Anda di halaman 1dari 21

PERENCANAAN PENERIMAAN

DAERAH
Sumber dan Pengeluaran
Pemerintah Daerah di Era Otonomi
• PAD • Belanja Adm. Umum
• Bagi Hasil Pajak dan • Belanja Operasional
Bukan Pajak dan Pemeliharaan
• Dana Alokasi Umum • Belanja Modal/Invest
• Sisa Lebih Tahun Lalu • Belanja Transfer, dll.

• Pinjaman • Belanja Modal dengan


Pinjaman
• Dana Alokasi Khusus • Belanja Kegiatan
Khusus
PAD MENURUT UU 22/1999

• PAJAK DAERAH
• RETRIBUSI DAERAH
• LABA BUMD
• PENERIMAAN LAIN-LAIN
Dana Perimbangan (PP 104/2000)
• Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak : PBB,
BPHTB, PPH Ind, Pertambangan Umum,
Kehutanan, Perikanan Laut, Migas
• Dana Alokasi Umum
• Dana Alokasi Khusus

Untuk Kabupaten/Kota (UU 34/2000)


• Bagi Hasil Pajak Propinsi
Perencanaan PAD
1. Jika Potensi Per Jenis Penerimaan
Terhitung, maka perencanaan penerimaan
dapat dilakukan dengan menetapkan
target (Misal : Target = 80% potensi)
2. Jika Potensi tidak terhitung, maka
perencanaan penerimaan dapat dilakukan
dengan menggunakan data realisasi
sebelumnya.
POTENSI PAD
• Terutama potensi Pajak dan Retribusi Daerah.
• Potensi Pajak/Retribusi Daerah dapat diukur
dengan baik untuk jenis pajak/retribusi yang
objeknya sederhana dan volumenya mudah diukur.
• Tidak semua potensi Pajak/Retribusi daerah dapat
diukur dengan mudah.
• Potensi Laba BUMD dan penerimaan lainnya
“tidak dapat diandalkan” (apalagi penerimaan dari
sumbangan pihak ke III).
Perhitungan Potensi PAD
per jenis penerimaan
• Sangat diperlukan untuk mengetahui
besarnya kapasitas PAD suatu daerah
• Penting untuk menetapkan target
penerimaan yang lebih akurat
• Diperlukan untuk mengukur kinerja
administrasi penerimaan daerah
• Penting untuk perencanaan penerimaan
daerah yang lebih baik.
No. Objek Lokasi Perkiraan Harga Jumlah Potensi
Utama Produksi Dasar Kena Pajak Pajak
per bulan per m3 Tarif
(m3) (rupiah) (rupiah) 20%

1 Sirtukil Lengang 1,800 5,000 9,000,000 1,800,000


IV Koto Mudik
Dan lain-lain

2 Tanah Liat Batang Kuranji 800 5,000 4,000,000 800,000


Tanjung Karang

3 Dolomit Batu Hampar 1,200 4,500 5,400,000 1,080,000

4 Batu Kapur Koto Kapur 12,500 5,000 62,500,000 12,500,000

Jumlah Potensi per bulan (rupiah) 16,180,000


Total Potensi per tahun (rupiah) 194,160,000
Kinerja Administrasi Pajak
Umum
• Tax Ratio = Total Pajak Daerah / PDRB

Per Jenis Pajak


Realisasi Pajak
• Efektifitas = --------------------
Potensi Penerimaan

Biaya Adm. Pajak


• Efisiensi = ------------------------
Realisasi Pajak
Kinerja Retribusi Daerah

Per Jenis Retribusi

Realisasi Retribusi
• Efektifitas = ------------------------
Potensi Retribusi

Biaya Penyediaan Jasa


• Cost Recovery = -----------------------------
Realisasi Retribusi
Contoh Pajak Restoran
Perhitungan Dengan Potensi
• Potensi Tahun 2001 dihitung Rp. 156 juta
• Perkiraan Realisasi 2001 adalah Rp. 86 juta
sehingga efektifitas adalah 55%
• Potensi 2002 akan naik paling sedikit sebesar
kenaikan
- Inflasi, misal 8%
- Pertumbuhan Ekonomi, misal 4%
• Sehingga potensi 2002 menjadi Rp. 174,72 juta
• Jika target efektifitas 2002 adalah 60% berarti
target penerimaan 2002 adalah Rp. 104,8 juta
Contoh Retribusi Pasar, Perhitungan Dengan
Perkiraan Realisasi Tahun Lalu

• Perkiraan Realisasi 2001 adalah Rp. 240 juta


• Kenaikan Retribusi Pasar 2002 akan terjadi bila :
- Ada Pertumbuhan Ekonomi, misal 4%
- Perbaikan Adm, meningkatkan penerimaan 2%
- Ada Kenaikan tarif retribusi, misal 10%
• Sehingga Target 2002 adalah
= Rp. 240 juta x (1,16) = Rp. 278,4 juta
Perencanaan Penerimaan Bagi Hasil
dari Pusat
• Perlu Mencermati APBN 2011
• Naik/turunnya bagian daerah dapat diperkirakan dengan
melihat naik/turunnya penerimaan negara untuk jenis
penerimaan tersebut
• Misal PBB pada APBN naik 15%, maka bagian PBB
daerah dapat ditargetkan naik 15%. Mesti diingat bahwa
perlu juga didukung upaya daerah.
• Perlu diamati perkiraan kenaikan/penurunan penerimaan
negara yang berasal dari daerah
• Misal Penerimaan Migas dari daerah A akan berkurang
20%, maka perlu ditargetkan penurunan penerimaan bagi
hasil Migas sebesar 20%.
Perencanaan Penerimaan Bagi Hasil
Dari Propinsi
• Perlu mencermati APBD Propinsi 2002
• Jika APBD Propinsi terlambat, dapat dilakukan
prediksi dengan perkiraan realisasi APBD 2001
(dari laporan triwulan perhitungan APBD Propinsi)
• Perkirakan kenaikan Pajak Propinsi untuk tahun
2002. Misal jika diperkirakan PBBKB naik 30%
tahun 2002, maka dapat dibuat kenaikan bagi hasil
PBBKB bagi kabupaten/Kota sebesar itu juga.
• Formula Bagi hasilnya ditetapkan dengan Perda
Propinsi (UU34/2000)
Perencanaan Penerimaan DAU
• Ditentukan oleh Formula DAU yang ada pada
Peraturan Pemerintah.
• Ditentukan oleh Total DAU untuk tahun 2002
pada APBN
• Daerah harusnya dapat menghitung sendiri
berdasarkan formula yang ditetapkan.
• Syukur, jika sebelum RAPBD ditetapkan oleh
DPRD sudah keluar Kepres tentang DAU.
Perencanaan Penerimaan DAK
• Tergantung Jumlah DAK pada APBD 2002.
• Relatif sulit untuk diperkirakan bagian daerah dari
total DAK nasional tersebut.
• DAK saat ini didominasi oleh Dana Reboisasi,
sehingga bagian daerah ditentukan oleh
sumbangan dana reboisasi dari daerah (PP
104/2000)
• Paling aman dengan menetapkan jumlah yang
sama dengan tahun 2001.
Angka Asumsi Dalam APBD
• Inflasi daerah (diperlukan untuk analisis kenaikan
belanja dan penerimaan)
• Pertumbuhan Ekonomi Daerah (diperlukan untuk
kenaikan penerimaan dan analisis kebutuhan
belanja pembangunan)
• Pertumbuhan Penduduk (diperlukan untuk analisis
kenaikan belanja yang terkait dengan target
penduduk yang dilayani)
• Nilai tukar rupiah jika ada pinjaman luar negeri
Pajak Daerah
• Untuk Pajak tidak langsung yang tarifnya
Prosentase dari harga yang dikenai pajak,
penerimaannya akan naik jika :
1. harga yang dikenai pajak naik (inflasi)
2. terjadi peningkatan supply (pertumbuhan
ekonomi)
• Sehingga jika diasumsikan inflasi 8% dan
pertumbuhan ekonomi 4%, maka paling sedikit
pertumbuhan penerimaan pajak adalah 12%.
Retribusi Daerah
• Tarif retribusi daerah umumnya sejumlah uang
tertentu (misal tarif retribusi parkir Rp. 500).
• Penerimaan retribusi akan naik jika :
1. Terjadi peningkatan tarif
2. Terjadi peningkatan demand/supply
• Contoh, penerimaan retribusi pelayanan kesehatan,
akan meningkat jika penduduk yang dilayani
bertambah dan tarif naik. Jadi jika penduduk tumbuh
2% dan tarif naik 10%, maka paling sedikit
penerimaan meningkat 12%
Belanja Adm. umum, Operasional, dan
Pemeliharaan (Rutin)
• Belanja Pegawai akan meningkat jika ada
kenaikan gaji dan pertambahan pegawai
• Belanja barang dan pemeliharaan akan meningkat
tiap tahun paling sedikit sebesar inflasi (asumsi
kebutuhan tetap). Jika ada penghematan, belanja
bisa turun.
• Belanja perjalanan dinas akan meningkat jika
terjadi peningkatan volume pekerjaan dan biaya
perjalanan.
Belanja Modal/Investasi
• Tergantung prioritas daerah yang telah disusun
dalam berbagai rencana daerah (Pola Dasar,
Propeda, Renstrada, dan Repetada).
• Ditujukan untuk meningkatkan kuantitas dan
kualitas pelayanan publik (Belanja Modal Publik).
• Dapat juga ditujukan untuk meningkatkan mobilitas
dan produktifitas aparatur (Belanja Modal
Aparatur).
• Setiap jumlah yang dibelanjakan harus mempunyai
sasaran yang spesifik dan terukur.

Anda mungkin juga menyukai