Oleh :
Zulkifli Siregar
Suatu bahasa gambar yang umum telah ada sejak awal waktu.
Bentuk tulisan yang paling awal adalah melalui bentuk gambar,
misalnya hieroglyphics Mesir. Kemudian bentuk-bentuk ini
disederhanakan dan menjadi simbol-simbol abstrak yang dipakai.
3
Metode gambar harus memenuhi Persyaratan:
Kelengkapan sampai detail
kebenaran dalam menggambar
presisi yang akurat
4
PERBANDINGAN TEBAL
GARIS
A a
B a/2
C a/2
D a/√2
E a/2
F a dan a/2
G a
TEBAL
GARIS
KELOMPOK A DAN G D B,C DAN E
TEBAL GARIS
0,25 0,25 0,18 0,13
0,35 0,35 0,25 0,18
0,5 0,5 0,35 0,25
0,7 0,7 0,5 0,35
1,0 1,0 0,7 0,5
1,4 1,4 1,0 0,7
TABEL TINGGI, TEBAL DAN JARAK HURUF
UKURAN
JARAK ANTAR
5 7 11 14 20
BARIS
JARAK ANTAR
0,5 0,7 1,1 1,4 2,0
HURUF
• Fokus
• Kesatuan
• Efisiensi
10
D. MACAM-MACAM GARIS DAN
PENGGUNAANYA SESUAI KETENTUAN ISO
R128
15
• Skala pembesaran ditandai dengan n : 1, artinya
gambar diperbesar n kali lebih besar dari
ukuran yang sebenarnya.
• Contoh :
• Gambar situasi bangunan 1:100,1:200,1:500
• Gambar detail (gambar penjelasan) bagian-
bagian bangunan dipakai skala 1:10,1:5
16
UKURAN-UKURAN
1. GARIS UKURAN HARUS DITARIK TIPIS DAN TIDAK
BOLEH TERPUTUS-PUTUS
2. GARIS-GARIS PERTOLONGAN (UNTUK UKURAN-
UKURAN) HARUS DIGAMBAR DILUAR BENDANYA.
UJUNG DARI GARIS PERTOLONGAN DIBERI TANDA
GARIS MIRING, TANDA PANAH ATAU BULATAN.
3. ANGKA-ANGKA TIDAK BOLEH TERLALU KECIL
4. UNTUK MENYATAKAN UKURAN-UKURAN YANG
HORIZONTAL, ANGKA/BILANGAN-BILANGAN
DITULISKAN DI ATAS GARIS DAN ARAH ANGKA
SEJAJAR GARIS UKURAN.
Contoh penggunaan :
100
40 40 20
20
60
20
60
40º
20
100
Contoh penggunaan
:
40
40
40
40 20 55,5
UNTUK UKURAN VERTIKAL YANG BUKAN
MENYATAKAN KETINGGIAN, ANGKA DITULIS
DISAMPING KIRI GARIS UKUR DAN ARAH
ANGKA SEJAJAR DENGAN GARIS UKUR TSB
(DARI BAWAH KE ATAS). JADI ANGKA-ANGKA
HARUS DAPAT DIBACA DARI SEBELAH KANAN
GAMBAR. ATAU DAPAT DIJELASKAN SBB:
GAMBAR DIPUTAR 90º SERAH JARUM JAM
SEHINGGA POSISI VERTIKAL MENJADI
HORIZONTAL LALU DIBERI UKURAN SEPERTI
POINT 4.
Contoh penggunaan :
+7,00
2,00
Tower
+5,00
air
2,50
+2,50
2,50
±0,00
2,00 -1,60
-2,00
1,20 1,80 1,20
3,20
UNTUK MENYATAKAN SUATU KETINGGIAN
DIPERLUKAN GARIS PERTOLONGAN TEGAK DISERTAI
TANDA PANAH DAN ANGKA DILETAKKAN DISEBELAH
KANAN GARIS UKURAN DENGAN ARAH ANGKA
HORIZONTAL.
24
25
26
Penunjuk Ketinggian
27
Gambar Proyeksi
28
Fungsi proyeksi adalah:
• Untuk mendapatkan ukuran garis yang sebenarnya
• Untuk membuat bentuk yang sebenarnya
• Untuk membuat gambar kerja
29
Jenis Proyeksi:
a. Proyeksi Orthogonal
Proyeksi ini dibagi dalam dua cara yaitu :
1. Cara Eropa (sekarang yang banyak digunakan)
Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, atau
proyeksi kuadran I, Proyeksi Eropa merupakan proyeksi yang
letak bidangnya terbalik dengan arah pandangannya.
2. Cara Amerika
Proyeksi Amerika disebut proyeksi sudut ketiga atau proyeksi
kuadran III. Proyekasi Amerika merupakan proyeksi yang
letak bidangnya sama dengan arah pandangannya.
30
Proyeksi Ortogonal merupakan metode gambar teknik dan
komunikatif untuk menggambar masing-masing bagian dalam
desain suatu produk yakni dengan menggambar berbagai sisi
suatu objek dengan menarik garis lurus pada setiap bidang.
Proses penggambaran objek secara dua dimensi disebut
proyeksi orthografi/orthogonal. Dalam ilmu geometri, gambar
orthogonal menggunakan dua bidang proyeksi, yaitu bidang
vertikal dan horisontal.
31
Format Tampak Proyeksi Eropa
32
Format Tampak Proyeksi Amerika
33
Gambar Denah
PROYEKSI ORTHOGRAFI
Proyeksi Orthografi adalah suatu penyajian gambar yang lebih
dikenal dengan kata “proyeksi“.
Pada proyeksi orthografis sumbu-sumbu fiktif tidak lagi
digambarkan, kecuali masing-masing proyeksinya
Bidang YOZ menjadi Pandangan Sisi kanan (P.S.Kn),
Bidang XOZ menjadi Pandangan Muka (P.M)
Bidang XOY menjadi Pandangan Atas (P.A)
Gambar P.S.Kn (Pandangan Sisi Kanan) ada di sebelah kiri dari
P.M – arah horisontal.
35
Enam bidang Proyeksi EFGH ABCD
Enam bidang Proyeksi direntang
36
Keterangan :
37
38
Gambar Tampak
Gambar Potongan
Kontur
Garis kontur menunjukkan perbedaan ketinggian
permukaan tanah yang ditunjukkan dalam gambar
ortografis dengan garis-garis yang menghubungkan titik-
titik yang mempunyai ketinggian permukaan sama
Proyeksi Aksonometri
Proyeksi Aksonometri
• Untuk menggambarkan benda dalam bentuk tiga dimensi.
• Tiga dimensi : benda dipandang dari salah satu sudut
sehingga tampak panjang, lebar, tinggi benda.
• Benda digambar dengan sumbu sejajar menggunakan skala
perbandingan.
Proyeksi Aksonometri dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Isometri
2. Dimetri
3.Trimetri
43
Proyeksi Aksonometri
(Isometri, Dimetri, Trimetri)
Proyeksi Isometris
Proyeksi Dimetris
Terrmodifikasi dgn ukuran tinggi, lebar dan panjang diubah untuk membentuk kesan nyata.
Proyeksi Dimetris
Menggambar benda tiga dimensi. Dimana tidak ada besaran sudut
yang sama.
Panjang, lebar dan tinggi disesuaikan,biasanya perbandingan 6:5:4
Proyeksi Trimetri
Perspektif (1)
51
1. Proyeksi Isometri
Proyeksi Isometri adalah suatu bentuk proyeksi
aksonometri yang didatarkan. Ukuran, tinggi, lebar,
dan dalam tetap konstan dalam perbandingan 1:1:1
52
2. Proyeksi Dimetri
Proyeksi dimetri adalah bentuk Isometri yang termodifikasi.
Ukuran tinggi, lebar, dan dalam diubah untuk memberi kesan
nyata.
Proyeksi dimetri ada 2 bentuk yaitu Proyeksi Dimetri
Orthografis dan Proyeksi dimetri Frontal
53
Proyeksi Dimetri Frontal
Sistem persilangan sumbu dimetri frontal
Identitas sistem :
Sumbu Z vertikal
Salah satu sumbu lainnya sumbu X atau
sumbu Y dibuat mendatar
Contoh gambar dengan Sb – Y mendatar
• Sb – X membentuk sudut 135o terhadap kedua sumbu pertama tersebut.
• Berbeda dengan sistem salib sumbu aksonometri, maka pada sistem ini
ukuran/dimensi menurut arah sb – Y dan arah sb – Z mempunyai perbandingan
ukuran 1:1, sementara itu dimensi menurut arah sb – X mempunyai perbandingan
ukuran 1:2
54
Proyeksi Dimetri Orthografi
55
Contoh gambar proyeksi dimetri orthografi
Pada gambar ditunjukkan sb – Y miring ke kiri terhadap sb – Z dengan dimensi
menurut arah tersebut skalanya juga 1:1 sementara sb – X miring ke kanan
terhadap sb – Z dengan dimensi menurut arah sumbu ini adalah berskala 1:2
56