Anda di halaman 1dari 71

PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI
Nathalia Maria Ferdinand
A. BAKTERI
1. Leptospirosis
2. Difteri
3. Tetanus
4. Pioderma
5. Demam Tifoid
6. TB Kulit
7. Lepra
8. Pertusis
9. Antraks
10. Pes
1. LEPTOSPIROSIS -> Leptospira
interrogans
MORFOLOGI FAKTOR VIRULENSI
- Aerob 1. Produksi toksin
- Berbentuk spiral 2. Attachment
- Bergerak aktif
3. Mekanisme immunologik
- Mirip spiral dg ujung berkait
4. Protein permukaan
DETEKSI PATOGEN
* Deteksi bakteri Leptospira:
-Mikroskopis & Kultur

* Deteksi antibodi terhadap Leptospira:


-Rapid test
-Microscopic agglutination test (MAT) -> GOLD
STANDART
-Enzyme-link immunosorbent assay (ELISA)

* Tes diagnostik cepat untuk leptospirosis :


-Dipstick assay
-Lateral-flow assay
-Latex based agglutination test/LEPTO Dri Dot.
TERAPI CATATAN :
Antibiotika-antileptospira:
- Penicillin
- Tetrasiklin
- Doksisiklin
- Sefalosporin
2. DIFTERI -> Corynebacterium diphteriae
MORFOLOGI FAKTOR VIRULENSI
- Bakteri gram positif - Eksotoksin
- Bersifat polimorf
- Tidak bergerak
- Tidak membentuk spora
- Panjangnya 1-8 µm lebarnya 0.3-
0.8µm
- Ciri khas sel yang lebih tua
penampilan seperti butiran jika di
warnai dengan biru metilen
- Tumbuh baik pada medium agar darah
DETEKSI PATOGEN TERAPI
Menggunakan metode konvensional - Antitoksin : ADS (Anti Diphteria
kultur dan uji toksigenitas dilakukan Serum)
dengan menggunakan elek test.
- Antibiotik : penisilin, eritromisin
- Mikroskopik
- Kortikosteroid
- Kultur
- Uji biokimia dengan Analytical
Profile Index (API ) test CATATAN :
- Uji toksigenitas test menggunakan
PCR
3. TETANUS -> Clostridium tetani
MORFOLOGI FAKTOR VIRULENSI
- Berbentuk batang lurus, langsing Eksotoksin :
- Berukuran panjang 2-5 mikron 1. Tetanospamin
dan lebar 0,4-0,5 mikron 2. Tetanolisin
- Anaerob
- Gram positif
DETEKSI PATOGEN
• Uji Biokimia
• Matrix-Assisted Laser Desorpi
• Nucleid Acid Amplification
(NAATs)
TERAPI CATATAN :
1.    Antibiotika
2.    Antitoksin
3. Tetanus Toksoid
4.   Antikonvulsan
4. PIODERMA -> Staphylococcus aureus
dan Streptococcus sp.
MORFOLOGI * Streptococcus sp. :
- Berbentuk bulat atau oval
* Staphylococcus aureus :
- Memanjang seperti rantai
- Gram positif - Gram positif
- Kokus - Tidak bergerak
- Katalase positif - Tidak membentuk spora atau kapsul
- Fakultatif anaerob - Bersifat fakultatif aerob.
- Diameter bakteri berukuran 0,7-
- Oksidase negatif 1,4μm.
DETEKSI PATOGEN
FAKTOR VIRULENSI * Staphylococcus aureus :
* Staphylococcus aureus : - Gram staining
- Catalase test
- Adhesi
- Coagulase test
- Invasi - Yellow colonies on blood agar
- Eksotoksin - PYR +
- Bacitracin resistant
- Kapsul polisakarida
- Delta toxin * Streptococcus sp. :
- Blood Agar Plate (BAP)
Bening : hemolisis total (Beta streptococcus)
* Streptococcus sp. :
Jernih kehijauan : hemodigesti (Alpa Streptococcus)
- Protein M Tidak berubah sama sekali :G amma Streptococcus
- Zat T - Manitol Salt Agar (MSA)
Warna koloni putih kekuningan, artinya bakteri mampu
- Nukleoprotein memfermentasikan bahan dalam media
TERAPI CATATAN :
- Penicillin
- Nafcilin
- Vancomycin * Staphylococcus aureus

* Streptococcus sp.
5. DEMAM TIFOID -> Salmonella typhi
MORFOLOGI FAKTOR VIRULENSI
1. Fimbria : untuk perlekatan terhadap sel host
- Bakteri gram negative dan kolonisasi, namun tidak digunakan untuk
bertahan hidup didalam sel.
- Berbentuk batang 2. Flagella dan flegellin : flagella digunakan dapat
- Anaerob meningkatkan aktivitas invasi Salmonella,
sementara di saluran cerna flagellin menginduksi
- Suhu optimum 35-37ºC inflamasi.
3. Antigen permukaan : kemampuan kuman
- pH 4,1-9 hidup intraseluler
4. Endotoksin : toksin yang berasal dari bagian
integral dari dinding bakteri
5. Enterotoksin : efek toksik pada usus halus yang
diduga berasal dari dinding sel/membran luar.
DETEKSI PATOGEN
- Pemeriksaan darah tepi
- Pemeriksaan serologis widal
(pemeriksaan antibodi O dan H)
- Pemeriksaan PCR
- Pemeriksaan biakan darah
• Media empedu (gall)
• Media blood agar -> non hemolitik
koloni, berwarna putih halus
• Media Mac Conkey -> koloni halus
produksi laktose tidak
terfermentasi
TERAPI CATATAN :
- Kloramfenikol
- Tiamfenikol
- Ciprofloxacin
6. TB KULIT -> Mycobacterium
tuberculosis
MORFOLOGI FAKTOR VIRULENSI
- Bentuk basil Penyusun utama dinding sel
- Bakteri tahan asam Mycobacterium tuberculosis
- Non motil adalah asam mikolat
- Bakteri aerob
- Tidak berspora
- Tidak berkapsul
- Suhu pertumbuhan optimal 37 °C
DETEKSI PATOGEN
- Mikroskopik, biakan dan histopatologi
dari spesimen kulit

- Darah tepi (untuk menilai hasil


pengobatan disamping penilaian secara
klinis)

- Tes Tuberkulin

- Pewarnaan dengan pewarnaan Ziehl-


Nelssen
TERAPI CATATAN :

- INH
- Rifampisin
- Etambutol
- Pirazinamid
7. LEPRA -> Mycobacterium leprae
M. leprae mempunyai 5 sifat khas yang banyak
MORFOLOGI dikenal sebagai kriteria untuk diagnostik :

- Berbentuk pleomorf lurus 1. Merupakan organisme obligat intraseluler yang


tidak bisa dibiakkan dalam media buatan
- Batang ramping 2. Sifat mengikat asamnya dapat diekstraksi dengan
- Biasanya berbentuk paralel pyridine, sesuatu yang tidak pernah ditemukan
dengan kedua ujungnya bulat pada genus Mycobacterium lainnya

- Ukuran panjangnya 1 - 8 um 3. Merupakan satu-satunya jenis mikobakterium yang


mampu mengoksidasi zat D-dihirodxy phenylalanin
dan lebar 0,3 - 0,5 um. (D-DOPA)
- Basil ini menyerupai kuman 4. Merupakan satu-satunya mikobakterium yang
berbentuk batang gram positif menginvasi serta hidup dalam saraf tepi

- Tidak bergerak dan tidak 5. Sediaan yang mengandung kuman yang utuh
berspora maupun ekstrak terlarutnya mengandung
komponen antigenik yang stabil terhadap panas
DETEKSI PATOGEN
1. Bakterioskopik
-Kerokan kulit
-Mukosa hidung (blow)

2. Histopatologik

3. Serologi
-Uji MLPA (M. Leprae Particle
Aglutination)
-Uji ELISA
-ML dipstick (M. Leprae dipstick)
TERAPI CATATAN :
- Rifampicin
- Dapson
- Lampren
5. PERTUSIS -> Bordetella pertusis
MORFOLOGI FAKTOR VIRULENSI
- Berbentuk batang (coccobacilus).
- Pertusis toksin
- Tidak dapat bergerak.
- Petaktin
- Bersifat gram negatif.
- Bakteri aerobik, tidak membentuk H2S, - Hemolysin
indol serta asetilmetilkarbinol.
- Tidak berspora, mempunyai kapsul.
- Membentuk zona hemolysis
- Mati pada suhu 55 derajat C selama ½
jam, dan tahan pada suhu rendah (0- 10
derajat C).
DETEKSI PATOGEN
Koloni Bordetella pertussis pada
agar Bordet-Gengou nampak
hemolisis +, kecil halus, cembung
dengan kilau seperti mutiara,
menyerupai tetes air raksa.
TERAPI CATATAN :
- Eritromisin
- Ampisilin
5. ANTRAKS -> Bacillus anthracis
MORFOLOGI FAKTOR VIRULENSI
- Merupakan bakteri gram positif dan bersifat
aerob

- Bersifat Patogen

- Tidak tahan terhadap suhu tinggi

- Mempunyai kemampuan membentuk spora

- Tidak mempunyai alat gerak (motil)

- Berkapsul dan tahan asam


DETEKSI PATOGEN

a. Morfologi koloni:
• Non hemolytic pada agar darah
• Koloni besar berwarna putih
keabu-abuan tidak beraturan
• Tepian koloni seperti putih telur
kocok
TERAPI CATATAN :
- Amoxicillin
- Vancomycin
- Ciprofloxacin
5. Pes -> Yersinia pestis
MORFOLOGI FAKTOR VIRULENSI
- Bentuk : Batang - Invasin
- Panjang 1-3 mikrometer, lebar 0,5- - Tirosin fosfat
0,8 micrometer
- Bersifat bipolar,non motil pada
suhu 37ºC dan motil pada suhu
ruang karena adanya peripolar
flagella,tidak berspora
- Anaerob Fakultatif
- Gram negative
DETEKSI PATOGEN
- Pewarnaan Wayton
* Kuman berwarna biru, sisanya
berwarna merah
- Immunoflourescence

- Kultur
* Agar darah dan agar MacConkey
menunjukkan koloni yang tampak
bulat,cembung,kecil,berwarna
keabu-abuan dan kental
TERAPI CATATAN :
- Kloramfenikol
- Tetrasiklin
B. VIRUS
1. Flu Burung
2. DHF
3. HIV
4. RSV
5. Poliomyelitis
6. Varicella
7. Morbili
8. Mumps
9. Veruca Vulgaris
10. Moluscum Contagiosum
11. Herpes Zoster
12. Herpes Simpleks
1. FLU BURUNG -> Avian Influenza
MORFOLOGI CARA PENULARAN
VIRUS Avian Influenza : - Kontak secara langsung dengan unggas
- Famili Orthomyxoviridae yang telah tertular
- Virus Influenza A -> menginfeksi unggas - Secara tidak langsung melalui pakaian, air
- Virus Influenza B dan C -> hanya menginfeksi manusia minum, peralatan kandang, dan pakaian
- Dibungsus oleh Glikoprotein (HA dan NA) dan dilapisi yang terkontaminasi atau tercemar virus AI.
oleh lapisan lemak ganda (bilayer lipid) - Melalui udara yang tercemar virus AI yang
- Virus mati pada temperatur 56oC selama 3 jam atau berasal dari kotoran atau sekret burung
berada pada temperatur 60oC selama 30 menit atau
lebih atau unggas yang menderita flu burung.
- Virus tetap hidup dalam air dengan suhu 22oC selama - Melalui perantara binatang babi. Penularan
4 hari, dan bisa hidup lebih dari 30 hari jika berada diduga terjadi dari kotoran secara oral atau
pada suhu 0oC melalui saluran pernapasan
- Virus Influenza juga mati dalam kondisi pH yang
asam, atau berada pada kondisi non isotonik. Kondisi
lingkungan yang kering juga dapat membuat virus
Avian Influenza menjadi tidak infektif lagi
DIAGNOSIS MIKROBIOLOGI
Deteksi RNA virus dengan cara
1. Mendeteksi antigen secara cepat (hasil konvensional atau dengan cara
dapat diperoleh dalam waktu 15-30 menit). real time RT-PCR
• Tes influenza pada penderita (Near-patient
test for influenza)
• Immunofluorescence assay
• Enzyme immuno assay

2. Biakan virus. Hasil didapat dalam 2-10 hari.

3. Polymerase chain reaction dan Real-time


PCR assay
TATALAKSANA CATATAN :
Osetamivir
2. DHF -> Virus Dengue ( DEN )
MORFOLOGI CARA PENULARAN
Virus Dengue (DEN) : Penularan melalui gigitan nyamuk
- Virus RNA single strain Aedes aegypti
- Genus Flavivirus, famili Flaviviridae
- Terdiri dari 4 serotipe virus yaitu
DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4
- Selubung luar terdiri dari protein E
DIAGNOSIS MIKROBIOLOGI
- Antibodi
Diagnosis ditegakkan berdasarkan diagnosis • Uji Hambatan Hemaglutinasi
klinis dan laboratoris menurut kriteria WHO, • Uji Fiksasi komplemen
1997. • Uji Netralisasi
• Uji Dengue Blot
- Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, • Uji ELISA
berlangsung terus menerus selama 2-7 hari. • Immunochromatographi

- Trombositopenia (100.000/l atau kurang). - Antigen


• NS1
- Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari
- Kultur Virus
peningkatan hematokrit 20% atau lebih,
menurut standar umur dan jenis kelamin, - PCR
atau penurunan hematokrit 20% sesudah
terapi cairan.
CATATAN :
TATALAKSANA
DF/DHF Signs and Symptoms Laboratory
- Cairan rehidrasi oral
DF Fever with 2 of the • Leucopenia
- Cairan IV following: (WBC ≤5000
cells/mm3)
• Headache
• Thrombocytopenia
- Vitamin K1 • Retro-orbital pain
• Myalgia (Platelet count <150
• Arthtralgia/bone pain 000 cells/mm3)
• Rash • Rising haematocrit
• Haemorrhagic (5% – 10%)
manifestations • No evidence of plasma
• No evidence of loss
plasma leakage
3. HIV -> Human Immunodeficiency Virus
MORFOLOGI CARA PENULARAN
- Icosahedral (20 sisi), enveloped virus, 1. Exit yaitu terdapat virus yang
subfamili lentivirus dari retroviruses. keluar
- Retroviruses menyalin RNA ke DNA. 2. Survival yaitu bertahan hidup
- 3 struktural gen : 3. Sufficient yaitu cukup
*Group Specific Antigen (Gag) jumlahnya
*Envelope (Env) 4. Enter yaitu terdapat pintu
*Polymerase (Pol) masukdarah
- Ada 2 jenis virus HIV : HIV-1 dan HIV-2 cairan sperma
cairan vagina
plasenta dan air susu ibu
DIAGNOSIS MIKROBIOLOGI
1. ELISA test digunakan utk: - Menggunakan metode yg
- Screening product2 darah. mendeteksi:
- Diagnosis dan monitoring patients.
• Antibody
- Menentukan prevalensi dari infeksi
- Penelitian • Antigen
• Viral nucleic acid
2. Western blot - Kultur Virus
Hasil interpretasi :
- Tidak ditemukan di pita2 (bands), negative.
- Supaya hasil dikatakan positif bila ada 3 bands
yang melawan antigen yang harus didapatkan
yaitu : p24, p31, gp41 atau gp120/160.
TATALAKSANA CATATAN :
Anti Retroviral Therapy
4. RSV -> Respiratory Syncytial Virus
MORFOLOGI CARA PENULARAN
Virus tergolong ke dalam Menular melalui droplets
Paramyxovirus
• Tipe A: derajat berat
• Tipe B: asimptomatik dan umum
menyerang
DIAGNOSIS MIKROBIOLOGI

- Dalam hitungan jam: direct - Infeksi RSV dapat didiagnosis dengan identifikasi
antigen antigen virus dengan teknik rapid diagnostic (tes
- Dalam hitungan hari: diagnostik cepat) , isolasi virus atau serologi
pemeriksan sekret nasofaringeal
- Gold Standard adalah isolasi virus dalam kultur
sel

- Deteksi agen cepat (rapid agent) : virus dapat


dideteksi dengan imunofluoresensi langsung atau
enzim immunoassay menggunakan
antibodimonoklonal spesifik

- ELISA dapat digunakan untuk menunjukan


antibody dalam serum
TATALAKSANA CATATAN :
IGIV (imun globulin intravena)
dengan RSV-IGIV (menetralkan
antibodi RSV) dan Ribavirin
5. POLIOMYELITIS -> Polio Virus
MORFOLOGI CARA PENULARAN
- Termasuk dalam famili Virus menular melalui Droplet
Picornaviridae, genus infection per-oral melalui
enterovirus makanan / minuman yang telah
- Berukuran 30 nm, tidak terkontaminasi oleh tinja yang
mempunyai selubung luar, tahan mengandung virus Polio atau
pada suhu dan pH ekstrem serta penderita penyakit polio.
pelarut lipid dan deterjen.
- Genom terdiri dari RNA rantai
tunggal.
DIAGNOSIS MIKROBIOLOGI
• Darah: tidak spesifik Isolasi virus: sampel diambil 10
• LCS : sel meningkat 20-300 hari awitan gejala neurologis dari
sel/ul, glukosa menurun, feses 80-90 % positif virus polio
protein meningkat
• Pemeriksaan serologik:
peningkatan titer 4X antibodi
complement atau neutralisasi
TATALAKSANA CATATAN :
Imunisasi: OPV & IPV
6. VARICELLA -> Varicella zoster
MORFOLOGI CARA PENULARAN
- Ukuran 120-300 nm Virus varicella zoster
- Genom virus berukuran 125 kb mengandung 69 daerah menular lewat cairan tubuh
yang mengkodekan gen-gen tertentu. : bersin, batuk, cairan
- Virion terdiri dari glikoprotein, kapsid, amplop, dan ingus, cairan gelembung
nukleokapsid cacar air yang pecah, bekas
- Inti berisi DNA genom utas ganda. cairan air yang dipakaian.
- Inaktivasi pada suhu 56-60 °C

- Nukleokapsid berbentuk ikosahedral, diameter 100-110


nm, terdiri dari 162 protein yang disebut kapsomer.
DIAGNOSIS MIKROBIOLOGI
- Diagnosis ditegakkan berdasarkan ruam kulit yg 1. Test Tzanck
khas (makula, papula, vesikel & krusta).
- Bahan diambil dari kerokan dasar
- Dalam olesan (smear) dr garukan ataupun swab
dasar vesikel yg diwarnai, terlihat giant cell vesikel
berinti banyak. Ini tdk ditemukan pada vesikel - Diwarnai dengan pewarnaan Giemsa
nonherpes.
- Akan dijumpai multinucleated giant
- Pengecatan imunofluoresen dr olesan yg sama  cell
Antigen virus intraseluler.
- Virus dpt diisolasi dr cairan vesikel menggunakan
kultur sel manusia dlm 3-7 hari  diinokulasikan
- ↑ titer antibodi spesifik dpt terdeteksi dlm serum
pasien melalui berbagai tes, termasuk CF, Nt (dlm
kultur sel), imunofluoresen indirek, & enzim
immunoassay

2. Direct immunofluorescence (DFA) ->


deteksi antigen VZV
TATALAKSANA CATATAN :
- Acyclovir 3. Metode PCR
- Valacyclovir - Deteksi DNA VZV
- Famciclovir - Gold standart
7. MORBILI -> Paramyxovirus
MORFOLOGI CARA PENULARAN
- Paramyxovirus berbentuk bulat Penularan terjadi melalui udara,
dengan tepi kasar dan diameter 140
nm.
kontak langsung dengan secret
hidung atau tenggorokan dari
- Di bungkus oleh selubung luar yang
orang yang terinfeksi dan jarang
terdiri dari lemak dan protein.
terjadi oleh kontak dengan benda-
- Didalamnya terdapat nukleokapsid benda yang terkontaminasi
yang bulat lonjong yang terdiri dari
bagian protein yang mengelilingi asam dengan sekret hidung dan
nukleat (RNA), merupakan struktur tenggorokan.
heliks nukleoprotein dari miksovirus.
DIAGNOSIS MIKROBIOLOGI
- Gambaran klinis yang khas ->
Koplik spot’s
- Laboratorium
• Darah tepi : Limfositosis relatif
& Leukopenia
• Sitologi
• Serologi
TATALAKSANA CATATAN :
Imunisasi campak
8. MUMPS -> Paramyxovirus
MORFOLOGI CARA PENULARAN
- Disebabkan oleh Paramyxovirus
Penularan melalui droplet
- Merupakan virus yang beramplop dan memiliki
ludah atau kontak langsung
suatu nukleokapsid/ kapsid. dengan bahan yang
- Kapsid ditutupi oleh amplop, berdiameter 150-300 terkontaminasi oleh ludah
nm dan panjang 1000-10000 nm. yang terinfeksi.
- Permukaannya tertutupi oleh tonjolan-tonjolan
yang terlihat menyerupai paku-paku yang besar.

- Kapsidnya berfilamen dan memiliki panjang 600-


1000 nm dan lebar 18 nm.
DIAGNOSIS MIKROBIOLOGI
- Pemeriksaan leukosit dan laju endap - Imnofluoresen dapat digunakan untuk
darah deteksi antigen virus langsung dan sel
- Diagnosis parotitis tergantung pada orofaringeal. Penentuan serologic
isolasi virus darah, apusan infeksi akut atau kerentanan dapat
tenggorokan, sekresi duktus Stensoni, dilakukan dengan berbagai cara.
cairan serebrospinal, atau urin. - Pemeriksaan fiksasi komplemen
- Pemeriksaan yang terbaik adalah ELISA dapat digunakan untuk mengukur
(Enzyme-Linked Immunosorbent respons antibodi terhadap komponen
Assay). Analisis imunofluoresen juga antigenik S dan V untuk diagnosis
dapat digunakan untuk identifikasi infeksi parotitis akut atau yang
respons antibody spesifik-IgM dan IgG. terakhir
TATALAKSANA CATATAN :
Vaksin MMR (measles, mumps,
dan rubella)
9. VERUCA VULGARIS -> Human Papilloma
Virus
MORFOLOGI CARA PENULARAN
- Veruka disebabkan oleh human papilloma
virus (HPV). HPV kontak langsung (kulit-kulit)
- Tergolong dalam grup papovavirus, yaitu atau tidak lansung (kulit-benda
virus DNA double-stranded dengan yang menjadi sumber penularan)
karakteristik replikasi intranuklear
- Virus dapat bertahan pada lingkungan dan
lembab (lantai kamar ganti kolam renang,
lantai pinggir kolam renang, lantai tempat
mandi pancuran
- Sub tipe HPV yang telah diketahui
menyebabkan veruka vulgaris adalah sub
tipe HPV 1, 2, 4, 7, 27, 29, 57 & 63
DIAGNOSIS MIKROBIOLOGI
- Bila di gores fenomena
koebner
- Jika gambaran klinis tidak jelas
dapat dilakukan pemeriksaan
histopatologi melalui biopsi kulit.
TATALAKSANA CATATAN :
- Asam salisilat
- Tretinoin
- Bedah laser
10. MOLUSCUM CONTAGIOSUM ->
Pox Virus
MORFOLOGI CARA PENULARAN
- Moluskum Kontagiosum  hasil - Penularan dapat melalui kontak
infeksi dari virus pox langsung dengan lesi aktif atau
- MCV  virus DNA beruntai autoinokulasi.
ganda, berukuran p=200-300nm - Penularan secara tidak langsung
 virus kutan yang terbesar melalui pemakaian bersama alat-
- Analisis DNA  4 subtipe  alat pribadi seperti handuk,
MCV-1, MCV-1a, MCV-2 dan pisau cukur, alat pemotong
MCV-3. rambut serta penularan melalui
- MCV-1  >>> umum kontak seksual.
DIAGNOSIS MIKROBIOLOGI
- Diagnosis biasanya sudah dapat Antigen MCV dapat diidentifikasi
ditegakkan dengan melihat lesi yang 
khas, membuat sediaan apus dari melalui immunofluoresensi
massa lesi, dan dengan biopsi. (fluorescent antibody technique)
- Pemeriksaan histologis  spesimen  ditemukan pada 69% pasien
biopsi kulit : dengan lesi yang nampak
Potong papul  oleskan isinya antara
2 gelas obyek  warnai dgn Wright,
Giemsa / Gram  mikroskop 
“badan moluskum”, Hipertrofi &
hiprplasi epidermis.
TATALAKSANA CATATAN :
Mengeluarkan masa yang
mengandung badan moluskum
atau Henderson Paterson Bodies
11. HERPES SIMPLEKS -> HSV 1 & HSV
2
MORFOLOGI CARA PENULARAN
- Terdapat 2 tipe - Penularan HSV 1 : kontak/air liur
• HSV tipe 1 : lesi oro-facial yg infektif
• HSV tipe 2 : genital herpes - Penularan HSV 2 : seksual/ ant
ibu-bayi baru lahir
- Alpha herpes virus
- Partikel sferis, berselubung, 100 nm,
DNA virus
- Tumbuh dalam kultur sel dg CPE yg
khas “ ballooning & rounding of
cells”
DIAGNOSIS MIKROBIOLOGI
Tzanck smear (+) : Sel datia berinti
banyak dengan inti homogen
seperti kaca
TATALAKSANA CATATAN :
- Acyclovir
- Famcyclovir
C. JAMUR
1. Mikosis Superfisialis
2. Mikosis Subkutan
3. Mikosis Sistemik
1. KANDIDIASIS -> Candida albicans
MORFOLOGI

- Anaerob fakultatif

- Sel ragi(blastopora) berbentuk bulat atau lonjong

- Memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang


akan terus memanjang membentuk hifa semu

- Pertumbuhan akan lebih baik pada ph 4.5-6.5

- Mempunyai struktur dinding sel yang kompleks,


Komposisi primer terdiri dari glukan, manan dan
khitin.
MIKROBIOLOGI TATA LAKSANA
- Pada medium padat agar sabouraud dekstrosa, - Nistatin
umumnya berbentuk bulat dengan permukaan
- Klotrimazole
sedikit cembung, halus, dan licin. Warna koloni putih
- Miconazole
kekuningan dan berbau asam seperti aroma tape

- Dalam medium cair seperti glucose yeast, candida


albicans tumbuh di dasar tabung

- Pemeriksaan (Microscopy)
• KOH
• Pewarnaan Gram ( sel ragi and pseudohyphae)
2. PITIRIASIS VERSIKOLOR ->
Malassezia furfur
MORFOLOGI
- Sel ragi berbentuk lonjong uniselular atau
bentuk bulat bertunas (4-8 um)
- Hifa pendek, berseptum dan kadang bercabang
(diameter 2,5-4 um & panjangnya bervariasi).
- Bentuk ini dikenal sebagai spaghetti dan meat
ball
- Pada biakan Malassezia furfur membentuk
khamir,kering dan berwarna putih sampai
krem.
- Makrokonidianya berbentuk garis yang
memiliki jarak-jarak tertentu dipisahkan oleh
sekat-sekat atau butir-butir seperti kalung
MIKROBIOLOGI
- Kerokan + KOH 10-20% → gambaran Spaghetti
meat ball

- Media yang dapat digunakan untuk pertumbuhan


Malassezia furfur adalah Sabouraud dekstrosa
agar, chocolate agar dan trypticase soy agar

• Pemeriksaan dengan sinar ultraviolet (lampu


wood’s)
Bila kulit panu disinari dengan sinar ultra violet,
maka kulit tersebut berfluoresensi hijau kebiru-
TATA LAKSANA
biruan dan reaksi disebut Wood’s light positif.
- Miconazole
- Ketokonazole
- Krim tertinoin
- -
CIEEEEE ~
AKHIRNYA SAMPAI SLIDE INI :3

TIDAK ADA YANG NAMANYA SIA-SIA DALAM


BERUSAHA.
YANG SIA-SIA ITU KALAU KITA TIDAK ADA USAHA

SEMANGAT UJIAN!
GOODLUCK & GODBLESS ~

Anda mungkin juga menyukai