WOMEN’S
HEALTH REPRODUCTION
Aulia Fatmayanti, SST, M.Kes
MATERI
1.Konsep dasar gender dan seksualitas
2.Ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender dalam pelayanan
reproduksi
3.Isu gender dalam kesehatan reproduksi
4.Penanganan isu gender dalam kesehatan reproduksi
5.Mencegah dan mengatasi munculnya isu gender dalam
kesehatan reproduksi
Konsep Dasar Gender dan seksualitas
Gender Seks / Seksualitas
SEX
KARAKTERISTIK GENDER
Emansipasi Maskulin
Feminisme ciri, karakteristik, sikap,
kesetaraan kedudukan, peran,
tanggung jawab laki-laki dan ciri, karakteristik, sikap, perilaku yang banyak dimiliki
perempuan dalam aspek perilaku yang banyak dimiliki laki-laki
kehidupan. perempuan
Kesetaraan dan
Bias Gender keadilan gender
anggapan yang tidak mengakui persamaan Relasi gender suasana yang adil (equity) dan
peran, kedudukan, tanggung jawab antara hubungan laki-laki dan perempuan setara (equality) dalam
laki-laki dan perempuan dalam keluarga, dalam kerjasama yang seiring sejalan hubungan kerjasama laki-laki
masyarakat, pembangunan dan perempuan
Contoh
1. Bias gender dalam penelitian kesehatan => Gangguan kesehatan yang biasa terjadi pada perempuan
seringkali tidak mendapat perhatian, bila tidak mempengaruhi fungsi reproduksi (ada indikasi
penelitian mempunyai tingkat bias dr segi )
2. Perbedaan gender dalam akses terhadap pelayanan kesehatan => Perbedaan penatalaksanaan
kekerasan perempuan di negara maju dan berkembang tidak sama.
Exp : perempuan yang mengalami depresi karena kekerasan rumah tangga , hanya diobati dengan anti
depresan saja, tanpa diobati dalam mengatasi masalah yang melatarbelakangi.
proses persalinan yg normal sering dianggap sebagai peristiwa medis saja & tdk mempertimbangkan
kebutuhan perempuan, seperti kebutuhan u/ didampingi org terdekat, atau bersalin dg posisi yg
nyaman.
Sebagai strategi operasional dalam mencapai kesetaraan antara laki – laki dan perempuan
dianjurkan melakukan Pengarustamaan Gender
Violence/ kekerasan
Serangan fisik dan psikis. Mis: ekploitasi perempuan -> perkosaan, pelecehan seksual,perempuan
sebgai obyek iklan, suami memperketat istri dalam urusan ekonomi keluarga, suami melarang
istri bersosialisasi di masyarakat, istri mencela pendapatan suami di muka umum / mencela
kemampuan seksual .
Beban kerja
Berkembangnya era, laki2 dan perempuan menjadi sejajar berdasarkan pendekatan gender.
Namun, perlu dicermati bahwa perkembangan perempuan yang cukup cepat tidak “ MENGUBAH”
perannya dalam lingkup rumah tangga “ PERAN PRODUKTIF”. Maka dari itu perkembangan peran
perempuan bersifat menambah, dan umumnya perempuan mengerjakan peranan sekaligus untuk
memenuhi tuntutan pembangunan. Sehingga beban kerja perempuan TERKESAN BERLEBIHAN
1. Peraturan perundangan yg 4. Kekerasan fisik & nonfisik 6. Perdagangan & penipuan 8. Exploitasi bentuk tubuh alasan
diskriminatif terhdp laki2 & didlm & diluar rmh tangga perempuan seni & pariwisata
perempuan 5. Salah dlm menafsirkan & 7. Mas kawin & antaran 9. Paksaan dlm KB serta kurangnya
2. Kawin muda, cerai tinggi & memahami agama perkawinan yg mahal jaminan pengayoman dlm
poligami pelayanan
3. Diskriminasi dlm kesempatan
kerja & peluang pendidikan
Aulia Fatmayanti, S.ST, M.Kes
Gender & Kesehatan Reproduksi