Anda di halaman 1dari 17

MASA DEMOKRASI PARLEMENTER

DAN DEMOKRASI TERPIMPIN


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA : TRIADA RIO


KELAS : XII IPS 1
PETA KONSEP

Perkembangan politik dan ekonomi masa


Demokrasi Parlementer

Perkambangan politik Mencari sistem ekonomi


nasional

Sistem pemerintahan Pemikiran ekonomi


nasional

Sistem ekonomi liberal


Sistem kepartaian

Perkembangan politik dan


Pemilu 1955
ekonomi masa reformasi
A. SISTEM PEMERINTAHAN
Ketika Indonesia kembali menjadi negara
kesatuan, UUD yang digunakan sebagai
landasan hukum Republik Indonesia bukan
kembali UUD 1945, sebagaimana yang
ditetapkan oleh PPKI pada awal
kemerdekaan, namun menggunakan UUD
Sementara 1950.

Sistem pemerintahan negara menurut UUD


Sementara 1950 adalah sistem parlementer.
• Perbedaan di antara partai-partai tersebut tidak pernah dapat terselesaikan dengan
baik sehingga dari tahun 1950 sampai tahun 1959 terjadi silih berganti kabinet mulai
Kabinet Natsir (Masyumi) 1950-1951;

Program kerja kabinet Natsir:


1. Mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilihan umum
untuk memilih Dewan Konstituante
2. Menyempurnakan susunan pemerintahan dan membentuk
kelengkapan negara
3. Menggiatkan usaha mencapai keamanan dan ketenteraman
4. Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan mengembangkan
dan memperkuat ekonomi rakyat
5. Menyempurnakan organisasi angkatan perang
6. Memperjuangkan penyelesaian soal Irian Barat

Program kerja
1. Membentuk Dewan Nasional
2. Normalisasi keadaan Republik Indonesia
3. Melanjutkan pembatalan KMB
4. Memperjuangkan Irian Barat kembali ke Republik
Indonesia
5. Mempercepat pembangunan
Kabinet Wilopo (PNI) 1952-1953
Program kerja Kabinet Wilopo antara lain sebagai
berikut.

1. Mempersiapkan pemilihan umum.

2. Mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah


Republik Indonesia.

3. Memperbarui bidang pendidikan dan pengajaran.

4. Melaksanakan politik luar negeri bebas dan aktif.

Kabinet Ali Sastroamijoyo I (PNI) 1953-1955;


Program kerja kabinet Natsir:
1. Mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilihan
umum untuk memilih Dewan Konstituante
2. Menyempurnakan susunan pemerintahan dan
membentuk kelengkapan negara
3. Menggiatkan usaha mencapai keamanan dan
ketenteraman
4. Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan
mengembangkan dan memperkuat ekonomi rakyat
5. Menyempurnakan organisasi angkatan perang
6. Memperjuangkan penyelesaian soal Irian Barat
Kabinet Burhanuddin Harahap (Masyumi) 1955-1956;
1. Mengembalikan kewibawaan (gezag) moril
Pemerintah i.c. kepercayaan Angkatan Darat dan
masyarakat kepada Pemerintah.
2. Melaksanakan Pemilihan Umum menurut rencana
yang sudah ditetapkan dan menyelenggarakan
terbentuknya Parlemen yang baru.
3. Menyelesaikan perundang-undangan desentralisasi
sedapat-dapatnya dalam tahun 1955 ini juga.
4. Menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan
inflasi.

Kabinet Ali Sastroamijoyo II (PNI) 1956-1957


Program Kabinet :
Pembatalan KMB
1. Menyelesaikan pembatalan seluruh perjanjian KMB,
secara unilateral, baik formil maupun materiil dan
mengadakan tindakan-tindakan untuk menampung
akibat-akibatnya.
Irian Barat
Kabinet Djuanda (Zaken Kabinet) 1957-
1959
1. Membentuk Dewan Nasional
2. Normalisasi keadaan Republik Indonesia
3. Melanjutkan pembatalan KMB
4. Memperjuangkan Irian Barat kembali ke
Republik Indonesia
5. Mempercepat pembangunan
B. SISTEM KEPARTAIAN
• munculnya partai politik erat kaitannya dengan kekuasaan. Gagasan
pembentukan partai baru muncul lagi ketika pemerintah
mengeluarkan maklumat pemerintah pada tanggal 3 November 1945.

• Melalui maklumat inilah gagasan pembentukan partai-partai politik


dimunculkan kembali dan berhasil membentuk partai-partai politik
baru.

• Sistem kepartaian yang dianut pada masa Demokrasi Liberal adalah


multi partai. Pembentukan partai politik ini menurut Mohammad
Hatta agar memudahkan dalam mengontrol perjuangan lebih lanjut.
C. PEMILIHAN UMUM 1955
• Pelaksanaan pemilihan umum 1955 bertujuan
untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan
duduk dalam Parlemen dan Dewan Konstituante.
Pemilihan umum ini diikuti oleh partai-partai
politik yang ada serta oleh kelompok perorangan.
• Sesuai tujuannya, Pemilu 1955 ini dibagi menjadi
dua tahap, yaitu:

• Tahap pertama adalah Pemilu untuk memilih


anggota DPR. Tahap ini diselenggarakan pada
tanggal 29 September 1955, dan diikuti oleh 29
partai politik dan individu,
• Tahap kedua adalah Pemilu untuk memilih
anggota Konstituante. Tahap ini diselenggarakan
pada tanggal 15 Desember 1955.
A. Pemikiran Ekonomi Nasional
• Pemikiran ekonomi pada 1950-an pada umumnya
merupakan upaya mengubah struktur perekonomian
kolonial menjadi perekonomian nasional.

• Hambatan yang dihadapi dalam mewujudkan hal


tersebut adalah sudah berakarnya sistem
perekonomian kolonial yang cukup lama.

• Warisan ekonomi kolonial membawa dampak


perekonomian Indonesia banyak didominasi oleh
perusahaan asing dan ditopang oleh kelompok etnis
Cina sebagai penggerak perekonomian Indonesia.
• Kondisi inilah yang ingin diubah oleh para pemikir
ekonomi nasional di setiap kabinet di era Demokrasi
Parlementer.
B. Sistem Ekonomi Liberal
• Struktur perekonomian yang diwarisi dari
penguasa kolonial masih berat sebelah, nilai
ekspor Indonesia pada saat itu masih sangat
tergantung pada beberapa jenis hasil
perkebunan yang nilainya jauh di bawah
produksi pada era sebelum Perang Dunia II.

• Permasalahan yang dihadapi pemerintah


Indonesia pada saat itu mencakup
permasalahan jangka pendek dan permasalahan
jangka panjang. Kebijakan yang ditempuh
pemerintah untuk menanggulangi
permasalahan tersebut di antaranya adalah
melaksanakan industrialisasi, yang dikenal
dengan Rencana Soemitro.
PETA KONSEP

1959-1965 Perkembangan politik dan ekonomi


masa demokrasi terpimpin

Dinamika Perkembangan
Bahasa politik ekonomi

1. Menuju demokrasi 1. Dewan perancang


terpimpin nasional
Cakupan 2. Peta kekuatan politik 2. Devaluasi mata uang
Bahasa nasional
1. Perjuangn pembebasan
Deklarasi ekonomi
barat
2. Konfrontasi malaysia
1. Menuju Demokrasi Terpimpin
• Demokrasi Terpimpin sendiri
merupakan suatu sistem
pemerintahan yang ditawarkan
Presiden Soekarno pada Februari
1957.

• Demokrasi Terpimpin juga merupakan


suatu gagasan pembaruan kehidupan
politik, kehidupan sosial dan
kehidupan ekonomi. Gagasan
Presiden Soekarno ini dikenal sebagai
Konsepsi Presiden 1957.
2. Peta Kekuatan Politik Nasional
• Antara tahun 1960-1965, kekuatan politik pada waktu itu
terpusat di tangan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno
memegang seluruh kekuasaan negara dengan TNI AD dan
PKI di sampingnya. TNI, yang sejak Kabinet Djuanda
diberlakukan S.O.B. kemudian pemberontakan PRRI dan
Permesta pada tahun 1958, mulai memainkan peranan
penting dalam bidang politik.

• Dihidupkannya UUD 1945 merupakan usulan dari TNI dan


didukung penuh dalam pelaksanaannya.

• Menguatnya pengaruh TNI AD, membuat Presiden Soekarno


berusaha menekan pengaruh TNI AD, terutama Nasution
dengan dua taktik, yaitu Soekarno berusaha mendapat
dukungan partai-partai politik yang berpusat di Jawa
terutama PKI dan merangkul angkatan-angkatan bersenjata
lainnya terutama angkatan udara. Kekuatan politik baru
lainnya adalah PKI.
3. Pembebasan Irian Barat
• dalam rangka perjuangan pembebasan Irian
Barat, Presiden Soekarno, pada tanggal 19
Desember 1961, di depan rapat raksasa di
Yogyakarta, mengeluarkan suatu komando
untuk berkonfrontasi secara militer dengan
Belanda yang disebut dengan Tri Komando
Rakyat (Trikora). Isi dari Trikora tersebut adalah:

1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua


buatan Belanda
2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat.
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna
mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan
tanah air dan bangsa
4. Konfrontasi Terhadap Malaysia
• Masalah Malaysia merupakan isu yang menguntungkan PKI untuk mendapatkan
tempat dalam kalangan pimpinan negara.

• Masalah ini berawal dari munculnya keinginan Tengku Abdul Rahman dari
persekutuan Tanah Melayu dan Lee Kuan Yu dari Republik Singapura untuk
menyatukan kedua negara tersebut menjadi Federasi Malaysia.

• Rencana pembentukan Federasi Malaysia mendapat tentangan dari Filipina dan


Indonesia.

• Filipina menentang karena memiliki keinginan atas wilayah Sabah di Kalimantan


Utara. Filipina menganggap bahwa wilayah Sabah secara historis adalah milik
Sultan Sulu.

• Pemerintah Indonesia pada saat itu menentang karena menurut Presiden Soekarno
pembentukan Federasi Malaysia merupakan sebagian dari rencana Inggris untuk
mengamankan kekuasaanya di Asia Tenggara.

• Pembentukan Federasi Malaysia dianggap sebagai proyek neokolonialisme Inggris


yang membahayakan revolusi Indonesia.

• Karena dengan keluarnya Indonesia dari PBB, Indonesia kehilangan satu forum yang
dapat digunakan untuk mencapai penyelesaian persengketaan dengan Malaysia
secara damai.
5. Perkembangan Ekonomi
• Sejak diberlakukannya kembali UUD 1945, dimulailah pelaksanaan
ekonomi terpimpin, sebagai awal berlakunya herordering ekonomi.
Dimana alat-alat produksi dan distribusi yang vital harus dimiliki dan
dikuasai oleh negara atau minimal di bawah pengawasan negara.

• Dengan demikian peranan pemerintah dalam kebijakan dan kehidupan


ekonomi nasional makin menonjol. Pengaturan ekonomi berjalan dengan
sistem komando.

• Sikap dan kemandirian ekonomi (berdikari) menjadi dasar bagi kebijakan


ekonomi.

• Masalah pemilikan aset nasional oleh negara dan fungsi-fungsi politiknya


ditempatkan sebagai masalah strategis nasional.

• Kondisi ekonomi dan keuangan yang ditinggalkan dari masa Demokrasi


Liberal berusaha diperbaiki oleh Presiden Soekarno.

• Beberapa langkah yang dilakukannya antara lain membentuk Dewan


Perancang Nasional (Depernas) dan melakukan sanering mata uang kertas
yang nilai nominalnya Rp500 dan Rp1.000,00 masing-masing nilainya
diturunkan menjadi 10% saja.

Anda mungkin juga menyukai