Anda di halaman 1dari 46

Prof. DR. Hinky Hindra Irawan Satari, dr., Sp.

A(K), MTropPaed

Riwayat Pendidikan Formal


• Dokter Umum, FK UNPAD
• Dokter Spesialis Anak, FKUI
• Master of Tropical Pediatrics, School of Tropical Medicine,
Liverpool University, United Kingdom
• Konsultan Penyakit Infeksi dan Pediatri Tropis, Kolegium IDAI
• Doktor dalam Bidang Ilmu Kedokteran, FKUI

Jabatan
• Guru Besar Dep IKA FKUI-RSCM

• Ketua Pokjanas Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI), KemKes RI

• Ketua Perkumpulan Pengendalian Infeksi Indonesia (PERDALIN)

• Ketua Komnas PP-Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), KemKes RI


PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI DI MASA
PANDEMI COVID-19 di FKRTL:
tantangan dan harapan
Prof.DR.Dr.Hindra Irawan Satari,SpA(K),MTropPaed
Ketua Pokjanas KIPI
Ketua Perdalin
Strategi-strategi yang dianjurkan oleh
WHO untuk COVID-19
WHO menganjurkan strategi-strategi PPI untuk
mencegah atau membatasi penyebaran COVID-
19
Strategi-strategi PPI untuk mencegah atau membatasi penularan di tempat
layanan kesehatan termasuk:
1. Menjalankan langkah-langkah kewaspadaan standar untuk semua pasien.
2. Memastikan dilakukannya triase, identifikasi awal, dan pengendalian
sumber.
3. Menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan empiris atas kasus-
kasus suspek infeksi COVID-19.
4. Menerapkan pengendalian administrasi.
5. Menggunakan pengendalian lingkungan dan rekayasa.
1. Menjalankan langkah-langkah kewaspadaan
standar untuk semua pasien.

Tantangan Harapan
• Masih belum faham mengenai • Jangan bosan untuk mengulang
kewaspadaan standar pesan
• Sampaikan data serta publikasi
dari jurnal/organisasi kesehatan
terpandang
2. TRIAGE

Tantangan
Harapan

• Triase masih lemah, sumber • Tempatkan nakes kompeten di


penularan antara pasien triase
berbeda status covid-19 • Tempat strategis untuk
mengurangi transmisi infeksi di
RS
Tantangan dan harapan dalam
menjalankan langkah- langkah Kewaspadaan Standar
untuk semua pasien
Langkah-langkah pencegahan standar
Tingkat dasar langkah-langkah pencegahan PPI, digunakan
untuk SEMUA pasien pada SETIAP saat:
• Langkah-langkah preventif minimum yang berlaku setiap saat atas
semua perawatan pasien terlepas dari status suspek atau
terkonfirmasi pasien
Dalam semua kegiatan, penilaian risiko sangat penting:
menilai setiap kegiatan layanan kesehatan dan menentukan
Alat Perlindungan Diri (APD) yang diperlukan agar
memberikan perlindungan yang memadai
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko (TRANSMISI KONTAK DAN DROPLET)
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka
dengan aman
5. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien
dengan aman
6. Membersihkan lingkungan
7. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
8. Pengelolaan limbah
Kebersihan tangan
• Cara terbaik mencegah
penyebaran kuman di tempat
layanan kesehatan dan di Gagang pintu Peralatan
tengah masyarakat

• Tangan adalah alat utama bagi Medication Jabat tangan


pekerjaan tenaga kesehatan –
dan tangan menjadi mata
rantai kunci dalam rantai
penularan
Ponsel
Pemberi perawatan
Kebersihan tangan

Tantangan Harapan
• Tidak mencuci tangan setelah • Mencuci tangan setiap setelah
menggunakan sarung tangan selesai membuka sarung tangan

• Kulit tangan kering • Usapkan hand cream sebelum


tidur
Masker

Tantangan Harapan
• Tidak memakai masker • Memakai masker apabila kontak
dengan orang lain
• Jaga jarak
• Kurangi masa kontak
PEMAKAIAN MASKER

Tantangan Harapan
Jangan Mengalungkan masker
Jangan Menempatkan masker di dahi
Jangan Menempatkan di bawah hidung
Jangan Menempatkan hanya pada hidung
Jangan Menempatkan pada dagu
Jangan Menggantungkan pada telinga
Jangan Meletakan pada lengan
APD

Tantangan Harapan
• Memilih APD tidak sesuai risiko atau tidak • Menggunakan pedoman Juknis KemKes/ WHO
sesuai langkah pencegahan berdasar
transmisi
• Hanya menggunakan APD saat melakukan pelayanan
pasien suspek atau konfirmasi COVID-19
• Selalu kenakan setelah selesai kontak dengan
• Selalu lepas segera setelah tugas selesai dan/atau
pasien meninggalkan area perawatan pasien
• Selalu lepas dengan hati-hati untuk menghindari
kontaminasi sendiri (dari bagian paling kotor ke bagian
paling bersih)
• Melepas APD kurang hati-hati • Memakai dan melepas APD di ruang terpisah
• Mandi setelah melakukan perawatan pasien
Dekontaminasi

Dekontaminasi
Melepaskan kotoran dan mikroorganisme patogen dari
benda-benda sehingga aman dipegang, untuk diproses
lebih lanjut, digunakan atau dibuang.

Pembersihan Disinfeksi Sterilisasi

Sumber: World Health Organization. 2016. Decontamination and reprocessing of medical devices
for health-care facilities. World Health Organization. Diakses dari: https://www.who.int/infection-
prevention/publications/decontamination/en/
Langkah-langkah dekontaminasi ?
Pada langkah pertama, kontaminasi material asing dilepaskan
secara fisik, seperti debu, kotoran. Langkah ini juga akan
Pembersihan melepaskan material, seperti darah, sekresi, ekskresi dan
mikroorganisme, untuk mempersiapkan alat medis untuk
didisinfeksi atau disterilisasi.

Proses mengurangi jumlah kemungkinan mikroorganisme ke


Disinfeksi tingkat bahaya yang lebih rendah. Proses ini mungkin
menonaktifkan spora bakteri, prion dan beberapa virus.

Proses validasi yang digunakan untuk membuat suatu benda


bebas dari kemungkinan mikroorganisme, termasuk virus dan
Sterilisasi spora bakteri, tetapi tidak termasuk prion.
DEKONTAMINASI

Tantangan Harapan
• Dilakukan penyemprotan • Penyemprotan disinfektan tidak
disinfektan disarankan
PEMBERSIHAN DAN DISINFEKSI PERMUKAAAN
LINGKUNGAN TERKAIT COVID-19

spraying atau fogging (fumigation/misting) dalam


• Penggunaan disinfeksi pada permukaan menggunakan

ruangan (indoor), tidak direkomendasikan berkaitan dengan COVID-19


• Spraying tidak efektif dalam melepaskan kontaminan di zona arah penyemprotan.
• Spraying berisiko mengiritasi kulit dan saluran pernafasan.
formaldehid, bahan berbasis klorin, atau komponen
• Spraying atau fogging zat kimia, seperti

quartenary ammonium, tidak direkomendasikan karena mempunyai efek simpang pada tenaga kesehatan
• Spraying permukaaan lingkungan baik di fasilitas perawatan kesehatan dan non-kesehatan, seperti peralatan rumah tangga dengan
disinfeksi tidak efektif dalam melepaskan material organik dan mungkin tidak menjangkau permukaaan yang terhalang obyek, linen yang
terlipat atau permukaan yang mempunyai rancangan rumit. Bila disinfeksi semacam ini tetap harus digunakan, maka harus dilakukan
dengan lap atau digosok dengan menggunakan kain yang sudah direndam disinfektan.

• Beberapa negara menyetujui aplikasi fogging sebagai Teknik no-touch untuk penggunaan disinfeksi kimiawi (a.l. uap hydrogen perioksid).

WHO: Cleaning and disinfection of environmental COVID-19 Interim guidance 14 May 2020
Lingkungan: cara mengelola linen
yang sudah digunakan di bangsal
• Kenakan APD sesuai risiko ketika menangani linen terpakai atau kotor
• Pegang linen kotor dengan gerakan seminimal mungkin untuk
menghindari kontaminasi
• Tempatkan linen kotor di kantong/wadah di tempat perawatan
• Jika linen sangat kotor
• Bersihkan kotoran (seperti feses, muntahan) dengan sarung tangan serta
menggunakan benda yang datar dan keras
• Buang material padat ke toilet siram dan buang alat lap ke tempat sampah
• Tempatkan linen kotor ke wadah antibocor yang diberi label jelas (seperti
kantong dan wadah tertutup) di area perawatan pasien.
LINEN
TANTANGAN HARAPAN

• Tempatkan linen kotor di • Jika linen sangat kotor


kantong/wadah di tempat • Bersihkan kotoran (seperti feses,
perawatan muntahan) dengan sarung tangan
serta menggunakan benda yang datar
dan keras
• Buang material padat ke toilet siram
dan buang alat lap ke tempat sampah
• Tempatkan linen kotor ke wadah
antibocor yang diberi label jelas
(seperti kantong dan wadah tertutup)
di area perawatan pasien.
Pertimbangan tambahan dalam
langkah pencegahan standar
• Penting agar prosedur pembersihan lingkungan dan disinfeksi
dipastikan diikuti secara konsisten dan tepat.
• Prosedur pembersihan permukaan lingkungan dengan air dan
deterjen dan menggunakan disinfektan dengan jumlah yang biasa
digunakan di rumah sakit (seperti natrium hipoklorit, 0.5%, atau
etanol, 70%) sudah efektif dan memadai.
• Alat dan perlengkapan medis, pencucian, alat makan dan limbah
medis harus dikelola sesuai dengan prosedur keamanan rutin.
Spraying disinfektan
Disinfeksi spraying individual (seperti terowongan, mebel, kamar/
chamber) tidak direkomendasikan dalam keadaan apapun.

Berbahaya baik secara fisik dan psikologik dan

tidak mengurangi kemampuan menginfeksi

seseorang dalam menyebarkan virus melalui

droplet atau kontak.

•Spraying dengan klorin atau kimiawi toksik

dapat berakibat iritasi mata dan kulit,

penyempitan saluran nafas karena inhalasi dan

efek saluran cerna seperti mual dan muntah.

WHO: Cleaning and disinfection of environmental COVID-19 Interim guidance 14 May 2020
• Spraying permukaan berpori, seperti trotoar
Spraying disinfektan dan tepi jalan tanpa aspal, juga kurang efektif.
dan no-touch methods Meski tidak ada bahan organik, spraying
lain kimiawi tidak mungkin menjangkau seluruh
permukaan dengan jangka waktu yang cukup
untuk menginaktivasi patogen.
Spraying atau fumigation ruang • Jalan dan tepi jalan bukan merupakan
outdoor, seperti jalan atau pasar, sumber infeksi COVID-19. Oleh karena itu,
tidak direkomendasikan spraying desinfektan, meski outdoor,
berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
untuk membunuh virus
COVID-19 atau patogen lain,
karena disinfektan akan
diinaktivasi oleh kotoran dan
debu, dan tidak mungkin untuk
membersihkan dan menyingkirkan
senyawa organik pada keadaan
ruang seperti ini.

WHO: Cleaning and disinfection of environmental COVID-19 Interim guidance 14 May 2020
Memastikan dilakukannya triase, identifikasi awal,
dan pengendalian sumber penularan
Tatalaksana pasien sakit yang meminta
pertolongan
Penggunaan triase klinis di
fasilitas layanan kesehatan
Triase dan
pengendali Masukkan untuk tujuan identifikasi dini
an infeksi pasien ke pasien yang mengalami
yang tepat area infeksi pernapasan akut
waktu dan khusus
efektif (ARI) untuk mencegah
Pemindaha Kasus transmisi patogen ke tenaga
n dan khusus dan kesehatan dan pasien lain.
pemulanga protokol
n secara tatalaksana
aman klinis
HARAPAN DAN TANTANGAN DI
TRIAGE
Tantangan Harapan
• APD dipakai keluar triage • APD tidak dipakai keluar triage
• Ventilasi di ruang tunggu kurang • Ventilasi natural dengan tata
sirkulasi udara yang baik dengan
aliran udara keluar menuju daerah
yang bebas pasien/pengunjung
• Singkatkan waktu tunggu
• Waktu tunggu yang lama
• Pisahkan pasien suspek dengan
• Kontak antara pasien covid dan konfirmasi, gejala/tanpa gejala
non covid
Penempatan pasien di rumah sakit
• Jangan menerima pasien berisiko rendah
tanpa komplikasi tanda dan gejala
Triase dan pernapasan yang menunjukkan infeksi dan
pengendalian Masukkan tanpa penyakit yang mendasari.
infeksi yang pasien ke • Kelompok pasien dengan diagnosis sama di
tepat waktu area khusus satu area.
dan efektif • Pasien suspek jangan ditempatkan di area
Kasus yang sama dengan yang terkonfirmasi.
Pemindahan • Tempatkan pasien-pasien ARI yang
khusus dan
dan mengkhawatirkan di satu ruang berventilasi
protokol
pemulangan baik, jika mungkin.
tatalaksana
secara aman
klinis • Tugaskan tenaga kesehatan berpengalaman
PPI dan wabah.
PENEMPATAN PASIEN DI RUMAH
SAKIT
Tantangan Harapan
• Jangan menerima pasien berisiko rendah tanpa • Pasien dengan gejala ringan dapat dirawat
komplikasi tanda dan gejala pernapasan yang dirumah
menunjukkan infeksi dan tanpa penyakit yang
mendasari. • Kelompokkan pasien dengan diagnosis yang
• Kelompok pasien dengan diagnosis sama di satu area. sama
• Pasien suspek jangan ditempatkan di area yang sama • Pisahkan pasien suspek dnegan konfirmasi
dengan yang terkonfirmasi.
• Tidak perlu dirawat di ruangan isolasi
• Tempatkan pasien-pasien ARI yang mengkhawatirkan bertekanan negative, pasien dapat dirawat
di satu ruang berventilasi baik, jika mungkin.
diruangan dengan ventilasi alamiah dengan
• Tugaskan tenaga kesehatan berpengalaman PPI dan
wabah.
arah aliran udara keluar serta diarahkan
kedaerah yang tidak ada pasien/pengunjung.
Menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan untuk
kasus-kasus COVID-19
Apa saja yang dicakup dalam langkah
pencegahan tambahan?
Langkah Pencegahan Standar
Langkah Pencegahan Standar
+
+
Akomodasi/isolasi khusus (seperti ruangan tunggal, jarak antar tempat tidur, toilet
Akomodasi/isolasi khusus (seperti ruangan tunggal, jarak antar tempat tidur, toilet
terpisah dll.)
terpisah dll.)
+
+
Petunjuk
Petunjuk
+
+
APD
APD
+
+
Peralatan khsusus dan pembersihan tambahan
Peralatan khsusus dan pembersihan tambahan
+
+
Batasi pemindahan
Batasi pemindahan
+
+
Komunikasi
Komunikasi
Diadaptasi dari:Ontario Agency for Health Protection and Promotion, Provincial Infectious Diseases Advisory Committee. Routine Practices and Additional Precautions in All Health Care Settings. Edisi 3.
Toronto, ON: Queen’s Printer for Ontario; November 2012.
Penularan Melalui Udara/Airborne
Penularan melalui udara SARS-CoV-2 dapat terjadi selama
prosedur medis yang menghasilkan aerosol.
• WHO, bersama dengan komunitas ilmiah, secara aktif mendiskusikan dan
mengevaluasi apakah SARS-CoV-2 juga dapat menyebar melalui aerosol
tanpa adanya prosedur yang menghasilkan aerosol,
terutama dalam pengaturan ruangan dengan ventilasi yang buruk.
• Namun proporsi nukleus yang di dihembuskan atau percikan pernapasan
yang menguap untuk menghasilkan aerosol, dan dosis infeksi layak SARS-CoV-2
yang diperlukan untuk menyebabkan infeksi pada orang lain tidak
diketahui, tetapi telah dipelajari untuk virus pernapasan lainnya.
Pasien suspek atau terkonfirmasi COVID-19
(1)
• Langkah-langkah pencegahan kontak dan percikan untuk semua pasien suspek atau
terkonfirmasi COVID-19
• Langkah pencegahan transmisi udara dianjurkan hanya untuk prosedur yang
menghasilkan aerosol (seperti pengisapan lendir (suctioning) terbuka saluran
pernapasan, intubasi, bronkoskopi, RJP)
• Semua pasien penyakit pernapasan harus ditempatkan di ruangan tunggal, atau berjarak
minimal 1m dari pasien lain waktu menunggu ruangan
• Suatu tim tenaga kesehatan harus dikhususkan untuk merawat hanya pasien suspek
• Tenaga kesehatan harus mengenakan APD: masker medis, pelindung mata atau wajah,
jubah, dan sarung tangan
• Kebersihan tangan harus dijalankan setiap kali “5 Momen” WHO berlaku, dan sebelum
APD dan setelah melepas APD
Pasien suspek atau terkonfirmasi COVID-19
(2)
• Jika mungkin peralatan hanya digunakan sekali, khusus untuk satu pasien dan
didisinfeksi sebelum digunakan kembali
• Hindari memindahkan kasus suspek atau terkonfirmasi – jika perlu, pastikan
pasien mengenakan masker. Tenaga kesehatan harus mengenakan APD yang
sesuai.
• Pembersihan rutin lingkungan sangat penting
• Batasi jumlah tenaga kesehatan, pengunjung dan anggota keluarga yang
berkontak dengan pasien. Jika perlu, semua orang harus mengenakan APD.
• Semua orang yang masuk kamar pasien (termasuk pengunjung) harus dicatat
(untuk tujuan penelusuran kontak).
• Langkah-langkah pencegahan harus tetap dijalankan hingga gejala hilang.
Langkah-langkah pencegahan
kontak
• Kamar tunggal
• Pasien tetap di kamar
• Kebersihan tangan sesuai “5 Moment”, terutama sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien dan sesudah melepas APD
• Jangan menyentuh mata, hidung atau mulut dengan tangan
bersarung atau tidak bersarung yang terkontaminasi.
• Staf harus mengenakan APD yang sesuai:
• gown + sarung tangan
• Pembersihan peralatan, disinfeksi, dan sterilisasi yang sesuai
• Pembersihan lingkungan disempurnakan
• Jangan mengkontaminasi permukaan yang tidak termasuk dalam
perawatan pasien langsung (seperti gagang pintu, tombol lampu,
ponsel)
Langkah-langkah pencegahan
percikan
• Kamar tunggal
• jika ruangan tunggal tidak tersedia, pisahkan pasien dari
pasien lain setidaknya dengan jarak 1 m
• Tenaga kesehatan harus mengenakan APD sesuai:
• Masker medis
• Perlindungan mata (kacamata atau pelindung wajah)
• Jubah
• Pasien harus tetap tinggal di kamar (gerakan terbatas)
• Jika harus dipindahkan/bergerak, pasien wajib
mengenakan masker medis dan menggunakan rute
perpindahan yang sudah ditentukan sebelumnya untuk
meminimalisasi paparan untuk staf, pasien lain dan
pengunjung.
Langkah pencegahan transmisi udara
(dalam konteks COVID-19)
Langkah pencegahan transmisi udara dianjurkan HANYA untuk prosedur yang menyebabkan aerosol
seperti:
- bronkoskopi,
- intubasi trakea,
- pemberian tekanan pada dada saat resusitasi jantung paru dapat menyebabkan dihasilkannya
aerosol
Hal-hal berikut ini wajib:
• Ruangan tunggal dengan ventilasi yang memadai: ventilasi alami dengan aliran udara setidaknya
160L/s per pasien atau di ruangan bertekanan negatif dengan setidaknya 12 pergantian udara per
jam dan arah aliran udara yang terkendali saat ventilasi mekanis digunakan
• APD: kontak + percikan
• Ganti masker medis dengan masker efisiensi tinggi di ruangan (N-95, atau FFP2 atau masker
setara)
Langkah pencegahan transmisi udara
(dalam konteks COVID-19)
TANTANGAN HARAPAN
• Tindakan aerosol harus • Ruangan tunggal/terpisah dengan
dilakukan di ruang isolasi ventilasi yang memadai: ventilasi
tekanan negatif alami dengan aliran udara
setidaknya 160L/s per pasien atau
di ruangan bertekanan negatif
dengan setidaknya 12 pergantian
udara per jam dan arah aliran
udara yang terkendali saat
ventilasi mekanis digunakan
PERAWATAN DI RUMAH
Strategi PPI apa yang dianjurkan WHO untuk COVID-19?
https://www.who.int/publications-detail/home-care-for-patients-with-suspected- novel-
coronavirus-(ncov)-infection-presenting-with-mild-symptoms-and- management-of-contacts
Perawatan dirumah

Tantangan Harapan
• Pasien ringan dirawat di RS • Pasien dengan gejala ringan
dapat dirawat dirumah
• Peranan Pemerintah daerah
bersama Puskesmas dan
partisipasi masyarakat sangat
menentukan keberhasilan
• Mengurangi beban kerja RS
Nasihat perjalanan WHO
• WHO tidak menganjurkan masyarakat untuk melakukan
perjalanan.
• Jika seseorang menunjukkan gejala-gejala yang mengindikasikan
penyakit pernapasan akut selama atau setelah melakukan
perjalanan, orang tersebut disarankan mencari pertolongan medis
dan menginformasikan riwayat perjalanannya dengan tenaga
kesehatan yang menanganinya.
Nasihat perjalanan WHO

Tantangan Harapan
• Menganggap WFH sebagai • Saat ini bukan merupakan saat
liburan yang tepat untuk berlibur
• Rest area, bandar udara, stasiun, • Tunda sampai pandemi reda
restoran bisa menjadi cluster • Ada contoh beberapa kota di
tanah air dan luar negeri yang
sudah berhasil mengendalikan
pandemi
KESIMPULAN
• Program PPI merupakan strategi vital untuk mengendalikan pandemi
covid-19.
• Tantangan yang ada, apabila tidak dapat dikendalikan, akan
memperpanjang berlangsungnya pandemi.
• Pemahaman kewaspadaan berdasar transmisi dan melakukan
tindakan pencegahan yang sepadan, menjamin keselamatan pasien
dan tenaga kesehatan serta masyarakat.
Sumber-sumber informasi untuk
COVID-19
Laman Coronavirus Utama WHO
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019
Semua dokumen panduan teknis coronavirus (COVID-19)
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus- 2019/technical-guidance
Dokumen PPI
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus- 2019/technical-
guidance/infection-prevention-and-control
https://www.who.int/infection-prevention/publications/en/
Cleaning and disinfection of environmental COVID-19
WHO Interim guidance 14 May 2020
Pertanyaan dan Jawaban
https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-coronaviruses
https://www.who.int/publications-detail/infection-prevention-and-control-during- health-
care-when-novel-coronavirus-(ncov)-infection-is-suspected-20200125

https://www.who.int/publications-detail/home-care-for-patients-with-suspected-novel-
coronavirus-(ncov)-infection-presenting-with-mild-symptoms-and-management-of-contacts

https://www.who.int/publications-detail/advice-on-the-use-of-masks-the-community- during-
home-care-and-in-health-care-settings-in-the-context-of-the-novel-coronavirus- (COVID-19)-
outbreak
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai