Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 6

Lia adelina aritonang


Maria utary sea putri

D3 keperawatan
Tujuan Keperawatan Gerontik
Membantu individu lanjut usia memahami adanya perubahan
pada dirinya berkaitan dengan proses penuaan
Mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan derajat
kesehatan lanjut usia baik jasmani, rohani, maupun social secara
optimal
Memotivasi dan menggerakkan masyarakat dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan lanjut usia
Memenuhi kebutuhan lanjut usia sehari-hari
Mengembalikan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari
Mempercepat pemulihan atau penyembuhan penyakit
Meningkatkan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang
bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat,
sesuai dengan keberadaannya dalam masyarakat
Konsep Asuhan Keperawatan Lanjut Usia
Pengkajian
Tujuan dalam pengkajian
Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri.
Melengkapi dasar – dasar rencana perawatan individu.
Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien.
Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.
Pendekatan Keperawatan Lanjut Usia

 Pendekatan fisik
 Pendekatan psikis
 Pendekatan social
 Pendekatan spiritual
a. Pengkajian
1) Fisik
Wawancara :
Pandangan lanjut usia tentang kesehatan.
Kegiatan yang mampu di lakukan lanjut usia.
Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri.
Kekuatan fisik lanjut usia : otot, sendi, penglihatan, dan pndengaran.
Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK.
Kebiasaan gerak badan / olahraga /senam lanjut usia.
Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan.
Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum
obat.
Masalah-masalah seksual yang telah di rasakan.
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksanaan di lakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
untuk mengetahui perubahan sistem tubuh.
Pendekatan yang di gunakan dalam pemeriksanaan fisik,yaitu : Head to toe dan
Sistem tubuh
2) Psikologis
Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan.
Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak.
Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan.
Bagaimana mengatasi stress yang di alami.
Apakah mudah dalam menyesuaikan diri.
Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan.
Apakah harapan pada saat ini dan akan datang.
Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat,
proses pikir, alam perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam
penyelesaikan masalah.
3) Sosial ekonomi
Darimana sumber keuangan lanjut usia
Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang.
Dengan siapa dia tinggal.
Kegiatan organisasi apa yang di ikuti lanjut usia.
Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya.
Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di
luar rumah.
Siapa saja yang bisa mengunjungi.
Seberapa besar ketergantungannya.
Apakah dapat menyalurkan hoby atau keinginannya dengan
fasilitas yang ada
Perencanaan
Dalam perencanaan keperawatan, hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi:
Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan.
Bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya.
Tentukan prioritas :
Klien mungkin puas dengan situasi demikian.
Bangkitkan perubahan tetapi jangan memaksakan.
Keamanan atau rasa aman adalah utama yang merupakan kebutuhan.
Cegah timbulnya masalah-masalah.
Sediakan klien cukup waktu untuk mendapat input atau pemasukan.
Tulis semua rencana dan jadwal

Tujuan tindakan keperawatan pada lansia diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan dasar
antara lain :
Pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Meningkatnya keamanan dan keselamatan.
Memelihara kebersihan diri.
Memelihara keseimbangan istirahat / tidur.
Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi yang efektif.
Implementasi
Semua tindakan yang telah direncanakan dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan lansia. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Berbicara dengan lembut dan sopan.
Memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti
dan dilakukan berulan kali, jika perlu dengan gambar.
Memberikan kesempatan pada lansia untuk bertanya.
Evaluasi
Setiap tindakan yang telah dilakukan perlu dievaluasi / dinilai
baik verbal maupun non verbal untuk mengetahui sejauh mana
lansia atau keluarga mampu melakukan apa yang telah
dianjurkan.
Pengkajian multidimensional
meliputi kesehatan mental dan fisik, fungsi tubuh, dan situasi
social. Pengkajian yang difokuskan pada pengkajian unutk
etiologi fisiologis, psikologis, dan lingkungan dari kondisi
gangguan mental pada lanjut usia yag dirawat (Kushariyadi,
2010)
Pengkajian Status Fungsional
Merupakan pengukuran kemampuan seseorang dalam melakukan
aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri.Penentuan
kemandirian fungsional dilakukan untuk mengidentifikasi
kemampuan dan keterbatasan klien serta menciptakan pemilihan
intervensi yang tepat.Disamping berhubungan dengan diagnosis
medis, status fungsional berhubungan dengan perawatan
kebutuhan klien, risiko intitusionalisasi, dan mortalitas.
Pengkajian status kognitif/afektif (status mental)

Pemeriksaan status mental memberikan sampel perilaku dan


kemampuan mental dalam fungsi intelektual.Pemeriksaan singkat
terstandardisasi digunakan untuk mendeteksi gangguan kognitif
sehingga fungsi intelektual dapat diuji melalui satu/dua
pertanyaan untuk masing-masing area. Saat instrument skrining
mendeteksi terjadinya gangguan, pemeriksaan lebih lanjut
kemudian akan dilakukan.
Pengkajian Status Fungsional
Adapun pengkajian status funsional Merupakan pengukuran kemampuan seseorang dalam
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri.Penentuan kemandirian
fungsional dilakukan untuk mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan klien serta
menciptakan pemilihan intervensi yang tepat.Disamping berhubungan dengan diagnosis
medis, status fungsional berhubungan dengan perawatan kebutuhan klien, risiko
intitusionalisasi, dan mortalitas.

kemandirian fungsional dan tergantung tampak pada indeks


Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan
mandi.
Kemandirian dalam semua hal, kecuali satu dari fungsi tersebut.
Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi tambahan.
Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi tambahan.
Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi
tambahan.
Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan
satu fungsi tambahan.
Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut.
Pengkajian status kognitif/afektif (status mental)
Pemeriksaan status mental memberikan sampel perilaku dan kemampuan
mental dalam fungsi intelektual.Pemeriksaan singkat terstandardisasi
digunakan untuk mendeteksi gangguan kognitif sehingga fungsi intelektual
dapat diuji melalui satu/dua pertanyaan untuk masing-masing area. Saat
instrument skrining mendeteksi terjadinya gangguan, pemeriksaan lebih
lanjut kemudian akan dilakukan.
Komponen pemeriksaan status mental :
Tingkat kesadaran
Perhatian
Bahasa : Kefasihan, Pengertian, Pengulangan
Memori : Memori jangka pendek, memori jauh
Interpretasi peribahasa : Kemiripan, kalkulasi, penulisan, kemampuan
konsitusional.
Fungsi kognitif lebih tinggi yang diuji secara spesifik adalah simpangan
informasi klien, kemampuan memberi alasan secara abstrak dan melakukan
penghitungan.
Pengkajian fungsi social
Hubungan lansia dengan keluarga sebagai peran sentral pada
seluruh tingkat kesehatan dan kesejahteraan.Pengkajian system
social dapat menghasilkan informasi tentang jaringan
pendukung.Keluarga berperan besar terhadap anggota lainya,
akibatnya tingkat keterlibatan dan dukungan keluarga tidak
dapat diabaikan pada waktu penggumpulan data. Sebagian
besar perawatan jangka panjang terhadap lansia berasal dari
keluarga karena membutuhkan dukungan fisik dan emosional.
Keperawatan lanjut usia berfokus pada :
Peningkatan kesehatan (helth promotion)
Pencegahan penyakit (preventif)
Mengoptimalkan fungsi mental
Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai