MIKROBIOLOGI
Nathalia Maria Ferdinand
A. BAKTERI
1. Leptospirosis
2. Difteri
3. Tetanus
4. Pioderma
5. Demam Tifoid
6. TB Kulit
7. Lepra
8. Pertusis
9. Antraks
10. Pes
1. LEPTOSPIROSIS -> Leptospira
interrogans
MORFOLOGI FAKTOR VIRULENSI
- Aerob 1. Produksi toksin
- Berbentuk spiral 2. Attachment
- Bergerak aktif
3. Mekanisme immunologik
- Mirip spiral dg ujung berkait
4. Protein permukaan
DETEKSI PATOGEN
* Deteksi bakteri Leptospira:
-Mikroskopis & Kultur
* Streptococcus sp.
5. DEMAM TIFOID -> Salmonella typhi
MORFOLOGI FAKTOR VIRULENSI
1. Fimbria : untuk perlekatan terhadap sel host
- Bakteri gram negative dan kolonisasi, namun tidak digunakan untuk
bertahan hidup didalam sel.
- Berbentuk batang 2. Flagella dan flegellin : flagella digunakan dapat
- Anaerob meningkatkan aktivitas invasi Salmonella,
sementara di saluran cerna flagellin menginduksi
- Suhu optimum 35-37ºC inflamasi.
3. Antigen permukaan : kemampuan kuman
- pH 4,1-9 hidup intraseluler
4. Endotoksin : toksin yang berasal dari bagian
integral dari dinding bakteri
5. Enterotoksin : efek toksik pada usus halus yang
diduga berasal dari dinding sel/membran luar.
DETEKSI PATOGEN
- Pemeriksaan darah tepi
- Pemeriksaan serologis widal
(pemeriksaan antibodi O dan H)
- Pemeriksaan PCR
- Pemeriksaan biakan darah
• Media empedu (gall)
• Media blood agar -> non hemolitik
koloni, berwarna putih halus
• Media Mac Conkey -> koloni halus
produksi laktose tidak
terfermentasi
TERAPI CATATAN :
- Kloramfenikol
- Tiamfenikol
- Ciprofloxacin
6. TB KULIT -> Mycobacterium
tuberculosis
MORFOLOGI FAKTOR VIRULENSI
- Bentuk basil Penyusun utama dinding sel
- Bakteri tahan asam Mycobacterium tuberculosis
- Non motil adalah asam mikolat
- Bakteri aerob
- Tidak berspora
- Tidak berkapsul
- Suhu pertumbuhan optimal 37 °C
DETEKSI PATOGEN
- Mikroskopik, biakan dan histopatologi
dari spesimen kulit
- Tes Tuberkulin
- INH
- Rifampisin
- Etambutol
- Pirazinamid
7. LEPRA -> Mycobacterium leprae
M. leprae mempunyai 5 sifat khas yang banyak
MORFOLOGI dikenal sebagai kriteria untuk diagnostik :
- Tidak bergerak dan tidak 5. Sediaan yang mengandung kuman yang utuh
berspora maupun ekstrak terlarutnya mengandung
komponen antigenik yang stabil terhadap panas
DETEKSI PATOGEN
1. Bakterioskopik
-Kerokan kulit
-Mukosa hidung (blow)
2. Histopatologik
3. Serologi
-Uji MLPA (M. Leprae Particle
Aglutination)
-Uji ELISA
-ML dipstick (M. Leprae dipstick)
TERAPI CATATAN :
- Rifampicin
- Dapson
- Lampren
5. PERTUSIS -> Bordetella pertusis
MORFOLOGI FAKTOR VIRULENSI
- Berbentuk batang (coccobacilus).
- Pertusis toksin
- Tidak dapat bergerak.
- Petaktin
- Bersifat gram negatif.
- Bakteri aerobik, tidak membentuk H2S, - Hemolysin
indol serta asetilmetilkarbinol.
- Tidak berspora, mempunyai kapsul.
- Membentuk zona hemolysis
- Mati pada suhu 55 derajat C selama ½
jam, dan tahan pada suhu rendah (0- 10
derajat C).
DETEKSI PATOGEN
Koloni Bordetella pertussis pada
agar Bordet-Gengou nampak
hemolisis +, kecil halus, cembung
dengan kilau seperti mutiara,
menyerupai tetes air raksa.
TERAPI CATATAN :
- Eritromisin
- Ampisilin
5. ANTRAKS -> Bacillus anthracis
MORFOLOGI FAKTOR VIRULENSI
- Merupakan bakteri gram positif dan bersifat
aerob
- Bersifat Patogen
a. Morfologi koloni:
• Non hemolytic pada agar darah
• Koloni besar berwarna putih
keabu-abuan tidak beraturan
• Tepian koloni seperti putih telur
kocok
TERAPI CATATAN :
- Amoxicillin
- Vancomycin
- Ciprofloxacin
5. Pes -> Yersinia pestis
MORFOLOGI FAKTOR VIRULENSI
- Bentuk : Batang - Invasin
- Panjang 1-3 mikrometer, lebar 0,5- - Tirosin fosfat
0,8 micrometer
- Bersifat bipolar,non motil pada
suhu 37ºC dan motil pada suhu
ruang karena adanya peripolar
flagella,tidak berspora
- Anaerob Fakultatif
- Gram negative
DETEKSI PATOGEN
- Pewarnaan Wayton
* Kuman berwarna biru, sisanya
berwarna merah
- Immunoflourescence
- Kultur
* Agar darah dan agar MacConkey
menunjukkan koloni yang tampak
bulat,cembung,kecil,berwarna
keabu-abuan dan kental
TERAPI CATATAN :
- Kloramfenikol
- Tetrasiklin
B. VIRUS
1. Flu Burung
2. DHF
3. HIV
4. RSV
5. Poliomyelitis
6. Varicella
7. Morbili
8. Mumps
9. Veruca Vulgaris
10. Moluscum Contagiosum
11. Herpes Zoster
12. Herpes Simpleks
1. FLU BURUNG -> Avian Influenza
MORFOLOGI CARA PENULARAN
VIRUS Avian Influenza : - Kontak secara langsung dengan unggas
- Famili Orthomyxoviridae yang telah tertular
- Virus Influenza A -> menginfeksi unggas - Secara tidak langsung melalui pakaian, air
- Virus Influenza B dan C -> hanya menginfeksi manusia minum, peralatan kandang, dan pakaian
- Dibungsus oleh Glikoprotein (HA dan NA) dan dilapisi yang terkontaminasi atau tercemar virus AI.
oleh lapisan lemak ganda (bilayer lipid) - Melalui udara yang tercemar virus AI yang
- Virus mati pada temperatur 56oC selama 3 jam atau berasal dari kotoran atau sekret burung
berada pada temperatur 60oC selama 30 menit atau
lebih atau unggas yang menderita flu burung.
- Virus tetap hidup dalam air dengan suhu 22oC selama - Melalui perantara binatang babi. Penularan
4 hari, dan bisa hidup lebih dari 30 hari jika berada diduga terjadi dari kotoran secara oral atau
pada suhu 0oC melalui saluran pernapasan
- Virus Influenza juga mati dalam kondisi pH yang
asam, atau berada pada kondisi non isotonik. Kondisi
lingkungan yang kering juga dapat membuat virus
Avian Influenza menjadi tidak infektif lagi
DIAGNOSIS MIKROBIOLOGI
Deteksi RNA virus dengan cara
1. Mendeteksi antigen secara cepat (hasil konvensional atau dengan cara
dapat diperoleh dalam waktu 15-30 menit). real time RT-PCR
• Tes influenza pada penderita (Near-patient
test for influenza)
• Immunofluorescence assay
• Enzyme immuno assay
- Dalam hitungan jam: direct - Infeksi RSV dapat didiagnosis dengan identifikasi
antigen antigen virus dengan teknik rapid diagnostic (tes
- Dalam hitungan hari: diagnostik cepat) , isolasi virus atau serologi
pemeriksan sekret nasofaringeal
- Gold Standard adalah isolasi virus dalam kultur
sel
- Anaerob fakultatif
- Pemeriksaan (Microscopy)
• KOH
• Pewarnaan Gram ( sel ragi and pseudohyphae)
2. PITIRIASIS VERSIKOLOR ->
Malassezia furfur
MORFOLOGI
- Sel ragi berbentuk lonjong uniselular atau
bentuk bulat bertunas (4-8 um)
- Hifa pendek, berseptum dan kadang bercabang
(diameter 2,5-4 um & panjangnya bervariasi).
- Bentuk ini dikenal sebagai spaghetti dan meat
ball
- Pada biakan Malassezia furfur membentuk
khamir,kering dan berwarna putih sampai
krem.
- Makrokonidianya berbentuk garis yang
memiliki jarak-jarak tertentu dipisahkan oleh
sekat-sekat atau butir-butir seperti kalung
MIKROBIOLOGI
- Kerokan + KOH 10-20% → gambaran Spaghetti
meat ball
SEMANGAT UJIAN!
GOODLUCK & GODBLESS ~