Anda di halaman 1dari 20

MENDENGAR AKTIF DAN

STRATEGI MEMBANTU KLIEN


DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
KELOMPOK 6
ANGGOTA :

- ALPEN PURBA (181501169)


- SITI MIRANDA MAHARANI HUTAJULU (181501174)
- ANASTHASIA DEVINE (181501185)
- FEBLIANI FADILAH (181501190)
- SIMON SITINDAON (181501202)
- CUT RAHMI MAHARDHIKA PUTRI (181501213)
- NUR AFIQAH ZULKIFLI (181501219)
PENDAHULUAN
Mendengar merupakan suatu proses fisiologis sementara
mendengarkan menyangkut penerimaan rangsangan.
Menjadi pendengar yang aktif bukanlah sesuatu yang mudah
untuk dicapai. Namun menjadi pendengar aktif merupakan
hal yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan
juga dalam berbagai kepentingan di pekerjaan.
PENGERTIAN
Mendengar merupakan suatu proses fisiologis sementara mendengarkan
menyangkut penerimaan rangsangan. Pengertian menerima di sini menegaskan
bahwa seseorang dalam aktivitas mendengarkan itu berarti menyerap rangsangan
yang diterima lalu kemudian memprosesnya dengan cara tertentu.

Teknik mendengar ada dua macam yaitu mendengar pasif dan mendengar aktif.
Mendengar pasif misalnya menganggukan kepala atau kontak mata. Sedangkan
mendengar aktif adalah mendengar dengan penuh perhatian dan bertujuan untuk
mengetahui perasaan orang lain.
Keuntungan mendengar aktif adalah pasien merasa dihargai dan merasa penting
serta pasien merasa didengarkan sehingga pasien merasa nyaman.
Mendengar aktif dengan penuh perhatian bisa dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Pandang klien dan keluarga saat berbicara
b. Pertahankan kontak mata yang memancarkan
keinginan untuk mendengarkan
c. Sikap tubuh yang menunjukan perhatian
d. Tidak menyilangkan kaki dan tangan
e. Menghindari gerakan yang tidak perlu
f. Anggukan kepala apabila klien membicarakan hal yang
penting
g. Condongkan tubuh kearah lawan bicara
PROSES MENDENGAR AKTIF
Untuk dapat mendengarkan secara aktif dan terlibat langsung dalam proses
komunikasi interpersonal, Devito (2013) menunjuk beberapa hal berikut yang
dapat dilakukan:

a. Mendengarkan secara Partisipatif

Kunci untuk dapat mendengarkan secara aktif adalah sikap partisipatif. Dalam
hal ini persiapan fisik dan mental sangat diperlukan. Posisi tubuh yang baik akan
mendukung kegiatan mendengarkan dan menerima sinyal-sinyal yang
disampaikan lewat komunikasi nonverbal secara baik. Selain itu kesiapan mental
juga memberi dorongan untuk dapat berpartisipasi dalam mendengarkan secara
aktif. Sebagai pendengar, partisipasi dalam kegiatan komunikasi adalah setara
dengan pembicara atau sumber informasi. Pendengar secara emosional dan
intelektual harus siap untuk terlibat dalam proses berbagi makna dalam
komunikasi.
b. Mendengarkan secara Empati

Berempati berarti ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain,
memandang sesuatu dari sudut pandang orang lain. Mendengar secara
empati berarti melibatkan tidak hanya pikiran saja melainkan juga
menempatkan perasaan secara proporsional dalam komunikasi tersebut.
Dalam mendengarkan secara empati harus diingat bagaimana sudut
pandang dari mitra komunikasi. Mencoba menyelami pikiran dan
perasaan merupakan langkah yang baik dalam mendengarkan secara
aktif. Untuk mendorong keterbukaan dan empati, setiap penghambat fisik
dan psikologis atas kesetaraan harus dihilangkan dan dihindari misalnya
dengan tidak memotong pembicaraan atau juga menjaga jarak fisik
dengan lawan bicara.
c. Mendengarkan tanpa Menilai namun Kritis

Yang dimaksud dengan mendengarkan tanpa menilai adalah mendengarkan


dengan mengedepankan pikiran yang terbuka dan berusaha memahami
setiap makna dari pesan yang disampaikan sehingga tidak melakukan
penilaian sebelum mendengarkan sepenuhnya. Mendengarkan perlu
dilakukan dengan sikap kritis untuk menciptakan komunikasi yang
bermakna. Mendengarkan secara terbuka akan sangat baik dalam memahami
pesan yang mau disampaikan sementara sikap kritis akan membantu dalam
menganalisan dan mengevaluasi pesan tersebut.
d. Mendengar secara Mendalam

Dalam sebagian besar pesan terdapat makna yang jelas dan dapat
ditangkap secara harfiah makna yang terkandung dari pesan yang
disampaikan tersebut. Ketika mendengarkan secara mendalam
seseorang harus peka dengan berbagai tingkat makna. Jika hanya coba
memahami makna tingkat permukaan, maka akan kehilangan
kesempatan untuk membuat kontak lebih mendalam dan menyadari
sepenuhnya dari makna pesan yang mau disampaikan.
Oleh karena itu perlu untuk memusatkan perhatian terutama pada
pesan-pesan nonverbal yang mengikuti pesan verbal.
MANFAAT MENDENGAR AKTIF

• Terjalin kondisi saling menguatkan dan saling percaya antara pihak-pihak


yang berkomunikasi
• Dapat menciptakan suasana yang lebih akrab dan komunikasi berjalan
baik
• Dapat memperdalam relasi yang ada sekaligus dapat melahirkan
pemecahan masalah
• Dapat memperlihatkan kesan kepada pembicara atau pengirim pesan
bahwa lawan bicaranya benar-benar terlibat dalam komunikasi tersebut
• Terjadi pertukaran ide atau pesan dengan baik sehingga dapat
meningkatkan relasi yang ada
• Dapat membuat percakapan menjadi lebih efektif
FAKTOR PENGHAMBAT MENDENGAR AKTIF

1. Keterbatasan fisiologis
Mendengarkan secara aktif membutuhkan energi.
Kegiatan mendengarkan yang dilakukan secara terus menerus
dalam waktu yang lama akan membuat konsentrasi dan fokus
semakin berkurang.

2. Latar belakang
Informasi yang dimiliki masih kurang memadai.Ketika
seseorang kurang memahami latar belakanghal yang
dibicarakan, maka sulit untuk aktif terlibat dalam komunikasi
tersebut. Persiapan yang kurang memadai akan membuat
penerima pesan menjadi pasif dan hanya mendengar saja
tanpa memberi feedback yang memadai.
3. Sikap terhadap pembicara
Sikap sebagai kawan atau lawan bagipembicara sering
membuat kegiatan mendengarkan secara aktif menjadi bias dan ini
berarti tidakbersikap netral dalam menerima pesan yang disampaikan
sumber.

4. Mendengar apa yang diharapkan


Seringkali terjadi orang terkesan dengan pesan-pesan yang
disampaikan pembicara.Namun pendengar tidak mendengarkan apa
yang sebenarnya mau disampaikan, malah sebaliknya mendengar apa
yang diharapkan saja.
5. Mendengarkan secara setengah-setengah dan terselingi
Hanya kata-kata saja yang didengarkan tanpa memperhatikan
konteks pembicaraan itu, ekspresi yang ditampilkan, tinggi rendahnya
suara atau pesan nonverbal lainnya.

6. Gangguan emosional
Meski dalam komunikasi sangat baik untuk mengekspresikan
emosi namun tidak setiap orang dapat mengerti, mengontrol atau
menjelaskan perasaan yang sesungguhnya.

7. Situasi dan keadaan sekitar


Lingkungan/tempat berkomunikasi menentukan seseorang dapat
atau tidak dapat mendengarkan secara aktif. Gangguan yang cukup
serius dari lingkungan akan membuat kelancaran komunikasi semakin
terhambat.
STRATEGI MEMBANTU KLIEN
DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN

 Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya,beri


kesempatan klien untuk melihat lagi beberapa alternative
pilihannya, agar tidak menyesal atau kecewa terhadap
pilihannya.
 Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan pilihan,
dengan melihat kembali keuntungan atau konsekuensi positif
dan kerugiannya atau konsekuensi negative.
 Membantu klien mengevaluasi pilihan. Setelah klien
menetapkan pilihan,bantu klien mencermati pilihannya.
 Membantu klien menyusun rencana kerja, untuk menyelesaikan
masalahnya.
Langkah dalam membuat keputusan yang
baik
• Langkah pertama
Identifikasi kondisi yang dihadapi oleh klien
• Langkah kedua
Susunlah daftar kehendak atau pilihan keputusan
• Langkah ketiga
Untuk setiap pilihan, buatlah daftar konsekuensinya baik
yang positif maupun negative
TEORI PENGAMBIL
KEPUTUSAN

Pola dasar berpikir dalam konteks organisasi meliputi:


• Penilaian situasi (Situational Approach): untuk menghadapi
pertanyaan “apa yang terjadi?”
• Analisis persoalan (Problem Analysis): dari pola pikir sebab-akibat.
• Analisis keputusan (Decision Analysis): didasarkan pada pola
berpikir mengambil pilihan.
• Analisis persoalan potensial (Potential Problem Analysis):
didasarkan pada perhatian peristiwa masa depan, yang mungkin
yang dapat terjadi
Bagaimana keputusan diambil seseorang ditentukan sekali oleh :
• Kemampuan/ keberanian/ watak individu yang
bersangkutan yang harus mengambil keputusan
• Pendidikannya, yaitu pendidikan formil dan non formil
• Jenis keputusan yang harus diambil
• Cara bagaimana informasi tentang hal yang mengakibatkan
individu harus mengambil keputusan, disampaikan
kepadanya

INTI PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Beberapa sifat individu dalam pengambilan
keputusan

1. Sifat pengambilan keputusan yang tergesa-gesa


Individu yang mempunyai karakter ini, kurang didukung oleh hasrat dan motif yang kuat
dalam pengambil keputusan. Hal ini disebabkan karena individu tersebut kurang memahami
pentingnya keputusan dan akibat yang akan didapatkan dari keputusan yang telah
diambilnya atau individu tersebut orang yang impulsive sehingga kurang berfikir panjang
sebelum mengambil keputusan dan ingin secepatnya bertindak, bahkan mungkin selalu
dilanda rasa khawatir yang berlebihan.
2. Sifat individu yang tidak dapat mengambil keputusan
Individu yang mempunyai karakter seperti ini tidak akan kunjung berkeputusan dan tidak
mempunyai kepastian atau merasa ragu-ragu dalam pengambilan keputusan.Individu ini
sangan sulit dalam menentukan pilihan, dia ingin kedua-duanya dan tetap berusaha untuk
menyatukan alternative-alternatif yang tidak dapat dipersatukan.
3. Sifat yang hanya mengikuti kehendak sendiri
Orang ini cenderung tidak mau mengikuti pendapat atau keinginan orang lain, dia
ingin memuktikan bahwa dia mampu berbuat untuk dirinya sendiri. Demikian pula
dalam pengambilan keputusan, dia ingin melakukannya berdasarkan pertimbangan
motif dan hasratnya sendiri, dia hanya ingin menolak pegaruh dari orang lain. Namun
sebenarnya dia masih menggantungkan diri terhadap kehendak orang lain hanya saja
dengan arah yang berlawanan. Hal ini menandakan manifestasi dari kepribadian yang
lemah.
4. Sifat yang tidak mampu berdiri sendiri
Individu ini cenderung menyerahkan pengambilan keputusan kepada orang lain, dia
lebih memilih mengikuti pendapat dan keputusan orang lain, dia lebih memilih
mengikuti pendapat dan keputusan orang lain. Hal ini dilakukan karena takut
menanggung resiko dan tanggung jawab, sehingga ini menandakan manifestasi dari
kepribadian yang lemah.
1. Hati-hati dan bersikap bijaksana dalam
pengambilan keputusan karena berkaitan
dengan masalah kehamilan, persalinan dan
masa nifas. Pengambilan keputusan dibuat
setelah klien diberi informasi secukupnya
untuk menimbang pilihan sesuai dengan
situasinya.
2. Bantu klien dalam pengambilan keputusan
dengan memberikan saran yang sesuai dengan HAL-HAL YANG PERLU
riwayat kesehatannya, keinginan pribadi dan DITEKANKAN KEPADA
situasi.
3. Keputusan merupakan hak dan menjadi
KLIEN DALAM
tanggung jawab klien. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
4. Konseling bukan proses informasi,
melainkan informasi setelah konselor
memperoleh data atau informasi tentang
keadaan dan kebutuhan klien dan informasi
yang diberikan sesuai dengan kondisi klien
dan kebutuhannya.

Anda mungkin juga menyukai