Anda di halaman 1dari 30

Leukemia

dr. Zulfian SpPK


Fakultas Kedokteran
Universitas MALAHAYATI
Bandar Lampung
LEUKEMIA

• Kasus pertama dilaporkan oleh Velpaeau 1827


 Umur 63, dengan gejala pembengkakan perut, demam dan rasa lelah
 Pasien meninggal
 Otopsi pembengkakan hati dan limpa, darahnya kental menyerupai ragi
pembuat anggur merah, Velpauea : darah ? atau Nanah ?
 1939 Barth dan Donne melaporkan hasil pada penderita yg mereka sbg “
mucous globule” yg tdk dpt dibedakan dgn nanah
 Pd 1645 oleh Bennet ( Scotland) dan Virchow (Jerman) secara terpisah
menyebutkan lekemia sebagai suatu kesatuan penyakit
 Virchow : pembuluh darah berisi cairan putih, kuning kehijauan dan lekosit
terlihat berukuran besar dgn sedikit sel darah merah, krn sdm sdkt disebut
sebagai darah putih (Weiss blutt)) selanjutnya dis-ebut bukan sbg pernanahan
dari darah kemudian menyebutnya sebagai leukemia thn 1847
 Bennet menyebutkan pernanahan darah
 Virchow membedakan 2 jenis leukemia splenic dan lymphatic
 Freidrich 1875 menyebutkan 2 jenis lekemia yu akut dan kronik

Definisi :
Golongan penyakit yang ditandai dengan penimbunan sel lekosit
abnormal pada sum-sum tulang
 Sel abnormal pada sum-sum tulang dapat menyebabkan kegagalan sum-sum
tulang, hi tung lekosit dalam darah tepi menjadi tinggi dan dapat menginfiltrasi
organ-organ lain.
 Kegagalan sum-sum tulang dpt dilihat adanya anemia, neutropenia dan
trombositopenia
 Keterlibatan organ-organ lain : misalnya hati, limpa, limfonoduler, meningen,.otak,
kulit, testis dsb
 Etiologi :
Penyebab leukemia tdk diketahui ttp ada faktor2 pencetus :
A. Faktor Intrinsik : B. Faktor Ekstrinsik
1. Keturunan (kembar identik) 1. Radiasi
2. Kelainan kromosom (Philadelphia) 2. Bahan Kimia dan Obat2 an
3. Defisiensi Imun 3. Infeksi terutama virus
4. Disfungsi sum-sum tulang
Kelainan paling mendasar dalam proses terjadinya keganasan adalah
kelainan genetik sel, proses transformasi menjadi sel ganas dimulai saat DNA
gen atau sel mengalami perubahan.
Klasifikasi

• Klasifikasi yang paling banyak digunakan adalah dari FAB


(French-American- British) berdasarkan morfologi,
differensiasi dan maturasi sel leukemia yg dominan
serta penelitian sitokimia
• Dgn teknologi imunologi/serologi klasifikasi dg
identifikasi klon maligna sbg
o Mieloid
o Limfosit B
o Limfosit T
o Bifenotipik (mieloid & limfoid)
LEUKEMIA

Leukemia Akut
•• Leukemia
Leukemiamenyerang
menyerangrangkaian
rangkaian •• Leukemia
Leukemiamenyerang
menyerang
mieloid
mieloid rangkaian
rangkaianlimfoid
limfoid
–– LNLA
LNLA((Leukemia
LeukemiaNonLimfositik
NonLimfositikAkut
Akut  Leukemia
LeukemiaLimfositik
LimfositikAkut
Akut
==LMA
LMA(Leukemia
(LeukemiaMilelositk
Milelositk
Akut)
Akut)
== Leukemia
LeukemiaGranulositik
GranulositikAkut)
Akut)

Leukemia Kronis
•• Leukemia
Leukemiamenyerang
menyerangrangkaian
rangkaian •• Leukemia
Leukemiamenyerang
menyerang
mieloid
mieloid rangkaian
rangkaianlimfoid
limfoid
–– CGL
CGLChronic
ChronicGranulositik
Granulositik  Leukemia
LeukemiaLimfositik
LimfositikKronik
Kronik
Leukemia
Leukemia
==Leukemia
LeukemiaMielositik
MielositikKronik
Kronik
Pembentukan
Pembentukan Sel
Selinduk
induk
mesenkimal
mesenkimal
sel-seldarah
sel-sel darah

Non-LL Sel
Selinduk
induk
Mieluproliferatif pluripotesial
pluripotesial LL

Eritropoesis
Eritropoesis Trombopoesis
Trombopoesis
Limfopoesis
Limfopoesis
Eritrosit
Eritrosit Mielopoesis
Mielopoesis Trombosit
Trombosit

Monositopoesis
Monositopoesis Thymus Bursa
Bursa
Thymus

Eosinofil
Eosinofil
Basofil Netrofil
Netrofil Sel Sel
SelBB
Basofil Monosit SelTT
Monosit
Leukemia Mielositk akut
• Gejala Klinis :
– Menyerang usia dewasa, lk lbh sering dr wanita
– Berkaiatan dengan dengan berkurangnya sel-sel
hematopoetik
• Anemia
• Mudah terserang infeksi
• Perdarahan
– Pasien sering datang dengan demam, menggigil,
takikardia, takipnea
– Infeksi dapat mengenai semua organ
– Organisme yg paling sering adalah bakteri gram
negatif, E coli dan Pseudomonsa dan infeksi jamur
– Pasien dpt meninggal akibat septikemia
– Gejala sdp meningkat menunjukkan hiperviskositas,
nyeri kepalaggn penglihatan, kebingungan dan
dispnea
– Trombositopenia ditandai dengan petekiaea dan
Leukemia Limfoblatik Akut

 Dijumpai lbh sering pada anak-anak dibwah 15 tahun, dg puncak


umur3 – 4 tahun
 Dapat dijumpai pada orang dewasa
 Gejala klinis
 Hampir sama dengan leukemia akut
 Karena menyerang ekstramedular pasien mengalami adenopati
dan splenohepatomegali
 Nyeri tulang dan artralgia
 Terserangnya SSP (5-10%) pada waktu diagnosis, berupa nyeri
kepala, muntah kejang dan gangguan penglihatan
 Angka harapan hidup membaik 90-95% remisi penuh bahkan
60% menjadi sembuh pada anak anak, 80% pada orang dewasa
remisi penuh
 Transplantasi sum-sum tulang perlu dipertimbangkan bl penyakit
menjadi progresif, anak anak bl setelah 18 bulan pengobatan tdk
ada remisi
Leukemia Mielositik Kronik

• Sering dijumpai pada orang dewasa


• Perjalanan penyakit lambat, sering ditemukan pada waktu
pemeriksaan darah rutin
• Sbg gangguan mieloprolifratif karena sum-sum tulang hiperseluler
dgn proliferasi pd semua garis differensiasi sel
• 85% kasus kromosom Philadhelphia (+)
• Gejala :
– Keadaan hipermetabolik: kelelahan, penurunan berat badan tdk
tahan panas
– Lien membesar persaan tdk enak pada abd
– Anemia jarang pada awal serangan
– Hematom terjadi bila fungsi atau jumlah trombosit abnormal
– Angka harapan hidup sekitar 5-6 tahun
– Pasien secara bervariasi berkembang menjadi fase resisten, lebih
agresif dan produksi mieloblast melimpah
– Kematian terjadi dalam beberapa minggu samapi bulan setelah
transformasi
Leukemia Limfoblastik Kronik

• Dijumpai pada umur tua (median 60 tahun), laki laki lebih


banyak dp pr
• Serangan penyakit tersembunyi dan berbahaya , sering
ditemukan pada waktu pemeriksaan darah rutin
• Gejala kilinis
– Jumlah limfosit meningkat, disertai limadenopati dan
splenomegali tanpa sakit
– Gejala mirip dengan LGK
– Anemia
– Trombositopeni
– Sekitar 510% pasien mengalami anemia hemolitik
autoimun
Pemeriksaan Laboratorium

• Pemeriksan dilakukan untuk menegakkan diagnosa


• Meliputi :
– Pemeriksaan darah tepi
– Sum sum tulang
– Sitokimia
– Petanda imunologik (imuno phenotyping)
– Petanda Sitologik

• Diagnosa ditegakkan berdasarkan hal hal berikut :


– Pembuktian adanya sel sel muda dlm darah perifer dan
konfirmasi dlm sum sum tulang (sum-sum tulang biasanya 20%
nlast
– Meng kategorikan sel-sel leukemik untuk membedakan antara
non-limfositik dan limfositik
– Meng kategorikan tipe sel dlm klasifikasi FAB
 Klasifikasi :
 Menurut perjalanan penyakit
 Akut
 Kronis
 Menurut sel asalnya :
 Sel2 limfoid
 Sel Non-Limfoid

Akut Kronis
AML Lekemia Granulositik Kronik
Lekemia Mieloblastik Kronik

AML Tipe 0
AML tipe 1 mieloblastik diferensiasi buruk
AML tipe 2 mieloblastik diferensiasi baik
AML tipe 3 promielositik
AML tipe 4 mielomonositik

AML tipe 5 monositik


AML tipe 6 eritrolekemia
AML tipe 7 megakariositik lekemia

Lekemia Limfoblastik Lekemia Limfoblastik
Akut Kronik

LLA L1

LLA L2

LLA L3

Diagnosis :
 Sangat dibutuhkan untuk menentukan apakah lekemia limfo
blastik atau non-limfoblastik utk menentukan pengobatan
 Dibutuhkan pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan sum2 tulang
 Untuk mendiferensiasi jenis dapat dilakukan dgn pemeriksaan
sito kimia yaitu : fosfatase alkali lekosit, peroksida lekosit,
Sudan black lekosit, Esterase Lekosit, Esterase non-spesifik,
periodic acid schiff
 Pemeriksaan kromosom, utk jenis lekemia tertentu, misalnya
kromosom Philadelphia utk LGK/CGL=CML
 Pemeriksaan serologik/imunofenotipe utk petanda permukaan
dan HLA
AML

 M0
 Berdifferensiasi minimal

• M1 : ( Mielositik Akut )
 Populasi sel blast tidak menunjukkan tanda differensiasi dan maturasi.
Predominan mieloblast (90%) dapat disertai adanya granula azurofil
• M2 : ( Leukemia Granulositi Akut )
 Predomonan mieloblast (30-90%) lebih dari 10% terdiri dari promielosit dan
mielosit.
 

 M3 : (Progranulositik Akut )
 Predominasi promielosit dengan morfologi abnormal, lebih dari 30% mempu
nyai granulasi padat dan batang Auer yang multiple. Cenderung menim
bulkan DIC 
• M4 : ( Mielomonoblastik)
 Tampak adanya differensiasi dari seri granulositik dan monositik. Lebih dari
20% sel berinti didarah tepi dan atau sumsum tulang dari promonosit, mono
sit, paling sedikit 20% terdiri dari mieloblast dan promielosit
AML ( sambungan)

• M5 :
 Dibagi 2
1. LMoA berdifferensiasi buruk ( Mielomonoblastik tanpa pematangan)
Populasi terdiri dari sel-sel monositik (lebih dari 80%) yang
berukuran besar sitoplasma banyak, kadang2 dijumpai adanya
tonjolan sitoplasma atau pseupodia
2. LMoA berdifferensiasi baik (Mielomonoblastik dgn pematangan )
Populasi terdiri dari sel2 monositik (lebih dari 80%) dengan
predominasi pr monosit dan monosit 
• M6 : Penyakit DiGugliemo = Eritroleukemia
 Dalam sumsum tulang dijumpai rubriblast lebih dari 50% dan dijumpai
morfologi yang abnormal dengan multinukleasi dan gambaran mega
blastik
• M7 : Mielofibrosis Akut
 Dalam sumsum tulang dijumpai sel-sel seri megakariosit lebih dari 30%
yang dibuktikan dengan pemeriksaan “platelet peroxidase” yang dapat
dilihat dengan mikroskop elektron
ALL

• L1 :
 Populasi sel yang homogen terdiri dari sel-sel yang berukuran relatif
kecil dengan sitoplasma sedikit, kromatin halus dan bentuk inti
teratur serta anak inti sukar dikenali
 
• L2 :
 Populasi sel heterogen dengan ukuran sel, bentuk inti dan susunan
kromatin berbeda. Umumnya sel-sel berukuran besar dengan
sitoplasma basofilik. Terdapat satu atau lebih anak inti, biasanya
berukuran besar
 
• L3 :
 Populasi sel berukuran besar, relatif homogen dengan inti teratur
dan kromatin halus. Anak inti satu atau lebih, sangat jelas.
Sitoplasma biru dan terdapat vakuolisasi
 Lekemia Granulositik Kronik (LGK)
– Penyakit ini sering ditemukan pada kedua jenis kelamin, paling sering
antara umur 50-60 tahun, tetapi walau sangat jarang dapat dijumpai
pada anak2
– Terjadi akibat proliferasi ganas pada sekelompok sel induk
multipotensial yang mengalami translokasi sebagian lengan panjang
kromosom nomor 22 ke nomor 9. Kromosom yang mengalami
translokasi ini disebut kromosom Philadelphia.
– Secara klinis LKG dibagi dalam fase kronis, akslerasi dan krisis blastik
yang berbeda dalam penatalaksanaannya

 Lekemia Limfoblastik Kronik (LLK)


– Menyerang pada usia menengah dan lanjut. Walaupun dikelompokkan
dalam kelainan limfoproliferatif pada sebagian besar kasus sedikit
bukti proliferasi agresif.
– Penimbunan jumlah besar limfosit sampai 50-100 kali massa limfosit
normal dalam darah, sumsum tulang limpa dan hati dapat berhu
bungan dengan non-reaktifitas imunologis.
– Pada kebanyakan kasus sel-selnya merupakan populasi monoklonal
limfosit B tetapi pada beberapa sel adalah sel T
• Selain dari lekemia tsb ditemui :
 1. Hand-mirror Leukemia
 Lebih kurang 40% atau lebih sel-sel lekemia berbentuk cermin tangan
 Rasio ukuran diameter panjang dan pendek lebih besar atau sama dgn 2
 Pemeriksaan dilihat pd bgn tipis dari aspirasi sum-sum tulang
Sel dgn motilitas aktif berbentuk cermin tangan, pada bgn depan (kepala
dari sel mengandung inti sedangkan ekornya berisi berbagai organella
Sel-sel lekemia lebih sering relaps diduga mempunyai motilitas sel ini mam
pu menembus Barrier Otak, sehingga pengobatan perlu dipertimbang
kan pola pengobatan yang intensif
 2. Hairy cell Leukemia
 Disebut juga Leucemic Reticulo-endotheliasis adalah penyakit merupa
kan jenis lekemia yang jarang dijumpai
 Berbeda dg lekemia lain sering disertai dgn pansitopenia
 Ditemukan sel sel Mono-nuclear yg khas yaitu mempunyai proyeksi si
toplasma yg mulipel
 Proyeksi ini seperti rambut sehingga disebut “hairy cell”
 Rasio sitoplasma dan inti tinggi, sitoplasma berwarna biru dg pengecat
an Wright atau Giemsa dan tidak bergranula
 Batas inti jelas disertai kromatin yg disebut “ground glass atau spongy”
Jarum BMP
BMP

Anda mungkin juga menyukai