Anda di halaman 1dari 14

AL-QUR`AN

Mapel: Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti


Kelas: XI
Smk Lab Business School Kota Tangerang
AL
AL QUR`AN
QUR`AN

1. Pengertian Al –Quran

-Secara etimologis Al-quran adalah bentuk mashar


dari kata Qa-ra-a, sewazan dengan kata fu’lan ,
artinya berbicara tentang apa yang tertulis padanya
atau melihat atau menelaah.

• Kata Al-Quran digunakan dalam arti sebagai nama


kitab suci yang diturunkan kepada NAbi Muhammad
SAW.

• Al-Quran disebut juga Al-kitab sebagai mana


tersebut dalam Al-Quran dalam surat Al Baqarah.

• artinya : Kitab ( Al-Quran ) itu tidak ada keraguan


padanya, petunjuk mereka yang bertakwa. (QS. Al-
baqarah :2)
• Al-qur’qn adalah kitab suci yang di wahyukan ke pada Nabi

Muhammad s.a.w. yang mengandung petunjuk ke benaran bagi

kebahagian umat manusia, yang ayat-ayatnya menunjukkan pada

proses perkembangan syariat sebagian besar merupakan jawaban

terhadap peristiwa dalam masyarakat. Al-qur’an yang di turunkan

secara bertahap selama 23 tahun, 13 tahun di makkah dan 10 tahun

di madinah mampu menjawab berbagai masalah, pertanyaan, situasi

dan kondisi yang di jumpai rasullah s.a.w. dalam perjalanannya.


Fungsi Al-quran

Al-quran diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad untuk


disampaikan kepada umat manusia bagi kemsalahatan dan
kepentingana mereka, khusunya umat Mukminin yang percaya akan
kebenaranya.

Fungsi turunya Al-quran kepada umat manusia terlihat dalam beberapa


bentuk ungkapan yang diantaranya adalah.

• Sebagai hudan yaitu petunjuk bagi kehidupan umat.

• Sebagau rahmat yaitu keberuntungan yang diberikan kepada Allah


dalam bentuk kasih sayang.
• Sebagai furqon yaitu pembeda antara yang baik dan buruk, yang
halal dan yang haram , yang salah dan yang benar yang indah dan
yang jelek , yang dapat dilakukan dan yang terlarang dilakukan.

• Sebagai Mu’izhab yaitu pengajaran yang akan mengajar dan


membimbing umat dalam kehidupanya untuk mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat.

• Sebagai busyra yaitu berita bahagia yang telah berbuat baik kepada
Allah dan sesama Manusia
• Sebagai Tibyan /Mubin yaitu berita penjelasan atau yang
menjelaskan terhadap segala sesuatau yang disamapaikan.

• Sebagai mushaddiq yaitu pembenar terhadap kitab yang datang


sebelumnya, seperti Taurat , zabur , Injil.

• Sebagai nur yaitu cahaya yang akan menerangi kehidupan manusia


dalam menempuh jalan menuju keselamatan.
• Sebagai tafsil yaitu memberikan penjelasan secara rinci sehingga
dapat dilaksanakan sesuai dengan yang dikehendaki.

• Sebagai syfau al shudur yaitu obaty bagi rohani yang sakit.

• Sebagai hakim yaitu sumber kebijakan.


Kedudukan Al-Quran

1. Kedudukan Alquran sebagai sumber utama dan pertama bagi


penetapan hukum.

2. Selain itu juga kedudukan Al-quran sebagai sumber utama


atau pokok hukum Islam, berarti Al quran itu menjadi sumber
dari disegala sumber.
Al- Hadist / Sunnah

Pengertian sunnah / hadist

Kata sunnah berasal dari kata Sanna. Secara etimologi yaitu cara yang
bisa dilakukan, apakah cara itu sesuatu yang baik atau buruk.

Para ulama islam mengutip kata Sunnah dari Al-quran dan bahasa
Arab yang mengunakan kata yang khusu yaitu cara yang bisa dilakukan
dalam pengamalan agama .

Kata Sunnah sering disebut kitab maka Sunnah berarti cara-cara


beramal dalam agama berdasarkan apa yang dinukilkan dari Nabi
Muhammad SAW.

Kata sunnah berasal dari kata Sanna. Secara etimologi yaitu cara yang
bisa dilakukan, apakah cara itu sesuatu yang baik atau buruk.
Sedangkan Sunnah dalam istilah ulam fiqih adalah sifat hukum bagi

suatu perbuatan yang dituntut melakukan dalam bentuk tuntunan

yang pasti dengan pengertian diberi pahala orang yang melakukannya

dan tidak berdosa orang tidak melakukanya. Kata sunnah sering

di indentikan dengan hadist, kata hadits sering digunakan oleh Hdist

dengan maksud yang sama dengan kata Sunnah menerut penegrtian

yang digunakan ulama ushul.


Fungsi Sunnah / Hadits

Al-quran sebagai sumber asli bagi hukum fiqih, maka Sunnah disebut sebagai
bayani. Dalam kedudukan sebagai bayani dalam hubungan dengan Alquran ia
menjelaskan fungsi sebagai berikut:

1. Menguatkan dan menegaskan hukum-hukum yang tersebut dalam Al-quran atau


disebut fungsi Takid dan taqrir.

2. Memberikan penjelasan terhadap apa yang dimaksud dalam Alquran dalam hal:

- Menjelaskan Arti yang masih samar dalam Al-quran .:


Misalnya : kata dalam Alquran “Shalat” yang masih samar atau ijmal
artinya, dapat saja salat itu sebgai doa sebagai mana yang dipahami
secara umum waktu itu. Kemudian Nabi Melakukan sebagi perbuatan,
yang terdiri dari ucapan dan perbuatan secara jelas yang dimulai
dengan takburatul ihrom dan diakhiri dengan salam.
– Menrinci apa-apa yang dalam Al-quran disebutkan secara garis
besar :misalnya pada waktu-waktu shalat yang masih secara
garis besar:

– Membatasi apa-apa yang Al-quran disebut secara umum: Misalnya


sunnah membatasi Alquran yang datang dalam bentuk umum,
umpanya hak waris.

– Memerluas maksud dari sesuatu yang tersebut dalam Al-quran. :


Misalnya Sunnah memperluas apa yang dimasud oleh Alquran,
umpanya firman Allah yang melarang seseorang laki-laki memadu
dua orang wanita yang bersaudara .

3. Menetapkan suatu hukum dalam sunnah yang secara jelas tidak


terdapat dalam Alquran.
kedudukan sunnah / hadist .

• Sunnah berfungsi sebagai penjelas terhadap hukum-hukum yang


terdapat dalam Al-quran sebagaimana disebutkan sebelumnya. Dalam
kedudukan sebagai penjelas, sunnah kadang-kadang memperluas
hukum dalam Alquran atau menetapkan sendiri hukum-hukum di luar
apa yang ditentukan Allah dalam Alquran.

• Kedudukan Sunnah sebagi bayani atau menjalankan fungsi yang


menjelaskan hukum Alquran, tidak diragukan lagi dan dapat diterima
oleh semua pihak, karena memang untuk itulah Nabi ditugaskan Allah
SWT.
• Kedudukan sunnah sebagai dalil yang berdiri sendiri dan sebagi
sumber kedua setelah alquran.

• Jumhur ulama berpendapat bahawa sunnah berkedudukan sebagai


sumber atau dalil kedua sesudah Al-quran dan mempunyai kekuatan
untuk ditaati serta mengikat untuk semua umat Islam.

Anda mungkin juga menyukai