Anda di halaman 1dari 55

KULIAH MODUL 5

Dr. Retno Pudji Rahayu,drg.,M.Kes


Departemen Pathologi Mulut dan Maksilofasial
FKG Unair
INFLAMASI

• Radang adalah reaksi pertahanan setempat dari jaringan hidup atau


sel terhadap suatu rangsang / jejas/injury yang disebabkan oleh agen
endogen dan exogen
• Ada 3 faktor pertahanan host :
1. Skin and mucous membranes sebagai the first line of defence
2. Inflammation and the non specific mechanism of immunity form
the second line of defence.
3. The specific immune responses constitute the third line of
defence

• Inflamasi : suatu reaksi perubahan jaringan yang komplek


terhadap jejas .
• Perubahan meliputi respon seluler dan vaskuler yang bekerja
secara bersama untuk menghilangkan jejas sebagai benda
asing, serta membuang sel dan jaringan nekrotik akibat
kerusakan sel
• Respon inflamasi meliputi : acute inflammation and chronic
inflammation
PERBAIKAN JARINGAN

• Reaksi radang akan diikuti upaya pemulihan jaringan


• Upaya penggantian sel parenkhim yang rusak dengan sel
baru melalui regenerasi
• Mengganti dengan jaringan ikat.
• Reaksi radang akan berhenti bila penyebab dihilangkaan
SECARA UMUM

Dasar reaksi radang dapat dibagi menjadi :


• Respons vaskuler (perubahan pembuluh darah)
• Respons seluler (perubahan pada sel )
• Pelepasan produk cellular
• Perubahan vaskular
- Vasodil → aliran drh ↑
- ↑ permeabelitas Kalor
Rubor
Kaskade inlamasi akut → Tumor
pelepasan mediator kimiawi
Perluasan mediator & kerusakan • Kejadian pada sel
yg diperantarai leukosit →
- Emigrasi leukosit →
akumulasi di fokus jejas
Functio laesa (rekrutmen & aktivasi seluler)

Dolor

6
Pola dasar
inflamasi
Singkat, eksudat,
netrofil>>
AKUT

KRONIS

Lama, limfosit,
makrofag, proliferasi
pemb darah, jar.
parut

7
Pada proses radang
 

Terjadi 2 perubahan dasar jaringan vaskular


• Vasodilatasi
• Perubahan permeabilitas dinding kapiler
INFLAMASI AKUT
• Respons segera dan singkat
• Limfosit :
- membersihkan mikroba
- Memulai proses penguraian jaringan yang nekrotik
• Reaksi initial jaringan thd berbagai agen yg menyebabkan
jejas
• Dari bbrp jam – bbrp hari
• Respon inflamasi akut sama, apapun agen penyebabnya

9
PENYEBAB INFLAMASI AKUT
• Infeksi (bakteri, virus, parasit) dan toksin mikroba
• Trauma
• Agen fisik dan kimia
• Nekrosis jaringan
• Benda asing
• Reaksi imun (reaksi hipersensitivitas)

10
HAL YANG MENGUNTUNGKAN
• Terjadi pengenceran toksin yang dihasilkan bakteri sehingga dpt
dialirkan ke saluran limfatik
• Masuknya zat anti akibat permeabilitas vaskuler meningkat
kuman lisis
• Terjadi transportasi obat , nutrisi, oksigen
• Pembentukan fibrin dari fibfinogen yang menahan gerakan
kuman
• Terjadi stimulasi respons imun melalui aliran eksudat radang ke
kelenjar limfe sehingga reaksi imun dimulai
HAL YANG MERUGIKAN

• Terjadi pencairan jaringan normal


• Terjadi pembengkakan
• Reaksi radang tidak tepat . Mis : terjadi reaksi hipersensitifitas
Gambaran HPA Radang Akut
NETROFIL
• Netrofil pedang bermata dua (protektif dan destruktif)

• Pada kondisi hipo atau hiperaktifitas dapat menyebabkan penyakit


• Disregulasi sistem imun terutama limfosit T

penyakit periodontal
Inflamasi Kronis

• Suatu proses keradangan yang terjadi dalam waktu


lama (minggu, bulan bahkan tahun).
• Pada keradangan kronis terjadi infiltrasi sel
leukocytes mononuclear, terutama macrophages
dan lymphocytes.
• Infiltrasi fibroblats dan peningkatan sejumlah
kolagen dan scar tissue formation.
• Meskipun tidak ada batasan yang jelas antara
keradangan akut dan kronis, lamanya waktu
pada keradangan kronis adalah hasil
rangsangan yang persisten dari agen penyebab.
- Contoh, dalam oral cavity, penyakit
periodontal sering disebut sebagai proses
keradangan kronis karena sulit untuk
eliminasi oral bacteria melalui host
defenses.
• Secara histologi tampak pada keradangan
kronis ditandai dengan campuran sel-sel
inflamasi :
• Infiltrasi sel mononuclear : lymphocytes,
macrophages dan sel plasma
Kerusakan jaringan diinduksi oleh agen yang
persisten dan sel-sel radang.
Proses penyembuhan ditandai oleh
penempatan jaringan ikat pada daerah yang
mengalami keradangan disertai proliferasi
pembuluh darah kecil & angiogenesis
Gambaran HPA Radang
Kronis
PROSES REKRUTMEN LEUKOSIT PADA
KERADANGAN
1. Aktivasi endotel : meningkatkan pengeluaran selektin dan ligan
selektin
2. Rolling leukosit : divasilitasi ikatan selektin pada ligan
karbohidrat
3. Adesi : difasilitasi oleh perubahan afinitas integrin terhadap
ligan endotel
4. Transmigrasi antar sel endotel : difasilitasi oleh PECAM-1 (CD
31).
SISTEM IMUN MUKOSAL
Suatu bentuk imunitas kekebalan tubuh  yang bekerja di permukaan
mukosa untuk mencegah terbentuknya koloni bakterial dengan
komponen utama antibodi IgA.

mengikat patogen sehingga patogen tidak bisa menempel pada


reseptor yang ada pada permukaan sel epitel mukosa.
• Luas lapisan mukosa lebih besar daripada lapisan kulit 400 M2
dan selalu terpapar oleh antigen dari lingkungan luar yang
dapat masuk kedalam tubuh (melalui makanan, minuman, dan
udara).

Tubuh memiliki sistem mukosa yang unik untuk mencegah


terjadinya kolonisasi patogen tersebut.
Sistem imun mukosa terdiri dari :
• komponen jaringan, tipe sel, dan molekul efektor solubel yang
bertanggung jawab dalam perlindungan host terhadap infeksi
permukaan mukosa membran.
• 80% diaktifasi oleh sel B
• Bagian dari sistem imun sistemik.
• Sistem imun mukosal di rongga mulut merupakan bagian dari
mucosa-associated lymphoid tissue (MALT)
STRUKTUR MALT

◊ Selepitelial
◊ Lamina propria
◊ Limfosit B dan T
◊ Sel plasma
◊ Sel fagosit : makrofag, DC
Sistem imun mukosa diklasifikasikan

 GALT (gut-assoc. lymphoid tissue)


 BALT (bronchus-assoc. lymphoid tissue)
 NALT (nasal-assoc. lymphoid tissue)
 MALT (mucosa-associated lymphoid tissue )
 Secara morfofungsi, jaringan mukosa terdiri
atas jar limfoid
 sistem imun di mukosa yang terdiri atas

jaringan limfoid : berhubungan dengan


mukosa (rongga mulut, saluran pernafasan,
saluran gastrointestinal)
 ]ar limfoid terorganisasi berisi folikel

mukosal, yaitu GALT(Gut Associated


Lymphoid Tissues) di sal gastrointestinal dan
BALT (Bronchus Associated Lymphoid
Tissues) di sal pernapasan.
SISTIM IMUN MUKOSAL LOKAL
• Berbagai temuan morfo fungsi mukosa menunjukkan keberadaan
system imun mucosal lokal semakin memperkuat adanya imun
mukosal.
• Respon imun lokal lebih mencerminkan perubahan biologik yang
terjadi di daerah yang mengalami jejas
• Sistim imun mukosal lokal pada berbagai mukosa dalam tubuh dapat
saling berkomunikasi lewat bantuan limfosit yg berpindah dari satu
lokasi ke lokasi lain  membentuk Common Mucosal Immune System
(CMIS).
• CMISrespons antibodi dapat distimulasi pada
membran mukosal yg terkena antigen pada
lokasi yang jauh.
• CMIS  terdiri dari MALT (Mucosa Associated
Lymphoid Tissue) yang berbeda tergantung
lokasi mukosa (GALT, BALT, NALT)
JARINGAN MUKOSA
• Jaringan limfoid terorganisasi :
1. Sel M atau FAE ((Follicle Associated Epithelial)
- sel epitel pipih, sedikit berbulu getar
- mempunyai lapisan glycocalyc tipis.
- Tidak mengekspresikan MHC kelas II
2. Area Dome :
- dibawah epitel penutup mukosa,
- kaya akan sel mengekspresikan MHC kelas II (mkrofag, sel
dendritik, sel B)
- mampu menampilkan epitop antigen untuk dikenali sel T
• 3. Folikel :
- dibawah area Dome berisi germinal centre dominasi
sel B.
- Terjadi proliferasi dan maturasi sel B
- tidak dijumpai sel plasma.
- 40 % menampilkan IgA
Jar limfoid tersebar di mukosa, terdiri atas :

• Intraepithelial lymphocyte (IEL)

• :pada kead normal, jumlah IEL relatif sedikit (6- 40/100 epitel)
• jumlah tsb akan meningkat pd reaksi inflamasi.
• IEL merupakan limfosit efektor khusus, yg mempunyai
aktifitas sebagai sel NK, limfosit sitotoksik, mensekresi
interferon (IFN-γ)
• Lamina Propria Lymphocyte (LPL) terdiri atas limfosit B dan
T.
• Mukus merupakan cairan yang membasahi dan proteksi
permukaan mukosa sebagian besar terdiri dari
glikoprotein disebut mucin (produksi sel Goblet pada lap
mukosa usus kecil)
• Fungsi mucin terutama untuk menjerat mikroba dan
benda asing lainnya  sebagian dgn bantuan sIgA

ditransfer ke lamina propria yang mengandung sel2


imunokompeten (dendritik makrofag, limfosit didominasi
CD4+, eosinofil dan mastosit.
MEKANISME SISTEM IMUN MUKOSAL
Melalui Sel M di mukosa (FAE (Follicle Associated Epithelial)

Ditangkap APC (sel dendritik (DC), sel limfosit B dan


makrofag)

sel T CD4+ dan CD8+.


Sistem Imun Rongga Mulut
• Rongga mulut dijumpai MALTs yang meliputi buccal
mucosa, salivary glands, Waldeyer’s ring (terdiri dari
palatine tonsils and adenoids), and pharyngeal
lymphoid tissues.
• Pada sistem imun mukosal meliputi :
• 1. innate immunity
• 2. adaptive immunity
SISTEM PERTAHANAN RONGGA MULUT
Sel T CD4 teraktivasi dan berdiferensiasi :
• sel Th1 yang berfungsi untuk mengaktifkan makrofag
• sel T h2 yang berfungsi untuk mengaktifkan sel B
berdiferensiasi menjadi sel plasma

antibodi IgA.
secretory component
SIgA keluar dari sel epitel
IMUNOGLOBULIN A(IgA) Pada MUKOSA

• Dalam bentuk dimer, diikat oleh komponen sekretori (sIgA)


• Tujuan untuk memperkuat Ig terhadap ensim proteolitik dan
mencegah perlekatan bakteri pada permukaan mukosa
• IgA tidak mengaktifkan komplemen melalui jalur klasik
melalui sistim properdin (C3)
• Tidak dapat melalui plasenta tetapi dapat membantu imunitas
neonatus karena konsentrasi tinggi dalam kolustrum
• limfosit B banyak didominasi oleh IgA.
• Limfosit T di lamina propria terdiri atas limfosit
CD4+ dan CD8+ dalam keadaan aktif.
• Lamina propria juga mengandung Sel NK, dan sel
mast
• Komponen sekretori mengikat IgA dimer melalui reseptor( poly
Ig receptor) dan mempermudah transportnya melalui sel epitel
mukosa
• IgA dimer disintesis sel plasma
• komponen “s” dari epitel lokal dan penggabungan terjadi pada
sel epitel

membawa sIgA kedalam rongga lumen


• Peran rantai “J” pada IgA dimer lebih memperkuat ikatan
komponen sekretori  konfirmasi lebih optimal

• Dalam rongga mulut  melindungi mukosa dari invasi virus


selain miliki efek opsonisasi, bakterisidal dan bakteriolitik
TRANSPORT OF IGA ACROSS EPITHELIAL CELLS
MEKANISME “SWITCHING” PD MUKOSA RONGGA
MULUT
 Terjadi perubahan “marker” /petanda pada membran
sel B karena kondisi spesifik di mukosa
 Ig/Ab yang pertama kali dibentuk oleh tubuh sebagai
respon imun terhadap Ag adalah IgM

 terjadi switching menjadi Ab kelas lain yg dipengaruhi


sinyal dari sel Th dan ikatan dengan ligand
CD40(CD154) pada permukaan sel T dan sel B
 Pengaruh perubahan marker diawali oleh
penghapusan intervensi urutan DNA dengan bantuan
TGF-β dan selanjutnya terjadi re-arrangement DNA
pada nukleus
• Proses switching utama pada mukosa adalah klas IgA
tanpa keterlibatan “Peyer’s patches” atau MALT yg
mengandung “germinal center”
• Proses peralihan dari sel B “bearing” IgM+ menjadi
IgA+ terjadi pada lamina propria di bawah pengaruh
TGF-β dari sel stromal
• Lamina propria pada mukosa memiliki fungsi
imunologi sebagai efektor dan regio induksi 
berhubungan dengan fungsi homing
 Pengalihan petanda Ig juga dipengaruhi
sitokin yang diproduksi oleh sel-T
 Th2  produksi IL-4 induksi untuk
switching IgE dan IL-5 untuk IgA dan produk
IFN γ oleh Th1untuk induksi IgG1 dan IgG3
Figure 15.3b The Biology of Cancer (© Garland Science 2007 p. 658)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai