Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TN.W
DENGAN HNP
OLEH :
NIDYA SARI, S.Kep
DEFENISI HNP

• HNP adalah keadaan nukleus pulposus


keluar melalui anulus fibrosus untuk
kemudian menekan ke arah kanalis
spinalis melalui anulus fibrosus yang
sobek. HNP merupakan suatu nyeri yang
disebabkan oleh proses patologis di
kolumna vertebralis pada diskus
intervetebralis/diskogenik
ETIOLOGI

Faktor risiko yang tidak dapat dirubah Faktor Risiko yang dapat dirubah

1. Umur: makin bertambah 1.Pekerjaan dan aktivitas


umur risiko makin tinggi 2. Olahraga yang tidak
2. Jenis kelamin: laki-laki teratur
lebih banyak dari wanita 3. Merokok
3. Riwayat cedera 4. Berat badan yang
punggung atau HNP berlebih
sebelumnya
5. Batuk lama dan berulang
Penyebab HNP secara umum
lainnya adalah :
• Trauma, hiperfleksia, injuri pada vertebra
• Spinal stenosis
• Ketidakstabilan vertebra karena salah
posisi, mengangkat,dll
• Pembentukan osteophyte
• Degenerasi dan dehidrasi dari kandungan
tulang rawan dan nukleus yang
mengakibatkan berkurang
WOC KASUS

Pekerjaan berat

Beban berat yang terus menerus

Tekanan pada punggung

Trauma pada annulus pulposus

Annulus pulposus terdorong keluar

HNP

Menekan akar syaraf/syaraf terjepit Ansietas gannguan saraf motoric

Nyeri kesemutan,kesulitan
berjalan mendaki,kesulitan naik tangga

Hambatan Mobilitas Fisik


Pengkajian
- Identitas klien cemas dengan
Tn W / 44 tahun keadaannya
- Riwayat kesehatan sekarang ini, kaki
sekarang ; sering merasa
P : nyeri punggung bawah
Q : nyeri terasa seperti
kesemutan, kesulitan
kesentrum berjalan terutama
R : area punggung bawah
menjalar ke ulu hati sampai ke
pada daerah
bokong dan paha mendaki dan naik
S : skala nyeri 5
tangga.
T : nyeri dirasakan hilang
timbul
RIWAYAT Riwayat kesehatan
KESEHATAN DAHULU
keluarga :
Klien mengatakan
menderita penyakit ini sejak
3 tahun yang lalu, terakhir
-Tidak ada keluarga
berobat sekitar 8 bulan
yang lalu ke RSU
menderita sakit seperti ini,
dianjurkan istrahat dan tapi keluarga ada
fisioterapi. Fisioterapi
dilakukan klien selama 3 x menderita penyakit DM
saja karena merasa tidak
ada perubahannya lagi,
setelah itu klien tidak
mengobati penyakiknya ke
dokter hanya menggunakan
pengobatan alternative
seperti dipijit bila nyeri
punggung bawah.
Pengkajian gordon
1. Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Tn.W mengatakan jika nyeri punggung bawah biasanya
mengkomsumsi dan membeli obat dari warung. Tn.W jarang
berobat ke dokter, bila nyeri punggung bawahnya bertambah
berat dan minum obat dari warung tidak berkurang, baru Tn.W
berobat ke dokter, sekitar 8 bulan yang lalu Tn.W terakhir berobat
kedokter. Tn.W tidak rutin meminum obat dari dokter bila sakit
punggung bawahnya sudah hilang, sebelumnnya Tn.W dianjurkan
istirahat dan fisioterapi, istrahat ketika klien merasa nyeri saja
karena Tn.W bekerja dan sebagai kepala keluarga yang
menafkahi keluarganya. Fisioterapi ada sekitar 3 x dilakukan Tn.W
di RS, tapi tidak rutin karena merasa nyeri punggung bawahnya
sudah berkurang. Klien merokok kadang 1-2 bungkus perhari
2. Pola Nutrisi
dan diet 3. Pola Eliminasi
tidak ada keluhan
Keluhan : tidak ada
Diet/Suplemen Khusus 4. Pola aktivitas dan olah raga
Tidak ada, perubahan
BB 6 bulan terakhir : Keluhan : Tn.W mengatakan
tidak ada kadang kakinya terasa
Asupan nutrisi : oral
kesemutan, Tn.W mengatakan
Riwayat masalah kulit/
penyembuhan: tidak selama nyeri pinggang
ada aktivitasnya menjadi terbatas.
Pantangan/ ALERGI : Klien mengatakan kalau nyeri
tidak ada alergi
makanan berjalan agak susah, naik
Klien suka minum kopi tangga dan jalan mendaki.
2-3 gelas sehari
5. Pola istirahat 6. Pola Kognitif persepsi
dan Tidur
Klien merasakan nyeri
Tn.W mempunyai
kebiasaan tidur jam 11
punggung bawah menjalar ke
malam dan terbangun bokong dan paha, nyeri hilang
sekitar jam 5 pagi. Klien timbul, dan semakin memberat
tidak memiliki masalah
gangguan tidur, klien bila klien membungkuk dan
kadang terbangun mengangkat benda berat. Klien
karena BAK di malam merasa cemas dengan
hari, nyeri hilang bila
dibawak istrahat tidur. keadaannya sekarang ini,
Klien merasa segar karena nyeri sering timbul
setelah bangun tidur.
ketika klien membungkuk dan
mengangkat benda berat.
8. Pola Seksualitas dan reproduksi
7. Pola peran Klien sudah menikah dan mempunyai dua
Hubungan orang anak, tidak ada masalah dalam pola
seksualitas /produksi,
Klien adalah kepala
keluarga dan berkerja 9. Pola Koping Toleransi Stress
dipenggilingan Saat pengkajian pasien terlihat tenang.
padi/heler. Hubungan Pasien merasa sedih dengan kondisi yang
dideritanya saat ini. Pasien mengatakan
dengan keluarga dan jika ada masalah pasien bercerita dengan
orang sekitar baik. istri dan anaknya. Jika pasien mengalami
Pasien sudah berusaha kesulitan dalam keuangan biasanya pasien
menjadi kepala meminta bantuan pada saudaranya. Saat
keluarga yang baik , ini pasien menggunakan BPJS kelas III
sebagai jaminan kesehatan. Pasien
selama sakit keluarga mengatakan tidak pernah menggunakan
dan kerabat memberi obat-obatan penghilang stress
dukungan
10. Pola Kenyakinan nilai
Pasien mengatakan bahwa ia beragama
islam. Pasien mengatakan tidak ada
pantangan dalam agama terkait penyakitnya.
Pasien percaya bahwa ia dapat sembuh
sesuai dengan kehendak dari Allah SWT.
Untuk beribadah klien mengatakan beribadah
tidak teratur.
Kesadaran Compos metis
Tanda Vital TD : 130/80 mmHg S : 36, 8 °C
N: 88 x/menit RR : 20x/menit
Kulit Kulit : sawo matang, tidak ada lesi , turgor kulit baik, kulit
kering
Kepala Kepala : bentuk normocephalik
Wajah : simetris
Rambut : hitam, ikal, dan tidak mudah rontok
Mata : Kongjutiva tidak anemis, reflek cahaya +/+, odema
palpebara tidak ada
Hidung : deviasi septum tidak ada, epistaksis tidak ada
secret (-)
telinga : aurikula normal, lubang telinga bersih tidak ada
secret
mulut : simetris, lidah simetris tidak kotor, sianosis (-)
Leher Kaku kuduk tidak ada, trakea tidak tampak pembesaran
KGB tidak teraba, tiroid tidak ada pembesaran
Toraks
- Paru inspeksi : bentuk normal, gerak simetris
palpasi : nyeri tekan (-), krepitasi (-/-), VF kanan=kiri
Perkusi : sterm formitus kanan dan kiri sama
Auskultasi : tidak ada suara napas tambahan

- Jantung inspeksi : iktus cordis tidak tampak


palpasi : iktus cordis teraba di SIP 5, 2 cm medical linea
midclavicula
Abdomen Inspeksi : datar, aciets (-)

palpasi : neyri tekan (-), tidak teraba adanya massa

auskultasi : bising usus normal

Perkusi : timpani

Genitalia tidak diperiksa

Ekstremitas Muskuloskeletal/Sendi CRT <2 deti, tidak ada kelemahan, odema (-)

Lain-lain  
Pemeriksaan Nurologis

N. Cranialis Keterangan
N.1 (Olfaktorius) Normal
N.II (Optikus) lapangan penglihatan normal, melihat warna
N/N
N III ( Okulomotorius) Normal, tidak ada strabismus, besar pupil,
sekitar 3mm/3mm
N IV (Troklearis) pergerakan mata Normal
N.V (Trigeminus) membuka mulut (+), mengunyah (+),
menggigit (+)
N.VI (Abdusens) pergerakan mata ke lateral (+), Normal
N.VII (Facialis) mengerutkan dahi +/+
menutup mata +/+
memperlihatkan gigi +/+
bersiul +
N. VIII (Akustikus) Normal
N.IX (Glosofaringeus) tidak dilakukan
N.X (Vagus) bicara jelas
menelan ; baik
N. XI (Assesorius) mengangkat bahu : normal simetris
memalingkan kepala : normal tanpa tahanan
N. XII (Hipoglossus) pergerakan lidah : deviasi (-)
tremor lidah : -
atrikulasi : jelas
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLGI MASALAH

1. Data Subjektif : Kerusakan sistim syaraf nyeri Kronis


- Klien mengatakan nyeri di
punggung bawah menjalar ke
bokong dan paha
- Klien mengatakan nyeri terasa
hilang timbul
- Klien mengatakan nyeri seperti
kesentrum
- Nyeri (+) :
P : nyeri punggung bawah
Q : nyeri terasa seperti kesentrum
R : area punggung bawah
menjalar ke ulu hati sake
bokong dan paha
S : skala nyeri 5
T : nyeri dirasakan hilang timbul

Data Objektif :
- Wajah klien tampak meringis.
- Klien terlihat memegangi
punggungnya.
- TD 130/80 mmHg
- Nadi 88x/i
- Suhu 36,8 ° C
2. Data Subjektif : ancaman pada status Ansietas
- Klien mengatakan cemas dengan terkini
keadaannya sekarang ini
- Klien bertanya tentang
penyakitnya
Data Objektif :
- Ekspresi wajah Klien tampak
tegang
- TD 130/80 mmHg
- Nadi 88x/i
- Suhu 36,8 ° C

3. Data subjektif : kurang pengetahuan Hambatan mobilitas


- Klien mengatakan aktivitasnya tentang nilai aktivitas fisik
terganggu karena nyeri punggung fisik, nyeri
bawah
- Klien mengatakan kalau naik
tangga dan jalan mendaki agak
susah
- Klien mengatakan tidak bisa
membungkuk dan mengangkat
benda berat
- Klien mengatakan kakinya sering
kesemutan
Data Objektif :
- Klien tampak berjalan hati-hati dan
lambat di jalan mendaki
- Klien belum pernah melakukan
latihan fisik sesuai denga
penyakitnya
DIAGNOSA NOC NIC
Nyeri kronis b/d K o n tro l N y er i P a in M a n a je m e n
kerusakan sistim syaraf
S e te la h d ila k u k a n tin d a k a n 1 .L a k u k a n p e n g k a jia n n y e rise c a ra
Defenisi : pengalaman k e p e ra w a ta n s e la m a … . ja m komprehensif t e r m a s u k l o k a s i ,
sensori dan emosi yang
m a sa la h n ye ri ak u t te ra ta si k a ra k te ris tik ,d u ra si,
tidak menyenangkan
akibat kersakan d e n g a n in d ik a to r : f re k u e n s i,k u a lita s fa k to r p re s ip ita s i
jaringan aktual atau
- K a p a n n y e ri te rja d i 2 .O b s e r v a s i re a k si n o n v erb al
potensial yang
digambarkan dengan - M en g g a m b ark an fa k to r d a rik e tid a k n y a m a n a n
istilah kerusakan
p en yeb ab 3 .K a ji k u ltu r y a n g m e m p e n g a ru h i
B a ta s a n K a r a k te r is tik - M e n g g u n a k a a n a lg e s ic re sp o n n y e ri
a .P e r u b a h a n s e le ra
y a n g d ire k o m e n d a sik a n 4 .B a n tu k e lu a rg a u n tu k m e n c a ri
m ak an .
b .P e ru b a h a n te k a n a n - M e la p o rk a n n y e ri y a n g m en em u k an d u k u n g an
d a ra h .
te rk o n tro l 5 .K u ra n g ifa k to r p re s ip ita s i n y e ri
c. P e ru b a h a n
fre k u e n si ja n tu n g . - M e la p o rk a n n y e ri 6 .K a ji tip e dan su m b er n y e ri u n tu k
d .P e ru b a h a n
fre k u e n si b e rk u ra n g m e n e n tu k a n in te rv e n si
pernafasan. - M a m p u m e la p o rk a n la m a 7 .B e rik a n a n a lg e tik u n tu k m e n g u ra n g i
e. L a p o ra n is y a r a t.
n yeri n ye ri
f. D ia f o r e s is .
g .P e rila k u d is tra k s i. - tidak meringis 8 .E v a lu a s i k e e fe k tifa n k o n tro l n y e ri
h .M e n g e k s p re s ik a n
9 .T in g k a tk a n is tira h a t
p e rila k u - ekspresi wajah rileks
(m e re n g e k , 1 0 .K o la b o ra sik a n d e n g a n d o k te r jik a a d a
m e n a n g is ,g e lis a h ).
k e lu h a n d a n tin d a k a n n y e ri tid a k b e rh a s il
i. S i k a p m e l i n d u n g i
a re a n y e ri. A n a lg e s ic A d m in is tr a tio n
j. M e l a p o r k a n
1 .T e n tu k a n lo k a s i, k a r a k te r is tik , k u a lita s ,
n y e ri se c a ra
n o n v e rb a l. d a n d e ra ja t n y e ri se b e lu m p e m b e ria n o b a t
k .P e ru b a h a n p o sis i
u n tu k m e lin d u n g i 2 .C e k in s tru k s i d o k te r te n ta n g je n is o b a t,
n y e ri. d o s is , d a n fre k u e n s i
Ansietas b/d ancaman a) Anxiety self-control Anxiety Reduction (penurunan
pada status terkini b) Anxiety level kecemasan)
c) Coping a) Gunakan pendekatan yang menenangkan
Definisi: perasaan tidak
nyaman atau Kriteria hasil: b) Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
kekawatiran yang samar a) Klien mampu menidentifikasi
disertai respon dan mengungkapkan gejala pelaku pasien
autonom, perasaan cemas
takut yang disebabkan b) Mengidentifikasi, c) Jelaskan semua prosedur dan apa yang
oleh antisipasi terhadap mengungkapkan dan
bahaya. Hal ini menunjukkan teknik untuk dirasakan selama prosedur
merupakan isyarat mengontrol cemas
kewaspadaan yang c) Vital sign dalam batas d) Pahami perspektif pasien terhadap situasi
memperingatkan normal
individu akan adanya d) Postur tubuh, ekspresi wajah, stress
bahaya dan bahasa tubuh dan tingkat
memampukan individu aktivitas menunjukkan e) Temani pasien untuk memberikan
untuk bertindak berkurangnya kecemasan
menghadapi ancaman. keamanan dan mengurangi rasa takut

Faktor yang f) Identifikasi tingkat kecemasan


berhubungan:
a) Perubahan g) Bantu pasien mengenal situasi yang
dalam status
kesehatan menimbulkan kecemasan
b) Terkait keluarga
c) Stress, ancaman h) Dorong pasien untuk mengungkapkan
kematian
d) Ancaman pada perasaan ketakutan
(status ekonomi,
lingkungan, i) Instruksikan kepada pasien untuk
status kesehatan,
fungsi peran) menggunakan teknik relaksasi
e) Kebutuhan yang
tidak dipenuhi j) Berikan obat untuk mengurangi

kecemasan
Hambatan mobilitas A m b u la s i ; Exercise therapy : ambulation
fisik b/d kurang
S e te la h d ila k u k a n tin d a k a n 1. Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan
pengetahuan tentang
nilai aktivitas fisik, k e p e ra w a ta n s e la m a … . ja m
nyeri lihat respon pasien saat latihan
m a s a la h h a m b a ta n m o b ilita s
2. Konsultasikan dengan terapi fisik tentang
D e fe n is i : fis ik te ra ta s i d e n g a n in d ik a to r :
k e te r b a ta s a n d a la m rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
- Berjalan dengan langkah yang
p e rg e ra k a n fisik
m a n d iri d a n te ra ra h efektif tidak terganggu 3. Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat
p a d a tu b u h a ta u
e k s tr e m ita s le b ih - Berjalan dengan menaiki berjalan dan cegah terhadap cedera
tangga tidak terganggu
B a ta sa n 4. Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain
k a r a k te r is tik : - Berjalan menanjak tidak
1 .k e te r b a y ta s a n d a la m tentang teknik ambulasi
terganggu
k e m a m p u a n u n tu k
m e la k u k a n - Berjalan dengan kecepatan 5. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
k e te ra m p ila n m o to rik sedang tidak terganggu 6. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs
h a lu s
2 .k e te r b a ta s a n secara mandiri sesuai kemampuan
m e la k u k a n
k e te ra m p ila n m o to ric 7. Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan
aksar
3 .m e la m b a tn y a bantu penuhi kebutuhan ADLs ps.
g e ra k a n
.p e ru b a h a n c a ra 8. Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.
e r j a l a n yeri
Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan

berikan bantuan jika diperlukan

Anda mungkin juga menyukai