SISTEM PENGECAPAN
Oleh:
Inda Dzil Arsy, S.Ked
712019032
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
Gejala umum infeksi COVID-19: gejala gangguan pernapasan akut seperti demam,
batuk dan sesak napas.
Hingga 28 Maret 2020, jumlah kasus infeksi Menurut laporan dari gugus tugas percepatan
COVID-19 terkonfirmasi mencapai 571.678 kasus penanganan COVID-19 di Indonesia per tanggal 23
September 2020
Gangguan bau dan pengecapan, seperti anosmia (kehilangan bau) dan dysgeusia (gangguan pengecapan,
telah menarik perhatian baru-baru ini sebagai potensi gejala yang sering muncul dan variabel yang relevan
untuk skrining COVID-19.6
Infeksi saluran pernafasan bagian atas dapat menyebabkan onset akut anosmia atau ageusia karena
kerusakan yang diakibatkan virus pada epitel olfaktorius -> anosmia
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
Kasus Konfirmasi
Epidemiologi
COVID-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua kasus
Masuk ke paru-paru melalui saluran pernapasan. Sel epitel alveolar di paru-paru ditemukan sebagai sel
fundamental yang dipengaruhi oleh virus SARS-CoV-2.
Glikoprotein yang terdapat pada virus akan berikatan dengan reseptor selular berupa ACE2
Vesikel yang mengandung partikel virus akan bergabung dengan membran plasma -> melepaskan komponen
virus yang baru.
Virus dapat masuk ke dalam darah tepi dari paru-paru sehingga memicu terjadinya viremia.
Viremia
Manifestasi klinis pasien COVID-19 memiliki spektrum yang luas, mulai dari tanpa gejala
(asimtomatik), gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat, ARDS, sepsis, hingga syok sepsis.
Demam
Fatigue, dispnea
Keluhan sakit tenggorokan, rinorea, nyeri dada,
hemoptisis, kongesti konjungtiva, diare, mual,
Sakit kepala dan muntah lebih jarang
Anatomi Lidah
Pendarahan
• Arteria lingualis
• Vena lingualis, Vena-vena bermuara ke dalam vena jugularis interna.
Persarafan Sensorik
• Dua pertiga bagian anterior: nervus lingualis, cabang divisi mandibularis nervus
trigeminus (sensasi umum) dan chorda tympani cabang nervus facialis
(pengecap).
• Sepertiga posterior: nervus glossopharyngeus (sensasi umum dan pengecap).
2015 2017 2019
Fisiologi Sistem Pengecapan
• Indera pengecapan(gustasi), berhubungan erat dengan penghidu
• Pengecapan hingga saat ini dianggap merupakan gabungan lima sensasi:
• Rasa asin dirangsang oleh garam kimia, khususnya NaCl (garam dapur).
• Rasa asam disebabkan oleh asam, yang mengandung ion hidrogen bebas, H+.
• Rasa manis dipicu oleh konfigurasi tertentu glukosa. Kita cenderung menyukai makanan
manis karena makanan jenis ini memberi kalori yang dibutuhkan dalam bentuk yang mudah
digunakan.
• Rasa pahit dipicu oleh kelompok-kelompok tastant, contoh alkaloid (kafein, nikotin, striknin,
morfin, dan turunan tumbuhan toksik lainnya) serta bahan beracun, semua terasa pahit,
mungkin sebagai mekanisme protektif untuk mencegah ingesti senyawa-senyawa yang
berpotensi berbahaya ini (kecenderungan untuk memuntahkan sesuatu yang terasa pahit).
2015
• Rasa umami, rasa lezat, dipicu oleh2017 2019berarti
asam-asam amino, khususnya glutamat (umami
“rasa lezat menyenangkan”)
Fisiologi Sistem Pengecapan
2015 2017
Gangguan Pengecapaan
• Pengecapan pada manusia: menyaring bahan kimia yang larut untuk evaluasi makanan,
pemilihan, dan menghindari zat yang berpotensi beracun.
• Disfungsi pengecapan berimplikasi pada hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan
yang tidak diinginkan, malnutrisi, dan penurunan kualitas hidup.
• Mayoritas disfungsi gustatory lebih disebabkan oleh gangguan penciuman dari pada
persepsi rasa. Penyebab paling umum dari disfungsi olfactory: rinitis alergi, rinosinusitis
2015
kronis dan infeksi saluran pernapasan2017
Gangguan pengecapan (dysgeusias)
dapat diklasifikasikan menjadi:
Gangguan kualitatif
• Parageusia (persepsi rasa yang
tidak memadai atau salah yang
ditimbulkan oleh stimulus)
• Phantogeusi (adanya rasa yang
terus-menerus dan tidak
menyenangkan tanpa adanya
stimulus).
Gangguan kuantitatif
• Ageusia (hilangnya kemampuan
untuk merasakan)
• Hipogeusia (hilangnya sebagian
kemampuan untuk merasakan),
• Hypergeusia (sensitivitas gustatori
yang ditingkatkan).
Hubungan COVID-19 Dengan Sistem Pengecapan
• Gangguan bau dan pengecapan, seperti anosmia (kehilangan bau) dan dysgeusia
(gangguan pengecapan), telah menarik perhatian baru-baru ini sebagai potensi gejala
yang sering muncul dan variabel yang relevan untuk skrining COVID-19.
• Kehilangan penciuman dan pengecapan akut dapat diamati pada 15,3% pada tahap awal
pasien positif COVID-19.
• Pada sebuah studi epidemiologi multicenter Eropa yang menganalisis prevalensi disfungsi
penciuman dan gustatori sebagai presentasi klinis melaporkan bahwa 88,8% pasien
2015
memiliki gangguan gustatory.
Hubungan COVID-19 Dengan Sistem Pengecapan
• Adanya Kerusakan saraf olfactory selama invasi dan multiplikasi SARS-CoV-2 -> anosmia
yang diamati pada tahap awal COVID-19.
• Ageusia mungkin merupakan akibat sekunder dari disfungsi penciuman
• Namun, reseptor Human angiotensin-converting enzyme 2, yang merupakan reseptor sel
inang utama SARS-CoV-2, diekspresikan secara luas pada sel epitel mukosa mulut.
• Kerusakan langsung akibat dari ekspresi ACE2 pada sel-sel tease buds dan kemoreseptor
neurosensori perasa perifer dapat mengakibatkan dysgeusia pada gejala awal pasien
COVID-19.
Kesimpulan
1. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
2. Gangguan pengecapan paling sering disebabkan disfungsi olfactory termasuk rinitis alergi,
rinosinusitis kronis dan infeksi saluran pernapasan atas.
3. Gangguan pengecapan (dysgeusias) dapat diklasifikasikan menjadi gangguan kualitatif
termasuk: parageusia dan phantogeusi dan gangguan kuantitatif termasuk Ageusia, Hipogeusia,
Hypergeusia.
4. Dalam sebuah studi epidemiologi prevalensi disfungsi penciuman dan gustatori sebagai
presentasi klinis terdapat 88,8% pasien memiliki gangguan gustatory.
5. Manifestasi dysgeusia pada pasien COVID-19, dapat disebabkan adanya Kerusakan langsung
dari ekspresi ACE2 pada sel-sel tease buds dan kemoreseptor neurosensori perasa perifer dan
akibat sekunder oleh sebab disfungi olfactory
THANK YOU