Anda di halaman 1dari 56

Menggambar Rekayasa & CAD

Oleh :
Zulkifli Siregar

Program Studi Teknik Sipil


Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Tahun 2020
DESKRIPSI MENGGAMBAR REKAYASA

 Suatu bahasa gambar yang umum telah ada sejak awal waktu.
Bentuk tulisan yang paling awal adalah melalui bentuk gambar,
misalnya hieroglyphics Mesir. Kemudian bentuk-bentuk ini
disederhanakan dan menjadi simbol-simbol abstrak yang dipakai.

 Gambar rekayasa/ gambar teknik paling awal yang pernah ada


adalah gambar denah untuk sebuah rencana benteng yang
digambarkan oleh insinyur bangsa Chaldean kira-kira 4000 tahun
yang lalu yang bernama Gudea, yang diukir pada kepingan batu.
Gambar itu dibuat serupa dengan denah yang dibuat oleh arsitek
jaman sekarang.

 Walaupun sudah berusia 4000 tahun tetapi para insinyur dapat


membaca gambar itu. Dengan kata lain gambar dapat dipakai
sebagai alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan
bahasa tulisan.
2
 Fakta ini juga didukung dengan beragamnya
bahasa, yang sudah tentu akan
menimbulkan kesulitan.
 Sehingga penyajian fisik dari obyek dalam bentuk
gambar (garis) digunakan standar internasional,
baik garis dan simbol mempunyai fungsi dan
pengertian tertentu.
 Karena gambar merupakan media Komunikasi,
maka harus mudah dan cepat dimengerti orang
lain, sehingga perlu memenuhi persyaratan dan
kwalitas yang tinggi

3
Metode gambar harus memenuhi Persyaratan:
 Kelengkapan sampai detail
 kebenaran dalam menggambar
 presisi yang akurat

Seiring dengan perkembangan jaman, maka gambar


teknik yang semula hanya merupakan gambar
konsep berubah menjadi fungsi gambar “untuk
menyampaikan informasi” dan “cara berpikir”.
Standar gambar harus standar yang berlaku untuk
umum

4
PERBANDINGAN TEBAL
GARIS
A a

B a/2

C a/2

D a/√2

E a/2

F a dan a/2

G a
TEBAL
GARIS
KELOMPOK A DAN G D B,C DAN E
TEBAL GARIS
0,25 0,25 0,18 0,13
0,35 0,35 0,25 0,18
0,5 0,5 0,35 0,25
0,7 0,7 0,5 0,35
1,0 1,0 0,7 0,5
1,4 1,4 1,0 0,7
TABEL TINGGI, TEBAL DAN JARAK HURUF

UKURAN

TINGGI HURUF 3,5 5 7 11 14

JARAK ANTAR
5 7 11 14 20
BARIS

JARAK ANTAR
0,5 0,7 1,1 1,4 2,0
HURUF

TEBAL HURUF 0,25 0,35 0,55 0,7 1,0


8
9
Penempatan Gambar
Tiga faktor yang harus diperhatikan dalam hal penempatan
gambar adalah :

• Fokus
• Kesatuan
• Efisiensi

Tujuannya untuk menciptakan komposisi penyajian yang


harmonis, antara bentuk, ukuran, kepekatan/ketegasan,
penempatan (arah, sikap dan jarak).

Pembacaan gambar pada umumnya: dari kiri ke kanan, dari


atas ke bawah dari umum ke khusus.

10
D. MACAM-MACAM GARIS DAN
PENGGUNAANYA SESUAI KETENTUAN ISO
R128

JENIS GARIS KETERANGAN PENGGUNAAN


A TEBAL KONTINU A1. GARIS-GARIS NYATA
(GAMBAR)
A2. GARIS-GARIS TEPI
B TIPIS KONTINU B1. GARIS2 BERPOTONGAN
(LURUS ATAU KHAYAL (IMAGINER)
LENGKUNG) B2. GARIS2 UKUR
B3. GARIS2 PROYEKSI/ BANTU
B4. GARIS2 PENUNJUK
B5. GARIS2 ARSIR
B6. GARIS2 NYATA DARI
PENAMPANG YANG DIPUTAR
DI TEMPAT
B7. GARIS SUMBU PENDEK
Lanjutan

c TIPIS KONTINU C1. GARIS2 BATASDARI


BEBAS POTONGAN SEBAGIAN ATAU
BAGIAN YANG DIPOTONG, BILA
BATASNYA GARIS BERGORES
TIPIS
D 1) TIPIS KONTINU D1. GARIS2 SAMA DENGAN C1
DEANGAN SIG-SAG

E GARIS GORES TEBAL E1. GARIS NYATA TERHALANG


2) E2. GARIS TEPI TERHALANG

F GARIS GORES TIPIS F1. GARIS NYATA TERHALANG


F2. GARIS TEPI TERHALANG

1) GARIS INI COCOK UT GAMBAR YANG DIPRODUKSI DGN MESIN


2) WALAUPUN TDP DUA MACAM GARIS, TIAP LEMBAR HANYA MEMAKAI SATU
MACAM SAJA (JANGAN DI CAMPUR)
JENIS GARIS KETERANGAN PENGGUNAAN
G GARIS BERGORES TIPIS G1. GARIS SUMBU
G2. GARIS SIMETRI
G3. LINTASAN
H GARIS BERGORES TIPIS H1. GARIS BIDANG POTONG
YANG DIPERTEBAL PADA
UJUNG-UJUNGNYA DAN
PADA PERUBAHAN ARAH

J GARIS BERGORES TEBAL J1. PENUNJUKAN PERMUKAAN YANG


HARUS MENDAPAT
PENANGANAN KHUSUS
K K1.BAGIAN YANG BERDAMPINGAN
K2. BATAS2 KEDUDUKAN BENDA
YANG BERGERAK
K3. GARIS SISTEM (PADA BAJA
PROFIL)
K4. BENTUK SEMULA SEBELUM
DIBENTUK
K5. BAGIAN BENDA YANG BERADA
DI DEPAN BIDANG POTONG
HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN DLM
MENGGAMBAR GARIS MENURUT STANDART

A. MENURUT TEBALNYA ADA 2 MACAM GARIS,


YAITU : GARIS TEBAL DAN GRS TIPIS. KEDUA
JENIS GARIS INI MEMPUNYAI PERBANDINGAN
2:1.
TEBAL GARIS DISESUAIKAN DGN BESAR
KECILNYA GAMBAR. BIASANYA GARIS TEBAL
DIPILIH 0,5 ATAU 0,7 mm.
Penggunaan Skala

15
• Skala pembesaran ditandai dengan n : 1, artinya
gambar diperbesar n kali lebih besar dari
ukuran yang sebenarnya.

• Skala perkecilan ditandai dengan 1 : n, artinya


gambar diperkecil n kali lebih kecil dari ukuran
sebenarnya

• Contoh :
• Gambar situasi bangunan 1:100,1:200,1:500
• Gambar detail (gambar penjelasan) bagian-
bagian bangunan dipakai skala 1:10,1:5

16
UKURAN-UKURAN
1. GARIS UKURAN HARUS DITARIK TIPIS DAN TIDAK
BOLEH TERPUTUS-PUTUS
2. GARIS-GARIS PERTOLONGAN (UNTUK UKURAN-
UKURAN) HARUS DIGAMBAR DILUAR BENDANYA.
UJUNG DARI GARIS PERTOLONGAN DIBERI TANDA
GARIS MIRING, TANDA PANAH ATAU BULATAN.
3. ANGKA-ANGKA TIDAK BOLEH TERLALU KECIL
4. UNTUK MENYATAKAN UKURAN-UKURAN YANG
HORIZONTAL, ANGKA/BILANGAN-BILANGAN
DITULISKAN DI ATAS GARIS DAN ARAH ANGKA
SEJAJAR GARIS UKURAN.
Contoh penggunaan :

100
40 40 20

20
60

20

60
40º

20
100
Contoh penggunaan
:

40
40
40

40 20 55,5
UNTUK UKURAN VERTIKAL YANG BUKAN
MENYATAKAN KETINGGIAN, ANGKA DITULIS
DISAMPING KIRI GARIS UKUR DAN ARAH
ANGKA SEJAJAR DENGAN GARIS UKUR TSB
(DARI BAWAH KE ATAS). JADI ANGKA-ANGKA
HARUS DAPAT DIBACA DARI SEBELAH KANAN
GAMBAR. ATAU DAPAT DIJELASKAN SBB:
GAMBAR DIPUTAR 90º SERAH JARUM JAM
SEHINGGA POSISI VERTIKAL MENJADI
HORIZONTAL LALU DIBERI UKURAN SEPERTI
POINT 4.
Contoh penggunaan :

+7,00

2,00
Tower
+5,00
air

2,50

+2,50

2,50
±0,00

2,00 -1,60

-2,00
1,20 1,80 1,20

3,20
UNTUK MENYATAKAN SUATU KETINGGIAN
DIPERLUKAN GARIS PERTOLONGAN TEGAK DISERTAI
TANDA PANAH DAN ANGKA DILETAKKAN DISEBELAH
KANAN GARIS UKURAN DENGAN ARAH ANGKA
HORIZONTAL.

ATAU DENGAN MEMBANDINGKAN DENGAN LANTAI


DASAR BANGUNAN (LANTAI 1) SEBAGAI KETINGGIAN
±0,00 DAN KEATAS DINYATAKAN (+), SEDANGKAN
KEBAWAH DINYATAKAN (-).

UNTUK UKURAN-UKURAN YANG SEMPIT DAN RAPAT


BOLEH DIGUNAKAN PERTOLONGAN TANDA PANAH,
ANGKA DITULIS TEMPAT LAIN.
F. TULISAN
 TULISAN SEBAGAI KETERANGAN PADA GAMBAR
UMUMNYA DENGAN MEMAKAI HURUF KAPITAL
TEGAK, DAN DAPAT DITAMBAHKAN HURUF KECIL
DAN MIRING. ANGKA-ANGKA DITULIS DENGAN
ANGKA ARAB DAN KETERANGAN TAMBAHAN
SEPERTI TEMPAT POTONGAN DENGAN ANGKA
ROMAWI.
 BESAR ANGKA BERVARIASI, TERGANTUNG
GAMBARNYA, NAMUN PADA UMUMNYA
MEMPUNYAI PERBANDINGAN LEBAR DAN
TINGGINYA DENGAN 2/3 ATAU 0,7. UNTUK HURUF
E,F,J,L DAN T MEMPUNYAI PERBANDINGAN ½. M
DENGAN ¾ DAN W DENGAN 1/1.
 UNTUK KETEBALAN DISESUAIKAN DENGAN
KETEBALAN HURUF.
Penempatan Ukuran Gambar

24
25
26
Penunjuk Ketinggian

27
Gambar Proyeksi

Proyeksi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara


menggambarkan penglihatan mata manusia dari suatu benda
tiga dimensi kedalam kertas gambar secara dua dimensi
sehingga apa yang dilihat atau dipandang sesuai dengan
penglihatan mata.

28
Fungsi proyeksi adalah:
• Untuk mendapatkan ukuran garis yang sebenarnya
• Untuk membuat bentuk yang sebenarnya
• Untuk membuat gambar kerja

29
Jenis Proyeksi:

a. Proyeksi Orthogonal
Proyeksi ini dibagi dalam dua cara yaitu :
1. Cara Eropa (sekarang yang banyak digunakan)
Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, atau
proyeksi kuadran I, Proyeksi Eropa merupakan proyeksi yang
letak bidangnya terbalik dengan arah pandangannya.

2. Cara Amerika
Proyeksi Amerika disebut proyeksi sudut ketiga atau proyeksi
kuadran III. Proyekasi Amerika merupakan proyeksi yang
letak bidangnya sama dengan arah pandangannya.

30
 Proyeksi Ortogonal merupakan metode gambar  teknik dan
komunikatif untuk  menggambar masing-masing bagian dalam
desain suatu produk yakni dengan menggambar berbagai sisi
suatu objek dengan menarik garis lurus pada setiap bidang.
 Proses penggambaran objek secara dua dimensi disebut
proyeksi orthografi/orthogonal. Dalam ilmu geometri, gambar
orthogonal menggunakan dua bidang proyeksi, yaitu bidang
vertikal dan horisontal.

 Proyeksi orthogonal sering disebut sebagai gambar proyeksi


saja atau gambar tampak. Jika sebuah benda digambarkan
dengan cara proyeksi orthogonal akan menghasilkan sebuah
bidang saja yang tampak pada bidang.

31
Format Tampak Proyeksi Eropa

32
Format Tampak Proyeksi Amerika

33
Gambar Denah
PROYEKSI ORTHOGRAFI
 Proyeksi Orthografi adalah suatu penyajian gambar yang lebih
dikenal dengan kata “proyeksi“.
 Pada proyeksi orthografis sumbu-sumbu fiktif tidak lagi
digambarkan, kecuali masing-masing proyeksinya
 Bidang YOZ menjadi Pandangan Sisi kanan (P.S.Kn),
 Bidang XOZ menjadi Pandangan Muka (P.M)
 Bidang XOY menjadi Pandangan Atas (P.A)
 Gambar P.S.Kn (Pandangan Sisi Kanan) ada di sebelah kiri dari
P.M – arah horisontal.

35
Enam bidang Proyeksi EFGH ABCD
Enam bidang Proyeksi direntang

36
Keterangan :

Tata letak Proyeksi Horisontal


 P.S.Kn = Pandangan Sisi Kanan 
 P.M = Pandangan Muka 
 P.S.Kr = Pandangan Sisi Kiri 
 P.S.B = Pandangan Sisi Belakang 

Tata letak Proyeksi Vertikal


 P.B = Pandangan Bawah 
 P.M = Pandangan Muka 
 P.A = Pandangan Atas 

37
38
Gambar Tampak
Gambar Potongan
Kontur
 Garis kontur menunjukkan perbedaan ketinggian
permukaan tanah yang ditunjukkan dalam gambar
ortografis dengan garis-garis yang menghubungkan titik-
titik yang mempunyai ketinggian permukaan sama
Proyeksi Aksonometri

Proyeksi Aksonometri
• Untuk menggambarkan benda dalam bentuk tiga dimensi.
• Tiga dimensi : benda dipandang dari salah satu sudut
sehingga tampak panjang, lebar, tinggi benda.
• Benda digambar dengan sumbu sejajar menggunakan skala
perbandingan.
Proyeksi Aksonometri dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Isometri
2. Dimetri
3.Trimetri

Apabila bidang sisi gambar di miringkan terhadap bidang


proyeksi, akan kelihatan tiga permukaan dari benda itu
sekaligus (bersamaan) dan gambar proyeksinya akan
kelihatan seperti benda aslinya, cara proyeksi seperti ini
dinamakan proyeksi aksonometri dan gambar yang dibuat
dinamakan gambar aksonometri

43
Proyeksi Aksonometri
(Isometri, Dimetri, Trimetri)

 Proyeksi isometri ialah suatu


proyeksi yang mempunyai
perbandingan panjang antara ketiga
sumbunya, yaitu x : y : z adalah 1 : 1
: 1,

sedangkan jarak antar sumbu


membentuk sudut sebesar 120 derajat.

Proyeksi Isometris
Proyeksi Dimetris
Terrmodifikasi dgn ukuran tinggi, lebar dan panjang diubah untuk membentuk kesan nyata.

Biasanya dlm perbandingan 2:2:1

Proyeksi Dimetris
Menggambar benda tiga dimensi. Dimana tidak ada besaran sudut
yang sama.
Panjang, lebar dan tinggi disesuaikan,biasanya perbandingan 6:5:4

Proyeksi Trimetri
Perspektif (1)

 Gambar dengan arah


pandangan tunggal
 Menunjukkan wujud tiga
dimensi yang tidak
mengalami distorsi
 Garis sejajar akan bertemu
pada titik hilang

Perspektif dengan satu titik hilang.


Perspektif

Perspektif dengan dua titik hilang.


Perspektif (4)

Perspektif dengan tiga titik hilang.


50
Contoh Gambar Proyeksi Aksonometri
Dalam penggambaran ini garis – garis pemroyeksi ditarik
tegak lurus terhadap bidang proyeksi

51
1. Proyeksi Isometri
Proyeksi Isometri adalah suatu bentuk proyeksi
aksonometri yang didatarkan. Ukuran, tinggi, lebar,
dan dalam tetap konstan dalam perbandingan 1:1:1

52
2. Proyeksi Dimetri
Proyeksi dimetri adalah bentuk Isometri yang termodifikasi.
Ukuran tinggi, lebar, dan dalam diubah untuk memberi kesan
nyata.
Proyeksi dimetri ada 2 bentuk yaitu Proyeksi Dimetri
Orthografis dan Proyeksi dimetri Frontal

53
Proyeksi Dimetri Frontal
Sistem persilangan sumbu dimetri frontal
Identitas sistem :
 Sumbu Z vertikal
 Salah satu sumbu lainnya sumbu X atau
sumbu Y dibuat mendatar
Contoh gambar dengan Sb – Y mendatar
• Sb – X membentuk sudut 135o terhadap kedua sumbu pertama tersebut.
• Berbeda dengan sistem salib sumbu aksonometri, maka pada sistem ini
ukuran/dimensi menurut arah sb – Y dan arah sb – Z mempunyai perbandingan
ukuran 1:1, sementara itu dimensi menurut arah sb – X mempunyai perbandingan
ukuran 1:2

54
Proyeksi Dimetri Orthografi

Sistem persilangan sumbu dimetri orthografi


Identitas sistem :
 Sumbu Z vertikal dan sumbu Y dengan dimensi 1:1, sumbu X dengan dimensi 1:2
 Dua sumbu lain membentuk sudut yang berbeda, yang satu miring ke kiri terhadap
sb – Z melalui titik (-8,-1) dan (0,0) sedang lainnya melalui titik (8,-7) dan (0,0)
 Titik O (0,0) adalah titik perpotongan ketiga sumbu

55
Contoh gambar proyeksi dimetri orthografi
Pada gambar ditunjukkan sb – Y miring ke kiri terhadap sb – Z dengan dimensi
menurut arah tersebut skalanya juga 1:1 sementara sb – X miring ke kanan
terhadap sb – Z dengan dimensi menurut arah sumbu ini adalah berskala 1:2

56

Anda mungkin juga menyukai