra
Laryngeal Mask Airway Pada Operasi Fibroadema Mammae Dextra
mammae sinistra
PEMBIMBING
dr. Benny Chairuddin, Sp.An, M.Kes
Dr. Hermanu Adi
Hypnotic
Analgesic Relaxation
KOMPONEN
ANESTESI UMUM/GENERAL
Adalah tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat
reversible
Pemberian obat 1 - 2 jam sebelum induksi anestesia → tujuan melancarkan induksi, rumatan dan
bangun dari anestesi
Meredakan kecemasan dan ketakutan
Memperlancar induksi anastesi
Mengurangi sekresi saliva dan bronkus
Meminimalkan jumlah obat anastesik
Mengurangi mual muntah pasca bedah
Menciptakan amnesia
Mengurangi isi cairan lambung
Mengurangi refleks yang membahayakan
Golongan Antikolinergik
• Atropin : mencegah hipersekresi kelenjar ludah, antimual dan muntah, melemaskan tonus otot polos
organ-organ dan menurunkan spasme gastrointestinal.
Golongan Hipnotik-sedatif
• Barbiturat (Pentobarbital dan Sekobarbital) : untuk sedasi dan mengurangi kekhawatiran sebelum
operasi. PO atau IM.
Golongan Transquilizer
• Diazepam (Valium) merupakan golongan benzodiazepine. Pemberian dosis rendah bersifat sedatif
sedangkan dosis besar hipnotik.
Stadium anestesi
Airway tube
Inflatable mask
Mask inflatation line
LMA flexibel
Indikasi Kontaindikasi
Ventilasi elektif
1. Kontraindikasi absolut
Kesulitan jalan napas
2. Kontraindikasi relatif
Gagal jantung
Resiko aspirasi
Conduit for intubation
Curiga/adanya kelaianan epiglotis
Manajemen pre hospital
Pasien memerlukan tekanan jalan
napas yang tinggi
Teknik pemasangan
Faktor-faktor keberhasilan
1. Pilihlah ukuran yang sesuai dengan pasien dan perhatikan apakah ada kebocoran
2. Pinggir depan dari cuff LMA harus bebas dari kerutan dan menghadap keluar berlawanan arah dengan
lubang LMA.
3. Lubrikasi hanya pada sisi belakang dari cuff LMA
4. Pastikan anastesi telah adekuat (baik regional maupun blok saraf regional)
5. Posisi kepala pasien dengan posisi sniffing
6. Gunakan jari telunjuk untuk menuntun cuff LMA sepanjang palatum durum terus turun sampai ke
hypoparinx sampai terasa tahanan yang meningkat.
7. Kembangkan balon dengan jumlah udara yang sesuai
8. Pastikan pasien dalam anastesi yang dalam selama memposisikan pasien.
9. Obstruksi jalan napas setelah insersi biasanya disebabkan epiglottis yang terlipat ke bawah atau
laryospasme sementara
10. Hindari suction pharyngeal, mengempeskan cuff
FAM
payudara sebelumnya
Diagnosis
1. Pemeriksaan fisik
2. Mammografi
3. Duktografi
4. Biopsy
Terapi
1. Ukuran
3. Usia pasien
4. Hasil biopsy
Terapi dari FAM dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan tumor tersebut, biasanya
Pemeriksaan payudara sendiri penting bagi kesehatan wanita terutama awal umur 20 tahun
Identitas
Nama : Ny. J
Umur : 31 Tahun
Berat badan : 74 kg
Tinggi badan : 160 cm
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Siak
Agama : Islam
Tanggal masuk Rs : 09 Oktober 2018
No. RM : 04.07.74
Keluhan utama
Terdapat benjolan pada payudara kiri sebelah kanan sejak 2 tahun yang lalu
Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluhkan terdapat benjolan pada payudara kanan sejak 2 tahun SMRS, sebesar
kelereng, benjolan dapat digerakan dan terasa nyeri. Keluhan belum pernah diobati.
Riwayat penyakit dahulu
Tidak pernah mengalami hal yang serupa. Selain itu tidak mempunyai penyakit hipertensi (-),
diabetes mellitus (-), sesak napas (-), alergi (-), operasi (-), kejang (-), obat-obatan (-).
Riwayat penyakit keluarga
Tidak mempunyai keluhan yang sama
Persiapan anestesi
- Dilakukan pemasangan monitor
- Informed concent : ada tekanan darah, nadi, saturasi O2
- Surat izin operasi : ada - Pemeriksaan pasien diuang operasi
- Puasa : sejak Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 90x/menit
jam 23.00 WIB
Pernapasan : 20x/menit
- Pemasangan IV line : sudah
Suhu : 36,5o C
terpasang RL 20 tpm/makro
- Pemeriksaan penunjang :
laboratorium darah
Laporan anestesi intraoperatif