Anda di halaman 1dari 481

PERKEMBANGAN

PSAK sd 2018
Agenda

Perkembangan Standar

Overview PSAK sd effektif 2020

Diskusi

2
Informasi Perusahaan

Entitas menyajikan informasi yang relevan bagi pengguna untuk


membantu dalam pengambilan keputusan.
• Informasi yang disajikan dapat berupa informasi keuangan dan non keuangan
• Informasi yang disajikan dapat bersifat mandatory (diharuskan oleh regulasi)
atau informasi voluntary (sukarela)
• Penyajian informasi dapat mengurangi cost of capital dan cost of debt karena
berkurangnya asymmetry information

Informasi perusahaan
• Laporan keuangan,
• Laporan Tahunan (Annual Reporting),
• Laporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting) – Tripple bottom line,
• Laporan Terintegrasi (Integrated Reporting) – Laporan yang lebih ringkas dan
menekankan pada EVA, strategi perusahaan
• Informasi Digital

3
Laporan Keuangan

Laporan keuangan memberikan infomasi  posisi keuangan,


kinerja, perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan

Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan


manajemen (stewardship), dan pertanggungjawaban sumber daya
yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan disusun untuk
memenuhi sebagian besar pemakai (investor dan kreditor).

Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi


keuangan (SAK/IFRS). Penerapan standar akuntansi keuangan
untuk hal-hal yang bersifat material: “Pernyataan ini tidak wajib
diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material”

4
Lima Pilar Standar Akuntansi Indonesia

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan - PSAK


Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik signifikan - SAK-ETAP

Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil Menengah - SAK EMKM

Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah

Standar Akuntansi Pemerintahan – SAP PP 71 tahun 2010

 IFRS hanya diadopsi oleh PSAK dan diterapkan efektif 2012. Tahun 2013 dilakukan
revisi standar dan ditambahkan standar baru 65, 66, 67, 68 yang efektif pada 2015.
 Pada 2015 dikeluarkan PSAK 69 Agrikultur dan revisi beberapa standar.
 Pada tahun 2016 dikeluarkan PSAK 70 dan PSAK 71 & PSAK 72. Tahun 2017
PSAK 73
 SAK ETAP dikeluarkan tahun 2010, dan 2016 dikeluarkan SAK EMKM

5
PSAK– TIDAK BERLAKU LAGI

• PSAK 59 Perbankan Syariah • PSAK 11 Penjabaran laporan


• PSAK 31 Perbankan keuangan dalam mata uang asing
• PSAK 29 Pertambangan Minyak dan • PSAK 39 Kerjasama Operasi
Gas
• PSAK 17 Penyusutan
• PSAK 33 Pertambangan Umum
• PSAK 32 Kehutanan • PSAK 21 Ekuitas
• PSAK 35 akuntansi pendapatan Jasa A N• PSAK 40 Akuntansi Perubahan
Telekomunikasi A K ekuitas anak perusahaan
• PSAK 27 Akuntansi Koperasi UN • PSAK 41 Akuntansi waran
G
• PSAK 37 Akuntansi DI • PSAK 43 Akuntansi Anjak Piutang
Penyelenggaraan Jalan Tol N •
A PSAK 47 Tanah
N G
• PSAK 9 Penyajian aktiva lancar dan
• PSAK 51 Kuasi Reorganisasi
kewajiban lancar
J A
• PSAK 49 Akuntansi Reksa Dana • PSAK 52 Mata uang Pelaporan
• PSAK 42 Akuntansi Perusahaan Efek • PSAK 54 Akuntansi
• PSAK 12 Pengendalian Bersama Restrukturisasi Utang Piutang
Bermasalah

6
Karakteristik IFRS

• IFRS menggunakan “Principles Base “ :


– Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus
berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah
presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif
harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan
jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik
kuantitaif maupun kualitatif
• IFRS secara dinamis akan berubah mengikuti perkembangan lingkungan
bisnis dan kebutuhan informasi para pengguna konsekuensinya PSAK akan
dinamis berubah mengikuti IFRS.

7
Sejarah Standar Akuntansi

Efektif Efektif
1 Januari 2012 1 Januari 2015

Pra PAI Konvergensi Update


1973 IFRS sd 2010 PSAK sd 2014
8 Desember 2008
Komitmen mendukung
IFRS sebagai standar
akuntansi keuangan
global

PAI Harmonisasi Update


1973 IAS 1994-2007 PSAK sd 2017

Adopsi IAS mulai PSAK Efektif


1 Januari 2020
1994 – mengambil yang
relevan
8
PSAK - ISTILAH

PSAK Baru
• PSAK yang terkait dengan pengaturan baru misal PSAK 69, PSAK 70
• PSAK yang merubah pengaturan lama namun berbeda sangat substansial misal
PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian menggantikan PSAK 4 Laporan
Keuangan Konsolidasian dan Tersendiri, PSAK 66 Pengaturan Bersama
menggantikan PSAK 12 Pengendalian Bersama

PSAK Revisi / Amandemen


• Perubahan PSAK pada pengukuran, penyajian atau pengungkapan misal PSAK 24
(Revisi 2013), PSAK 1 (Revisi (2013)
• Didahului dengan penerbitan Exposure draft
• Sebelum tahun 2015 digunakan istilah Revisi setelahnya digunakan istilah
Amandemen

PSAK Penyesuaian
• Merupakan kumpulan amandemen dengan ruang lingkup sempit (narrow-scope)
yang hanya bersifat mengklarifikasi sehingga tidak terdapat usulan prisip baru
ataupun perubahan signifikan pada prinsip-prinsip yang telah ada.
• Penyesuaian dilakukan sebagai dampak dari perubahan PSAK lain
• Jika penyesuaian dilakukan bab perubahan dalam PSAK baru hilang.

9
PSAK eff 2015
NO STATUS
1 PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1 Jan 2015]
2 PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]
3 PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain [1 Jan 2015]
4 PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan 2015]
5 ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1 Jan 2014]
6 ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]
7 ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka [1 Jan 2014]
8 PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015]
9 PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]
10 PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015]
11 PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama [1 Jan 2015]
12 PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian (1 Jan 2015]
13 PSAK 48: Penurunan Nilai Aset (1 Jan 2015]
14 PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (1 Jan 2015]
15 PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan (1 Jan 2015]
16 PSAK 46: Pajak Penghasilan [Disahkan pada 29 April 2014, (1 Jan 2015]

10
PSAK eff 2016
NO STATUS
1 Amandemen PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan
Tersendiri – eff 1 Jan 2016
2 Amandemen PSAK 15: Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas
Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi – eff 1 Jan 2016
3 Amandemen PSAK 16: Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan
Amortisasi – eff 1 Jan 2016
4 Amandemen PSAK 19: Aset Takberwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan
dan Amortisasi – eff 1 Jan 2016
5 Amandemen PSAK 24: Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja – eff 1 Jan 2016
6 Amandemen PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi: Penerapan
Pengecualian Konsolidasi – eff 1 Jan 2016
7 Amandemen PSAK 66: Pengaturan Bersama tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi
Bersama – eff 1 Jan 2016
8 Amandemen PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain tentang Entitas Investasi:
Penerapan Pengecualian Konsolidasi – eff 1 Jan 2016
9 ISAK 30: Pungutan– eff 1 Jan 2016
10 Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) – eff 28 Sep 2016
15 ISAK 30: Pungutan– eff 1 Jan 2016
16 Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) – eff 28 Sep 2016
11
PSAK eff 2017

NO STATUS

1 PSAK 24 (Penyesuaian 2016): Imbalan Kerja – eff 1 Jan 2017

2 PSAK 58 (Penyesuaian 2016): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki Untuk Dijual
dan Operasi yang Dihentikan – eff 1 Jan 2017

3 PSAK 60 (Penyesuaian 2016): Instrumen Keuangan: Pengungkapan – eff 1


Jan 2017
4 PSAK 3 (Penyesuaian 2016): Laporan Keuangan Interim – eff 1 Jan 2017

5 Amandemen PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan tentang Prakarsa


Pengungkapan – eff 1 Jan 2017
6 ISAK 31: Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi– eff 1
Jan 2017

12
PSAK eff 2018 - 2020

PSAK 69 Agrikultur – eff 1 Jan 2018

Amandemen PSAK 16 Aset Tetap – eff 1 Jan 2018

Amandemen PSAK 2: Laporan Arus Kas – eff 1 Jan 2018

Amandemen PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan – eff 1 Jan 2018

ISAK 32: Definisi dan Hierarki Standar Akuntansi Keuangan – eff 1 Jan 2018

Amandemen PSAK 62: Kontrak Asuransi – eff 1 Jan 2020

PSAK 71: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran Eff 1 Jan 2020

PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan – eff 1 Jan 2020

PSAK 73: Sewa – eff 1 Jan 2020

13
PSAK 69

• Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen transformasi biologis dan


panen aset biologis oleh entitas untuk dijual atau untuk dikonversi menjadi produk
agrikultur atau menjadi aset biologis tambahan.
• Aset biologis (biological asset) adalah hewan atau tanaman hidup.
• Produk agrikultur (agricultural produce) adalah produk yang dipanen dari aset
biologis milik entitas.
• Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode
pelaporan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus yang
dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur secara andal.
• Tanaman produktif bukan merupakan aset biologis. Tanaman produktif yang
menghasilan produk agrikultur merupakan aset tetap yang pembebanannya melalui
proses amortisasi.  Revisi PSAK 16 (2018)
• Produk agrikultur yang menempel pada tanaman produktif (belum dipanen)
merupakan aset biologis.
• Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukur pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen. Setelah panen  biaya perolehan
persediaan.
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak

Tujaun perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas yang timbul


dari pengampunan pajak sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2016.

Berlaku untuk Entitas yang menggunakan PSAK dan SAK ETAP

Entitas memilih Kebijakan Akuntansi :


• Mengikuti standar akuntansi yang berlaku, PSAK 25 Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Estimasi dan Kesalahan
(Bab 9.3 SAK ETAP)  koreksi atas saldo laba dan penyajian
kembali (restatement).
• Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset dan
liabilitas sebesar jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat
Keterangan Pengampunan Pajak.

15
Ringkasan Perubahan
PSAK 71 Instrumen Keuangan

• Menggantikan PSAK 55, Efektif 1 Januari 2020


• Adopsi IFRS 9, Dikeluarkan Juli 2014; Efektif 1 Januari 2018 boleh
diterapkan lebih dahalu

Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen keuangan.


• Klasifikasi amortized cost dan fair value (FVPL dan FVOCI)
• Amortized cost jika memenuhi tes bisnis model (tujuan entitas
untuk memperoleh arus kas yang diperjanjikan dan arus kas (dari
pembayaran pokok dan bunga atas pokok)
• Perubahan klasifikasi boleh jika terjadi perubahan bisnis model

Menggunakan metode expected losses dalam perhitungan


penurunan nilai aset keuangan

Memperbaiki model akuntansi lindung nilai

16
PSAK 71 Instrumen Keuangan

• Perubahan format mengikuti IFRS:


– Bab 1 Tujuan
– Bab 2 Ruang Lingkup
– Bab 3 Pengakuan dan Penghentian Pengakuan
– Bab 4 Klasifikasi
– Bab 5 Pengukuran
– Bab 6 Akuntansi Lindung Nilai
– Tanggal efektif dan ketentuan transisi
• Tanggal efektif 1 Januari 2020
• Perbedaan dengan IAS
– Acuan Amandemen IFRS 3 Business Combinations, IFRS 15
Revenue from Contract with Customer, IFRS 16 Leases tidak
dilakukan karena belum diadopsi
– Ketentuan transisi

17
PSAK 72 Pendapatan dari Kontrak Pelanggan

• PSAK 72 merupakan adopsi atas IFRS 15 Revenue from


contracts with customers effective 2018, kecuali:
– Item terkait dengan IFRS 16 Leases (karena belum diadopsi)  hak
penggunaan aset
– Tanggal efektif dan penarikan standar yang telah ada
• Standar ini bersifat principles based
• Standar komprehensif karena mengatur semua jenis
Pendapatan yang terkait dengan kontrak pelanggan
sehingga menghilangkan standar yang lain.

18
PSAK yang Digantikan

PSAK 23: Pendapatan

PSAK 34: Kontrak Konstruksi,

ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan,

ISAK 21: Perjanjian Konstruksi Real Estat,

ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan, dan

PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate.

19
PSAK 72

Pendahuluan
• tujuan dan ruang lingkup

Pengakuan
• Identifikasi kontrak, kombinasi kontrak, modifikasi kontrak,
identifikasi dan penyelesaian kewajiban

Pengukuran
• Menentukan, mengalokasikan harga transaksi, perubahan

Biaya Kontrak
• Biaya incremental, pemenuhan kontrak, amortisasi dan
penurunan nilai

Penyajian
Pengungkapan
PSAK 72
Tahapan dalam Pengakuan

Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan;

Mengindentifikasi kewajiban pelaksanaan;

Menentukan harga transaksi;

Mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban


pelaksanaan;

Mengakui pendapatan ketika (pada saat) entitas telah


menyelesaikan kewajiban pelaksanaan.

21
PSAK 73 Sewa

• Efektif 1 Januari 2020 boleh diterapkan lebih dahalu


• Dikeluarkan Juli 2015

Sewa yang lebih dari satu tahun diakui sebagai aset dan
liabilitas

Aset / / Right of Use Aset / Aset Hak Guna = nilai kini


dari pembayaran sewa, disajikan sebagai line tersendiri
dalam posisi keuangan

Tambahan pengungkapan dalam posisi keuangan dan


laporan laba rugi komprehensif

22
SAK ETAP
SAK ETAP

• SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas


tanpa akuntabilitas publik
• PSAK yang disederhanakan:
– Pilihan pada alternatif standar yang lebih sederhana
– Penyederhaaan pengakuan dan pengukuran
– Mengurangi pengungkapan
– Penyederhanaan
• Merupakan standar yang berdiri sendiri secara
keseluruhan (stand alone)

24
Manfaat SAK ETAP

• Dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah diharapkan


mampu untuk
– menyusun laporan keuangannya sendiri,
– dapat diaudit dan mendapatkan opini audit,
sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk
mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk pengembangan
usaha.
• Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK – IFRS sehingga lebih
mudah dalam implementasinya
• Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan
keuangan.
Laporan Keuangan ETAP

Laporan Keuangan menurut SAK


ETAP

• Laporan Laba Rugi


• Neraca
• Perubahan Ekuitas (tidak perlu jika perubahan
hanya karena laba dan dividen)
• Laporan Arus Kas – (metode tidak langsung)
• Catatan atas Laporan Keuangan

26
ISI SAK ETAP
BAB ISI BAB ISI
1 Ruang Lingkup 16 Aset Tak Berwujud
2 Konsep dan Prinsip Pervasive 17 Sewan
3 Penyajian Laporan Keuangan 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi
4 Neraca 19 Ekuitas
5 Laporan Laba Rugi 20 Pendapatan
6 Laporan Perubahan Ekuitas 21 Biaya Pinjaman
7 Laporan Arus Kas 22 Penurunan Nilai Aset
8 Catatan atas Laporan Keuangan 23 Imbalan Kerja
9 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Kebijakan 24 Pajak Penghasilan
Akuntansi dan Koreksi Kesalahan
10 Investasi pada Efek Tertentu 25 Mata Uang Pelaporan
11 Persediaan 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas 27 Peristiwa setelah Tanggal Akhir Pelaporan
Anak
13 Investasi pada Joint Venture 28 Pengungkapan Pihak-Pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa
14 Properti Investasi 29 Ketentuan Transisi
15 Aset Tetap 30 Tanggal Efektif
Daftar Istilah

27
Ruang lingkup

• SAK ETAP, digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP),


yaitu entitas yang:
 Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
 Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
• Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan
 Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam
proses pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau
regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau
 Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok
besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau
pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.
• Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan
penggunaan SAK ETAP. Contoh: Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

PPL - IAPI 28
Perbedaan Pokok PSAK dan SAK ETAP

• Komponen Laporan Keuangan : Neraca, Laba Rugi, Laporan


Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas laporan.
• Jika Perubahan ekuitas hanya dari laba dan dividen  Laporan
laba rugi dan perubahan saldo laba.
• Laporan arus kas menggunakan metode tidak langsung.
• Menggunakan metode biaya untuk investasi ke asosiasi dan
pengendalian bersama
• Menggunakan metode ekuitas untuk anak perusahaan.
• Aset tetap, aset tidak berwujud properti investasi hanya
menggunakan metode biaya
• Tidak ada bab khusus yang mengatur instrumen keuangan,
namun ada pengaturan klasifikasi aset keuangan:
diperdagangkan, tersedia dijual dan dipegang hingga jatuh
tempo.
PPL - IAPI 29
Perbedaan Pokok PSAK dan SAK ETAP

• Sewa operasi menggunakan konsep rule based seperti dalam US


GAAP – 5 kriteria
• Tidak mengatur pajak tangguhan
• Tidak ada pengaturan tentang : penggabungan usaha, derivatif,
hedging
• Mata uang pelaporan menggunakan mata uang fungsional atau
rupiah.
• Beberapa pengaturan dalam PSAK seperti: investasi properti,
hubungan istimewa, peristiwa setelah periode pelaporan, imbalan
kerja. Pengendalian bersama (PBA, PBO dan PBE).
• Tidak ada pengaturan khusus transaksi khusus industri: kontrak
asuransi, eksplorasi dan evaluasi minieral, agrikultur.
• Hirarki kebijakan akuntansi jika SAK ETAP tidak mengatur secara
khusus: bab yang terkait, kerangka konseptual, standar lain, dan
literatur.
PPL - IAPI 30
SAK EMKM
RUANG LINGKUP

Disahkan 24 Oktober 2016, dilaunching pada KNA


VIII 8 Desember 2016

Isi Standar
• Kata Pengantar
• Standar – 18 bab  isi pokok standar
• Dasar Kesimpulan  bukan bagian standar
• Contoh Ilustrasi laporan keuangan – dilengkapi
contoh jurnal penyesuaian kas menjadi akrual 
bukan bagian dari standar

1
RUANG LINGKUP SAK EMKM

Standar digunakan untuk entitas mikro, kecil dan


menengah

• ETAP yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro,


kecil, dan menengah sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia, selama dua tahun berturut-turut.

Dapat digunakan entitas lain jika otoritas mengijinkan


entitas tersebut menyusun laporan keuagnan dengan
menggunaan SAK EMKM
UU Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan / atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam UU ini.

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,


yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan
Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
UU Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM

Kriteria Usaha Mikro


• Kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 - lima puluh juta rupiah,
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
• Hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00

Kriteria Usaha Kecil
• Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 - Rp
500.000.000,00, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
• Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 - Rp
2.500.000.000,00.

Kriteria Usaha Menengah :
• Kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 - Rp. 10.000.000.000,00,
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
• Hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00
-50.000.000.000,00.
Laporan Keuangan EMKM

Laporan Keuangan menurut SAK EMKM

• Laporan Laba Rugi

• Laporan Posisi Keuangan

• Catatan atas Laporan Keuangan


Perbedaan SAK EMKM dan SAK ETAP - 1

• Laporan Keuangan 3 sementara ETAP ada 5 laporan keuangan:


• Dalam kebijakan akuntansi, tidak memperkenankan penggunaan standar
lain di luar SAK EMKM.
• Penilaian menggunakan historical cost.
• Beberapa pengaturan SAK ETAP tidak ada dalam SAK EMKM: asosiasi,
anak perusahaan, imbalan kerja, pihak berelasi, peristiwa setelah tanggal
pelaporan, mata uang fungsional, property investasi.
• Tidak ada pengaturan khusus untuk pengungkapan, sesuai bab 6
pengungkapan diperlukan jika informasi relevan
• Tidak ada pengaturan khusus kas yang dibatasi
• Aset keuangan tidak mengakui penurunan nilai kecuali jika regulasi
mengatur untuk industri tersebut. Tidak ada kapitalisasi biaya transaksi
atas aset dan liabilitas keuangan, semua biaya transaksi dibebankan
• Persediaan tidak ada cadangan penurunan nilai, persediaan diukur
sebesar harga perolehan.
Perbedaan SAK EMKM dan SAK ETAP - 2

• Aset tetap tidak penurunan nilai, tidak boleh dilakukan revaluasi. Tidak ada
kapitalisasi atas biaya yang dikeluarkan setelah tanggal perolehan.
• Tidak boleh kapitalisasi bunga pinjaman terkait dengan pembangunan aset tetap
sendiri.
• Penyusutan dan amortisasi tidak mempertimbangkan nilai residu dan hanya
dengan metode garis lurus dan saldo menurun.
• Dilakukan pemisahan antara modal dan saldo laba, termasuk untuk perusahaan
perorangan / firma
• Biaya pengembangan semuanya dibebankan tidak ada yang dapat diakui aset
tak berwujud.
• Kurs valuta asing: tidak ada penilaian kembali aset dan liabilitas moneter dalam
valuta asing pada tanggal pelaporan, diukur dengan kurs pada tanggal transaksi.
• Tidak mengakui provisi dan liabilitas kontijensi cukup diungkapkan jika material.
• Pendapatan bunga dan dividen diakui saat diterima (basis kas)
• Konstruksi diakui sebesar jumlah yang ditagihkan.
ISI PENGATURAN

. .
• Bab 1 Ruang Lingkup • Bab 10 Investasi pada Ventura
• Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasive Bersama
• Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan • Bab 11 Aset Tetap
• Bab 4 Laporan Posisi Keuangan • Bab 12 Aset Takberwujud
• Bab 5 Laporan Laba Rugi • Bab 13 Liabilitas dan Ekuitas
• Bab 6 Catatan atas Laporan Keuangan • Bab 14 Pendapatan dan Beban
• Bab 7 Kebijakan Akuntansi, Estimasi dan• Bab 15 Pajak Penghasilan
Kesalahan • Bab 16 Transaksi dalam Mata Uang
• Bab 8 Aset dan Liabilitas Keuangan Asing
• Bab 9 Persediaan • Bab 17 Ketentuan Transisi
• Bab 18 Tanggal Efektif
PSAP
PERNYATAAN STANDAR
AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
Standar Akuntansi Pemerintahan

• Standar digunakan untuk menyusun laporan keuangan:


– Pemerintah Pusat – termasuk LK Kementerian Lembaga
– Pemerintah Daerah – Provinsi, Kabupatan, Kota
– Badan Layanan Umum
• Berbentuk Regulasi Pemerintah – PP No 71 tahun 2010 dan Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) untuk tambahan dan Revisi.
• Standar dikembangkan pada praktik akuntansi pemerintah dan berlaku
secara international dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
di Indonesia.
• Acuan standar internasional untuk akuntansi sektor publik
menggunakan International Public Sector Accounting Standard (IPSAS)
• Untuk entitas sektor publik (yayasan, Lembaga kemasyarakatan) non
pemerintah menggunakan PSAK 45 Akuntansi Organisasi Nir Laba

41
PENGATURAN PP 71 / 2010
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

• SAP Berbasis Akrual  Lampiran I


LAMPIRAN I • Berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
BASIS AKRUAL
PP71/2010
dapat segera diterapkan
• Berisi Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintah dan 12 PSAP
• Berlaku paling lambat TA 2015

PP 71
Menjadi

2010
• SAP Berbasis Kas Menuju Akrual 
Lampiran II (PP 24/2005)
• Berlaku selama masa transisi bagi entitas
LAMPIRAN II yang belum siap untuk menerapkan SAP
BASIS CTA
PP24/2005
• Berisi Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintah dan 11 PSAP
• Tidak berlaku mulai TA 2015
STRUKTUR SAP BERBASIS AKRUAL
(LAMPIRAN I & II)

PSAP BASIS KAS MENUJU AKRUAL BASIS AKRUAL (LAMPIRAN I)


(LAMPIRAN II)
PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan Penyajian Laporan Keuangan
PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas
PSAP 03 Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas
PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan
PSAP 05 Akuntansi Persediaan Akuntansi Persediaan
PSAP 06 Akuntansi Investasi Akuntansi Investasi
PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap Akuntansi Aset Tetap
PSAP 08 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan
PSAP 09 Akuntansi Kewajiban Akuntansi Kewajiban
PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan
Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi
Biasa dan Operasi yang Tidak Dilanjutkan
PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan Keuangan Konsolidasian
PSAP 12 - Laporan Operasional
PSAP 13 Akuntansi Badan Layanan Umum
Laporan Keuangan Pemerintahan

Laporan Keuangan menurut SAP Akrual

• Laporan Operasional
• Neraca
• Perubahan Ekuitas
• Laporan Arus Kas
• Catatan atas Laporan Keuangan
• Laporan Realisasi Anggaran
• Laporan Perubahan SAL

Laporan Desa

• Laporan Realisasi Anggaran Desa


• Neraca Desa
• Catatan atas Laporan Keuangan Desa
ISAK 32
DEFINISI DAN HIERARKI
STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN
IKHTISAR INTERPRETASI

• Memberikan interpretasi definisi dan hierarki SAK.


• SAK menambahkan anak kalimat “serta peraturan
regulator pasar modal untuk entias yang berada di
bawah pengawasannya”. (termasuk SAK sesuai Par
07
• Peraturan regulator mengatur perlakuan akuntansi yang
berbeda dengan PSAK atau ISAK / peraturan regulator
pasar modal bertentangan dengan PSAK atau ISAK
yang spesifik, maka interpretasi ini mensyaratkan
entitas untuk menerapkan PSAK atau ISAK yang
spesifk tersebut.
INTERPRETASI

• Dasar interpretasi adalah Par 16 PSAK 1 dan PSAK 25


• PSAK 1
– Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhdapa SAK membuat
pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap
SAK dalam catatan atas laporan keuangan.
– Entitas tidak dapat dideskripsikan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap
SAK kecuali laporan keuangan tersebut telah patuh terhadap seluruh
persyaratan dalam SAK
• PSAK 25
– Ketika suatu PSAK secara spesifik berlaku untuk transaksi, peristiwa atau
kondisi lain, kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk pos tersebut
menggunakan PSAK tersebut.
– Dalam hal tidak ada PSAK yang spesifik berlaku mana manajemen dapat
menggunakan pertimbangan dalam mengembangkan dan menerapkan suatu
kebijakan akuntansi untuk menghasilkan informasi relevan dan anl dengan
mempertimbangkan keterterapan dari sumber berikut berdasar hirarki = (1) SAK
terkait (2) KKPK (3) SAK lain (4) literatur (5) praktik akuntansi industri
Kerangka Konseptual

Peraturan regulator tidak bertentangan


perlakuan SAK

• Peraturan digunakan sebagai standar penyusunan laporan

Peraturan regulator bertentangan dengan SAK

• Entitas menerapkan PSAK atau ISAK spesifik tersebut 


perbedaan perlakuan akuntansi mengurangi korehensi
prinsip perlakuan akuntansi
KERANGKA
KONSEPTUAL
Kerangka Konseptual

Kerangka konseptul disahkan pada tanggal 28


September 2016

Perubahan yang dilakukan

• Bab 1 Tujuan Pelaporan Keuangan Bertujuan Umum


• Bab 2 Entitas Pelapor
• Bab 3 Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan yang
Berguna
• Bab 4 KDPPLK (1994): Pengaturan yang Tersisa
Kerangka Konseptual
BAB 1 TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN BERTUJUAN UMUM
• Pendahuluan
• Tujuan kegunaan dan keterbatasan pelaporan keuangan bertujuan umum
• Informasi tentang sumber daya ekonomi entitas pelapor, klaim terhadap entitas,
serta perubahan sumber daya dan klaim

BAB 2 – ENTITAS PELAPORAN


• Untuk ditambahkan

BAB 3 – KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI KEUANGAN YANG BERGUNA


• Karakteristik kualitatif
• Karakteristik fundamental: relevansi, representasi tepat
• Karakteristik peningkat: keterbandingan; keterverifikasian; ketepatwaktuan;
keterpahaman.
• Kendala biaya pelaporan keuangan yang berguna

BAB 4 – KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN


KEUANGAN (1994) PENGATURAN YANG TERSISA
• Asumsi dasar; Unsur laporan keuangan; Pengakuan; Pengukuran; Konsep
pemeliharaan modal dan penetapan laba
Pendahuluan - Tujuan

Kerangka Konseptual merumuskan konsep yang mendasari penyusunan


dan penyajian laporan keuangan untuk pengguna eksternal.

Tujuan Kerangka Konseptual adalah untuk membantu:

• Dewan Standar Akuntansi Keuangan dalam pengembangan Standar Akuntansi


Keuangan (SAK) baru dan dalam melakukan tinjauan atas SAK yang ada;
• DSAK IAI dalam mempromosikan harmonisasi peraturan, standar akuntansi, dan
prosedur yang terkait dengan penyajian laporan keuangan dengan menyediakan
dasar untuk mengurangi jumlah alternatif perlakuan akuntansi yang diizinkan oleh
SAK;
• DSAK IAI dalam pengembangan standar lokal;
• penyusun laporan keuangan dalam menerapkan SAK dan yang berkenaan dengan
hal-hal yang belum diatur dalam PSAK;
• auditor dalam memberikan opini mengenai apakah laporan keuangan telah sesuai
dengan SAK;
• pengguna laporan keuangan dalam menginterpretasikan informasi dalam laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan SAK; dan
• untuk menyediakan informasi kepada pihak yang tertarik dengan pekerjaan DSAK
IAI tentang pendekatannya dalam penyusunan SAK .
Pendahuluan - Status

Kerangka Konseptual bukan PSAK sehingga tidak mendefinisikan


standar untuk pengukuran atau isu pengungkapan tertentu.
Kerangka Konseptual tidak mengungguli PSAK.

DSAK IAI mengakui bahwa dalam kasus jarang terjadi mungkin


terdapat konflik antara Kerangka Konseptual dan PSAK.
• Jika terdapat konflik, maka persyaratan yang ada dalam PSAK mengungguli
persyaratan yang ada dalam Kerangka Konseptual.
• DSAK IAI dipandu oleh Kerangka Konseptual dalam pengembangan SAK
baru dan dalam melakukan peninjauan SAK yang ada, maka konflik
Kerangka Konseptual dan SAK akan terselesaikan.

Kerangka Konseptual akan direvisi dari waktu ke waktu


berdasarkan pengalaman DSAK IAI dalam penggunaan Kerangka
Konseptual.
BAB I – Tujuan Pelaporan Keuangan Bertujuan Umum

Tujuan, kegunaan dan keterbaasan pelaporan


keuangan bertujuan umum

Informasi tentang sumber daya ekonomik


entitas pelapor, klaim terhadap entitas, serta
perubahan sumbe daya dan klaim
• Sumber daya ekonomi dan klaim
• Perubahan sumber daya ekonomik dan klaim
• Kinerja keuangan terefleksi oleh akuntanis akrual
• Kinerja keuangan terefleksi oleh arus kas masa lalu
• Perubahan sumber daya ekonomik dan klaim yang tidak
berasal dari kinerja keuangan
BAB III – Karakteristik Informasi keuangan yang berguna

Pendahuluan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan yang berguna


• Karakteristik kualitatif fundamental
• Relevansi
• Representasi Tepat
• Penerapan karakteristik kualitatif fundamendal
• Keterbandingan
• Keterverifikasian
• Ketepatwaktuan
• Keterpahaman
• Karakteristik kualitatif fundamental
• Penerapan karakteristik kualitatif fundamendal

Kendala Biaya Pelaporan keuangan yang berguna


BAB IV – KDPPLK Pengaturan yang tersisa

Asumsi dasar – kelangsungan usaha

Unsur Laporan Keuangan


• Posisi keuangan; aset; liabilitas; ekuitas; kinerja; penghasilan;
beban; penyesuaian pemeliharaan modal

Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan


Pengukuran unsur-unsur laporan keuangan
• Profitabilitas manfaat ekonomi masa depan; keandalan
pengukuran; pengakuan aset; pengkuan liabilitas; pengakuan
penghasilan; pengakuan beban.

Konsep pemeliharaan modal


• Konsep modal; konsep modal pemeliharaan dan penetapan
modal
PSAK 1
PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN
Laporan Keuangan eff 2015

• PSAK 1  Penyajian Laporan Keuangan


– Komponen
– Tanggung jawab laporan keuangan

Karakteristik umum Identifikasi laporan keuangan


 Penyajian secara wajar  Laporan Posisi
dan kepatuhan terhadap Keuangan
SAK  Laporan Laba Rugi dan
 Kelangsungan usaha Penghasilan
 Dasar akrual Komprehensif Lain
 Material dan agregasi  Laporan Perubahan
 Saling hapus Ekuitas
 Frekuensi pelaporan  Laporan Arus Kas
 Informasi komparatif  Catatan atas Laporan
 Konsistensi penyajian Keuangan
PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan
Latar Belakang Perubahan

Perbaikan dengan penggunaan istilah yang lebih tepat

Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum


dikeluarkan tahun 2009

Mengikuti perubahan terakhir IAS 1 tahun 2010 :


pemisahaan penghasilan komprehensif lain dan
penyajian informasi komparatif.

Efektif berlaku 1 Januari 2015, tidak ada penerapan


dini.
Tujuan Laporan Keuangan

• Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi


keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
 Tujuan laporan keuangan :
– memberikan informasi
mengenai:
– posisi keuangan,
– kinerja keuangan
– arus kas entitas
yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna
laporan dalam pembuatan
keputusan ekonomi.
Komponen Laporan Keuangan
a. laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;
b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama
periode;
c. laporan perubahan ekuitas selama periode;
d. laporan arus kas selama periode;
e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan
akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan
ea informasi komparatif untuk mematuhi periode sebelumnya
sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A
f. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif
sebelumnya yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu
kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai
dengan paragraf 40A-40D.
Informasi Komparatif Minimum 38,38A, 38B

• Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode


sebelumnya untuk seluruh laporan keuangan periode berjalan,
kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK.
• Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan
keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika relevan.
• Entitas menyajikan minimal, dua laporan posisi keuangan, dua
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dua laporan
laba rugi terpisah (jika disajikan), dua laporan arus kas dan dua
laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan
terkait.
• Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam
laporan keuangan periode sebelumnya masih tetap relevan pada
periode berjalan.
Informasi Komparatif - Tambahan
• Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas
laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan PSAK/ISAK,
sepanjang informasi tersebut disusun sesuai dengan PSAK/ISAK.
• Informasi komparatif terdiri satu atau lebih laporan keuangan, namun
tidak terdiri dari laporan keuangan lengkap.
• Misalnya, entitas dapat menyajikan tiga laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain (sehingga menyajikan periode berjalan,
periode sebelumnya, dan satu periode komparatif tambahan).
• Entitas tidak disyaratkan untuk menyajikan seluruh laporan keuangan
saat menyajikan informasi komparatif tambahan.
• Entitas disyaratkan menyajikan, dalam catatan atas laporan
keuangan, informasi komparatif yang terkait dengan laporan
tambahan.
Perubahan Kebijakan Akuntansi, Penyajian
kembali, retrospektif atau reklasifikasi

• Entitas menyajikan laporan posisi keuangan ketiga pada posisi


awal periode komparatif sebagai tambahan laporan keuangan
komparatif minimum jika:
a. entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif,
membuat penyajian kembali retrospektif atas pos-pos dalam
laporan keuangan atau reklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangan; dan
b. penerapan retrospektif, penyajian kembali retropsektif atau
reklasifikasi memiliki dampak material atas informasi dalam
laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya.
• Entitas menyajikan tiga laporan posisi keuangan pada:
a. akhir periode berjalan;
b. akhir periode sebelumnya; dan
c. awal periode
Referensi : Laporan Keuangan Telkom 31 Desember 2015
Penghasilan Komprehensif Lain

• Penghasilan komprehensif lain: berisi pos-pos penghasilan


dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yan tidak
diakui dalam laba rugi sebagaimana disyaratkan atau
diizinkan oleh SAK
• Komponen penghasilan komprehensif:
– Selisih revaluasi aset tetap
– Pengukuran kembali program imbalan pasti
– Laba rugi dampak dari penjabaran laporan keuangan
– Perubahan nilai investasi available for sales
– Bagian efektif dari keuntungan lindung nilai arus kas
– Bagian penghasilan komprehensif asosiasi
Informasi dalam Penghasilan Komprehensif Lain

• Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos untuk jumlah


penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan
berdasarkan sifat (termasuk bagian penghasilan komprehensif lain dari
entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat menggunakan metode
ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan PSAK/ISAK lainnya:
a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan
b) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu
terpenuhi.
• Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal jika penyajian
tersebut relevan untuk pemahaman kinerja keuangan entitas.
• Entitas tidak diperkenankan untuk meyajikan pos-pos penghasilan dan
beban seperti pos luar biasa dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain atau dalam catatan atas laporan keuangan
Penghasilan Komprehensif Lain

• Penghasilan komprehensif terdiri dari laba rugi tahun berjalan dan


penghasilan komprehensif lain
• Penghasilan komprehensif adalah perubahan aset/liabiltas  perubahan
ekuitas yang bukan berasal dari transaksi pemilik.
• Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi;
– Surplus revaluasi aset tetap  direklasifikasi melalui saldo laba saat didepresiasi
atau ketika aset dijual
– Penyesuaian imbalan kerja manfaat pasti – keuntungan/kerugian aktuaria  tidak
direklasifkasi.
• Akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.
– Keuntungan/kerugian dari available for sale  jika dijual direklasifiksai ke laba rugi
– Cash flow hedge  keuntungan/kerugian yang efektif  kontrak berakhir  L/R
– Translasi mata uang asing dari anak perusahaan / cabang dengan mata uang
fungsional yang berbeda dengan induk / pusat
– Bagian penghasilan komprehensif asosiasi  jika dijual direklasifikasi ke laba rugi.
Penghasilan Komprehensif Lain
– Tidak Direklasifikasi
• Entitas melakukan revaluasi aset tetap pada 2 Januari 2015.
Nilai perolehan 600.000 akumulasi depresiasi 200.000. Aset
direvaluasi menjadi 500.000 dan masa manfaat tersisa 10
tahun.
• Jurnal saat revaluasi
– Akumulasi Depresiasi 200.000
– Aset tetap 200.000
– Aset tetap 100.000
– Surplus revaluasi 100.000
• Jurnal saat depresiasi
– Beban Depresiasi 50.000
– Akumulasi Depresiasi 50.000
– Surplus Revaluasi 10.000
– Saldo Laba 10.000
Ref: PSAK 1
Penghasilan Komprehensif Lain
– Direklasifikasi
• Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga 100.000 pada
1 Desember 2015. Pada 31 Desember nilainya naik menjadi
115.000. Inbvestasi ini dijual dengan harga 110.000 pada 1
Maret 2016.
• Jurnal saat pembelian
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 100.000
– Kas 100.000
• Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 15.000
– Penghasilan komprehensif lain 15.000
• Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016
– Kas 110.000
– Penghasilan komprehensif lain 15.000
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 115.000
– Penghasilan penjualan AFS 10.000
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013
PT PERTAMINA (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013

Referensi : Laporan Tahunan BP 2014


Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013

Referensi : Laporan Tahunan BP 2014


Laporan Posisi Keuangan (Neraca) - 2011

• Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan


neraca untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia
• Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan
hak minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling
interest)
• Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan
bagian laba bukan sebagai pengurang laba LK konsolidasian
• Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk
penyajian retroaktif  perubahan kebijakan dan koreksi kesalahan
• Minimum line item Penyajian Neraca
– Properti Investasi
– Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
– Aset yang dimiliki untuk dijual
– dll
• Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK
1 berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar di atas)
Laporan Laba Rugi Komprehensif - 2011

• Laporan Laba rugi  Laporan Laba Rugi Komprehensif.


• Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba
komprehensif
• Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas
• Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi.
• Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan
berdasarkan fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat
• Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak diperkenankan lagi
• Minimum line item : Pendapatan, Biaya keuangan, Beban pajak,
pendapatan investasi asosiasi, Penghasilan komprehensif lain, dll
• Penghasilan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas yang tidak
mempengaruhi laba pada periode rugi.
• Alternatif penyajian laporan tunggal atau dua laporan
PSAK 2
LAPORAN ARUS KAS
PSAK 2: LAPORAN ARUS KAS

• Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar


untuk menilai kemampuan entias dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta menilai
kebutuhan kas entitas untuk menggunakan arus
kas tersebut.

• Laporan arus kas menggambarkan perubahan


historis dalam kas dan setara kas yang
diklasifikasikan atas aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan selama satu periode
AMANDEMEN PSAK 2 – 44A-44E

• Mensyaratkan agar entitas menyediakan pengungkapan yang


memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk
mengevaluasi perubahan pada liabilitas yang timbul dari
aktivitas pendanaan, termasuk perubahan yang timbul dari arus
kas maupun perubahan nonkas. (44A)
• Sepanjang diperlukan untuk memenuhi persyaratan dalam
paragraf 44A, entitas mengungkapkan perubahan pada liabilitas
yang timbul dari aktivitas pendanaan sebagai berikut:
a) perubahan dari arus kas pendanaan;
b) perubahan yang timbul dari perolehan atau kehilangan pengendalian
entitas anak atau bisnis lain;
c) dampak perubahan tingkat kurs valuta asing;
d) perubahan pada nilai wajar; dan
e) perubahan lainnya.

AMANDEMEN PSAK 2 – 44A-44E

• Liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan adalah liabilitas dimana arus
kas atau arus kas masa depan akan diklasifikasikan pada laporan arus kas
sebagai arus kas dari aktivitas pendanaan. Selain itu, persyaratan
pengungkapan pada 44A juga diterapkan untuk perubahan pada aset
keuangan (contoh, aset yang melindung nilai liabilitas yang timbul dari
aktivitas pendanaan) jika arus kas, atau arus kas masa depan, dari aset
keuangan tersebut, termasuk dalam arus kas aktivitas pendanaan. 44C.
• Satu cara untuk memenuhi persyaratan pengungkapan dalam paragraf 44A
adalah dengan menyediakan rekonsiliasi antara saldo awal dan akhir pada
laporan posisi keuangan untuk liabilitas yang timbul dari aktivitas
pendanaan, termasuk perubahan yang diidentifikasikan dalam paragraf
44B. Jika entitas mengungkapkan rekonsiliasi tersebut, maka entitas
menyediakan informasi yang memadai agar pengguna laporan keuangan
mampu mengaitkan item yang termasuk dalam rekonsiliasi dengan laporan
posisi keuangan dan laporan arus kas. 44D.
AMANDEMEN PSAK 2 – 44A-44E

• Jika entitas menyediakan pengungkapan yang disyaratkan oleh


paragraf 44A secara gabungan dengan pengungkapan
perubahan pada aset dan liabilitas lain, maka entitas
mengungkapkan perubahan pada liabilitas yang timbul dari
aktivitas pendanaan secara terpisah dari perubahan aset dan
liabilitas lain tersebut. 44E.
Arus Kas dari Aktivitas Operasi

• Metode yang dapat digunakan:


– Metode langsung  kelompok utama dari penerimaan dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan;
– Metode tidak langsung  laba disesuaikan dengan mengoreksi
transaksi non kas, penangguhan atau akrual dan unsur
penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan.
• Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung 
informasi yang lebih berguna
• ETAP  metode tidak langsung
Laporan Arus Kas

• Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasikan
secara konsisten.
– Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan
(alternatif)
– Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi
(alternatif)
– Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan atau
operasi (alternatif)
– Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi
(alternatif)
• Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan dan bunga pinjaman
diungkapkan secara terpisah.
• Perubahan nilai tukar dilaporkan dalam LAK untuk merekonsiliasi saldo awal
dan akhir kas dan setara kas.

• Pengungkapan transaksi non kas – investasi dan pendanaan


Ilustrasi
Ilustrasi
Ilustrasi
Ilustrasi
Rekonsiliasi dari Aktivitas Pendanaan
Catatan atas Laporan Keuangan

20X1 Arus Kas Akuisisi Sewa 20X2


Baru

Pinjaman jangka Panjang 2.080 500 400 2.980

Liabilitas sewa - (180) - 1.800 1.620

Utang jangka Panjang 2.080 320 400 1.80 4.600


Rekonsiliasi dari Aktivitas Pendanaan
Catatan atas Laporan Keuangan

20X1 Arus Perubahan non kas 20X2


Kas
Akuisisi Valas Nilai
wajar

Pinjaman jangka Panjang 44.000 (2.000) - - - 42.000

Pinjaman jangka pendek 20.000 (1.000) - 400 - 19.400

Liabilitas sewa 8.000 (1.600) 600 - - 7.000

Aset yang dimiliki untuk (1.350) 300 - - (50) (1.100)


lindung nilai pinj jk Panjang

Jumlah liabilitas dari aktivitas 70.650 (4.300) 600 400 (50) 67.300
pendanaan
PSAK 3
Definisi

• Laporan keuangan interim merupakan laporan


keuangan yang berisi baik laporan keuangan
lengkap (seperti yang dijelaskan di PSAK atau
laporan keuangan ringkas (seperti yang
dijelaskan di Pernyataan ini) untuk suatu periode
interim.
• Periode interim adalah suatu periode laporan
keuangan yang lebih pendek dari satu tahun
buku penuh.
Isi Laporan Keuangan Interim

• Entitas diperbolehkan memilih menyusun laporan


keuangan interim, informasi lebih sedikit
dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan.
• Pertimbangan  tepat waktu, biaya,
pengulangan informasi
– Informasi lebih sedikit dibanding laporan tahunan
LAPORAN INTERIM – PSAK 3

• Laporan keuangan interim dapat disajikan :


– Laporan Keuangan Lengkap
– Laporan Keuangan Ringkas
• Komponen minimal laporan keuangan interim
– Laporan posisi keuangan ringkas
– Laporan laba rugi komprehensif dalam laporan terpisah atau
digabung
• Pemutakhiran yang tidak signifikan terhadap catatan atas laporan
keuangan tahunan terkini, tidak perlu dibuat.
• Informasi yang material dan tidak diungkapkan di bagian
manapun dalam laporan keuangan interim diungkapkan.
• Kepatuhan terhadap SAK harus diungkapkan.
• Keputusan materialitas pengakuan dan pengungkapan didasarkan
pada data untuk periode interim.
LAPORAN INTERIM – PSAK 3

• Kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan tahunan


diterapkan dalam laporan keuangan interim, kecuali untuk
perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal
laporan.
• Pendapatan musiman, berulang, atau berkala dalam suatu tahun
buku tidak diantisipasi atau ditangguhkan pada tanggal interim,
jika antisipasi atau penangguhan tidak akan sesuai pada akhir
tahun buku.
• Biaya yang terjadi secara tidak beraturan selama tahun keuangan
dapat diantisipasi atau ditangguhkan jika hal tersebut tepat untuk
penyajian.
• Pengungkapan perubahan estimasi
• Perubahan kebijakan akuntansi  jika retroaktif harus penyajian
LK tahunan atau interim
LAPORAN INTERIM – PSAK 3 Penyesuaian

• Pengungkapan berikut diberikan dalam laporan


keuangan interim atau melalui referensi silang dari
laporan keuangan interim pada beberapa laporan
lainnya (seperti komentar manajemen atau laporan
risiko) yang tersedia untuk pengguna laporan
keuangan dengan persyaratan yang sama seperti
laporan keuangan interim dan pada saat yang sama.
• Jika pengguna laporan keuangan tidak memiliki
akses atas informasi yang ada pada referensi silang
dengan persyaratan yang sama dan waktu yang
sama, maka laporan keuangan interim tersebut tidak
lengkap.
PSAK 4
Ketentuan LK Tersendiri
Ketentuan
Ketentuan Penyajian
Penyajian Pengungkapan
Pengungkapan

•• Investasi
Investasidicatat
dicatat
dengan
dengan
menggunakan
menggunakan Sebagai
Sebagai
Hanya
Hanyauntuk
untuk metode
metodebiaya
biaya bagian
bagiandari
dari
entitas
entitas atau
atauekuitas
ekuitas informasi
informasi
terkonsolidasi
terkonsolidasi (amd
(amd2015)
2015) tambahan
tambahan
•• Dividen
Dividendiakui
diakui
saat
saat ditetapkan
ditetapkan

etode ekuitas diperkenankan menurunt amandemen PSAK 4 2015


Penyusunan LK Tersendiri

• LK keuangan tersendiri disusun sesuai dengan SAK yang berlaku


kecuali yang diatur dalam ketentuan khusus.
• Jika entitas induk menyusun LK tersendiri, maka entitas induk
mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama dan
entitas asosiasi pada (Par 10):
– biaya perolehan; atau
– sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran.; atau
– menggunakan metode ekuitas sebagaimana dideskripsikan dalam
PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.
• Entitas induk menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap
kategori investasi.
• Investasi yang dicatat pada biaya perolehan atau menggunakan
metode ekuitas dicatat sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar
yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ketika
investasi tersebut diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
Penyusunan LK Tersendiri

• Entitas Induk mengakui dividen dari entitas anak,


ventura bersama, atau entitas asosiasi dalam laporan
keuangan tersendiri ketika hak menerima dividen
ditetapkan.
• Dividen diakui dalam laba rugi, kecuali jika entitas
tersebut memilih menggunakan metode ekuitas,
maka dividen tersebut diakui sebagai pengurang
jumlah tercatat investasi.
PSAK 5
Segmen Operasi – PSAK 5

Penyusunan laporan Penyusunan laporan


keuangan didasarkan keuangan didasarkan
pada perspektif pada perspektif
kebutuhan informasi kebutuhan informasi
oleh pihak eksternal oleh pihak internal

Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna


laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari
aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi
dimana entitas beroperasi.
Segmen Operasi

• Segmen operasi adalah komponen dari entitas:


– Terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan
menimbulkan beban,
– Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan
operasional untuk alokasi sumber daya dan menilai kinerja, dan
– Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan
• Kriteria suatu unit dianggap sebagai segmen: 10% dari pendapatan,
laba rugi atau aset.
• Pengungkapan:
– Jika tidak memenuhi ambang batas dapat dipertimbangkan (10%
pendapatan, laba rugi atau aset)  jika manjemen percaya informasi
tersebut berguna bagi pengguna.
– Yang tidak memenuhi ambang batas dapat digabung jika memenuhi
kriteria agregasi.
– Jika yang dilaporkan kurang dari 75% dari pendapatan entitas 
tambahan segmen diidentifikasi (walau tidak memenuhi kriteria).
– Segmen operasi lain yang tidak dilaporkan digabungkan dan diungkapkan
dalam kategori “semua segmen lain”.
Segmen Operasi – Penyesuaian 2015

• Informasi Umum
– Menambahkan persyaratan pengungkapan yang dibuat oleh
manajemen ketika menerapkan kriteria penggabungan segmen
operasi yang ada dalam paragraf 12, termasuk deskripsi singkat
segmen operasi yang telah digabungkan dan indikator ekonomik
yang telah dinilai dalam menentukan bahwa segmen operasi yang
digabungkan memiliki karakteristik ekonomik yang serupa.
• Rekonsiliasi
– mengklarifikasi bahwa rekonsiliasi total aset segmen dilaporkan
terhadap aset entitas hanya diungkapkan jika aset segmen
dilaporkan sesuai dengan paragraf 23.
Ilustrasi Segmen
Pelaporan segmen ad. Segment reporting
Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan
kepada pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk
mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis.

103
PSAK 7
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
 Mengapa perlu ??

Laporan Posisi
Transaksi dan
Keuangan
Saldo
Dan Laba Rugi

Dipengaruhi

• Keberadaan pihak yang


mempunyai hubungan istimewa
• Komitment dengan pihak tersebut
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi

• Identifikasi hubungan dan transaksi dengan


pihak-pihak berelasi
• Identifikasi saldo, komitmen antara entitas
dengan pihak-pihak berelasi.
• Menentukan pengungkapan yang diperlukan baik
untuk LK konsolidasian, tersendiri, yang disajikan
individual.
– Pengungkapan atas sifat hubungan
– Nilai transaksi, saldo  terkait pihak berelasi
Pihak Berelasi
a. Pihak-pihak Berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan
entitas tertentu dalam menyiapkan laporan keuangannya.
b. Pihak berelasi  substansi hubungan tidak hanya dalam bentuk hukum
c. Pihak berelasi
 Orang / anggota keluarga terdekat jika memiliki pengendalian atau
pengendalian bersama atas entitas pelapor, memiliki pengaruh
signifikan, personel manajemen kunci.
 Suatu entitas terkait dengan entitas pelapor jika (salah satu);
 anggota dari kelompok usaha sama
 Entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas lain
 Ventura bersama dari pihak ketiga yang sama
 Program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu
entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
 Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang
yang diidentifikasi dalam butir (a).
 Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh
signifikan
Pihak Berelasi – Penyesuaian 2015
• Definisi:
• Menambahkan persyaratan pihak-pihak berelasi bahwa suatu
entitas berelasi dengan entitas pelapor ketika entitas, atau
anggota dari kelompok yang mana entitas merupakan bagian
dari kelompok tersebut, menyediakan jasa personil manajemen
kunci kepada entitas pelapor atau kepada entitas induk dari
entitas pelapor.
• Pengungkapan seluruh entitas
• Mengklarifi kasi bahwa entitas pelapor tidak perlu
mengungkapkan imbalan yang dibayarkan oleh entitas
manajemen kepada pekerja atau direktur entitas manajemen
(Paragraf 17A); dan
• Mensyaratkan agar entitas pelapor mengungkapkan jumlah
yang dibayarkan kepada entitas manajemen atas jasa personil
manajemen kunci yang disediakan oleh entitas manajemen
(Paragraf 18A).
Ilustrasi Pengungkapan Pihak Berelasi
Transaksi-transaksi pihak berelasi d. Related party transactions
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi sesuai PSAK 7 Pengungkapan Pihak-
Pihak Berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak berelasi diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

109
Ilustrasi Pengungkapan Pihak Berelasi
PSAK 8
PSAK 8 - Peristiwa setelah Periode
Pelaporan
• Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi
antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan
diotorisasi untuk terbit
• Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian
adalah peristiwa yg memberikan bukti atas adanya kondisi pada
akhir periode pelaporan
• Peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan
penyesuaian adalah peristiwa yang mengindikasikan kondisi setelah
periode pelaporan
• Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal
laporan keuangan sudah final
– Laporan keuangan diaudit : tanggal laporan auditor
– Laporan keuangan tidak diaudit : tanggal laporan keuangan selesai
disusun manajemen
PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan

113
Ilustrasi PSAK 8
Peristiwa setelah Periode Pelaporan

• PERISTIWA SETELAH TANGGAL PERIODE PELAPORAN (ANTM


2013)
– Pada tanggal 12 Februari 2014 Perusahaan telah melakukan penarikan fasilitas
pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar AS$50.000.000 yang akan jatuh
tempo pada 12 Mei 2014 dengan suku bunga yang ditentukan adalah 2% per tahun.
• PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (PLN 2012)
– Pada tanggal 23 Januari 2013, PJBS membeli 92% saham PT Mitra Karya Prima
(MKP) dengan biaya perolehan sebesar Rp 2.500 juta.
– Pada tanggal 23 Januari 2013, PT Haleyora Power (HP) membeli 90% saham
PT Mitra Insan Utama dengan biaya perolehan sebesar Rp 10.174 juta.
– Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia No. 30 Tahun 2012, tanggal 21 Desember 2012, tentang tarif tenaga
listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara, ditetapkan tarif tenaga listrik untuk konsumen yang berlaku efektif
mulai tanggal 1 Januari 2013.
PSAK 10
PSAK 10 :
Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

• Entitas menyajikan laporan keuangan dengan menggunakan mata uang


fungsionalnya.
– Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama
dimana suatu entitas beroperasi
– Mata uang asing : mata uang selain mata uanng fungsional
• Akuntansi transaksi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali transaksi
dan saldo derivatif (PSAK 55)  disajikan dengan mata uang fungsional.
Selisih kurs diakui dalam laba rugi:
– Suatu transaksi mata uang asing harus dicatat dalam mata uang fungsional
– Dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata uang fungsional
dan mata uang asing pada tanggal transaksi
• Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri
yang termasuk dalam laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.
– Translasi  dari mata uang fungsional ke mata uang pelaporan yang berbeda.
Selisih akan diakui sebagai penghasilan komprehensif lain.
– Remeasurement  dari non mata uang fungsional ke mata uang fungsional
PSAK 13
Properti Investasi – PSAK 13

• Properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau


keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa
pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai,
atau kedua-duanya.
• Pengakuan
– Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai
kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh
properti investasinya.
– Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti
investasi diakui dalam laporan laba rugi
– Nilai wajar harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.
– Jika menggunakan model biaya  PSAK 16
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair
Fair Value
Value Model
Model

• Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan


kondisi pasar pada tanggal neraca
• Properti investasi tidak disusutkan.
• Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar
atas properti investasi harus diakui dalam laporan laba
rugi pada periode terjadinya.
PSAK 13 – Penyesuaian 2015

• Mengklarifikasi bahwa PSAK 13 dan PSAK 22 saling


mempengaruhi.
• PSAK 13 dalam paragraf 14A memperjelas bahwa paragraf
07–14 membedakan antara properti investasi dan properti
yang digunakan sendiri.
• Penyusun laporan keuangan juga dapat mengacu kepada
pedoman dalam PSAK 22 apakah akuisisi properti investasi
merupakan kombinasi bisnis.
PSAK 13 – Penyesuaian 2015

• Pertimbangan juga diperlukan untuk menentukan apakah akuisisi


properti investasi merupakan akuisisi aset atau kelompok aset atau
kombinasi bisnis dalam ruang lingkup PSAK 22: Kombinasi Bisnis.
• Untuk menentukan apakah akuisisi tersebut merupakan kombinasi
bisnis, maka entitas mengacu kepada PSAK 22: Kombinasi Bisnis.
Pernyataan dalam paragraf 07-14 terkait dengan apakah properti
merupakan properti yang digunakan sendiri atau properti investasi dan
bukan untuk menentukan apakah pengakuisisian properti merupakan
kombinasi bisnis sebagaimana didefi nisikan dalam PSAK 22.
Penentuan apakah transaksi spesifik memenuhi definisi kombinasi
bisnis sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 22 dan termasuk
properti investasi sebagaimana didefinisikan dalam Pernyataan ini
mensyaratkan penerapan terpisah dari kedua Pernyataan.
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Fair value model (PSAK 13) Revaluation model (PSAK 16)

•• Menggunakan
Menggunakan nilai
nilai wajar
wajar •• Menggunakan
Menggunakan nilai
nilai wajar
wajar

•• Perubahan
Perubahan nilai
nilai wajar
wajar diakui
diakui •• Perubahan
Perubahan nilai
nilai wajar
wajar diakui
diakui dalam
dalam
dalam
dalam laporan
laporan laba
laba rugi
rugi pada
pada ekuitas
ekuitas atau
atau laporan
laporan laba
laba rugi
rugi jika
jika
periode
periode terjadinya.
terjadinya. rugi
rugi (loss)  impairment
(loss)  impairment

•• Tidak
Tidak ada
ada penyusutan.
penyusutan. •• Penyusutan.
Penyusutan.

•• Mencerminkan
Mencerminkan kondisi
kondisi pasar
pasar pada
pada •• Tidak
Tidak spesifik,
spesifik, hanya
hanya
tanggal
tanggal neraca.
neraca. mengharuskan
mengharuskan secara
secara reguler
reguler
(terjadi
(terjadi perbedaan
perbedaan signifikan
signifikan ))
Ilustrasi - Investasi Properti

• Entitas memiliki gedung 20 lantai. 10 lantai


digunakan untuk kegiatan entitas, sedangkan
sisanya disewakan. Aktivitas utama entitas bukan
menyewakan gedung.
• Bagian gedung yang digunakan sebagai aset tetap,
bagian gedung yang disewakan disajikan sebagai
properti investasi
• Alokasi dapat dilakukan berdasarkan jumlah lantai
Ilustrasi - Investasi Properti

• PT, Melati membeli tanah dan bangunan pada 1 Januari 2012 senilai
4.500juta. Berdasarkan informasi, harga beli tanah saja 2.000 dan bangunan
saja 3.000. Perusahaan menggunakan metode fair value untuk penilaian
properti investasi tersebut. Nilai wajar tanah dan bangunan dapat dilihat
dalam tabel berikut:
31/12/2012 31/12/2013
Tanah 2.000 2.100
Bangunan 3.000 2.800

• Properti Investasi 4.500


Kas 4.500
• Properti Investasi 500
Keuntungan peningkatan nilai 500
• Kerugian penurunan nilai 100
Properti investasi 100
PSAK 14
Persediaan – PSAK 14

• Biaya perolehan terkait selisih valuta asing yang terkait pembelian


persediaan dapat diakui sebagai biaya perolehan persediaan.
• Nilai persediaan tidak termasuk pembayaran yang ditagihkan kepada
pihak ketiga contoh pajak.
• Biaya perolehan persediaan secara tangguh diatur dan dapat
menimbulkan beban bunga.
• Persediaan disajikan di neraca sebesar nilai terendah antara harga
perolehan dan nilai realisasi bersih  kerugian yang timbul atau
recovery kerugian diklastifikasikan dalam pendapatan lain-lain
• Metode LIFO tidak diperkenankan lagi
Penilaian Persediaan
Biaya atau Nilai Realisasi Bersih yang Lebih Kecil
Persediaan Kuantitas Biaya NRV Total Total NRV Lebih
Biaya Kecil

A 400 50 60 20.000 24.000 20.000


B 200 120 100 24.000 20.000 20.000
C 500 70 60 35.000 30.000 30.000
D 300 200 220 60.000 66.000 60.000
TOTAL 139.000 134.000 130.000

NRV: Net Realizable Value = harga jual dikurangi biaya untuk menjual.
Penurunan dihitung secara total = 139.000 – 134.000 = 5.000
Penurunan dihitung tiap produk = 139.000 – 130.000 = 9.000
Jurnal COGS* 9.000
Penyisihan penurunan nilai persediaan 9.000
Jika penurunan nilai sifatnya operasional dapat dimasukkan ke COGS, namun jika sifatnya material dan
tidak rutin dimasukkan dalam beban/pendapatan lain-lain (setelah laba operasi)
PSAK 15
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura
Bersama PSAK 15

 Entitas Asosiasi  entitas yang mana investor memiliki pengaruh


signifikan
 Ventura Bersama  pengaturan bersama yang para pihaknya memiliki
pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset neto dari
pengaturan
 Metode Ekuitas  metode akuntansi di mana investasi awalnya dicatat
sebesar harga perolehan selanjutnya disesuaikan atas perubahan
pascaperolehan  laba atau rugi dan penghasilan komprehensif lain.
 Harga perolehan awal + bagian laba – bagian rugi – bagian distribusi dari investee +/-
penghasilan komprehensif
 Ketika investasi rugi sehingga investasi menjadi negatif, maka investasi
akan disajikan sebesar nol, liabilitas diakui jika memiliki kewajiban
hukum dan konstruktif. Jika laba, pengakuan laba baru setelah bagian
laba sama dengan bagian rugi yang telah diakui.
Penerapan Metode Ekuitas
• Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan
atas investee mencatat investasinya pada entitas investasi atau
ventura bersama dengan menggunakan metode ekuitas,
kecuali jika investasi tersebut memenuhi syarat pengecualian
penerapan metode ekuitas

• Pengecualian – jika investasi dimilliki atau dimiliki secara tidak langsung


melalui entitas modal ventura, reksa dana, unit perwalian dan entitas
serupa termasuk dana asuransi terkait investasi  dapat memilih
menggunakan nilai wajar PSAK 55
• Jika entitas mau dijual  menerapkan PSAK 58
Penghentian Metode Ekuitas
• Jika entitas menjadi entitas anak  PSAK 65
• Jika sisa kepentingan merupakan aset keuangan  PSAK 55. Nilai
wajar sisa kepentingan diangggap sebagai nilai wajar pada saat
pengakuan awal aset keuangan sesuai PSAK 55, entitas mengakui
selisihnya sebagai laba rugi.
• Ketika metode ekuitas dihentikan, seluruh jumlah yang telah
diakui dalam penghasilan komprehensif lain menggunakan dasar
yang sama jika investee melepas aset dan liabilitas.
• Jika investee menjadi investasi pada ventura bersama atau
sebaliknya, maka entitas melanjutkan penerapan metode ekuitas
dan tidak mengukur kembali kepentingan yang tersisa.
Metode Ekuitas

Pada 1 Desember dibeli investasi sebesar 500.000 yang merupakan


25% kepemilikan pada PT. Mutiara. Pada 31 Desember Mutiara
melaporkan laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan sebesar
200,000. dan penghasilan komprehensif lain 40.000. dan
membagikan dividen 150.0000

Jan.1 Investasi jangka panjang 500.000


Kas 500.000
Des.31 Investasi jangka panjang 60.000
Pendapatan Investasi 50.000
Penghasilan komprehensif lain 10.000
(pengumuman laba bersih, 200,000 x 0.25)
Des.31 Kas 37.500
Investasi Jangka Panjang 37.500
(pengumuman dividen = 150,000 x 0.25)
Kehilangan Pengaruh Signifikan
Pada 31 Desember 2015 Entitas menjual 20% kepemilikan pada PT.
Intan dengan harga 4.000. Kepemilikan sebelum dilakukan penjualan
30%, saldo investasi sebelum dilakukan penjualan besar 3.000. Saldo
penghasilan komprehensif terkait dengan investasi ini 500. Investasi
tersisa diklasifikasikan sebagai avalaible for sale (AFS).

31 Des Kas 4.000


Investasi jangka pendek (afs) 2.000
Investasi jangka panjang 3.000
Keuntungan penjualan investasi 3.000
Penghasilan komprehensif lain 500
Penghasilan dari investasi 500

Jika 20% sama dengan 4.000 maka 10% = 2.000


Investasi tersisa akan dicatat sebesar 2.000 (nilai wajar dari 10%, nilai
buku 1.000)
Keuntungan penjualan investasi:
• Keuntungan dari investasi dijual 4.000 – 2.000 = 2.000
• Keuntungan kenaikan investasi yang tersis 2.000 – 1.000 = 1.000
Contoh

• Pada 1 Januari 2014, PT Andika membeli 30% saham berhak suara PT


Semeru sebesar Rp4.000 milyar dengan laba rugi untuk tahun 2014 sd 2017
Tahun Laba (rugi) Porsi laba (rugi) Nilai tercatat
PT Serbaneka utk PT. Aneka
2014 (10.000) (3.000) 1.000
2015 (8.000) (2.400) (1.400)
2016 4.000 1.200 (200)
2017 6.000 1.800 1.600

• Nilai tercatat investasi:


– Tahun 2014 Rp 1.000 milyar
– Tahun 2015 Rp 0
– Tahun 2016 Rp 0
– Tahun 2017 Rp 1.600
PSAK 16
Pengaturan Aset Tetap dalam PSAK
Penurunan
Bunga
Nilai Aset
Pinjaman
PSAK PSAK
26 48

Aset Tetap
PSAK PSAK – Terkait
16 Aset tetap PSAK
58
PSAK
Aset Tidak Lancar
13 & 19
Dimiliki untuk Dijual dan
PSAK 30 ISAK 25 Operasi yang Dihentikan
ISAK 8
ISAK 16 Investasi Properti
Sewa Aset tak berwujud
Transaksi Mengandung
Sewa Hak atas Tanah
Konsesi Jasa
Pengertian Aset Tetap
• Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau
untuk tujuan administratif; dan
2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.

 Ciri
► “Used in operations” and not
for resale.
► Long-term in nature and
 Tidak berlaku untuk
usually depreciated.
► Possess physical substance. Hak penambangan
Reservasi tambang
Tanaman produktif (bearer plants) termasuk ruang lingkup aset tetap
PSAK 16 – Amandemen 2015

Tanaman produktif (bearer plants)


adalah tanaman hidup yang:

• digunakan dalam produksi atau penyediaan


produk agrikultur;
• diharapkan untuk menghasilkan produk untuk
jangka waktu lebih dari satu periode; dan
• memiliki kemungkinan yang sangat jarang
untuk dijual sebagai produk agrikultur, kecuali
untuk penjualan sisa yang insidental
(incidental scrap).
PSAK 16 – Amandemen 2015

Tanaman produktif dicatat dengan cara yang sama


dengan aset tetap yang dikonstruksi sendiri sebelum
berada dalam lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk
siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen.

Sebagai konsekuensi, acuan untuk “konstruksi” dalam


Pernyataan ini dipahami untuk mencakup aktivitas
yang diperlukan untuk membudidayakan tanaman
produktif sebelum berada di lokasi dan kondisi yang
diperlukan untuk siap digunakan sesuai dengan
intensi manajemen.
PSAK 16 – Amandemen 2015

Perubahan paragraf 03, 06, dan 37 dan menambahkan paragraf 22A dan 81L–
81M.
• Entitas menerapkan paragraf tersebut untuk periode tahun buku yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018 secara retrospektif, sesuai dengan
PSAK 25 kecuali seperti yang dijelaskan dalam paragraf 81M.
• Penerapan dini diperkenankan. menerapkan sebelum tanggal 1 Januari 2018,
maka entitas mengungkapkan fakta tersebut.
Pada penerapan pertama, entitas tidak diharuskan untuk mengungkapkan
informasi kuantitatif yang disyaratkan oleh PSAK 25 (paragraf 28(f)). Namun,
entitas menyajikan informasi kuantitatif yang disyaratkan setiap periode yang
disajikan sebelumnya.

Entitas dapat memilih untuk mengukur aset tanaman produktif pada nilai
wajarnya pada periode penyajian terawal dalam laporan keuangan untuk
periode pelaporan dimana entitas pertama kali menerapkan Amandemen PSAK
16 dan menggunakan nilai wajar tersebut sebagai biaya perolehan (deemed
cost) pada tanggal tersebut.
• Selisih antara jumlah tercatat sebelumnya dan nilai wajar diakui dalam saldo
laba awal pada periode penyajian terawal.
PSAK 16 – Penyesuaian 2015

Mengklarifikasi bahwa ketika entitas menggunakan


model revaluasi, jumlah tercatat aset disajikan
kembali pada jumlah revaluasiannya, sehingga
jumlah tercatat aset bruto dan akumulasi penyusutan
diperlakukan dengan salah satu cara berikut:

• Jumlah tercatat bruto disajikan kembali secara konsisten


dengan revaluasi jumlah tercatat tersebut dan akumulasi
penyusutannya disesuaikan untuk menyamakan perbedaan
antara jumlah tercatat bruto dengan jumlah tercatat setelah
memperhitungkan akumulasi rugi penurunan nilai; atau
• Akumulasi penyusutan dieliminasi terhadap jumlah tercatat
bruto aset.
Pengakuan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai


aset jika dan hanya jika : (par 7)
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis
di masa depan berkenaan dengan aset
tersebut akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur
secara andal.
 Kriteria pengakuan berlaku pada saat
pengakuan awal dan untuk biaya setelah
perolehan awal.
Pertukaran Aset

Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur


sebesar nilai wajar
kecuali:

– Tidak memiliki substansi komersial, Substansi


Substansi
Komersial
Komersial
atau
– Nilai wajar aset yang diterima dan
Nilai
Nilai wajar
wajar
diserahkan tidak dapat diukur Aset
Aset dipertukarkan
dipertukarkan
secara andal

 Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari


aset yang diserahkan.
Dismantling Cost
Example
Example

PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang


dikeluarkan sebesar 300 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan
entitas memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun
yang akan datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan
restorasi sebesar 80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari
biaya restorasi 24,94.
Instalasi
Instalasi minyak
minyak diakui
diakui dalam
dalam neraca
neraca dengan
dengan jurnal
jurnal berikut:
berikut:
Dr
Dr AsetAset Tetap
Tetap 324,94
324,94 milyar
milyar
Cr
Cr Kas
Kas 300
300milyar
milyar
Kewajiban
Kewajiban diestimasi
diestimasi 24,94
24,94 milyar
milyar

Jurnal
Jurnal penyesuaian
penyesuaian kewajiban
kewajiban tahun
tahun 11
Cr
Cr Beban
Beban bunga
bunga 1,497
1,497 milyar
milyar
Kewajiban
Kewajiban diestimasi
diestimasi 1,497
1,497 milyar
milyar
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Entitas harus memilih antara:


Cost
Cost Model
Model Sebagai kebijakan
akuntansinya, dan
Menerapkan kebijakan
tersebut terhadap seluruh
aset tetap dalam kelompok
Revaluation
Revaluation Model
Model yang sama.
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Cost Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat


Cost Model
Model
sebesar :
– Biaya perolehan
– dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset

Revaluation Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat


Revaluation Model
Model
sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasi,
– dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
Frekuensi Penilaian

• Frekuensi revaluasi tergantung perubahan


nilai wajar dari suatu asset tetap.
• Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara
material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan
perlu dilakukan.
• Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar
secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi
secara tahunan.
• Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai
wajar tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga
atau lima tahun sekali.
Revaluation Model

Revaluation
Revaluation Model
Model Revaluasi harus dilakukan secara
reguler Untuk memastikan jumlah
tercatat tidak berbeda secara material
dengan nilai wajar pada tanggal
neraca.

Akumulasi penyusutan pada


tanggal revaluasi diperlakukan
dengan metode: proporsional,
atau eliminasi.
Akumulasi Penyusutan – Revalution Model

Revaluation
Revaluation Model
Model Akumulasi
Akumulasi penyusutan
penyusutan pada
pada
tanggal
tanggal revaluasi
revaluasi diperlakukan
diperlakukan
dengan
dengan metode:
metode:
•• proporsional
proporsional
Nilai
Nilai akumulasi
akumulasi depresiasi
depresiasi dan
dan
harga
harga perolehan
perolehan dinaikkan
dinaikkan secara
secara
proporsional
proporsional sehingga
sehingga nilai
nilai bersih
bersih
aset
aset sama
sama dengan
dengan nilai
nilai revaluasi.
revaluasi.
•• eliminasi.
eliminasi.
Nilai
Nilai akumulasi
akumulasi depresiai
depresiai ditutup
ditutup
mengurangi
mengurangi nilai
nilai aset.
aset. Kemudian
Kemudian
aset
aset dinaikkan
dinaikkan menjadi
menjadi nilai
nilai
revaluasi
revaluasi
Revaluation Model
Example
Example

Metode
Metode Proporsional
Proporsional Peralatan
Peralatan senilai
senilai 4.000.000
4.000.000 diperoleh
diperoleh tanggal
tanggal 11
Januari
Januari 2012
2012 dengan
dengan masa
masa manfaat
manfaat ekonomis
ekonomis 55
tahun
tahun tanpa
tanpa nilai
nilai sisa.
sisa. tanggal
tanggal 31
31 Desember
Desember 2012
2012
nilai
nilai wajar
wajar aset
aset adalah
adalah 4.800.000.
4.800.000.

1/1/2012 Aset tetap 4.000,000


Kas 4.000,000
31/12/2012 Beban Penyusutan 800.000
Akumulasi Penyusutan 800.000

31/12/ 2012 Aset Tetap 2.000,000


Akumulasi Penyusutan 400.000*
Surplus Revaluasi 1.600.000

*(4.800.000 - 3.200.000) / 3.200.000) x 800.000 = 400.000


Revaluation Model
Example
Example

Metode
Metode Eliminasi
Eliminasi Peralatan
Peralatan senilai
senilai 4.000.000
4.000.000 diperoleh
diperoleh tanggal
tanggal 11
Januari
Januari 2012
2012 dengan
dengan masa
masa manfaat
manfaat ekonomis
ekonomis 55
tahun
tahun tanpa
tanpa nilai
nilai sisa.
sisa. tanggal
tanggal 31
31 Desember
Desember 2010
2010
nilai
nilai wajar
wajar aset
aset adalah
adalah 4.800.000.
4.800.000.

1/1/ 2012 Aset tetap 4.000,000


Kas 4.000,000
31/12/ 2012 Beban Penyusutan 800.000
Akumulasi Penyusutan 800.000

31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan 800.000


Aset Tetap 800.000
Aset Tetap 1.600,000
Surplus Revaluasi 1.600.000
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka Revaluation


Revaluation Model
Model
– seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus Entire
Entire
direvaluasi class
class
• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi,
kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada
bagian surplus revaluasi.
– Diakui sebagai keuntungan pembalikan penurunan To
To Equity
Equity
nilai jika sebelumnya ada penurunan akibat revaluasi directly
directly
terdahulu / impairment.
• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi, Negative
Negative
penurunan tersebut diakui dalam laporan laba rugi. to
to P/L
P/L
– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah
saldo kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum
diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
Revaluation Model
Revaluation
Revaluation Model
Model
• Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke
sado laba pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.
• Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring
dengan penggunaan aset oleh Entitas  (partially realized) 
saat penyusutan
– Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan
revaluasian dan penyusutan dengan biaya perolehan (atau
nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)
Dr
Dr Surplus
SurplusRevaluasi
Revaluasi
Cr
Cr Saldo
SaldoLaba
Laba
• Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui
Laporan Laba Rugi.
Revaluation Model
Example
Example

• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan


akumulasi penyusutan Rp 3.400.000 dilakukan revaluasi
dan menghasilkan nilai Rp 4.000.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.400.000


Cr – Aset Tetap 3.400.000

Dr – Aset Tetap 1.400.000


Cr – Surplus Revaluasi 1.400.000
Revaluation Model
Example
Example

Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp 3.400.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 4.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan
penurunan Rp 400.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.400.000


Cr – Aset Tetap 3.400.000
Dr – Aset Tetap 1.400.000
Cr – Keuntungan Revaluasi 400.000
Cr - Surplus Revaluasi 1.000.000
Revaluation Model
Example
Example

• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan


akumulasi penyusutan Rp3.400.000 dilakukan revaluasi dan
menghasilkan nilai Rp 2.000.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.400.000


Cr – Aset Tetap 3.400.000

Dr – Rugi Revaluasi 600.000


Cr – Aset Tetap 600.000.
Revaluation Model

Example
Example

• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan


akumulasi penyusutan Rp 3.400.000 dilakukan revaluasi
dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000. Sebelumnya pernah
direvaluasi dengan surplus Rp 400.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.400.000


Cr – Aset Tetap 3.400.000

Dr – Rugi Revaluasi 200.000


Dr – Surplus Revaluasi 400.000
Cr – Aset Tetap 600.000
Revaluation Model
Contoh
Contoh

Revaluation
Revaluation Model
Model 1.1.2010
Dr
Dr Aset
Asettetap
tetap 100,000
100,000
• PT. Kenanga membeli Cr Kas 100,000
Cr Kas 100,000
mesin dengan harga
100.000 pada 1 Jan 2010 31.12.2010
dan menggunakan Dr
Dr Beban
BebanPenyusutan
Penyusutan 20,000
20,000
metode revaluasi Cr
Cr Akumulasi
AkumulasiPenyusutan
Penyusutan 20,000
20,000
• Mesin tersebut disusutkan
Dr
Dr Akumulasi
AkumulasiPenyusutan
Penyusutan 20,000
20,000
dengan metode garis lurus
5thn. Cr
Cr Aset
Asettetap
tetap 4,000
4,000
• Pada 31 Desember 2010 Cr
Cr Surplus
SurplusRevaluasi
Revaluasi 16,000
16,000
direvaluasi sebesar 31.12.2011
96.000 Dr
Dr Beban
BebanPenyusutan
Penyusutan(96K/4)
(96K/4) 24,000
24,000
• Buat jurnal untuk tahun Cr
Cr Akumulasi
AkumulasiPenyusutan
Penyusutan 24,000
24,000
2010 dan 2011. Dr
Dr Surplus
SurplusRevaluasi
Revaluasi 4,000
4,000
Cr
Cr Saldo
SaldoLaba
Laba 4,000
4,000
Revaluasi Pajak – Bultek 11

• Obyek pajak  selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap, hanya selisih
lebih bukan Revaluasi dalam konsep penilaian kembali yang dapat
beroptensi untung atau rugi.
• Revaluasi pajak  jika menggunakan SAK ETAP dapat dicatat menurut
akuntansi karena SAK ETAP menyatakan Revaluasi aset tetap
diperkenankan sepanjang sesuai dengan ketentuan pemerintah (dalam
kasus ini adalah ketentuan pajak).
• Revaluasi pajak menurut PSAK, entitas dapat memilih:
– Revaluasi untuk tujuan pajak  hasil Revaluasi tidak diakui dalam laporan keuangan,
hanya nilai pajaknya yang dicatat sebagai beban. Akan muncul pajak tangguhan.
– Revaluasi untuk tujuan pajak dan akuntansi  akan diakui dalam laporan keuangan
nilai aset dan perhitungan pajak juga mengikuti nilai yang direvaluasi. Kemungkinan
hanya di awal karena saat akuntansi direvaluasi belum tentu pajak memperkenankan 
hanya untuk tujuan akuntansi
– Revaluasi untuk tujuan akuntansi  akan diakui nilai revaluasinya di laporan keuangan
namun tidak digunakan dalam perhitungan fiskal, akan timbul pajak tangguhan.
Penyusutan

Cost
Cost Model
Model
Penyusutan
Penyusutan
Revaluation
Revaluation Model
Model
• Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan
(depreciable amount) dari suatu aset selama umur manfaatnya (useful
life).
• Nilai residu dan umur manfaat suatu aset harus di-
review minimum setiap akhir tahun buku
– Jika hasil review berbeda dengan estimasi
sebelumnya maka perbedaan tersebut harus
diperlakukan sebagai perubahan estimasi
akuntansi.
Penyusutan

• Metode penyusutan yang digunakan:


Metode
Metode Penyusutan
Penyusutan
– Harus mencerminkan ekspektasi pola
konsumsi manfaat ekonomis masa depan
atas aset oleh entitas.
– Harus di-review minimum setiap akhir
tahun buku, dan
– Perubahan metode diperlakukan sebagai
perubahan estimasi.
– Metode penyusutan yang didasarkan
pada pendapatan yang dihasilkan oleh
aktivitas yang meliputi penggunaan suatu
aset adalah tidak tepat - 2015
Penyusutan

Umur
Umur Manfaat
Manfaat

Seluruh faktor berikut diperhitungkan dalam menentukan


umur manfaat suatu asset:
a) Perkiraan daya pakai;
b) Perkiraan tingkat keausan fisik;
c) Keusangan teknis atau keusangan komersial.
Dimana pengurangan yang diperkirakan terjadi di masa yang akan
datang atas harga jual suatu produk yang diproduksi menggunakan
suatu aset merupakan suatu indikasinya. (2015)
d) Pembatasan hukum atau yang serupa.
PSAK 18
PSAK 18: Program Purna Karya

• IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans


• PSAK 18 (revisi 2010) tidak hanya mengatur entitas dana
pensiun, tetapi semua program manfaat purnakarya.
• Program manfaat karya:
– Program Manfaat Pasti
– Program Iuran Pasti
– Hybrid Plan
• Hybrid plan diberlakukan sebagai manfaat pasti
PSAK 18: Program Purna Karya
• Program Iuran Pasti:
– Jumlah manfaat masa depan yang diterima peserta
berdasarkan:
a. jumlah iuran
b. efisiensi kegiatan operasional
c. pendapatan investasi
– Tujuan pelaporan  memberikan informasi periodik
penyelenggaraan program purnakarya dan kinerja investasi
– Laporan keuangan program iuran pasti, mencakup:
• Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
• Penjelasan mengenai kebijakan pendanaan
PSAK 18: Program Purna Karya
• Program Manfaat Pasti:
– Laporan keuangan program manfaat pasti mencakup:
• laporan yang menyajikan:
– Aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
– nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji dan
– surplus/defisit atau
• Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya.
– Nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji didasarkan pada
manfaat purnakarya terjanji menggunakan tingkat gaji kini atau
tingkat gaji proyeksi
– Tujuan pelaporan program manfaat purnakarya  memberikan
informasi secara periodik sumber daya keuangan dan setiap
perubahan manfaat yang akan diterima peserta dalam program
manfaat pasti
PSAK 18: Program Purna Karya

• Investasi pada surat berharga yang diperdagangkan 


nilai wajar. Nilai wajar = nilai pasar.
• Investasi pada non‐surat berharga yang diperdagangkan
 nilai wajar mengacu SAK terkait.
• Pengungkapan :
– Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
– Ringkasan dari kebijakan akuntansi yang signifikan dan
– Penjelasan mengenai program purnakarya dan pengaruh setiap
perubahan program purnakarya selama periode tersebut
PSAK 19
Aset tak berwujud – PSAK 19
• Aset tak berwujud diakui jika memiliki manfaat ekonomi di masa
mendatang, dapat diukur dengan andal
• Masa manfaat –
– terbatas dan tidak terbatas
– Direview setiap tanggal laporan keuangan
• Ketentuan tentang masa manfaat tak terbatas
• Pengukuran setelah perolehan awal dengan Model Biaya dan
Model Revaluasi
• Akuisisi aset tak berwujud dalam kombinasi bisnis
• Akuisisi melalui hibah pemerintah
• Biaya situs web bukan aset tak berwujud kecuali memenuhi konsep
pengembangan
Pengakuan dan Pengukuran
Biaya perolehan = harga beli dan
1.
1.Perolehan
Perolehanterpisah
terpisah segala biaya yang dapat dikaitkan
secara langsung
2.
2.Akuisisi
Akuisisisebagai
sebagaibagian
bagiandari
dari
kombinasi
kombinasibisnis
bisnis Nilai wajar pada tanggal akuisisi

3.
3.Pengakuisisian
Pengakuisisiandengan
dengan Diakui pada nilai wajar atau pada
hibah
hibahpemerintah
pemerintah nilai nominalnya
Nilai wajar, kecuali tidak ada
4.
4.Pertukaran
Pertukaranaset
aset substansi komersial (nilai tercatat
aset yang dilepas)
5.
5.Goodwill
Goodwillyang
yangdihasilkan
dihasilkan Tidak boleh diakui sebagai aset
internal
internal (tidak dapat teridentifikasi)
6.
6.Aset
Asettidak
tidakberwujud
berwujudyang
yang
dihasilkan
dihasilkaninternal
internal
Aset Tidak Berwujud - Internal
• Dalam menentukan apakah aset tidak berwujud yang
dihasilkan internal memenuhi syarat untuk diakui, entitas
menggolongkan proses dihasilkannya aset menjadi dua
tahap:
1.Tahap Riset, dan
2.Tahap Pengembangan
Riset adalah penelitian Pengembangan adalah penerapan
orisinal dan terencana temuan riset atau pengetahuan
yang dilaksanakan dengan lainnya pada suatu rencana atau
harapan memperoleh rancangan produksi bahan baku, alat,
pembaruan pengetahuan produk, proses, sistem, atau jasa
dan pemahaman teknis yang sifatnya baru atau yang
atas ilmu yang baru mengalami perbaikan substansial,
sebelum dimulainya produksi
komersial atau pemakaian
ATB Dihasilkan Internal - Pengembangan

• Aset tidak berwujud yang timbul dari kegiatan


Pengembangan, diakui jika, dan hanya jika,terpenuhi semua
hal ini:
Kelayakan teknis penyelesaian
Niat menyelesaikan dan menggunakan atau menjualnya
Kemampuan menggunakan atau menjual
Kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis
masa depan
Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber
daya lainnya untuk menyelesaikan dan, menggunakan
atau menjualnya
Kemampuan mengukur secara andal pengeluaran terkait
aset tersebut
Aset Tidak Berwujud - Internal
Kapan pengeluaran dikapitalisasi?
Tanggal 1 Tanggal 2 Tanggal 3

Riset
Riset Pengembangan 11 Pengembangan
Pengembangan Pengembangan 22
1.000
1.000 8.000
8.000 400
400

Dibebankan dan Dikapitalisasi sebagai


tidak dapat aset tidak berwujud =
disajikan kembali biaya perolehan

Tanggal 1 – Tahap Pengembangan dimulai


Tanggal 2 – Kriteria Pengakuan terpenuhi
Tanggal 3 – Tanggal aset baru hasil pengembangan
siap digunakan
PSAK 19 – Penyesuaian 2015

Mengklarifikasi bahwa ketika entitas menggunakan


model revaluasi, jumlah tercatat aset disajikan
kembali pada jumlah revaluasiannya, sehingga
jumlah tercatat aset bruto dan akumulasi penyusutan
diperlakukan dengan salah satu cara berikut:

• Jumlah tercatat bruto disajikan kembali secara konsisten


dengan revaluasi jumlah tercatat tersebut dan akumulasi
penyusutannya disesuaikan untuk menyamakan perbedaan
antara jumlah tercatat bruto dengan jumlah tercatat setelah
memperhitungkan akumulasi rugi penurunan nilai; atau
• Akumulasi penyusutan dieliminasi terhadap jumlah tercatat
bruto aset.
PSAK 22
PSAK - 22

ISI

Akuntansi dan
Metode Akuisisi Pengukuran setelah Pengungkapan
Pengakuan Awal

Pedoman Aplikasi

 Efektif berlaku 2011


 Menggantikan PSAK
22 1994
Teori konsolidasi
• Entity Theory menganggap entitas konsolidasi sebagai satu entitas
tersendiri yang dimiliki oleh induk dan non pengendali
• Parent Theory menganggap konsolidasi sebagai perpanjangan
entitas induk
Atribut Entity Theory Parent Theory
Perbedaan fair value dari
Diakui penuh,
aset dan liabilitas Hanya diakui sebesar
mencerminkan hak untuk
terindentifikasi pada saat hak induk
induk dan non pengendali.
akuisisi
Tidak sebagai equity
Penyajian pihak non Sebagai bagian dari
atau utang (sebelum
pengendali / NCI ekuitas
ekuitas)
Goodwill merupakan aset
Goodwill hanya milik
Goodwill entitas yang diakui penuh
induk
pada tanggal akuisis
PSAK – 22 dan IFRS 3R Business Combination

PSAK 22 2010
PSAK 22 1994 • Kecuali
• UCC
• Kecuali • Ventura bersama
• Under common control Ruang Lingkup • Akuisisi aset
• Ventura bersama
• Purchase dan Polling of • Metode Akuisisi
interest Metode Pencatatan
• Komponen harga perolehan • Dibebankan periode
• Panduan tersendiri untuk Biaya akuisisi berjalan
nilai wajar
• Mengikuti SAK lain
• Diukur dengan nilai wajar Pengukuran aset dan liab
saat perolehan tidak ada • Diukur kembali, selisih
penilaian kembali diakui laba/rugi
• Berdasarkan nilai tercatat Akuisisi bertahap
netto • Berdasarkan nilai
• Goodwill  parent wajar / porsi aset
• Diamortisasi Non Pengendali identifikasi
• Neg goodwiil diakui • Goodwill  entity
• impairment
Goodwill • Neg goodwiil –

laba/rugi
Identifikasi Kombinasi Bisnis

Kombinasi
Kombinasi bisnis
bisnis adalah
adalah suatu
suatu transaksi
transaksi
atau
atau peristiwa
peristiwa lain
lain dimana
dimana pihak
pihak
pengakuisisi
pengakuisisi memperoleh
memperoleh “pengendalian”
“pengendalian”
atas
atas satu
satu atau
atau lebih
lebih bisnis.
bisnis.
“penggabungan
“penggabungan sesungguhnya
sesungguhnya (true
(true merger)”
merger)”
atau
atau
“penggabungan
“penggabungan setara
setara (merger
(merger of
of equals)”
equals)”
Bisnis

Bisnis
Bisnis adalah
adalah suatu
suatu rangkaian
rangkaian terpadu
terpadu dari
dari kegiatan
kegiatan
dan
dan aset
aset yang
yang mampu
mampu diadakan
diadakan dan
dan dikelola
dikelola dengan
dengan
tujuan
tujuan memberikan
memberikan hasil
hasil dalam
dalam bentuk
bentuk dividen,
dividen, biaya
biaya
yang
yang lebih
lebih rendah,
rendah, atau
atau manfaat
manfaat ekonomi
ekonomi lainnya
lainnya
secara
secara langsung
langsung kepada
kepada investor
investor atau
atau pemilik,
pemilik, anggota,
anggota,
atau
atau peserta
peserta lainnya.
lainnya.
Prinsip dalam PSAK 22 / IFRS R3

Pendekatan dua kolom

Elemen yang
dikeluarkan

Goodwill
Imbalan diberikan

Kepemilikan yang Aset diidentifikasi


dimiliki sebelumnya dan liabilitas yang
dialihkan (entitas
Kepentingan non yang diakuisisi)
pengenlai
Ilustrasi Penggabungan Usaha
• PT. Melati membeli 80% saham kepemilikan PT. Kenanga pada 2 Januari 2011, 8000
lembar dengan harga 10/lembar., nilai nominal saham 5/lembar Nilai total aset bersih
PT. Kenanga pada tanggal akuisisi sebesar 80.000. Berdasarkan informasi apraisal,
nilai aset PT. Kenangan dalam rangka akuisisi dinilai kembali dengan kenaikan
sebesar 10.000. Dalam rangka akuisisi tersebut dikeluarkan biaya konsultan, akuntan
sebesar 4.000. Biaya registrasi akuisi saham sebesar 2.000.
• Jurnal akuisisi PT. Kenanga
Investasi dai PT. Kenanga 80.000
Biaya akuisisi 4.000
Modal saham40.000
Tambahan modal saham 40.000
Kas 4.000
Tambahan modal saham 2.000
Kas 2.000
Nilai investasi 80.000 ;
Nilai buku 80.000 ; nilia wajar = 90.000.
Jumlah yang dibeli 80% = 64.000 dan nilai wajar 72.000 .
Goodwill parent = 8.000 Goodwill total = 10.000
Ilustrasi Penggabungan usaha
• PT. Induk mengakuisi 80% saham PT. Anak. Aset yang diserahkan
untuk akuisisi 1.200.000. Non pengendali 20%. Nilai buku Ekuitas
PT. Anak pada (1/1/20x1): 1.000.000). Dalam akuisisi terdapat
perbedaan nilai buku dengan nilai wajar 300.000  untuk tanah
200.000 dan gedung 100.000 (10thn). Laba Anak selama tahun
tersebut 200.000, dividenAnak
Induk yang dibagikan 100.000
Induk Anak
Aset lancar 3.200.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.500.000 Ekuitas 6.000.000 1.000.000
8.200.000 2.000.000 8.200.000 2.000.000
Induk Anak Induk Anak
Aset lancar 2.000.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.500.000 Ekuitas 6.000.000 1.000.000
Investasi di anak 1.200.000
8.200.000 2.000.000 8.200.000 2.000.000
Ilustrasi Penggabungan usaha
• Goodwill = Investasi S – (% P’ownership x fair value asset)
• Nilai wajar aset = 1.000.000 + 300.000 = 1.300.000
• Goodwill = 1.200.000 – 80% * 1.300.000 = 160.000  goodwill untuk
Aset
parent
• Goodwill untuk np = 160.000/80% * 20% = 40.000 menjadi
• Jika goodwilll hanya untuk parent = 160.000 lebih
• Jika untuk parent dan non pengendali = 200.000 besar
• Aset digabungkan sebesar nilai wajar 1.500.000+300.000 = 1.800.000(total)
• PSAK lama yang digabungkan hanya 1.500.000 + 80%*300.000
• PSAK lama non controlling interest = 1.000.000 * 20% = 200.000
• PSAK baru non controlling interest = 1.300.000 * 20% = 260.000

Induk Anak FV Induk Anak FV


Aset lancar 3.200.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.800.000 Ekuitas 6.000.000 1.300.000
8.200.000 2.300.000 8.200.000 2.300.000
Ilustrasi Penggabungan usaha
Induk Anak FV Induk Anak FV
Aset lancar 2.000.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.800.000 Ekuitas 6.000.000 1.300.000
Investasi di anak 1.200.000
8.200.000 2.300.000 8.200.000 2.300.000

Konsolidasi Konsolidasi
Aset lancar 2.500.000 Liabilitas 3.200.000 Knsl Knsl
Aset tidak lancar 6.800.000 Ekuitas 6.000.000 AL 2.500 L 3.200
Goodwill 160.000 Non pengendali 260.000 ATL 6.800 E 6.000
9.460.000 9.460.000 GW 200 NP 300
9.500 9.500
Knsl Knsl
AL 2.500 L 3.200 Goowill parent Goowill parent & NCI
ATL 6.740 E 6.000
Aset menjadi lebih besar:
GW 160 NP 200
Fakto r: Jml akuisisi,
9.400 9.400
Perbedaan BV, FV, HP
PSAK LAMA
Ilustrasi Penggabungan Usaha Bertahap

• Entitas A sebelumnya memiliki entitas B sebesar 20% dengan nilai 320 juta.
Nilai buku entitas B total sebesar 1.500 juta.
• Entitas A membeli tambahan saham entitas B sebanyak 60% dengan harga
1.200. Nilai wajar aset B saat akuisisi sebesar 1.800.

• Total kepemilikan baru 20% + 60% = 80%.


• Nilai wajar yang baru  60% = 1.200 maka 100% = 2.000
• Harga wajar dari aset yang dibeli 1.800 sehingga
• goodwill total 2.000-1.800 = 200, maka goodwill untuk minoritas = 40
• Goodwiil parent 1.600 – 80%x1.800 = 1.600 – 1.440 = 160.
• Kepemilikan lama dinilai kembali 20% x 2.000 = 400, sehingga ada
keuntungan 400-320 = 80.
• Investasi yang baru sebesar 80% x 2000 = 1.600
• Jurnal
• Investasi 1.200
• Kas 1.200
• Investasi 80
• Keuntungan investasi 80
PSAK 23
Pendapatan - PSAK 23 (2010)
• Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode
jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi pemilik.
• Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima
atau dapat diterima
• Diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat
diterima dan dikurangi diskon atau rabat.
Standar diterapkan untuk:

Penjualan barang Penjualan jasa

Penggunaan aset entitas oleh pihak yang


menghasilkan bunga, royalti dan dividen
Penjelasan Definisi

Jumlah yang ditagih untuk


kepentingan pihak ketiga
seperti pajak :
• Bukan manfaat ekonomi yang Hubungan keagenan :
mengalir ke entitas Hubungan keagenan :
• jumlah yang ditagih untuk
• Tidak mengakibatkan kenaikan • jumlah yang ditagih untuk
kepentingan prinsipal
ekuitas kepentingan prinsipal
• Tidak mengakibatkan
• Tidak mengakibatkan
Dikeluarkan dari pendapatan kenaikan equity
kenaikan equity
• Bukan merupakan
• Bukan merupakan
pendapatan dan yang diakui
pendapatan dan yang diakui
pendapatan hanya komisi
pendapatan hanya komisi
yang diterima
yang diterima

189
Pengukuran
• Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat
diterima

• Diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima dan
dikurangi diskon atau rabat.

• Jika pendapatan ditangguhkan, nilai wajar ditentukan dengan mendiskontokan


arus kas yang akan diterima dengan tingkat bunga tersirat (imputed).

• Perbedaan antara nilai wajar dengan nilai nominal dari barang/ jasa yang
diberikan merupakan pendapatan bunga

• Pertukaran barang serupa tidak dianggap transaksi yang menghasilkan


pendapatan.

• Pertukaran tidak serupa dianggap transaksi yang menghasilkan pendapatan.

190
Penjualan Barang

Jika memenuhi seluruh kondisi:


Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan
1 barang secara signifikan kepada pembeli

Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya


2 terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan
pengendalian efektif atas barang yang dijual

3 Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal

Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan


4 transaksi tersebut akan mengalir ke entitas
Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi
5 penjualan tersebut dapat diukur secara andal
191
Penjualan Jasa

Hasil transaksi penjualan jasa dapat diestimasi secara andal 


penjualan diakui dengan acuan tingkat penyelesaian transaksi pada
akhir periode pelaporan.

Dapat diestimasi dengan andal jika memenuhi kriteria berikut:

 Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.


 Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan
dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas;
 Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir
periode pelaporan dapat diukur secara andal; dan
 Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk
menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur secara
andal

192
Penjualan Jasa

Metode estimasi:
a) Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan
b) Jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai prosentase
dari total jasa yang dilakukan;
c) Proporsi biaya yang timbul hingga tanggal tertentu dibagi
estimasi total biaya.
• biaya yang telah terjadi terkait jasa tersebut
• biaya yang mencerminkan total biaya jasa tersebut

193
Bunga, Royalti dan Dividen
• Jika manfaat ekonomi akan mengalir pada entitas;
Acuan Umum dan
• Dapat diukur dengan andal

Bunga Suku bunga efektif

Royalti dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian


Diakui berdasarkan kesepakatan, namun jika ada basis
sistematis dan rasional lain yang dianggap lebih tepat,
maka royalti diakui berdasarkan basis lain tersebut.

Dividen jika hak pemegang saham untuk menerima


pembayaran ditetapkan

Hanya porsi setelah akuisisi yang diakui sebagai


pendapatan
Contoh Praktik

 Hubungan keagenan :
 Hubungan keagenan :
 jumlah yang ditagih untuk kepentingan principal, tidak
 jumlah yang ditagih untuk kepentingan principal, tidak
mengakibatkan kenaikan equity
mengakibatkan kenaikan equity
 Bukan merupakan pendapatan dan yang diakui pendapatan
 Bukan merupakan pendapatan dan yang diakui pendapatan
hanya komisi yang diterima
hanya komisi yang diterima
 “Lay away sales” dimana barang dikirimkan hanya ketika pembeli
 “Lay away sales” dimana barang dikirimkan hanya ketika pembeli
melakukan pelunasan atas cicilan.
melakukan pelunasan atas cicilan.
 Pendapatan tidak diakui jika kemungkinan aliran manfaat kecil
 Pendapatan tidak diakui jika kemungkinan aliran manfaat kecil
 Pada penjualan "Bill and hold" (“parkir”), pengiriman ditunda atas
 Pada penjualan "Bill and hold" (“parkir”), pengiriman ditunda atas
permintaan pembeli namun pembeli menerima hak kepemilikan dan
permintaan pembeli namun pembeli menerima hak kepemilikan dan
tagihan atas suatu barang..
tagihan atas suatu barang..
 Penjualan konsinyasi dimana penerima barang (pembeli) menjual
 Penjualan konsinyasi dimana penerima barang (pembeli) menjual
barang atas nama pengirim (penjual)  tidak dianggap penjualan
barang atas nama pengirim (penjual)  tidak dianggap penjualan
oleh consignee
oleh consignee
PSAK 24
Ruang Lingkup PSAK 24

Imbalan Kerja

Imbalan Kerja
Imbalan Kerja Imbalan Paska
Pesangon Jangka Panjang
Jangka Pendek Kerja
Lainnya

Imbalan Jangka Bagi hasil Kontribusi Manfaat


Pendek atau Pasti Pasti
Absen Bonus

Past service Current


Diterapkan oleh pemberi kerja dalam cost Service Cost
pencatatan seluruh imbalan kerja, kecuali
yang diatur dalam PSAK 53: Akuntansi
Kompensasi Berbasis Saham.
Latar Belakang Perubahan
• Untuk melaporkan perubahan kewajiban imbalan pasti dan aset program
didefinisikan dengan cara yang lebih mudah dipahami
• Beberapa opsi penyajian diizinkan dalam standar yang ada, membatasi
komparabilitas  opsi ditiadakan
• Amandemen diperlukan untuk mengklarifikasi area dimana keragaman dalam praktik
yang ada
• Penyempurnaan pengungkapan tentang risiko yang timbul dari program imbalan
pasti yang diperlukan
PERUBAHAN YANG SIGNIFIKAN
• Pengakuan keuntungan dan kerugian aktuaria
• Perubahan komponen imbalan pasti dan aset program
• Persyaratan pengungkapan
PERUBAHAN LAINNYA
• Imbalan kerja jangka pendek
• Pesangon
• Perubahan penting lainnya
Perubahan Signifikan

PSAK 24 R 2010 PSAK 24 R 2013

Melaui
Melalui OCI
OCI
Melalui
Laba Koridor
Rugi Pengakuan
keuntungan
Pengakuan dan kerugian
keuntungan Aktuaria
dan
kerugian
Aktuaria
Pengakuan dan Pengukuran
Imbalan Jangka Pendek

Diakui saat
Diakui saat Liabilitas jangka pendek sebagai:
pekerja telah Liabilitas jangka pendek sebagai:
pekerja telah
memberi jasa
memberi jasa Liabilitas setelah dikurangi yang
telah dibayar, beban dibayar dimuka
jika terjadi kelebihan pembayaran

Beban atau pernyataan lain


membolehkan sbg biaya perolehan

Boleh diakumulasi  diakui pada saat


Cuti berimbalan Boleh diakumulasi  diakui pada saat
Cuti berimbalan pekerja memberikan jasa
jangka pendek pekerja memberikan jasa
jangka pendek
cuti berimbalan yang tidak boleh
diakumulasi  diakui saat cuti terjadi
Ilustrasi

• PT. A memiliki 100 karyawan yang diberikan cuti berimbalan


sebesar Rp 1.000.000 untuk 10 hari kerja. Selama tahun
2015, karyawan yang cuti 6 hari 80 orang sedangkan
sisanya cuti 10 hari kerja.
• JIKA TIDAK DIAKUMULASI
Beban cuti berimbalan680.000.000 ((20x10)+(80x6))x1.000.000)
Kas 680.000.000
• JIKA DIAKUMULASI
Beban cuti berimbalan680.000.000 ((20x10)+(80x6))x1.000.000)
Kas 680.000.000
Beban cuti berimbalan320.000.000 (80x4)x1.000.000)
Utang gaji 320.000.000
Program Bagi Laba dan Bonus

Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus


Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus

1 Ada kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif


sebagai akibat dari peristiwa masa lalu

2 Dapat diestimasi secara andal

Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak


Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak
mempunyai alternatif realistis lainnya kecuali melakukan
mempunyai alternatif realistis lainnya kecuali melakukan
pembayaran.
pembayaran.
Bonus

PT. Melati pada 15 Februari 2016 menyelesaikan laporan


keuangan tahun 2015. Berdasarkan laba tahun 2015, ditetapkan
bonus untuk karyawan sebesar Rp 200milyar dan tantiem untuk
direksi dan komisaris sebesar Ro 40milyar.

Dibuat jurnal penyesuaian


Beban bonus 240 milyar
Utang bonus 240 milyar
Ilustrasi Imbalan Kerja Jangka Pendek

• Karyawan Perusahaan XYZ diberikan hak untuk cuti tahunan yang dapat
diakumulasikan cuti tahunan.
• Cuti tahunan yang tidak terpakai dapat dialihkan tanpa batas waktu dan
harus dibayar secara tunai ketika karyawan meninggalkan perusahaan.
• Data beberapa tahun terakhir menunjukkan. karyawan menggunakan
akumulasi cuti tahunan mereka selama periode lebih dari dua tahun.
Pertanyaan
• Haruskah akumulasi cuti tahunan tidak terpakai tersebut diklasifikasikan
sebagai imbalan kerja jangka pendek di bawah PSAK 24 (r2013)?

Cuti tahunan yang tidak terpakai tidak akan memenuhi definisi


manfaat jangka pendek karena tidak diharapkan akan diselesaikan
seluruhnya dalam waktu 12 bulan setelah jasa yang diberikan oleh
karyawan.
Pengungkapan

Imbalan kerja jangka pendek untuk manajemen


kunci sesuai dengan PSAK 7

Pengungkapan dalam laporan keuangan jumlah gaji


yang diterima oleh manajemen kunci  direksi dan
komisaris
Imbalan Pascakerja

Elemen dari Proses Pensiun

Dana
Entitas Kontribusi Pensiun Pekerja
Manfaat
(Pembayaran)

Investasi
Imbalan Pascakerja

Tunjangan
Tunjangan
purnakarya
purnakarya
Imbalan pascakerja
Imbalan pascakerja Imbalan pascakerja
Imbalan pascakerja
lain
lain

Iuran pasti
Iuran pasti bergantung
Program imbalan
pada
pascakerja
substansi
Imbalan pasti ekonomis dari
Imbalan pasti
setiap
program
Definisi

Program iuran pasti entitas membayar kpd pengelola dana,


tidak ada kewajiban entitas untuk membayar iuran lebih lanjut
jika pengelola dana tidak cukup membayar jasa

 Program imbalan pasti program imbalan pascakerja yang


bukan merupakan program iuran pasti.
Imbalan Paska Kerja

EMPLOYER CONTRIBUTIONS
PENSION BENEFIT
EMPLOYEE
FUND

Defined
Defined
Contribution
Contribution DEFINED VOLATILE
Plans
Plans
RISK
LIMIT

Defined
Defined VOLATILE DEFINED
Benefit
Benefit Plans
Plans
RISK
LIMIT
Program Iuran Pasti

Pengakuan dan Pengukuran Pengungkapan

• jumlah yang diakui


Diakui sebagai beban sebagai beban
untuk program
Diakui liabilitas (beban terakru) iuran pasti.
setelah dikurangi dengan iuran • Informasi program
telah dibayar atau aset iuran pasti untuk
(pembayaran dimuka jika personel
terdapat kelebihan). manajemen kunci

Jika iuran tidak jatuh tempo


seluruhnya dalam 12 bulan ->
didiskonto
Program Manfaat Pasti
• Perusahaan memiliki kewajiban hukum dan konstrukstif untuk
memenuhi pembayaran imbalan setelah pekerja pensiun.
• Mungkin tidak didanai, seluruhnya atau sebagian didanai
• Imbalan dihitung dengan asumsi aktuarial  asumsi demografi dan
keuangan.
• Dana diakumulasikan dalam Aset Program
• Risiko atas manfaat pasti:
– Risiko aktuarial  jumlah kewajiban imbalan pasti berbeda dari yang
diharapkan karena perubahan asumsi aktuaria
– Risiko investasi  hasil investasi atas aset program berbeda dari yang
diharapkan.
RISIKO MENIMBULKAN KEUNTUNGAN/KERUGIAN AKTUARIAL
Program Manfaat Pasti

Faktor-faktor:

Biaya Jasa:
• Biaya Jasa Kini
• Biaya Jasa Lalu Nilai
Nilai Kini
Kini Kewajiban
Kewajiban
• Biaya Bunga Imbalan
Imbalan Pasti
Pasti (NKKIP)
(NKKIP)
• Remeasurement (Keuntungan
dan kerugian aktuarial)

• Pendapatan Bunga
• Iuran pensiun oleh perushaan
• Penarikan uang pensiun dr Nilai
Nilai Wajar
Wajar Aset
Aset Program
Program
Dapen (NWAP)
(NWAP)
• Remeasurement (Keuntungan
dan kerugian aktuarial)
Laporan Posisi Keuangan

Liabilitas Imbalan Pasti (di Neraca)


+/+ Nilai kini kewajiban imbalan pasti
-/- Nilai wajar aset program yang digunakan untuk
menyelesaikan kewajiban secara langsung

Ekuitas (di Neraca)


+/- Penghasilan komprehensif lain  pendapatan
atau kerugian
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya

Cuti berimbalan jangka panjang

Penghargaan masa kerja atau imbalan jasa jangka


panjang lain

Imbalan cacat permanen

Utang bagi laba dan bonus yang dibayar ≥12 bulan


setelah akhir periode pelaporan saat pekerja
memberikan jasanya
Kompensasi ditangguhkan yang dibayar ≥12 bulan
sesudah akhir dari periode pelaporan saat jasa
diberikan
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya

Diakui sebagai liabilitas total nilai neto dari jumlah:

• Nilai kini kewajiban imbalan pasti pada akhir


periode pelaporan
• Dikurangi dengan nilai wajar dari aset program
pada akhir periode pelaporan (jika ada) selain
kewajiban yang harus dilunasi secara langsung
Amandemen 2015

• Atribusi Iuran dari Pekerja atau Pihak Ketiga (Paragraf


93)
– Menetapkan bahwa atribusi iuran dari pekerja atau pihak
ketiga bergantung pada apakah jumlah iuran ditentukan
berdasarkan jumlah tahun jasa.
– Jika jumlah iuran bergantung pada jumlah tahun jasa, maka
iuran diatribusikan pada periode jasa dengan menggunakan
metode atribusi yang sama dengan yang disyaratkan oleh
paragraf 70 untuk imbalan bruto.
– Jika jumlah iuran tidak bergantung pada jumlah tahun jasa,
maka iuran tersebut diakui sebagai pengurang biaya jasa
dalam periode ketika jasa terkait diberikan oleh pekerja.
Amandemen 2015
Penyesuaian 2016 - diskonto

• Tingkat yang digunakan untuk mendiskontokan kewajiban imbalan


pasca kerja (baik yang didanai maupun tidak) ditentukan dengan
mengacu pada imbal hasil pasar atas bunga obligasi korporasi
berkualitas tinggi pada akhir periode pelaporan.
• Untuk mata uang yang tidak memiliki pasar yang aktif dan stabil bagi
obligasi korporasi berkualitas tinggi tersebut, maka digunakan imbal
hasil pasar (pada akhir periode pelaporan) atas obligasi pemerintah
yang didenominasi dalam mata uang tersebut.
• Mata uang dan jangka waktu dari obligasi korporasi maupun obligasi
pemerintah konsisten dengan mata uang danestimasi jangka waktu
kewajiban imbalan pasca kerja.
Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi 2013)

• Imbalan kerja perusahaan:


Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X0 200.000
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0 200.000
Biaya Jasa Kini 30.000
Tingkat Diskonto 10%
Iuran 24.000
Imbalan 16.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan akhir 20X0 250.000
Nilai wajar aset akhir 20X0 222.000
Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi 2013)
JURNAL UMUM MEMO
Penghasilan Nilai Kini
Beban Kas Komprehensif Liabilitas Kewajiban Aset
Saldo awal (200.000) 200.000
Biaya jasa kini 30.000 (30.000)
Biaya bunga 20.000 (20.000)
Pendapatan bunga (20.000) 20.000
Iuran (24.000) 24.000
Imbalan 16.000 (16.000)
Rugi Aktuaria Liabiilitas 16.000 (16.000)
Rugi Aktuaria – Aset Program 6.000 (6.000)
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntung) akturial
Jml tahun berjalan 30.000 (24.000) 22.000 (28.000) (250.000) 222.000
Saldo Akhir 22.000
Kerugian

*Hitung dulu penjumlahan dari 200.000 + 30.000+20.000 – 16.000 = 234.000. Menurut aktuaris
250.000 sehingga kerugian aktuaria = 250.000 – 234.000 = 16.000
**Hitung dulu penjumlahan dari 200.000 + 24.000+24.000 – 16.000 = 228.000. Menurut Dapen aset
program pada akhir periode 220.000 sehingga kerugian aktuaria = 250.000 – 234.000 = 6.000
Jurnal
Beban pensiun 30.000
Penghasilan Komprehensif Lain 22.000
Kas 24.000
Liabilitas 28.000

Liabilitas
Kewajiban manfaat Pensiun 28.000
Ekuitas
Penghasilan komprehensif lain - kerugian 22.000
Notes
Nilai kini Kewajiban 250.000
Aset Program 222.000
Net Liabilitas manfaat pensiun 28.000
Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)

• Imbalan kerja perusahaan:


KETERANGAN
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X1 250.000
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X1 222.000
Rugi Aktuaria OCI – Awal 20X1 22.000
Biaya Jasa Kini 34.000
Tingkat Diskonto 10%
Iuran 26.000
Imbalan 20.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan – Akhir 20X1 279.500
Nilai wajar aset – Akhir 20X1 276.600
Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)

JURNAL UMUM MEMO


Penghasilan Kewajiban
Beban Kas Komprehensif Liabilitas Program Aset Program
Saldo awal 22.000 (28.000) (250.000) 222.000
Biaya jasa kini 34.000 (34.000)
Biaya bunga 25.000 (25.000)
Pendapatan bunga (22.200) 22.200
Iuran (26.000) 26.000
Imbalan 20.000 (20.000)
Penurunan (kenaikan) kewajiban (9.500) 9.500
Selisih aktuaria Aset Program (26.400) 26.400
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntungan) akturial
36.800 (26.000) (35.900) 25.100
(13.900) (2.900) (279.500) 276.600
Jurnal

Beban pensiun 36.800


Liabilitas manfaat pensiun 25.100
Kas 26.000
Penghasilan Komprehensif Lain 35.900

Liabilitas
Liabilitas manfaat pensiun 2.900
Ekuitas
Penghasilan komprehensif lain 13.900
Notes
Nilai kini Kewajiban (279.500)
Aset Program 276.600
Net Liabilitas manfaat pensiun (2.900)
PSAK 25
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan
- PSAK 25

• Kebijakan akuntansi harus menjelaskan pengakuan, pengukuran dan


penyajian.
• Ketika SAK spesifik berlaku, kebijakan akuntansi harus tunduk pada
PSAK dan mempertimbangkan panduan aplikasi, jika tidak ada,
menggunakan pertimbangan manajemen.
• Perubahan kebijakan akuntansi tidak diperkenankan kecuali
dipersyaratkan PSAK atau menghasilkan laporan keuangan yang lebih
andal dan relevan. Jika ada tidak ada ketentuan transisi perubahan
kebijakan diterapkan secara retrospektif, kecuali tidak praktis
• Penerapan retrospektif suatu perubahan kebijkan akuntansi baru
adalah koreksi pengakuan, pengukuran, transaksi, peristiwa dan
kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.
• Ketika entitas belum menerapkan suatu PSAK baru yang telah
diterbitkan tetapi belum efektif berlaku, maka entitas mengungkapkan
fakta dan iformasi relevan atas dampak penerapan PSAK tersebut.
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan
- PSAK 25

• Estimasi akuntansi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang menjadi
dasar estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pengalaman.
• Perubahan estimasi akuntansi adalah: Penyesuaian jumlah tercatat yang berasal dari
penilaian status kini, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait
dengan, aset dan liabilitas.
• Dampak perubahan estimasi akuntansi, diakui secara prospektif dalam laporan laba
rugi pada:
a) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
b) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada
keduanya.
• Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian atau pengungkapan
unsur-unsur laporan keuangan.
• Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan
keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan:
a) Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu atau
b) Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka menyajikan
kembali untuk periode lalu sajian paling awal
Ilustrasi - PSAK 25
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan

• Berdasarkan surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga


Keuangan (Bapepam-LK) No. S-2366/BL/2009 tertanggal 30 Maret 2009,
penyediaan tenaga listrik oleh IPP kepada Perusahaan dan entitas anak
termasuk dalam kategori perjanjian pelaksanaan jasa publik ke swasta, yang
dikecualikan dari penerapan ISAK 8, sampai DSAK–IAI menerbitkan
interpretasi standar akuntansi yang spesifik mangatur transaksi tersebut.
• Selanjutnya, sesuai dengan surat manajemen tanggal 22 Desember 2011
kepada Ketua Bapepam-LK, manajemen telah memutuskan untuk
menerapkan ketentuan ISAK 8, sesuai dengan PSAK 30 (revisi 2011),
terhadap Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik mulai tanggal 1 Januari 2012.
Perusahaan dan entitas anak menerapkan ISAK 8 secara restrospektif,
pengaruh perubahan tersebut menyebabkan penyajian kembali pada laporan
keuangan konsolidasian Perusahaan (Catatan 58).

PLN LK tahun 2012


PSAK 26
Bunga Pijaman PSAK 26
• Biaya pinjaman dikapitalisasi selama proses pembangunan atas asset kualifikasian.
• Aset kualifikasian  asset yang membutuhkan waktu cukup lama untuk
membangun suatu asset.
• Biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasikan baik untuk pinjaman khusus maupun
pinjaman umum.
• Pinjaman khusus  biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung
dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset kualifikasian adalah bagian dari
biaya perolehan aset tersebut.
– biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut selama periode berjalan dikurangi
– penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman tersebut.
• Pinjaman umum  Menggunakan dana secara umum  tingkat kapitalisasi untuk
pengeluaran atas aset tersebut dikalikan bunga rata-rata tertimbang.
• Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama suatu periode tidak boleh
melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi.
• Biaya pinjaman yang dikapitalisasi  menambah aset
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

• PT. Melati meminjam ke Bank sejumlah 10.000 juta


untuk membangun gedung dengan tingkat bunga 8%.
Pengeluaran dilakukan selama proses pembangunan
sehingga sebagian dana diinvestasikan.
• Hasil investasi yang terjadi selama proses
pembangunan gedung dari pinjaman yang belum
dipakai sebesar 300juta.
• Total biaya bunga yang terjadi adalah:
10.000 x 8% = 800 juta
• Bunga yang dapat dikapiltalisasi adalah
800 juta – 300 juta = 500 juta
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

PT. Melati membangun sendiri gedung dengan melakukan


pengeluaran selama tahun 2011:
Jan 31: 480.000 July 31: 360.000.

Dana yang tidak dipakai diinvestasikan dengan return 6%. Perusahaan


sebelumnya memiliki utang outstanding utang dalam bentuk notes.
Sumber pendanaan pembangunan tersebut adalah sbb:
1. 10%, 2-year note specifically for the project: 500.000
2. 8%, 5-year note (other debt): 400.000

Berapa bunga yang dikapitalisasi ??


Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

Up to
specific loan, 45.833
500.000 at avoidable
10% x 11/12
Expenditure +
840.000
Excess
(840,000 less 11.333
500.000 = 340.000) avoidable
At 8% x 5/12

600
Revenue -
56.567
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

Bunga yang dapat dihindari : 56.567


Bunga aktual :
• 500.000 @ 10% = 50.000
• 400.000 @ 8% = 32.000
82.000
• Bunga yang dihindari lebih kecil dari bunga aktual
sehingga bunga yang dapat dikapitalisasi 56.567.
• Beban bunga 25.433 (82.000-56.567).
PSAK 28
PSAK 28 Kontrak Asuransi Kerugian

• Kontrak asuransi diatur secara umum dalam PSAK 62, untuk


kontrak asuransi kerugian diatur lebih khusus dalam PSAK 28
• Pendapatan premi  pengakuan pendapatan berdasarkan kontrak
polis atau berdasarkan risiko.
• Reasuransi : prospektif dan retroaktif dipertanggungjawabkan
secara terpisah.
• Beban klaim : diakui saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi
klaim  disetuju; poses penyelesaian; sudah terjadi tapi belum
dilaporkan.
• Liabilitas  utang klaim; estimasi klaim retensi
• Pengungkapan kebijakan akuntansi; piutang premi dari
penutupan polis bersama dan jumlah premi jangka panjang
PSAK 30
PSAK 30 & ISAK 8 SEWA
• Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada
lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang
disepakati.
• Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang mengalihkan
secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat
juga tidak dialihkan (par. 8)
• ISAK 8 : Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan
perjanjian sewa atau mengandung sewa, perlu diperhatikan substansi
perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah
– Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset
– Perjanjian memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tertentu
Jika perjanjian mengandung sewa, maka pihak dalam perjanjian harus
menerapkan ketentuan PSAK 30
Definisi Sewa
• PSAK 30 (Revisi 2011)
Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak
kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode
waktu yang disepakati.
Klasifikasi Sewa
 Lease = Sewa
 Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat
yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada
akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan (par. 8)
 Sewa Operasi (Operating Lease) adalah sewa yang tidak
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat
yang terkait dengan kepemilikan aset (par. 8)

Klasifikasi sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi


didasarkan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk
kontraknya.
Indikator-indikator Klasifikasi (Par.10)

a) Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa

b) Lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup
rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat
dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi
memang akan dilaksanakan

c) Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset meskipun
hak milik tidak dialihkan

d) Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara
substansial mendekati nilai wajar aset sewaan

e) Aset sewaan bersifat khusus dimana hanya lessee yang dapat


menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material
Indikator Tambahan (Par. 11)

• Jika lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi lessor


yang terkait dengan pembatalan ditanggung oleh lessee
• Laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu
dibebankan kepada lessee
• Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa
untuk periode kedua dengan nilai rental yang secara
substansial lebih rendah dari nilai rental pasar

Indikator – indikator di atas tidak selalu


harus konklusif.
PSAK 34
Kontrak Konstruksi - PSAK 34
• Mengatur perlakuan akuntansi yang berhubungan dengan kontrak
konstruksi.
• Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang
diterima atau akan diterima. Pengukuran dipengaruhi oleh
ketidakpastian di masa mendatang.
• Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka
pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan
kontrak konstruksi diakui sebagai pendapatan dan beban dengan
memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada
tanggal akhir periode pelaporan.
• Metode menentukan tahap penyelesaian: proporsi biaya kontrak,
survei atas pekerjaan dan penyelesaian suatu bagian secara fisik.
• Taksiran rugi pada kontrak konstruksi tersebut segera diakui
sebagai beban
PSAK 36
PSAK 36 Kontrak Asuransi Jiwa

• Kontrak asuransi diatur secara umum dalam PSAK 62, untuk


kontrak asuransi jiwa diatur lebih khusus dalam PSAK 36
• Kontrak asuransi dibedakan menjadi kontrak jangka pendek dan
kontrak jangka panjang.
• Pendapatan  premi kontrak jangka pendek; premi kontrak jangka
panjang; pendapatan lain.
• Beban klaim  klaim yang disetujui; klaim dalam proses
penyelesaian; klaim yang terjadi tapi belum dilaporkan; klaim
reasuransi (pengurang beban klaim)
• Liabilitas manfaat polis masa depan disajikan dalam aktuaria
berdasarkan perhitungan aktuaria  harus memenuhi tes
kecukupan liabilitas sesuai PSAK 62.
• Estimasi liabilitas klaim kesehatan dan kecelakaan  taksiran
perhitungan teknis asuransi
PSAK 38
PSAK 38 Restrukturisasi Entitas
Sepengendali

PSAK yang disusun tanpa rujukan langsung IFRS

PSAK 38 :

• Pertama dikeluarkan 5 September 1997


• Revisi kedua 20 Juli 2004.
• Revisi ketiga 2013 (ED tahun 2011 dan tahun 2012)

Pengaturan untuk restrukrisasi entitas sepengendali perlu


diatur khusus karena tidak dapat mengikuti aturan dalam
PSAK 22; PSAK 38 melengkapi PSAK 22
Sifat Transaksi Restukturisasi Entitas
Sepengendali

Transaksi kombinasi bisnis


bukan sehingga
antara entitas sepengendali,
merupakan transaksi
berupa pengalihan bisnis
perubahan tersebut tidak
yang dilakukan dalam
pemilikan dapat
rangka reorganisasi entitas-
dalam arti menimbulka
entitas yang berada dalam
substansi n laba atau
suatu kelompok usaha yang
ekonomi, rugi.
sama,
Transaksi tidak sepengendali

Transaksi pembelian saham atau aset neto milik


pemegang saham nonpengendali (yang tidak berada
dalam pengendalian yang sama dengan pemegang
saham pengendali) merupakan transaksi yang
mencakup perubahan substansi ekonomi pemilikan dari
pemegang saham nonpengendali ke pemegang saham
pengendali,

bukan transaksi kombinasi bisnis entitas


sepengendali
Metode Penyatuan Kepentingan

Berhubung transaksi kombinasi bisnis entitas


sepengendali tidak mengakibatkan perubahan
substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis
yang dipertukarkan,

transaksi tersebut diakui pada jumlah


tercatat berdasarkan metode penyatuan
kepemilikan.
Selisih Imbalan yang Dialihkan

Selisih antara jumlah Disajikan


imbalan yang dialihkan dan dalam pos
Diakui di
jumlah tercatat dari setiap tambahan
ekuitas
transaksi kombinasi bisnis modal
entitas sepengendali disetor.
Penerapan Metode Penyatuan Kepentingan

Unsur-unsur laporan keuangan, untuk periode terjadinya


kombinasi bisnis entitas sepengendali dan periode komparatif
sajian, disajikan seolah-olah penggabungan tersebut telah
terjadi sejak awal periode

Jumlah tercatat dari unsur-unsur laporan keuangan tersebut


merupakan jumlah tercatat dari entitas yang bergabung
dalam kombinasi bisnis entitas sepengendali.

Laporan keuangan entitas tidak boleh memasukkan adanya


penyatuan kepemilikan walaupun entitas tersebut adalah salah
satu pihak yang terlibat jika penyatuan kepemilikan terjadi pada
suatu tanggal setelah akhir periode pelaporan.
Ilustrasi

Uraian A A B
2013 2014 2013
Modal saham 35.000 35.000 40.700
Tambahan Modal Disetor 30.000 30.000 2.500
Saldo Laba 15.000 30.000 22.500
Jumlah 80.000 95.000 65.700

Entitas A dan B merupakan entitas sepengendali.


Entitas A mengakuisisi Entitas B pada 1 Januari 2014 senilai
Rp87.000.
Ilustrasi
Uraian A A B AB AB
2013 2014 2013 2013 2014
Modal saham 35.000 35.000 40.700 35.000 35.000
Tambahan Modal Disetor 30.000 30.000 2.500 73.200 8.700
Saldo Laba 15.000 30.000 22.500 37.500 30.000
Jumlah 80.000 95.000 65.700 145.700 73.700

Alternatif 1
Untuk tahun 2013, aset neto Entitas B digabungkan dengan Entitas A. Dalam
alternatif ini, modal saham dan tambahan modal disetor Entitas B digabungkan
ke dalam tambahan modal disetor Entitas A. Kemudian, saldo laba Entitas B
digabungkan ke saldo laba Entitas A.
Untuk tahun 2014, aset neto Entitas B (Rp65.700) digunakan sebagai
pengurang jumlah yang dibayarkan dalam kombinasi bisnis (Rp87.000). Selisih
antara kas yang dibayarkan dan jumlah tercatat aset neto Entitas B diakui
sebagai pengurang tambahan modal disetor entitas AB (Rp87.000 – Rp65.700
= Rp21.300) sehingga saldo tambahan modal disetor entitas AB menjadi
Rp8.700.
Ilustrasi
Uraian A A B AB AB
2013 2014 2013
Modal saham 35.000 35.000 40.700 35.000 35.000
Tambahan Modal Disetor 30.000 30.000 2.500 30.000 8.700
Saldo Laba 15.000 30.000 22.500 15.000 30.000
Entitas merging entities 65.700
Jumlah 80.000 95.000 65.700 145.700 73.700

Alternatif 2
Untuk tahun 2013, aset neto Entitas B digabungkan dengan Entitas A. Dalam
alternatif ini, modal saham, tambahan modal disetor, dan saldo laba Entitas B
disajikan sebagai ekuitas “merging entities”.
Untuk tahun 2014, aset neto Entitas B (Rp65.700) digunakan sebagai
pengurang jumlah yang dibayarkan dalam kombinasi bisnis (Rp87.000). Selisih
antara kas yang dibayarkan dan jumlah tercatat aset neto Entitas B diakui
sebagai pengurang tambahan modal disetor entitas AB (Rp87.000 – Rp65.700
= Rp21.300) sehingga saldo tambahan modal disetor entitas AB menjadi
Rp8.700.
PSAK 44
Aktivitas Pengembangan Real Estat
- PSAK 44
• Diterapkan untuk perusahaan yang melakukan aktivitas pengembangan
real estat, walaupun aktivitas pengembangan real estat tersebut bukan
aktivitas utama perusahaan.
• Pendapatan penjualan bangunan rumah, ruko, bangunan sejenis lainnya
beserta kapling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full
accrual method) apabila seluruh kriteria berikut:
– proses penjualan telah selesai;
– harga jual akan tertagih;
– tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan
datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan
– penjual telah mengendalikan risiko dan manfaat kepemilikan
tersebut.
• Apabila suatu transaksi real estat tidak memenuhi kriteria metode akrual
penuh, pengakuan penjualan ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui
dengan metode deposit (deposit method) sampai seluruh kriteria
penggunaan metode akrual penuh terpenuhi.
PSAK 45
PSAK 45 : Organisasi Nirlaba
• Mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba.
• Diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami,
memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.
• Pemisahan perolehan dana untuk tujuan pertanggungjawaban
• Laporan keuangan Organisasi Nirlaba
• Pernyataan ini menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan dalam laporan
keuangan entitas nirlaba.
• Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan ini mengacu pada SAK, atau
SAK ETAP untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.

 Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir


periode laporan
 Laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan
 Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan
 Catatan atas laporan keuangan.
PSAK 46
Pajak Perusahaan

Dipotong
Pajak oleh pihak lain
saat menerima Badan
penghasilan
Memotong
PSAK 46 PPh 21
Pajak atas atas gaji
Laba
SPT Pajak Perusahaan PPN atas
penyerahan
Penghasilan Beban: barang/jasa
Beban yang dapat dikurangkan PBB, Meterai
Penghasilan kena pajak BPHTB,
Pajak Daerah
X tarif pajak
Pajak terutang 1thn fiskal Lapor
Kredit pajak KPP
• Angsuran pajak (PPh25)
• Dipotong pihak lain (22,23)
• Pajak luar negeri (24) Setor
Kas negara
Pajak kurang/lebih bayar (29/28
Akuntansi Pajak Penghasilan – PSAK 46

• Beban pajak adalah jumlah dari :


– Pajak kini
– Pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam
penghitungan pajak penghasilan
• Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan netto,
kecuali secara hukum tidak mungkin saling hapus (anak
dan induk)
• Pajak tangguhan disajikan terpisah dari pajak kini.
• Aset pajak tangguhan direview untuk memastikan bahwa
manfaat di masa mendatang akan diperoleh entitas
Perbedaan Pajak dan
Akuntansi -1
Undang-
PSAK
Undang

AKUNTANSI PAJAK

PERBEDAAN

Permanen Temporer
BOOK TAX GAP/
DFFERENCE –
Tax Planning atau
Pajak Tangguhan:
Tax Avoidance  Aset / Liabilitas
 Beban/Pendapatan
Definisi

• Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak


penghasilan yang dapat dipulihkan pada periode
masa depan sebagai akibat adanya: Laba Pajak >
a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan; Laba
b) akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan Akuntansi
c) akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal
peraturan perpajakan mengizinkan.
• Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak
penghasilan terutang pada periode masa depan
sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena
pajak. Laba Akuntansi
>
Laba pajak
Pengakuan pajak kini

• Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus


diakui sebagai liabilitas.
• Apabila jumlah pajak yang telah dibayar melebihi
jumlah pajak terutang, maka selisihnya, diakui
sebagai aset.
• Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik kembali
untuk memulihkan pajak kini dari periode
sebelumnya diakui sebagai aset.
• Beban Pajak Kini
• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah
yang dibayarkan (PPh 28)
• Utang pajak = pajak kini >jumlah yang
dibayarkan (PPh 29)
• Kompensasi kerugian yang dapat digunakan
untuk memulihkan pajak = aset
Pajak kini

• Pajak kini = semua pajak terutang atas


penghasilan yang diakui perusahaan pada
periode tersebut:
– Pajak yang dibayarkan sesuai dengan SPT  hanya
atas laba dari induk perusahaan
– Pajak atas penghasilan yang dikenakan pajak final
– Pajak atas anak perusahaan dan pajak atas dividen
dari inverstasi yang dicatat dengan metode ekuitas
– Pajak yang telah dibayarkan namun menurut
ketentuan pajak tidak boleh sebagai kredit pajak 
pajak LN tidak dapat dikreditkan

267
Pajak Tangguhan
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak >
Penghasilan kena pajak  ada pengakuan pajak menurut
akuntansi sehingga diakui beban pajak tangguhan dan
kewajiban pajak tangguhan.
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak <
Penghasilan kena pajak  pajak yang dibayarkan lebih
besar daripada laba menurut akuntansi sehingga diakui
aset pajak tangguhan dan manfaat pajak tangguhan.
• Perusahaan memiliki kerugian  dapat dikompensasikan
di masa mendatang  manfaat tersebut diakui pada saat
kerugian tersebut terjadi  Aset pajak tangguhan dan
manfaat pajak tangguhan.

268
Rugi Pajak Belum Dikompensasi dan Kredit Pajak
Belum Dimanfaatkan (Unused Tax Credits)

• Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi


pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum
dimanfaatkan apabila besar kemungkinan laba kena
pajak masa depan akan memadai untuk dimanfaatkan
dengan rugi pajak belum dikompensasi dan kredit
pajak belum dimanfaatkan.
• Pertimbangan laba kena pajak memadai ??
– Otoritas pajak yang sama
– Entitas akan mendapat laba kena pajak sebelum daluwarsa
– Rugi karena kasus tidak berulang
– Perencanaan pajak sehingga kompensasi dapat
dimanfaatkan
Penilaian Kembali Aset Pajak Tangguhan
Tidak Diakui

• Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai


kembali aset pajak tangguhan.
• Entitas mengakui aset pajak tangguhan tidak diakui
sebelumnya apabila kemungkinan besar laba kena pajak
masa depan akan tersedia untuk dipulihkan.
• Sebagai contoh, perbaikan kondisi perekonomian
meningkatkan kemampuan entitas untuk menghasilkan
laba kena pajak dalam jumlah yang memadai pada
periode masa depan sehingga aset pajak tangguhan
yang sebelumnya tidak diakui menjadi memenuhi kriteria
pengakuan
Perlakuan Pajak Penghasilan Final
• Pajak final yang dikenakan atas penghasilan (bukan pendapatan)
merupakan skope PSAK 46 karena PSAK 46 hanya mengatur pajak
atas penghasilan bukan atas pendapatan.
– Pajak final yang dikenakan atas penghasilan neto masuk ruang lingkup PSAK 46
– Pajak final yang dikenakan atas penghasilan bruto / pendapatan tidak masuk
ruang lingkup PSAK 46, sehingga diakui sebagai beban operasi bukan beban
pajak penghasilan  basic conclusion IASB
• Konsekuensinya perusahaan yang pengenaan pajaknya final atas
pendapatan memasukkan pajak yang dibayarkan bukan sebagai
beban pajak penghasilan tetapi sebagai komponen beban.
• Kondisi tersebut mungkin menimbulkan interpretasi keliru karena
terkesan perusahaan tidak membayar pajak padahal beban pajak
merupakan minimum line item. Seharusnya pajak final yang dikenakan
atas pendapatan dipandang sebagai pajak yang dihitung dengan cara
berbeda. – (opini)
Amandemen 2016

• Eksistensi perbedaan temporer


– menglarifikasi bahwa perbedaan temporer dapat
dikurangkan timbul ketika jumlah tercatat aset
instrumen utang yang diukur pada nilai wajar dan
nilai wajar tersebut lebih kecil dari dasar pengenaan
pajaknya, tanpa mempertimbangkan apakah entitas
memperkirakan untuk memulihkan jumlah tercatat
instrumen utang melalui penjualan atau penggunaan,
misalnya dengan memiliki dan menerima arus kas
kontraktual, atau gabungan keduanya.
Amandemen 2016

• Penilaian perbedaan temporer yang dapat dikurangkan


– menglarifikasi bahwa untuk menentukan apakah laba kena pajak
akan tersedia sehingga perbedaan temporer yang dapat dikurangkan
dapat dimanfaatkan, maka penilaian perbedaan temporer yang dapat
dikurangkan tersebut dilakukan sesuai dengan peraturan pajak.
– Jika peraturan pajak membatasi sumber laba kena pajak yang dapat
dikurangkan pada saat pembalikan perbedaan temporer dapat
dikurangkan, maka perbedaan temporer yang dapat dikurangkan
dinilai secara gabungan hanya dengan perbedaan temporer lainnya
yang sesuai.
Amandemen 2016

• Pengaruh aset pajak tangguhan terhadap laba kena pajak masa


depan (Paragraf 29(a(i)))
– Paragraf 29(a(i)) dalam ED Amandemen PSAK 46 mensyaratkan bahwa
pengurangan pajak yang berasal dari pembalikan aset pajak tangguhan
dikecualikan dari estimasi laba kena pajak masa depan.

• Pemulihan aset yang melebihi jumlah tercatatnya (Paragraf 29A)


– Paragraf 29A dalam ED Amandemen PSAK 46 menglarifikasi bahwa
estimasi kemungkinan besar laba kena pajak masa depan dapat mencakup
pemulihan beberapa aset yang melebihi jumlah tercatatnya jika terdapat
bukti yang memadai bahwa kemungkinan besar entitas akan mencapai hal
tersebut.
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1

Ilustrasi: PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan


beban sebesar 120.000 untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk
tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar 200.000, 300.000
dan 280.000.
Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan?
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1

Laporan
LaporanKeuangan
Keuangan 2011 2012 2013 Total

Pendapatan 260.000 260.000 260.000 780.000


Beban 120.000 120.000 120.000 360.000
Laba sebelum pajak 140.000 140.000 140.000 420.000

Pajak Penghasilan (25%) 35.000 35.000 35.000 105.000

Laporan Pajak 2011 2012 2013 Total

Penghasilan 200.000 300.000 280.000 780.000


Beban yang boleh dikurangkan 120.000 120.000 120.000 360.000
Penghasilan kena pajak 80.000 180.000 160.000 420.000

Pajak terutang (25%) 20.000 45.000 40.000 105.000


Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1

Perbandingan
Perbandingan 2011 2012 2013 Total

Laporan Keuangan (PSAK) 35.000 35.000 35.000 105.000


Pajak Terutang (Fiskal) 20.000 45.000 40.000 105.000
Difference 15.000 (10.000) (5.000) 0

Perbedaan tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan


Tahun Laporan yang diperlkan
2011 Liabilitas pajak tangguhan, bertambah 15.000
Beban pajak kini 20.000; beban pajak tangguhan 15.000
2012 Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 10.000
Beban pajak kini 45.000; manfaat pajak tangguhan 10.000
2013 Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 5.000
Beban pajak kini 40.000; manfaat pajak tangguhan 5.000
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer

Ilustrasi: PT. Merbabu melaporakan laba sebelum pajak sebesar


3.000.000 pada tahun 2013. Terdapat perbedaan antara akuntansi
dan pajak yang disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1. Depresiasi menurut pajak lebih besar dibandingkan menurut
akuntansi sebesar 800.000
2. Pendapatan sewa mesin menurut pajak 1.000.000 lebih besar
dibandingkan menurut akuntansi.
3. Beban sumbangan sebesar 400.000 tidak diperkenankan
menurut pajak.
Tarif pajak yang berlaku sebesar 25%, perbedaan tersebut akan
dapat dipulihkan di masa mendatang. Entitas belum memiliki saldo
aset/liabilitas pajak tangguhan.
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer

2013 Aset Pajak Liabilitas


Tangguhan Pajak
Tangguhan
Laba sebelum pajak (PSAK) 3.000.000
Perbedaan depresiasi (800.000) 800.000
Perbedaan pendapatan sewa 1.000.000 1.000.000
Perbedaan sumbangan 400.000
Total penghasilan kena pajak 3.600.000
Pajak terutang (fiskal) 900.000
Pajak tangguhan 250.000 200.000
Jurnal
Beban Pajak penghasilan 850.000 900.000 – 50.000

Aset pajak tangguhan 250.000


Liabilitas pajak tangguhan 200.000
Utang pajak penghasilan 900.000
ILUSTRASI – kerugian fiskal

• Entitas A pada tahun 20x1 mengalami kerugian fiskal 8.000


(diasumsikan kerugian akuntansi nilainya sama).
• Pada 20x2 entitas laba 2.000, 20x3 laba 3.000 dan 20x4 laba sebesar
5.000.
• Tidak terjadi perbedaan akuntansi dan pajak

  20X1 20X2 20X3 20X4


Laba akuntansi (8.000) 2.000 3.000 5.000
Beban pajak kini - - - 500
Beban (manfaat) pajak (2.000) 500 750 750
tangguhan
Total beban (manfaat) pajak (2.000) 500 750 1.250
Laba setelah pajak (6.000) 1.500 2.250 3.750
ILUSTRASI – kerugian fiskal
Tahun Jurnal
20X1 Aset pajak tangguhan 2.000
Manfaat pajak tangguhan 2.000
20X2 Beban pajak tangguhan 500
Aset pajak tangguhan 500
20X3 Beban pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
20X4 Beban pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
Beban pajak kini 500
Utang pajak kini 500
PSAK 48
Penurunan Nilai – PSAK 48
• Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau tidaknya
indikasi penurunan nilai aktiva.
• Pertimbangan dalam menentukan penurunan nilai :
– Informasi dari luar perusahaan
– Informasi dari dalam perusahaan
• Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih
tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakainya.
• Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva lebih kecil dari nilai
tercatatnya maka nilai tercatat harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang
dapat diperoleh kembali.
• Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aset dan harus segera
diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.
• Beban depresiasi aktiva untuk periode yang akan datang harus disesuaikan agar
mencerminkan alokasi nilai tercatat yang direvisi setelah dikurangi nilai sisa.
Identifikasi Aset Penurunan Nilai

Akhir Jika ada


periode indikasi

Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai entitas harus:


– Minimal setahun sekali, melakukan pengujian penurunan nilai
(impairment test).
• Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas
• Aset tidak berwujud yang belum digunakan
• Goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis
Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai

Akumulasi
Penyusutan
Carrying Nilai dan
Akumulasi
Amount Aset Rugi
Penurunan
Nilai

Nilai Wajar Recovered


Recovered
dikurangi Biaya through
through sale
sale
Recoverabl Penjualan
e Amount 
Nilai
tertinggi Recovered
Recovered
Nilai Pakai
through
through use
use
Ilustrasi Penurunan Nilai 1
Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai
terhadap pabrik yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan
sebesar Rp 400 juta, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
Rp360 juta dan nilai pakainyaRp 410 juta.
Rp 400 juta Rp 410 juta

Tidak ada
penurunan
nilai

Rp 360 juta Rp 410 juta


Ilustrasi Penurunan Nilai 2
Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama
kecuali nilai pakai dari pabrik sebesar Rp 350 juta.
Dr. Kerugian Penurunan Nilai Rp 40 juta
Rp40 juta Rugi Penurunan Nilai Cr. Akulumasi penurunan nilai Rp 40 juta

Illustration 11-15
Rp 400 juta Rp 360 juta

Rp 360 juta Rp 350 juta


Unit Penghasil Kas (UPK)

• Jumlah terpulihkan dari aset individual tidak


dapat ditentukan jika:
(a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai
wajarnya dikurangi biaya pelepasan; dan PSAK 48
(b) aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang Par 67
independen dari kelompok aset lain.
• Tidak mungkin mengestimasi jumlah terpulihkan
aset individual  menentukan nilai terpulihkan
dari unit penghasil kas yang mana aset tercakup PSAK 48
(aset dari unit penghasil kas = UPK). Lihat Par
– Unit penghasil kas aset  kelompok terkecil 67: Contoh
dari aset yang termasuk aset tersebut dan
menghasilkan arus kas masuk yang
independen dari arus kas masuk dari aset atau
kelompok aset lain.
Unit Penghasil Kas

Rugi Penurunan Nilai


• diakui untuk UPK
• jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan dari
unit tersebut (kelompok dari unit) < jumlah PSAK 48
tercatatnya. Par 98
• dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat
aset dari unit tersebut (kelompok dari unit)
dengan urutan sbb:
(a) pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat Pertama,
Pertama,
atas setiap goodwill yang dialokasikan ke Goodwill
Goodwill
unit penghasil kas tersebut (kelompok dari
unit); dan
(b)selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut
(kelompok dari unit) dibagi pro rata atas Kemudia
Kemudia
dasar jumlah tercatat setiap aset di dalam npro
nprorata
rata
unit tersebut (kelompok dari unit).
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai

• Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam


periode-periode sebelumnya untuk aset selain
PSAK 48
goodwill harus dibalik jika, dan hanya jika,
Par 109
terdapat perubahan estimasi yang digunakan
untuk menentukan jumlah terpulihkan atas aset
tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir
diakui.
• jika kasusnya seperti ini, jumlah tercatat aset,
(ada pengecualian) dinaikkan ke jumlah
terpulihkannya.
• Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi
penurunan nilai
Kasus

Suatu unit penghasil kas memiliki aset bersih berikut ini:


Rp M
Goodwill 10
Properti 20
Pabrik dan Peralatan 30
60
Nilai yang dapat dipulihkan sebesar Rp 45 M.
Diminta : Alokasikan kerugian penurunan nilai pada aset bersih perusahaan.
Goodwill Properti Pabrik & Total
Peralatan

Nilai buku 10 20 30 60
Penurunan Nilai (10) (2) (3) (15)
Nilai setelah penurunan nilai 0 (18) 27 45
PSAK 50
Instrumen Keuangan 50,55,60

Instrumen Keuangan

IAS 32 IAS 39 IFRS 7

PSAK 50 PSAK 55 PSAK 60


• Definisi dan klasifikasi • Definisi, klasifikasi dan  Pengungkapan
• Pemisahan liabilitas reklasifikasi instrumen
keuangan dan ekuitas • Pengakuan dan keuangan dan
• Akuntansi untuk instrumen penghapusan risiko
keuangan majemuk. • Pengukuran setelah
• Akuntansi untuk penarikan pengakuan awal
saham dan saham treasury • Akuntansi untuk derivarif
• Saling hapus atas aset dan untuk diperdagangkan
liablitas dan hedging.
Klasifikasi Instrumen Keuangan

Definisi Instrumen Keuangan


setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan
kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain
Aset Keuangan
Kontrak
Instrumen
Hak diselesaikan
Kas ekuitas entitas
kontraktual dengan instrumen
lain
ekuitas entitas
Liabilitas keuangan
kontrak yang diselesaikan
Kewajiban kontraktual
dengan instrumen ekuitas entitas
Ekuitas
Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas
setelah ikurangi dengan seluruh kewajibannya
Instrumen Keuangan
• setiap kontrak yang menambah nilai:
►aset keuangan entitas , dan (disisi lain)
►kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.
►Aset Keuangan ►Kewajiban Keuangan
 Kas  Kewajiban kontraktual:
 Instrumen ekuitas yang diterbitkan • untuk menyerahkan kas atau aset
entitas lain
keuangan lain kepada entitas lain;
 Hak kontraktual:
• untuk menerima kas atau aset atau
keuangan lainnya dari entitas • untuk mempertukarkan aset
lain; atau keuangan atau kewajiban
• untuk mempertukarkan aset keuangan dengan entitas lain
keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi
dengan kondisi berpotensi tidak menguntungkan entitas;
untung; atau  kontrak yang akan atau mungkin
 Kontrak yang akan diselesaikan diselesaikan dengan menggunakan
dengan penerbitan instrumen
instrumen ekuitas yang diterbitkan
ekuitas entitas
• nonderivatif entitas dan merupakan suatu:
• derivatif • non derivatif; atau
• derivatif
Ketentuan Umum Penyajian

• Definisi
• Penyajian
– Liabilitas dan Ekuitas
– Instrumen Keuangan majemuk
– Saham Treasuri
– Bunga Dividen, keuntungan dan kerugian
– Saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan
Penyajian Liabilitas dan Ekuitas

• Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal mengklasifikasikan


instrumen tersebut atau komponennya sebagai liabilitas keuangan, aset
keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian
kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrumen
ekuitas. - PAR 11
• Penerbit instrumen keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan instrumen
keuangan untuk menentukan apakah instrumen tersebut mengandung
komponen liabilitas dan ekuitas. Komponen tersebut diklasifikasikan
secara terpisah sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan,, atau instrumen
ekuitas sesuai dengan ketentuan di paragraf 11.
• Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen keuangan yang:
– menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan
– memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi instrumen
keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.
Saham Treasuri

• Jika entitas. memperoleh kembali instrumen ekuitasnya,


maka instrumen tersebut (saham treasuri)
dikurangkan dari ekuitas.
• Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian,
penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrumen
ekuitas entitas tersebut tidak diakui dalam laba rugi.
• Saham treasuri tersebut dapat diperoleh dan dimiliki
oleh entitas yang bersangkutan atau oleh anggota lain
dalam kelompok usaha yang dikonsolidasi. Imbalan
yang dibayarkan atau diterima diakui secara langsung
di ekuitas.
PSAK 53
PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham

PSAK 53 harus diterapkan untuk seluruh transaksi pembayaran


berbasis saham, yang didefinisikan sebagai berikut:
■ Equity-settled, Diselesaikan dengan instrumen ekuitas, entitas yang
menerima barang atau jasa yang dibayar dengan instrumen ekuitas
milik entitas (termasuk saham dan opsi saham)
■ Cash-settled, Diselesaikan dengan pembayaran kas, entitas yang
memperoleh barang atau jasa akan menimbulkan liabilitas kepada
pemasok barang atau jasa untuk suatu jumlah tertentu yang dihitung
berdasarkan harga (nilai) saham milik entitas atau instrumen ekuitas
entitas; dan
■ Transaksi dimana entitas menerima barang atau jasa dimana entitas
maupun pemasok barang atau jasa memiliki pilihan atas transaksi
tersebut untuk diselesaikan secara tunai (atau aset lain) atau instrumen
ekuitas.
PSAK 55
Pengaturan PSAK 55

Pendahuluan – tujuan; ruang lingkup dan definisi

Derivatif Melekat

Pengakuan dan Penghentian Pengakuan


• Pengakuan awal
• Penghentian pengakuan aset keuangan – transfer; penjualan
• Penghentian pengakuan liabilitas keuangan
Pengukuran
• Pengukuran awal
• Klasifikasi dan reklasifikasi
• Pengukuran setelah pengakuan awal – sesuai klasifikasi
• Penurunan nilai
Lindung Nilai  nilai wajar; arus kas dan investasi neto
Jenis Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan

Aset Liabilitas Instrumen Instrumen Instrumen


Keuangan Keuangan Ekuitas Derivatif Lindung Nilai

Aset Keuangan
yang diukur Liabilitas Derivatif Atas Nilai
Instrumen
pada nilai wajar Keuangan Biasa Wajar
Ekuitas Biasa
melalui laporan yang diukur
laba rugi pada nilai wajar
melalui laporan
Investas Instrumen Derivatif Atas Arus Kas
laba rugi
dimiliki hingga Ekuitas Melekat
jatuh tempo Majemuk
Kewajiban Atas Investasi
Pinjaman Lainnya Neto pada
diberikan dan Operasi Luar
Instrumen
Piutang Negeri
Ekuitas
Aset keuangan Sinstesis
tersedia untuk
dijual
PSAK 55
• Pada pengakuan awal menggunakan nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung:
 Dibebankan untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi dan menambah nilai perolehan untuk lainnya
• Pengukuran aset keuangan
• Nilai wajar
• Biaya diamortisasi
• Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai wajar tidak dapat ditentukan)
• Penyisihan piutang  mengikuti aturan penurunan nilai instrumen keuangan,
berdasarkan bukti obyektif pada tanggal neraca.
• Reklasifikasi antar instrumen mengikuti aturan tainting rule.
• Derecognition kombinasi pendekatan risk & reward dan control. Evaluasi atas
risk and reward dilakukan terlebih dahulu setelah itu baru transfer of control.
• Harga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan adalah
harga penawaran(bid price) dan untuk aset yang akan dibeli atau liabilitas yang
dimiliki adalah harga permintaan (asking price).
• Alokasi nilai buku atas utang dan ekuitas untuk gabungan instrumen keuangan,
utang ditentukan lebih dahulu.
PSAK 55 -
– Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran

 Bukti obyektif atas penurunan nilai aset keuangan dan


penilaiannya dilakukan setiap tanggal laporan keuangan.
 Penilaian penurunan nilai dilakukan secara individu dan kolektif
 Pengujian penurunan nilai secara individu untuk yang signifikan
 Jika tidak ada penurunan nilai akan dilakukan penurunan nilai secara
kolektif.
 Pembalikan atas penurunan atas piutang, investasi HTM dan
AFS instrumen utang dapat dilakukan jika memenuhi kriteria.
Untuk AFS instrument ekuitas tidak diperkenankan
 Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang yang
didesain untuk tujuan hedging
Pengakuan dan Penghentian Pengakuan

• Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan


pada laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika,
– entitas tersebut menjadi salah satu pihak dalam
ketentuan pada kontrak instrumen tersebut (lihat paragraf
38 yang berkaitan dengan pembelian aset keuangan
yang lazim (reguler).
• Penghentian pengakuan adalah pengeluaran aset
keuangan atau liabilitas keuangan yang sebelumnya telah
diakui dari laporan posisi keuangan entitas.
Pengakuan dan Penghentian Pengakuan

• Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika:


– hak kontraktual atas arus kas dari aset keuangan tersebut berakhir;
atau
– entitas mentransfer aset keuangan (par 18 dan 19), dan transfer
tersebut memenuhi kemungkinan penghentian (par 20); atau
penjualan (par 38)
• Penghapusan (dererecognition) aset keuangan didasarkan atas
kombinasi “risk and reward” dan pendekatan pengendalian. Evaluasi
atas risk and reward diakukan sebelum evaluasi atas transfer
pengendalian
 Pengakuan gain/loss atas penghapusan (extinguishment) liabilitas
keuangan ketika utang baru diterbitkan memiliki persyaratan (term)
yang berbeda dengan utang lama.
 Restrukturisasi utang yang menyebabkan modifikasi substansial term
dapat menghasilkan gain/loss pada saat penerbitan liabilitas baru.
Penghentian Pengakuan Aset Keuangan

1. Consolidate subsidiaries (including SPEs)

2. Do derecognition principles apply


to part or all of assets?

Yes
3. Have the rights to cash flows expired? Derecognise
No
4. Has entity transferred its right to receive cash flows?
No
Has entity assumed obligation No
Yes
to pass through cash flows?
Don’t derecognise
Yes
Yes
5. Has entity transferred substantially all risks/rewards? Derecognise
No
Yes
5. Has entity retained substantially all risks/rewards? Don’t derecognise
No
No
6. Has entity retained control of the assets? Derecognise
Yes
Continue to recognise the assets to
extent of continuing involvement
Pengukuran Awal

Aset dan Kewajiban Keuangan

Diukur pada nilai wajar Tidak diukur pada nilai


melalui laba rugi wajar melalui laba rugi

Nilai wajar Nilai wajar ditambah Biaya


Transaksi

(biaya transaksi expense) (biaya transaksi dikapitalisasi)


Pengukuran Instrumen Keuangan

 Instrumen keuangan diukur pada pengakuan awal sebesar


nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi kecuali untuk
instrumen yang diukur dengan menggunakan nilai wajar.
• Harga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan
diterbitkan adalah harga penawaran(bid price) dan untuk aset yang
akan dibeli atau liabilitas yang dimiliki adalah harga permintaan
(asking price).
• Pengukuran instrumen keuangan sebesar nilai amortisasi, premium
dan diskon dimartisasi dengan menggunakan effective interest rate.
• Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang yang didesain
untuk tujuan hedging
Suku bunga efektif
• 311

• Suku bunga yang menyamakan antara nilai awal aset dengan


nilai kini dari pembayaran yang diterima di masa mendatang.
• Nilai awal aset keuangan termasuk biaya transaksi dan biaya
lain terkait dengan perolehan/penerbitan aset/liabilitas keuangan
• Suku bunga efektif tidak selalu sama dengan suku bunga yang
ditetapkan.
• Suku bunga efektif digunakan untuk mengitung amortisasi
premium atau diskon
Klasifikasi Insrumen Keuangan

• Empat kategori aset keuangan:


1. Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi;
2. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo;
3. Pinjaman yang diberikan atau piutang; dan
4. Aset keuangan tersedia untuk dijual.
• Dua kategori liabilitas keuangan
1. Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
2. Kewajiban lain
Pengukuran Selanjutnya
  Biaya Keuntungan Bunga Penurunan Pembalikan
 Klasifikasi Neraca Transaksi atau dan Nilai Penurunan
Kerugian Dividen Nilai
Nilai Wajar
Nilai wajar Dibebankan Laba atau rugi Laba atau By default By default
FVTPL
rugi 
HTM  Biaya  Dikapitalisasi - Laba rugi Laba rugi Laba rugi
  Diamortisasi           
Pinjaman Biaya Dikapitalisasi  Laba rugi Laba rugi  Laba rugi
Diberikan dan diamortisasi -      
Piutang  
 
Utang/ Nilai wajar Pendapatan Laba Rugi Laba Rugi Laba Rugi
Dikapitalisasi   komprehensif
  lain*
Ekuitas/ Nilai wajar  Pendapatan Laba Rugi Laba Rugi Penghasilan
Dikapitalisasi komprehensif komprehensif
  lain*  lain 
Ekuitas: Harga perolehan - Laba Rugi Laba Rugi -
Tidak dapat      
diukur secara      
andal/
Dikapitalisasi
Transfer / Reklasifikasi
Loans &
Receiva HTM
ble Diijinkan jika
ada perubahan
intensi.
Situasi
yang langka
Diijinkan namun
harus
memenuhi
TAINTING RULE

FVTPL AFS
Tainting

• Tainting ketika entitas menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga


jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan (more
than insignificant) sebelum jatuh tempo held to maturity investment:
– selama 2 tahun tidak boleh memiliki klasifikasi HTM atau melakukan
transfer antar kategori investasi held to maturity.
• Kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut dilakukan:
– Mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali (contohnya,
kurang dari tiga bulan sebelum jatuh tempo)
– Entitas telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset
keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau entitas telah
memperoleh pelunasan dipercepat; atau
– Kejadian tertentu yang berada di luar kendali entitas, tidak berulang, dan
tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh entitas.
Ilustrasi Provisi

Enitas
EnitasAAmemberikan
memberikanpinjaman
pinjamanRp
Rp600.000
600.000bunga
bunga8%,
8%,tahunan.
tahunan.Bunga
Bungasebesar
sebesar8%
8%
kali
kali total
total pinjaman
pinjaman dibayarkan
dibayarkan setiap
setiap akhir
akhir tahun
tahun dan
dan pokok
pokok dilunasi
dilunasi pada
pada akhir
akhir
tahun
tahunketiga.
ketiga.Entitas
EntitasAAmembebankan
membebankanprovisi
provisi4%,
4%,yang
yangdipotong
dipotongdari
daripinjaman
pinjamanyang
yang
diberikan
diberikan
Jumlah pinjaman yang diberikan / diterima sebesar 600.000 dikurang 4% =
576.000. Dihitung ulang bunga efektif. Tingkat bunga yang menyamakan nilai kini
kas yang akan diterma dengan nilai pinjaman 576.000

Tidak ada provisi 600,000 Dengan provisi 4% 576,000


    Pembayaran PV     Pembayaran PV
8% 1 48,000 44,444 9.5971% 1 48,000 43,797
  2 48,000 41,152   2 48,000 39,962
  3 48,000 38,104   3 48,000 36,462
  3 600,000 476,299   3 600,000 455,779
      600,000       576,000

• Tingkat suku bunga efektif lebih besar karena uang yang diberikan lebih kecil.
• Perusahaan tetap akan memperoleh pembayaran bunga 8% dari pokok
• Tingkat suku bunga efektif dihitung sebesar 9,59708%. 316
Ilustrasi Biaya Transaksi 2

Enitas
EnitasZZmemberikan
memberikanpinjaman
pinjamanRpRp800.000
800.000bunga
bunga10%,
10%,tahunan.
tahunan.Bunga
Bungasebesar
sebesar
10%
10%dari
daripinjaman
pinjamanoutstanding
outstandingsetiap
setiapakhir
akhirtahun
tahundan
danpokok
pokokdiangsur
diangsur4x
4xsebesar
sebesar
200.000.
200.000. Entitas
Entitas AA mengeluarkan
mengeluarkan biaya
biaya langsung
langsung 20.000
20.000 untuk
untuk pemberian
pemberian
pinjaman
pinjamanini
inidan
dantidak
tidakdibebankan
dibebankankekedebitur
debitur
Jumlah pinjaman yang diberikan sebesar 800.000 ditambah biaya 20.000 =
820.000. Dihitung ulang bunga efektif. Tingkat bunga yang menyamakan nilai kini
kas yang akan diterma dengan nilai pinjaman 820.000
Bunga Pokok 10% 8.81997%
  Bunga Pokok Pembayaran PV PV
1 80,000 200,000 280,000 254,545 257,306
2 60,000 200,000 260,000 214,876 219,561
3 40,000 200,000 240,000 180,316 186,245
4 20,000 200,000 220,000 150,263 156,887
800,000 820,000
  Pembayaran Bunga Pengurang Pinjaman
    8.81997% Bunga & Pokok 820,000
1 280,000 72,324 207,676 612,324
2 260,000 54,007 205,993 406,331
3 240,000 35,838 204,162 202,169
4 220,000 17,831 202,169 0
Ketentuan Umum – Penurunan Nilai

• Aset keuangan atau kelompok aset keuangan


mengalami penurunan nilai apabila:
– Nilai tercatat/biaya perolehan diamortisasi > Nilai yang
dapat diperoleh kembali
– Evaluasi atas apakah terdapat bukti objektif
penurunan nilai harus dilakukan pada setiap tanggal
neraca
• Bila terdapat bukti objektif penurunan nilai, maka
harus dilakukan estimasi nilai yang dapat diperoleh
kembali dan mengakui kerugian penurunan nilai
Penurunan Nilai – Konsep Umum

Kesulitan keuangan signifikan pihak peminjam

Pelanggaran kontrak seperti terjadi penundaan


pembayaran bunga maupun pokok

Pihak pemberi pinjaman memberikan kelonggaran


akibat kesulitan keuangan yang dialami peminjam

Peminjam dinyatakan pailit oleh pengadilan

Memburuknya kondisi ekonomi yang menyebabkan


kemampuan membayar turun
Penurunan Nilai – Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan
Biaya Perolehan Diamortisasi

• Meliputi investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo


serta pinjaman yang diberikan dan piutang
• Aset Individual yang Signifikan:
– Pertama kali harus dinilai secara individu
– Jika tidak ada bukti penurunan nilai saat penilaian individu-harus
dinilai dalam kelompok yang sama karakteristik risiko kreditnya
• Penilaian Kelompok:
– Untuk aset-aset yang secara individu tidak signifikan dan aset-
aset lain
– Tidak dapat dievaluasi secara individual
Penurunan Nilai Kolektif – Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan
Biaya Perolehan Diamortisasi

Penurunan nilai kolektif aset keuangan yang


dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi
meliputi:
1. Kelompok aset keuangan sejenis yang tidak
signifikan secara individual; dan
2. Aset keuangan yang signifikan secara
individual yang tidak mengalami penurunan
nilai berdasarkan evaluasi secara individual;
Penurunan Nilai Kolektif – Aset Keuangan - Biaya
Perolehan Diamortisasi

• Jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset


dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto
menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut
• Nilai tercatat aset tersebut dikurangi, baik secara langsung maupun
menggunakan pos cadangan.
• Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi.
• Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai
berkurang, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui
harus dipulihkan.
• Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset
keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya
pengakuan penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan.
• Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.
Penurunan Nilai – Aset Keuangan yang Dicatat pada
Biaya Perolehan

• Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan


selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai
kini dari estimasi arus kas masa depan yang
didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di
pasar untuk aset keuangan serupa
• Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan.
Penurunan Nilai – Aset Keuangan Tersedia Dijual

• Ketika penurunan nilai wajar atas aset keuangan yang


diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual telah diakui secara
langsung dalam ekuitas dan terdapat bukti objektif bahwa aset tersebut
mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya
diakui secara langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas
dan diakui pada laporan laba rugi
• Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi atas
investasi instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen
ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui laporan
laba rugi.
• Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang
diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat, maka
kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba
rugi.
Impairment of Financial Assets Measured at
Amortized Cost

Test for impairment for


Financial Assets

Not Individually
Individually Significant
Significant

Individually Impair Individually Collectively

Impair Not Impair Not Impair Impar

Collectively with
similar credit risk
Penurunan Nilai – Penghitungan

Pinjaman yang diberikan dalam bentuk kredit 


Pinjaman yang diberikan dalam bentuk kredit 
tanda kegagalan: restrukturisasi
tanda kegagalan: restrukturisasi

Jika hasil restrukturisasi:

nilai kini arus pinjaman Penurunan


kas di masa
mendatang
< tercatat nilai

326
Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan

• Entitas mengeluarkan kewajiban keuangan


(atau bagian dari kewajiban keuangan) dari
neracanya, jika dan hanya jika,
– Kewajiban keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika
kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak
dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Penghentian Pengakuan Kewajiban
Keuangan

• Pertukaran di antara peminjam dan pemberi pinjaman


yang saat ini ada atas instrumen utang dengan
persyaratan yang berbeda secara substansial dicatat
sebagai penghapusan (extinguishment) kewajiban
keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan
baru.
• Demikian juga, modifikasi secara substansial atas
ketentuan kewajiban keuangan yang saat ini ada atau
bagian dari kewajiban keuangan tersebut dicatat sebagai
penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan
kewajiban keuangan baru.
Penghentian Pengakuan Kewajiban
Keuangan

• Syarat-syarat yang digunakan berbeda secara substansial apabila:


– Nilai kini arus kas yang didiskonto berdasarkan syarat-syarat didiskonto
menggunakan suku bunga efektif awal, berbeda sedikitnya 10 persen
dari nilai kini sisa arus kas yang didiskonto yang berasal dari kewajiban
keuangan semula.
Derivatif

Instrumen keuangan atau kontrak lain dengan karakteristik:

Nilainya berubah akibat dari perubahan variabel yang


mendasari (spt suku bunga, harga, nilai tukar, dll).

Tanpa investasi awal neto atau nilainya lebih kecil dari


nilai kontrak sejenis yang memberi pengaruh yang
sama terhadap perubahan faktor pasar.

Diselesaikan pd tanggal tertentu di masa mendatang.


PSAK 56
PSAK 56 : Laba Per Lembar Saham
• Menetapkan teknik perhitungan, penyajian, dan
pengungkapan LPS.
• Meningkatkan daya banding kinerja antar perusahaan
dan antar periode.

LPS Dasar = Laba Bersih Residual


Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa

Penyesuaian atas
Laba Bersih Residual +/+ Efek berpotensi
EPS = Jumlah Rata-rata atau saham biasa yang
Tertimbang Saham Biasa -/- dilutif

LPS
Dasar
LPS
Dilusian 332
Ilustrasi Laba Per Lembar Saham

PT. Melati memiliki income sebesar 210.000 untuk tahun 2014 dan
rata-rata jumlah lembar saham beredar 100.000 saham.
Perusahaan memiliki dua obligasi konversi.
Obligasi 6% dengan nilai total 1.000.000 yang dapat dikonversi
menjadi 20.000 saham biasa. Bunga terkait dengan utang obligasi
tersebut sebesar 62.000.
Obligasi 7% dijual dengan total 1.000.000 pada 1 april 2014 dan
dapat dikonversi menjadi 32.000 saham. Bunga terkait dengan
obligasi tersebut untuk tahun 2014 sebesar 80.000

EPS Dasar 210.000 / 100.000 = 2.1


Ilustrasi Laba Per Lembar Saham
Menghitung Diluted EPS, dimulai dari EPS Dasar 2,1
Basic 6% Debentures 7% Debentures
EPS

210.000 + 62.000 x (1 – 0,40) +$80,000 x (1 – 0,40) x 9/12


=
100.000 + 20.000 + 24.000

Basic EPS =
2,10 Pengaruh Pengaruh LPS = 1,50
LPS= 1,86
LPS Dilusian = 1,97

334
PSAK 57
Provisi dan Kontijensi – PSAK 57
• Provisi  liabilitas yang waktu atau jumlahnya belum pasti, diakui jika
(a) Memiliki kewajiban kini
(b) Penyelesaian mengakibatkan arus keluar sumber daya
(c) Estimasi yang andal
• Kewajiban kontinjensi adalah:
(a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu
peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada
dalam kendali entitas; atau
(b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak
diakui karena:
(c) tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya
yang mengan dung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai
“sumber daya”) untuk menyelesaikan kewajibannya; atau
(d) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.
Contoh

• PT. Matahara perusahaan ritel yan mempunyai kebijakan


mengembalikan uang pembelian dari pelanggan yang tidak puas,
meskipun tidak ada kewajiban hukum yang mengharuskan entitas
untuk mengembalikan uang konsumen.

1. Peristiwa mengikat adalah peristiwa penjualan produk, yang


menimbulkan kewajiban konstruktif karena tindakan entitas telah
menciptakan ekspektasi yang valid bagi pembeli bahwa entitas akan
mengembalikan uang mereka.
2. Terdapat kemungkinan besar keluarnya sumber daya, yaitu
sebagian barang akan dikembalikan dan perusahaan
mengembalikan uang pelanggan (par 24)
3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar
estimasi terbaik dari biaya pengembalian (lihat paragraf 10 (defi nisi
kewajiban konstruktif ), 14, 17 dan 24.
Contoh

• Pemerintah mengumumkan perubahan dalam peraturan Pajak


Penghasilan.
• Akibatnya, perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan harus
melakukan pelatihan ulang terhadap sejumlah besar pegawai
penjualan dan administrasi agar dapat terus memenuhi peraturan
yang berlaku di bidang jasa keuangan.
• Pada akhir periode pelaporan, pelatihan ulang terhadap karyawan
belum dilakukan.

1. Belum timbul kewajiban karena peristiwa yang mengikat (yaitu


pelatihan ulang) belum terjadi.
2. Kewajiban diestimasi tidak diakui (par 14 dan 17-19).
PSAK 58
PSAK 58
• Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan
• Kriteria :
• aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang
dapat dijual dengan segera
• penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi,
manajemen pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen
terhadap rencana penjualan aset.
– Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai
wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, dan penyusutan atas
aset tersebut dihentikan
– Aset yang Dimiliki untuk Dijual disajikan sebagai aset lancar dan
terpisah dari pos lainnya.
– Jika rencana penjualan tidak dilakukan maka asset direklasifikasi ke
kelompok asset awal. Jika asset tersebut didepresiasikan maka
depresiasi akan dihitung dari saat asset diklasifikasikan sebagai asset
tidak lancer dimiliki untuk dijual.
PSAK 58 – Penyesuaian 2016

• PSAK 58 (Penyesuaian 2016) mengklarifikasi bahwa perubahan dari


satu metode pelepasan ke metode pelepasan lainnya dianggap
sebagai rencana awal yang berkelanjutan dan bukan sebagai rencana
pelepasan baru.
• Penyesuaian ini juga mengklarifikasi bahwa perubahan metode
pelepasan ini tidak mengubah tanggal klasifikasi sebagai aset atau
kelompok lepasan.
Klasifikasi Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual

Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual

JIKA

Jumlah tercatatnya akan dipulihkan melalui


transaksi penjualan daripada melalui pemakaian
berlanjut

• Syarat yang harus terpenuhi:


– Berada dalam keadaan dapat/tersedia dijual
– Penjualannya harus sangat mungkin terjadi (highly probable)
Pengukuran – contoh 1
• PT XYZ mempunyai aset tetap yang diperoleh 1 Desember 2004 pada biaya
perolehan Rp100juta.
• Nilai residu aset diestimasikan sebesar Rp10juta dan masa manfaat 10 tahun.
Pada 1 Desember 2007, aset tsb diklasifikasikan sebagai “aset dimiliki untuk
dijual”.
• Nilai wajar diestimasikan Rp80juta dan biaya untuk menjual adalah Rp3juta.
• Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2008 pada harga Rp77juta.

a. Pada saat reklasifikasi aset tgl 1 Desember 2007:


– Aset dipindahkan dari kelompok Aset Tetap ke kelompok Aset dimiliki
untuk dijual
– Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset tsb adalah Rp77juta (Rp80
– Rp3juta). Jumlah ini lebih tinggi dari nilai tercatat aset sebesar
Rp73juta (Rp100 – ((Rp100-Rp10)/10 X 3). Jadi Aset tetap diukur
sebesar Rp73juta.
b. Pada saat dijual tgl 30 Juni 2008, mengakui laba dari penjualan sebesar
Rp4juta (perolehan Rp77juta – nilai tercatat kini Rp73juta)
Contoh 1
• Jurnal:
• 1 Desember 2007
Dr. Aset dimiliki untuk dijual Rp73juta
Dr. Akumulasi depresiasi Rp27juta
Cr.Aset tetap Rp100juta

• 30 Juni 2008
Dr. Kas Rp77juta
Cr. Aset dimiliki utk dijual Rp73juta
Cr. Keuntungan penjualan aset Rp4juta
Pengukuran – Contoh 2
• Sama seperti contoh sebelumnya, namun nilai wajar aset diestimasi Rp40juta
dan biaya menjual Rp2juta. Aset dijual pada tgl 30 Juni 2008 seharga Rp30juta.
• 1 Desember 2007
– Nilai tercatat = Rp73juta
– Nilai wajar – biaya menjual = Rp40 – Rp2 juta = Rp38juta
– Nilai aset direklasifikasi dan diukur pada nilai wajar dikurangi biaya menjual sebesar
Rp38juta (lebih rendah)
– Rugi penurunan nilai diakui = Rp73 – Rp38 juta = Rp35juta

• Jurnal 1 Des 2007


Dr. Aset dimiliki untuk dijual Rp38juta
Dr. Akumulasi penyusutan Rp27juta
Dr. Rugi penurunan nilai Rp35juta
Cr. Aset tetap Rp100juta
• Jurnal 30 Juni 2008, terdapat tambangan kerugian karena aset terjual dengan harga
30juta
• Jurnal Dr. Kas Rp30juta
Dr. Kerugian penjualan aset Rp 8juta
Cr. Aset dimiliki untuk dijual Rp38juta
PSAK 60
PSAK 60 – Instrumen Keuangan Pengungkapan

• Secara lebih tegas mensyaratkan Entitas harus untuk mengungkapkan


informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk
mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan
kinerja keuangan.
– Pengungkapan hirarki nilai wajar
 Tingkat 1 harga kuotasi pasar
 Tingkat 2 Input selain harga kuotasian (dapat diobservasi)
 Tingkat 3 Input yang bukan berdasar harga pasar
– Jenis dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan
– Pengungkapan kualitatif (ekposure timbulnya risiko, tujuan, kebijak
dan proses pengelolaan risiko)
– Pengungkapan kuantatif (risiko kredit, risiko likuiditas, analisa
sensitivitas)
PSAK 60 – Instrumen Keuangan Pengungkapan
• PSAK 60 (Penyesuaian 2016) mengklarifikasi bahwa entitas harus menilai sifat dari imbalan kontrak
jasa sebagaimana dalam paragraf PP30 dan paragraf 42C untuk menentukan apakah entitas
memiliki keterlibatan berkelanjutan dalam aset keuangan dan apakah persyaratan pengungkapan
terkait keterlibatan berkelanjutan terpenuhi.
• PP30. Entitas tidak memiliki keterlibatan berkelanjutan dalam aset keuangan alihan jika, entitas
tidak mempertahankan hak kontraktual atau kewajiban yang melekat pada aset keuangan alihan
atau memperoleh hak kontraktual baru atau kewajiban yang terkait dengan aset keuangan alihan.
Entitas tidak memiliki kepentingan atas kinerja masa depan aset keuangan alihan atau tanggung
jawab untuk melakukan pembayaran sehubungan dengan aset keuangan alihan. Istilah
‘pembayaran’ dalam konteks ini tidak termasuk arus kas dari aset keuangan alihan yang diterima
oleh entitas dan disyaratkan untuk diteruskan kepada penerima. (PP30)
• Ketika entitas mengalihkan aset keuangan, entitas dapat mempertahankan hak untuk memberikan
jasa pada aset keuangan tersebut dengan imbalan yang telah termasuk, sebagai contoh, dalam
kontrak jasa. Entitas menilai kontrak jasa sesuai dengan pedoman dalam paragraf 42C dan PP30
untuk memutuskan apakah entitas memiliki keterlibatan berkelanjutan sebagai akibat dari kontrak
jasa untuk tujuan persyaratan pengungkapan. Sebagai contoh, pemberi jasa akan memiliki
keterlibatan berkelanjutan dalam aset keuangan alihan untuk tujuan persyaratan pengungkapan jika
imbalan jasa bergantung pada jumlah atau waktu penerimaan arus kas dari aset keuangan alihan.
Pemberi jasa memiliki keterlibatan berkelanjutan jika imbalan tetap tidak akan dibayar secara penuh
karena kinerja tidak memenuhi target. Penilaian ini tidak bergantung pada apakah imbalan yang
akan diterima diharapkan akan mengompensasi entitas secara memadai dalam memberikan jasa
tersebut. (PP30A)
Ilustrasi – Kebijakan Manajemen Risiko

• Risiko keuangan
– Risiko usaha  kendali pemerintah, patungan, kontraktor, cadangan,
penetapan harga oleh pemerintah
– Risiko keuangan 
• Risiko pasar  risiko nilai tukar mata uang asing, harga komoditi – analisis sensitivitas
• Risiko kredit  umur piutang, informasi penurunan nilai, rating utang yang dimiliki
• Risiko likuiditas
• Manajemen Modal
– Kebijakan dewan direksi adalah untuk mempertahankan basis modal
yang kuat untuk menjaga keyakinan investor, kreditur dan pasar, dan
untuk mempertahankan perkembangan bisnis di masa yang akan
datang.
• Nilai wajar
Sumber : LK Pertamina 2012
Ilustrasi – Pengungkapan Jenis

Sumber : LK Pertamina 2012


Ilustrasi – Analisis Sensitivitas

Sumber : LK Pertamina 2013


Ilustrasi – Risiko kredit

Sumber : LK Pertamina 2013


Ilustrasi – Pengungkapan Nilai Wajar

• Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau
suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan
untuk melakukan transaksi wajar.
• Perbedaan pada setiap tingkatan metode penilaian dijelaskan sebagai berikut:
– Harga dikutip (tidak disesuaikan) dari pasar yang aktif untuk aset atau liabilitas yang identik
(Tingkat 1);
– Input selain harga yang dikutip dari pasar yang disertakan pada Tingkat 1 yang dapat
diobservasi untuk aset dan liabilitas, baik secara langsung (yaitu sebagai sebuah harga) atau
secara tidak langsung (yaitu sebagai turunan dari harga) (Tingkat 2);
– Input untuk aset atau liabilitas yang tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi
(informasi yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3).

umber : LK Pertamina 2013


PSAK 61
PSAK 61 Hibah Pemerintah
• Akuntansi dan pengungkapan atas hibah pemerintah
• Pengungkapan atas bentuk lain bantuan pemerintah
• Hibah pemerintah diakui jika terdapat keyakinan memadai:
– entitas akan mematuhi kondisi yang melekat pada hibah tersebut, dan
– hibah akan diterima
• Hibah pemerintah diakui dalam laba rugi dengan dasar sistematis
selama periode entitas mengakui sebagai beban atas biaya terkait yang
dimaksudkan akan dikompensasi dengan hibah.
• Pendekatan penghasilan >>> dalam laba rugi
– Hibah pemerintah terkait dengan aset  Penghasilan ditangguhkan,
atau Pengurang jumlah tercatat aset
– Hibah pemerintah terkait dengan penghasilan  Pendapatan (laba
rugi), atau Pengurang beban
PSAK 62
PSAK 62: Kontrak Asuransi
• Mengatur  Kontrak Asuransi: Life dan non-life, kontrak asuransi
langsung (direct insurance) dan reasuransi.
• Karakteristik:
 Salah satu pihak (insurer) secara signifikan menerima risiko asuransi
(insurance risk);
 Ketidakpastian kejadian masa depan;
 Mengandung risiko asuransi (insurance risk) dan risiko lain. Namun risiko
asuransi dan risiko lain seperti risiko keuangan (financial risk) yang timbul
dalam kontrak asuransi harus dipisahkan.
 Tes kecukupan liabilitas
– Insurer menilai kecukupan liabilitas asuransi dengan menggunakan
estimasi kini atas arus kas masa depan
– Jika nilai tercatat liabilitas asuransi tidak mencukupi dibandingkan
estimasi arus kas masa depan, maka kekurangan harus diakui
dalam laporan laba rugi.
Implikasi Penerapan PSAK 62

PSAK 62

Jika PSAK 62 diterapkan, maka kontrak yang mempunyai bentuk


hukum sebagai kontrak asuransi belum tentu memenuhi definisi
sebagai kontrak asuransi, begitu juga sebaliknya.
PSAK 63
PSAK 63 : Akuntansi Hiperinflasi

• Laporan keuangan biaya historis dalam kondisi hiperinflasi


– Tidak mencerminkan nilai bisnis dari aset
– Tidak dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya
– Laba tidak mencerminkan replacement cost sehingga mengurangi modal
riil
– Laba kepemilikan aset non-moneter tidak mencerminkan laba ekonomi riil
• Laporan keuangan dalam ekonomi hiperinflasi disajikan dalam unit
pengukuran kini pada akhir periode pelaporan
• Pos-pos terkait di periode sebelumnya disajikan dalam unit pengukuran kini
pada akhir periode pelaporan
• Laba atau rugi posisi moneter neto diakui dalam laba rugi dan diungkapkan
terpisah.
• Indikasi ekonomi hiperinflasi – inflasi kumlatif 3 tahun mendekatan atau
melebihi 100%
Langkah-langkah

Pemilihan indeks harga umum

Analisis dan penyajian-kembali aset dan liabilitas

Penyajian-kembali laba rugi

Perhitungan laba rugi posisi moneter neto

Penyajian-kembali arus kas

Penyajian-kembali periode sebelumnya

361
PSAK 64
PSAK 64
Akuntansi Aset Eksplorasi & Evaluasi

Dibebankan pada periode berjalan,  Ditangguhkan & diamortisasi


kecuali jika: pada saat produksi
 Kegiatan eksplorasi yang signifikan  Penurunan nilai - berlaku
masih berjalan, dan Cadangan  Estimasi biaya restorasi -
Terbukti belum dapat ditentukan. berlaku
 Sudah dapat dibuktikan bahwa
terdapat Cadangan Terbukti.
PSAK 64
Pengurusan
Ijin
Eksplorasi & Evaluasi Pengembangan

IFRS 6 Produksi &


IAS 8, 38, 16, 37 & 36 All other applicable IFRSs
Pengolahan

 Beban diakui sebagai aset Technical feasibility Lain–Lain Setelah


 Pengukuran awal, aset dicatat pada harga Produksi
& commercial
perolehan
 Pengukuran selanjutnya sesuai dengan IAS 16, viability / cadangan
 38 dan 36. Terbukti
PSAK 64
Pengukuran Aset Explorasi dan Evaluasi

• Aset eksplorasi dan evaluasi diukur pada biaya perolehan.


• Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi yang spesifik
yang mana pengeluaran diakui sebagai aset eksplorasi dan
evaluasi dan menerapkannya secara konsisten.
• Entitas mempertimbangkan tingkat pengeluaran yang dapat
dikaitkan dengan penemuan sumber daya mineral spesifik.
• Setelah pengakuan awal, entitas menerapkan salah satu
model biaya atau model revaluasi atas aset eksplorasidan
evaluasi.
• Entitas dapat mengubah kebijakan akuntansinya jika perubahan
kebijakan tersebut dapat membuat laporan keuangan menjadi
lebih relevan dan andal.
PSAK 65
Laporan Keuangan Konsolidasian PSAK 65

 Entitas induk yang mengendalikan satu atau lebih entitas lain


menyajikan laporan keuangan konsolidasian
 Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau
memiliki hak imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan
investee melalui kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil
tersebut melalui kekuasaan investee; jika dan hanya jika memiliki
 Kekuasaan atas invesste
 Eksposure atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya
dengan investee
 Kemampuan untuk menggunakaan kekuasaaanya atas investee
untuk mempengaruhi imbal hasil investor.
 Entitas menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan
menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan
peristiwa lain dalam keadaan yang serupa
Kehilangan pengendalian – entitas induk (31)
• Mereklasifikasi ke laporan laba rugi, atau mengalihkan
secara langsung ke saldo laba jika disyaratkan oleh
SAK lain, sejumlah yang diidentifikasi dalam paragraf
32; dan
• Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai
keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi
yang dapat diatribusikan pada entitas induk.
Saham / Aset
Nilai investasi
SELISIH diterima
tercatat
(pembayaran)
Nilai wajar
Reklasifikasi investasi tersisa
Keuntungan/
ke Saldo Kerugian dlm LR
Laba
Contoh
• A memiliki 45% hak suara B; sisa 55% hak suara B dimiliki oleh berbagai
pihak yang tersebar secara luas (tidak ada salah satu pihak yang memiliki
> 1% hak suara)
• A memiliki kekuasaan atas B, karena A mempunyai hak suara mayoritas B
(berdasarkan ukuran absolut)

• C memiliki 45% hak suara D; sisa 55% hak suara D dimiliki oleh dua
pihak lain (masing‐masing memiliki 26%) dan 3% dimiliki oleh tiga pihak
lain yang masingmasing memegang 1%.
• C tidak memiliki kekuasaan atas D, karena jika dua pihak yang memiliki
masing‐masing 26% bersamas-ama dapat mencegah pihak C untuk
mengambil keputusan terkait aktivitas relevan.
Contoh

• AAA memiliki 35% hak suara BBB, tiga pemegang saham lain
memiliki masing-masing 5%, dan 50% pemegang saham lainnya
dengan masing-masing kurang 1%. RUPS terakhir dihadiri oleh
75% AAA tidak memiliki kekuasaan atas BBB

• AAA memiliki38% hak suara BBB, tiga pemegang saham lain


memiliki masing-masing 4%, dan 50% pemegang saham lainnya
dengan masing-masing kurang 1%. RUPS terakhir dihadiri oleh
75% AAA memiliki kekuasaan atas BBB?
Contoh Kehilangan Pengendalian

• Amarta memiliki 100% saham Barata (aset neto Rp500)


• Amarta menjual 85% saham Barata , sisa 15% saham BBB
diklasifikasikan sbg AFS
• Hasil penjualan 85% saham Barata Rp750
• Nilai wajar sisa 15% saham Barata Rp130

Investasi pada Barata (aset keuangan) 130


Kas dan setara kas 750
Investasi pada Barata (entitas anak) 500
Keuntungan 380
Keuntungan =
85%  750 - 85% x 500 = 325
15%  130 – 15%x 500 = 55
Total 380
Contoh tidak Kehilangan
Pengendalian

• AAA memiliki 100% saham BBB (aset neto Rp4.000)


• AAA menjual 10% saham BBB seharga Rp500

Kas 500
Investasi pada BBB(4.000 x 10%) 400
Keuntungan (ekuitas) 100
PSAK 66
Pengaturan Bersama PSAK 66
 Pengaturan bersama adalah pengaturan yang dua atau lebih pihak
memiliki pengendalian bersama.
 Karakteristik pengaturan bersama:
 Para pihak terikat suatu pengaturan kontraktual
 Pengaturan kontraktual memberikan pengendalian bersama kepada
dua atau lebih pihak dalam pengaturan tersebut
 Pengendalian bersama  persetujuan kontraktual untuk berbagi
pengendalian atas suatu pengaturan, yang ada hanya ketika keputusan
mengenai aktivitas relevan mensyaratkan persetujuan dengan suara bulat
dari seluruh pihak yang berbagi pengendalian
 Jenis pengaturan :
 operasi bersama  mencatat bagian atas aset. Liabilitas,
pendapatan, beban
 Ventura bersama  investasi, metode ekuitas
Ventura Bersama dan Operasi Bersama

374
Jenis dan Klasifikasi Pengaturan Bersama
Laporan Keuangan Para Pihak – Operator Bersama

Operator bersama mengakui hal berikut terkait


dengan kepentingannya dalam operasi bersama:

• aset, mencakup bagiannya atas aset apapun yang dimiliki


bersama
• liabilitas, mencakup bagiannya atas liabilitas apapun yang
terjadi bersama.
• pendapatan dari penjualan bagiannya atas output yang
dihasilkan dari operasi bersama;
• bagiannya atas pendapatan dari penjualan output oleh
operasi bersama; dan
• beban, mencakup bagiannya atas beban apapun yang
terjadi secara bersama-sama.
Contoh - Konstruksi

• CI02. A dan B (para pihak) adalah dua perusahaan yang bisnisnya adalah
penyediaan berbagai jenis jasa konstruksi publik dan swasta. Mereka
membentuk pengaturan kontraktual untuk bekerja sama untuk tujuan
pemenuhan kontrak dengan pemerintah atas desain dan konstruksi jalan
antara dua kota. Pengaturan kontraktual tersebut menentukan bagian
partisipasi A dan B dan menetapkan pengendalian bersama atas pengaturan,
yang subjek pengaturan tersebut adalah penyerahan jalan.
• CI03. Para pihak membentuk kendaraan terpisah (entitas Z) sebagai pihak
yang akan melakukan pengaturan. Entitas Z, atas nama A dan B,
menyepakati kontrak dengan pemerintah. Selain itu, aset dan liabilitas terkait
dengan pengaturan dimiliki oleh entitas Z.Fitur utama bentuk hukum entitas Z
adalah bahwa para pihak, bukan entitas Z, memiliki hak atas aset entitas dan
kewajiban terhadap liabilitas entitas.
Contoh - Konstruksi
• CI04. Pengaturan kontraktual antara A dan B menetapkan bahwa:
a) hak atas semua aset yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas dalam
pengaturan dibagi oleh para pihak berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam
pengaturan;
b) para pihak memiliki beberapa tanggung jawab dan tanggung jawab bersama untuk
semua kewajiban operasinal dan keuangan terkait dengan aktivitas dalam
pengaturan berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan; dan
c) keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari aktivitas pengaturan dibagi oleh A
dan B berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan
• CI05. Untuk tujuan koordinasi dan pengawasan aktivitas, A dan B menunjuk
operator, yang akan menjadi karyawan dari salah satu pihak. Setelah waktu
yang ditentukan, peran operator akan digilir dari satu pihak ke pihak lain. A
dan B menyetujui bahwa aktivitas akan dilaksanakan oleh karyawan operator
atas dasar ‘tidak ada keuntungan atau kerugian’.
• CI06. Sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam kontrak dengan
pemerintah, entitas Z adalah pihak yang akan menagihkan jasa konstruksi
kepada pemerintah atas nama para pihak.
Contoh - Konstruksi
ANALISIS
• CI07. Pengaturan bersama dilaksanakan melalui kendaraan terpisah yang
bentuk hukumnya tidak memberikan pemisahan antara para pihak dan
kendaraan terpisah (yaitu aset dan liabilitas yang dimiliki dalam entitas Z
adalah aset dan liabilitas para pihak). Hal ini diperkuat dengan persyaratan
yang telah disetujui oleh para pihak dalam pengaturan kontraktual mereka,
yang menyatakan bahwa A dan B memiliki hak atas aset, dan kewajiban
terhadap liabilitas, terkait dengan pengaturan yang dilakukan melalui entitas
Z. Pengaturan bersama tersebut adalah operasi bersama.
• CI08. A dan B masing-masing mengakui dalam laporan keuangan mereka
bagian mereka atas aset (contohnya aset tetap, piutang dagang) dan bagian
mereka atas setiap liabilitas yang dihasilkan dari pengaturan (contohnya
utang dagang kepada pihak ketiga) berdasarkan bagian partisipasi yang
disetujui oleh mereka. Masing-masing pihak juga mengakui bagiannya atas
pendapatan dan beban yang dihasilkan dari jasa konstruksi yang diberikan
kepada pemerintah melalui entitas Z.
PSAK 67
Pengungkapan Kepentingan dalam
Entitas Lain PSAK 67
 Entitas mengungkapkan pertimbangan dan asumsi signifikan yang
dibuat dalam menentukan bahwa entitas memiliki pengendalian,
pengendalian bersama, pengaruh signifikan dan jenis pengaturan.
 Entitas mengungkapkan informasi pengguna LK konsolidasian
 Memahami komposisi kelompok usaha dan kepentingan yang
dimiliki dalam aktivitas & arus kas
 Mengevaluasi sifat dan luas pembatasan; sifat dan perubahan
risiko; konsekuensi perubahan kepemilikan; konsekuensi hilangnya
pengendalian
 Entitas asosiasi dan pnengaturan bersama sifat, luas dan dampak
keuangan dari kepentingannya; sifat dan perubahan risiko signifikan
 Entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi  sifat dan luas
kepentingan; sifat dan perubahan risiko
PSAK 68
Konsep Nilai Wajar PSAK 68
• Tujuan :
a. mendefinisikan nilai wajar (fair value);
b. menetapkan kerangka pengukuran nilai wajar; dan
c. mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar.
• Konvergensi US GAAP dengan IFRS  menggunakan konsep yang sama
• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk
menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk
mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur
antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
• “...the price that would be received to sell an asset or transfer a
liability in an orderly transaction between market participants at the
measurement date.”
IFRS 13 para 9
Assets

CM or RM
RM
CM or Nil

Cost
M RV

Cost Nil
FV N

CM
e or
m C

or
so of

PP&E

Co
Intangible

FV
st
r
we

st
Inv
Co

M
Inventory
Lo

Property
Assets
Etc Financial
Va l ue
r io Defined Biological va

M
Va us i r

FV
r io
FV pl
Benefit assets Fa
us

or
an lue
PUC p assets le Fair va to

C
lan ob ss

Am
s ts
& arb
itrary
ligatio
n less co
FV pl ru l e s sell
a
PUC p n assets l lue
Fair va to
lan ob ess
sts
arbitr l i ga
ary ru tion & less co
les sell

© IFRS Foundation | 30 Cannon Street | London EC4M 6XH | UK. www.ifrs.org


Hirarki Fair Value 385

Apakah ada harga kuotasian


Yes dalam pasar aktif untuk aset
No
atau liabilitas yang identik
(Level 1)

Gunakan nilai wajar Apakah ada input selain


pengukuran dengan Level 1 harga kuotasioan yang
dapat diobservasi*
Harus digunakan tanpa
penyesuaian No
Yes

Gunakan input selain Gunakan input yang


Harga kuotasian yang bukan berdasarkan
* Maksimumkan input yang dapat
diobservasi, termasuk informasi pasar dapat diobservasi baik harga pasar yang
dan informasi publik lainnya secara langsung atau tidak dapat diobservasi.

Input yang tidak dapat diobservasi
diantaranya data entitas (anggaran, langsung, pengukuan ‡ Level 3
proyeksi), harus disesuaikan jika Level 2
pelaku pasar menggunakan asumsi
berbeda 385
PSAK 69
PSAK 69

• Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen transformasi biologis dan


panen aset biologis oleh entitas untuk dijual atau untuk dikonversi menjadi produk
agrikultur atau menjadi aset biologis tambahan.
• Aset biologis (biological asset) adalah hewan atau tanaman hidup.
• Produk agrikultur (agricultural produce) adalah produk yang dipanen dari aset biologis
milik entitas.
• Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode
pelaporan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus yang
dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur secara andal.
• Tanaman produktif bukan merupakan aset biologi. Tanaman produktif yang
menghasilan produk agrikultur merupakan aset tetap yang pembebanannya melalui
proses amortisasi.
• Produk agrikultur yang menempel pada tanaman produktif (belum dipanen)
merupakan aset biologi.
• Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukur
pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen.
Setelah panen  biaya perolehan persediaan.
Tujuan dan ruang Lingkup

• Ruang Lingkup mencakup:


a. Aset biologis, kecuali tanaman produktif (bearer plants);
b. Produk agrikultur pada titik panen; dan
c. Hibah pemerintah yang termasuk dalam paragraf 34 dan 35.
• Tidak diterapkan
a. Tanah terkait dengan aktivitas agrikultur
b. Tanaman produktif yang terkait dengan aktivitas agrikultur
c. hibah pemerintah yang terkait dengan tanaman produktif
d. aset takberwujud yang terkait dengan aktivitas agrikultur
Persediaan setelah agrikultur dipanen, misal setelah diolah 
PSAK 14 Persediaan
Hasil Transformasi Biologis

perubahan aset melalui


• (i) pertumbuhan (peningkatan kuantitas atau
perbaikan kualitas hewan atau tanaman),
• (ii) degenerasi (penurunan kuantitas atau
penurunan kualitas hewan atau tanaman), atau
• (iii) prokreasi (penciptaan hewan atau tanaman
• hidup tambahan); atau
produksi produk pertanian seperti
getah karet, daun teh, wol, dan
susu.
Pengakuan

Entitas mengakui aset biologis atau produk


agrikultur, jika da hanya jika

entitas mengendalikan aset biologis sebagai akibat


dari peristiwa masa lalu;

besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan


yang terkait dengan aset biologis tersebut akan
mengalir ke entitas; dan

nilai wajar atau biaya perolehan aset biologis dapat


diukur secara andal.
Pengukuran

Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada


setiap akhir periode pelaporan pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus yang
dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak
dapat diukur secara andal. nilai wajar atau biaya
perolehan aset biologis dapat diukur secara andal.

Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik


entitas diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual pada titik panen. Pengukuran seperti ini
merupakan biaya pada tanggal tersebut ketika
menerapkan PSAK 14: Persediaan atau Pernyataan lain
yang berlaku.
Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan atau kerugian


yang timbul pada saat
pengakuan awal aset
biologis pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual
dan dari perubahan nilai
wajar dikurangi biaya untuk
menjual aset biologis
laba rugi pada periode
dimana keuntungan atau
kerugian tersebut terjadi.

Keuntungan atau kerugian


yang timbul pada saat
pengakuan awal produk
agrikultur pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual
Ketidakmampuan Mengukur Nilai Wajar Andal

• Terdapat asumsi bahwa nilai wajar aset biologis dapat diukur secara
andal.
• Asumsi tersebut dapat dibantah hanya pada saat pengakuan awal
aset biologis yang harga kuotasi pasarnya tidak tersedia dan
alternatif pengukuran nilai wajarnya secara jelas tidak dapat
diandalkan.
• Dalam kasus tersebut, aset biologis tersebut diukur pada biaya
perolehannya dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi
kerugian penurunan nilai.
• Ketika nilai wajar aset biologis tersebut dapat diukur secara andal,
entitas mengukur aset biologis tersebut pada nilai wajarnya dikurangi
biaya untuk menjual.
• Ketika aset biologis tidak lancar memenuhi kriteria sebagai dimiliki
untuk dijual, maka diasumsikan bahwa nilai wajar dapat diukur
secara andal.
Pengungkapan

Keuntungan atau kerugian yang timbul selama periode:


pengakuan awal aset biologis dan produk agrikultur, dan dari
perubahan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset
biologis.

Entitas mendeskripsikan setiap kelompok aset biologis.

Jika tidak diungkapkan dalam informasi yang dipublikasikan


dengan laporan keuangan, maka entitas mendeskripsikan:

• sifat aktivitasnya yang melibatkan setiap kelompok aset biologis;


dan
• ukuran atau estimasi nonkeuangan dari kuantitas spesifik:
• setiap kelompok aset biologis milik entitas pada akhir periode;
dan
• keluaran produk agrikultur selama periode tersebut.
Pengungkapan

keberadaan dan jumlah tercatat aset biologis yang


kepemilikannya dibatasi, dan jumlah tercatat aset
biologis yang dijaminkan untuk liabilitas;

jumlah komitmen untuk pengembangan atau akuisisi


aset biologis; dan

strategi manajemen risiko keuangan yang terkait


dengan aktivitas agrikultur.
Pengungkapan

Entitas menyajikan rekonsiliasi perubahan jumlah


tercatat aset biologis antara awal dan akhir periode
berjalan.

• keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar


dikurangi biaya untuk menjual;
• kenaikan karena pembelian;
• penurunan yang diatribusikan pada penjualan dan aset biologis
yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan
PSAK 58;
• penurunan karena panen;
• kenaikan yang dihasilkan dari kombinasi bisnis;
• selisih kurs neto yang timbul dari penjabaran laporan keuangan ke
mata uang penyajian yang berbeda, dan penjabaran dari kegiatan
usaha luar negeri ke mata uang penyajian entitas pelapor; dan
• perubahan lain.
Pengungkapan Tambahan
Nilai wajar tidak dapat diukur secara andal

deskripsi dari aset biologis tersebut;

penjelasan tentang mengapa alasan nilai wajar tidak


dapat diukur secara andal;
jika memungkinkan, rentang estimasi dimana nilai wajar
kemungkinan besar berada;

metode penyusutan yang digunakan;

umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; dan

jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan


(digabungkan dengan akumulasi kerugian penurunan
nilai) pada awal dan akhir periode.
Pengungkapan Tambahan
Nilai wajar tidak dapat diukur secara andal

keuntungan atau kerugian yang diakui atas pelepasan aset


biologis tersebut dan rekonsiliasi yang mengungkapkan
jumlah berikut dalam laba rugi terkait dengan aset biologis
tersebut:
• kerugian penurunan nilai;
• pembalikan rugi penurunan nilai; dan
• penyusutan.

menjadi dapat diukur secara andal selama periode berjalan,


maka entitas mengungkapkan:
• deskripsi dari aset biologis tersebut;
• penjelasan tentang mengapa nilai wajar dapat diukur secara
andal; dan
• dampak dari perubahan tersebut.
Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi

• Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan tahunan yang


dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018.
– Penerapan dini dianjurkan. Jika entitas menerapkan Pernyataan ini
untuk periode yang dimulai sebelum tanggal 1 Januari 2018, maka
entitas mengungkapkan fakta tersebut.
• Pernyataan ini tidak menetapkan ketentuan transisi tertentu.
Penerapan Pernyataan ini dicatat sesuai dengan PSAK 25:
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan.

399
Laporan Posisi Keuangan

31 Des 2011 31 Des 2010


Neraca US$ US$
Aset Lancar
Kas dan setara kas 10.000 10.000
Piutang 88.000 65.000
Persediaan 82.950 70.650
Total aset lancar 180.950 145.650

Aset tidak lancar


Ternak sapi perah - belum menghasilkan1) 52.060 47.730
Ternahl isiSapi ternak Susu - menghasilkan
1) 372.990 411.840
Sub-total aset biologis 425.050 459.570
Properti, pabrik, dan peralatan 1.462.650 1.409.800
Total aset tidak lancar 1.887.700 1.869.370
Total aset 2.068.650 2.015.020
[1] Sebuah entitas dianjurkan, tetapi tidak diharuskan, untuk memberikan gambaran
yang dapat dikuantifikasi untuk setiap kelompok aset biologis, membedakan antara aset
biologis yang dapat dikonsumsi dan tidak dapat dikonsumsi atau antara aset biologis
yang menghasilkan dan belum menghasilkan, yang sesuai. Entitas mengungkapkan
dasar untuk membuat setiap perbedaan tersebut.
400
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

Nilai wajar susu yang diproduksi 518.240


Keuntungan yang timbul dari perubahan nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual ternak sapi perah 39.930
558.170

Persediaan yang digunakan (137.523)


Biaya pegawai (127.283)
Beban penyusutan (15.250)
Beban operasi lainnya (197.092)
(477.148)
Laba operasi 81.022

Pajak penghasilan (43.194)


Laba komprehensif tahun berjalan 37.828

401
Laporan Arus Kas

Arus kas dari aktivitas Operasi

• Penerimaan kas dari penjualan susu 498.027

• Penerimaan kas dari penjualan ternak sapi perah 97.913

• Pembayaran kas untuk perlengkapan dan karyawan (460.831)

• Pembayaran kas untuk pembelian sapi perah (23.815)

111.294

402
Pengungkapan

Operasi dan kegiatan utama


Peternakan Sapi Perah XYZ ('Perusahaan') bergerak dalam
produksi susu untuk dipasok kepada berbagai pelanggan. Pada
tanggal 31 Desember 20X1, entitas memiliki 419 ekor sapi yang
mampu menghasilkan susu (mature assets) dan 137 sapi muda
yang dipelihara untuk dapat menghasilkan susu di masa depan
(immature assets). Perusahaan menghasilkan 157.584kg susu
dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual sebesar
518.240 (pada saat pemerahan) pada tahun yang berakhir 31
Desember 20X1.

403
Pengungkapan

Kebijakan Akuntansi
Hewan ternak dan susu
Hewan ternak diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual. Nilai wajar hewan ternak didasarkan pada harga
kuotasian hewan ternak dengan usia, jenis, dan keunggulan
genetik yang serupa dalam pasar utama (atau pasar paling
menguntungkan) untuk hewan ternak tersebut. Pengukuran awal
susu dilakukan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
pada saat pemerahan. Nilai wajar susu didasarkan pada harga
kuotasian di area lokal dalam pasar utama (atau pasar paling
menguntungkan).

404
Pengungkapan

Aset biologis
Rekonsiliasi nilai tercatat ternak sapi perah 20X1
Jumlah tercatat per 1 Januari 20X1 459.570
Kenaikan karena pembelian 26.250
Keuntungan yang timbul dari perubahan nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual yang diatribusikan ke perubahan fisik(a) 15.350
Keuntungan yang timbul dari perubahan nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual yang diatribusikan ke perubahan harga(a) 24.580
Penurunan karena penjualan (100.700)
Jumlah tercatat per 31 Desember 20X1 425.050

(a) Pemisahan kenaikan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual antara bagian yang
diatribusikan ke perubahan fi sik dan bagian yang diatribusikan ke perubahan harga
dianjurkan, tetapi tidak disyaratkan oleh Pernyataan ini.

405
Pengungkapan

Strategi manajemen risiko keuangan


• Perusahaan terekspos pada risiko keuangan yang timbul dari
perubahan harga susu. Perusahaan tidak mengantisipasi
bahwa harga susu akan menurun secara signifi kan di masa
depan, oleh karena itu, tidak menyepakati suatu kontrak
derivatif atau kontrak lain untuk mengelola risiko penurunan
harga susu. Perusahaan melakukan telaah atas prospek harga
susu secara teratur dalam mempertimbangkan kebutuhan
manajemen risiko keuangan yang aktif.

406
Ilustrasi : Perubahan Fisik dan Harga

Pemisahan perubahan fisik dan harga dianjurkan tetapi tidak


diharuskan dalam PSAK 69
Sekumpulan 10 hewan berusia 2 tahun dimiliki pada tanggal 1 Januari 20X1. Satu
hewan berusia 2,5 tahun dibeli pada tanggal 1 Juli 20X1 senilai 108, dan satu hewan
lahir pada tanggal 1 Juli 20X1. Tidak ada hewan yang dijual atau dilepaskan selama
periode tersebut. Nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual per unit hewan
adalah sebagai berikut:

Hewan yang berumur 2 tahun pada 1 Januari 20X1 100


Hewan yang baru lahir pada 1 Juli 20X1 70
Hewan yang berumur 2,5 tahun pada 1 Juli 20X1 108
Hewan yang baru lahir pada 31 December 20X1 72
Hewan yang berumur 0,5 tahun pada 31 December
20X1 80
Hewan yang berumur 2 tahun pada 31 December 20X1 105
Hewan yang berumur 2,5 tahun pada 31 December 20X1 111
Hewan yang berumur 3 tahun pada 31 December 20X1 120

407
Ilustrasi : Perubahan Fisik dan Harga)

Nilai wajar dikurangi biaya penjualan pada 1 Januari 2011 (10 x 100) 1000
Pembelian pada 1 July 20X1 (1 x 108) 108
Peningkatan nilai wajar dikurangi estimasi biaya penjualan akibat
perubahan harga:
10 × (105 – 100) 50
1 × (111 – 108) 3
1 × (72 – 70) 2 55
Peningkatan nilai wajar dikurangi estimasi biaya penjualan akibat
perubahan fisik:
10 × (120 – 105) 150
1 × (120 – 111) 9
1 × (80 – 72) 8
1 × 70 70 237
Nilai wajar dikurangi biaya penjualan pada 31 December 2011
11 × 120 1320
1 × 80 80 1400

408
Ilustrasi

• Sebanyak lima hewan yang berumur empat tahun dibeli pada 1 Januari 2007.
Pada 1 Juli 2007, hewan berumur 4,5 tahun juga dibeli. Berikut nilai wajar
dikurangi estimasi biaya penjualan:
– Hewan yang berumur 4 tahun pada 1 Januari 2007 200
– Hewan yang berumur 4,5 tahun pada 1 Juli 2007 212
– Hewan yang berumur 5 tahun pada 31 December 2007 230
• Pergerakan dalam nilai wajar dikurangi biaya penjualan dari hewan-
hewan tersebut dapat direkonsiliasi sebagai berikut:
– Pada 1 Januari 2007 (5 x CU200) 1,000
– Pembelian 212
– Perubahan nilai wajar (the balancing figure) 168
– Pada 31 Desember 2007 (6 x CU230) 1,380

409
Ilustrasi Jurnal 1

Keterangan Debit Kredit


Entitas mengeluarkan biaya untuk kegiatan penanaman padi sebesar 60.000.000
Beban operasi 60.000.000
Kas 60.000.000
Entitas menjual padi dengan harga 120.000.000
Kas 120.000.000
Penjualan 120.000.000
Pada 31 Desember ada padi yang belum di panen di sawah dinilai sebesar 30.000.000
Aset biologis* 30.000.000
Pendapatan* 30.000.000
Untuk mempermudah pencatatan jurnal ini akan dibalik di awal periode
sehingga entitas dapat konsisten mencatat pendapatan pada saat penjualan.
Tapi karena ada pendapatan debit 30.000.000 maka pengakuan pendapatan
tetap sesuai PSAK

410
Ilustrasi Jurnal 2a
Keterangan Debit Kredit
Entitas mengeluarkan biaya untuk kegiatan membeli dan memelihara ternak 100.000.000

Aset biologis 100.000.000

Kas 100.000.000

Pada 31 Desember nilai aset biologis 130.000.000


Aset biologis 30.000.000
Pendapatan (kenaikan nilai aset biologis) 30.000.000
Pada Jan – Feb Maret 20X2 biaya yang dikeluarkan 40.000.000
Aset biologis 40.000.000
Kas 40.000.000

411
Ilustrasi Jurnal 2a

Keterangan Debit Kredit


Pada 1 Maret 20X2 aset biologis dijual dengan harga 200.000.000

Kas 200.000.000
Penjualan 200.000.000
Mencatat harga pokok penjualan 130.000.000 + 40.000.000 = 170.000.000
Harga pokok penjualan 170.000.000
Aset biologis 170.000.000
Mencatat biya penjualan sebesar 10.000.000
Beban penjualan 10.000.000
Kas 10.000.000
Laba pada 20X2 sebesar 20.000.000 = 200.000.000 – 170.000.000-10.000.000

412
Ilustrasi Jurnal 2b
Keterangan Debit Kredit
Entitas mengeluarkan biaya untuk kegiatan membeli dan memelihara ternak 100.000.000

Beban operasi 100.000.000


Kas 100.000.000
Pada 31 Desember nilai aset biologis 130.000.000
Aset biologis 130.000.000
Pendapatan (kenaikan nilai aset biologis) 130.000.000
Pada Jan – Feb Maret 20X2 biaya yang dikeluarkan 40.000.000
Beban operasi 40.000.000
Kas 40.000.000
Untuk menjaga konsistensi mencatat jurnal pada 31 Desember dibalik
Ilustrasi Jurnal 2b
Keterangan Debit Kredit
Pada Jan – Feb Maret 20X2 biaya yang dikeluarkan 40.000.000

Beban operasi 40.000.000


Kas 40.000.000
Pada 1 Maret 20X2 aset biologis dijual dengan harga 200.000.000
Kas 200.000.000
Pendapatan 200.000.000
Mencatat biaya penjualan sebesar 10.000.000
Beban penjualan 10.000.000
Kas 10.000.000
Laba pada 20X2 sebesar 200.000.000 – jurnal balik 130.000.000 = 70.000.000
Dikurangi biaya penjualan dan biaya operasi 20X2= 40.000.000 + 10.000.000 =50.000.000
Laba operasi 70.000.000 – 50.000.000 = 20.000.000

414
Ilustrasi Jurnal 3
Keterangan Debit Kredit
Entitas pada 31 Desember 20X1 memiliki aset biologis berupa buah yang
belum dipanen yang menempel pada tanaman produktif senilai 50.000.000
Aset biologis* 50.000.000
Pendapatan (kenaikan nilai aset biologis ) 50.000.000
Untuk mempermudah pencatatan dibuat jurnal balik pada 1 Jan 20X2
Pendapatan (kenaikan nilai aset biologis) 50.000.000
Aset biologis 50.000.000
Entitas mengeluarkan biaya untuk melanjutkan pemeliharan tanaman produktif
senilai 70.000.000 selama Jan-Feb 20X2
Biaya operasi 70.000.000
Kas 70.000.000

415
Ilustrasi Jurnal 2

Keterangan Debit Kredit


Entitas pada 2 Maret 20X2 menjual produk agriculture dengan harga 100.000.000,

Kas 150.000.000
Pendapatan 150.000.000

Biaya penjualan yang dikeluarkan sebesar 10.000.000


Beban penjualan 10.000.000
Kas 10.000.000
Walaupun diakui penjualan sebesar 150.000.000 namun karena telah dibuat jurnal balik
pada 1 Jan 20X2, maka penghasilan yang diperoleh pada 20X2 adalah
150.000.000 – 50.000.000 = 100.000.000
Dikurangi biaya operasi dan pemasaran 70.000.000 + 10.000.000
Sehingga laba operasi sebesar 20.000.000

416
Ilustrasi

• Entitas melakukan pembelian dan pengeluaran biaya untuk kegiatan


penamanan dan pemeliharaan padi dan jagung:
Beban operasi 500.000
Kas500.000
• Entitas menjual produk
Kas 1.000.000
Penjualan 1.000.000
• Pada tanggal pelaporan terdapat tanaman yang belum dipanen
Aset biologis 300.000
Pendapatan dari kenaikan nilai 300.000
• Jurnal balik
Pendapatan dari kenaikan nilai 300.000
Aset biologis300.000
• Pada tahun berikutnya tanaman yang masih ada di 31 Desember dijual :
Kas 800.000
Penjualan 800.000
• Pendapatan di tahun ini hanya 500.000 karena yagn 300.000 telah diakui pada
tahun sebelumnya.

417
PSAK 70
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang
Timbul dari Pengampunan Pajak

Tujuan perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas yang


timbul dari pengampunan pajak sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2016.

Berlaku untuk Entitas yang menggunakan PSAK dan SAK


ETAP

Entitas memilih Kebijakan Akuntansi :


• Mengikuti standar akuntansi yang berlaku, PSAK 25 Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Estimasi dan Kesalahan
(Bab 9.3 SAK ETAP)  koreksi atas saldo laba dan penyajian
kembali (restatement).
• Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset dan
liabilitas sebesar jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat
Keterangan Pengampunan Pajak.
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang
Timbul dari Pengampunan Pajak

Pengakuan
• Pengakuan atas item yang disyaratkan SAK dan tidak mengakui jika
tidak memenuhi SAK
• Pengakuan saat diterbitkan surat keterangan

Pengukuran pada Pengakuan Awal


• PSAK 25  nilai perolehan aset pada saat kesalahan terjadi
• Opsi PSAK 70 - Nilai pada surat keterangan

Pengukuran setalah Pengakuan Awal


• PSAK 25 dan Opsi PSAK 70  sesuai PSAK yang berlaku
• Opsi PSAK 70  dapat melakukan pengukuran kembali aset dan
liabilitas TA, sehingga sesuai dengan PSAK  reklasifikasi ke aset
dan selisihnya diakui di tambahan modal disetor

Biaya tebusan  beban pada tahun berjalan (Surat keterangan


dikeluarkan)
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang
Timbul dari Pengampunan Pajak

Penyesuaian
• Piutang, provisi, utang terkait dengan pajak yang tidak diakui akibat
tax amnesty dihapuskan  laba rugi

Penyajian
• PSAK 25 – sesuai klasifikasi aset
• Opsi PSAK 70  Aset pengampunan pajak sesuai karakteristik aset
Aset lancar atau tidak lancar / liabilitas jangka pendek / jangka
panjang
• Jika tidak dapat diklasifikasikan  Aset Lancar dan Liabilitas jangka
panjang
• Reklasifikasi jika dilakukan pengukuran kembali sesuai dengan
SAK

Pengungkapan
• Tanggal surat keterangan
• Nilai yang diakui dalam Surat Keterangan
Contoh 1

• Entitas melakukan pengampunan pajak dengan


melaporkan aset pajak berupa:
– tanah 5 miliar
– Bangunan 10 miliar
• Nilai total aset perusahaan 30.000 miliar; penjualan 40.000 miliar dan
ekuitas sebesar 1.500 miliar
• Nilai pengampunan pajak total 15 miliar atau 1% dianggap tidak
material maka entitas tidak menerapkan ketentuan dalam PSAK 70.
• Entitas mengakui beban uang tebusan.
• Mengakui aset tersebut sebagai aset tetap dan mencatatnya sesuai
dengan nilai wajar yang dilaporkan. Konsekuensinya dapat diakui
sebagai komponen laba rugi.
Contoh 2
• Entitas melakukan pengampunan pajak dengan
melaporkan aset pajak berupa:
– tanah 50 miliar
– Bangunan 100 miliar
• Nilai tersebut material dari keseluruhan aset entitas.
• Diketahui tanah dan bangunan tersebut diperoleh awal tahun 2010
dengan harga 30miliar dan 80miliar. Uang tebusan yang dibayar
sebesar 3miliar.
• Beban akan diakui sebesar 3miliar
• Jika mengikuti PSAK 25 maka akan diakui nilai tanah sebesar
30miliar dan nilai bangunan sebesar 80miliar. Akumulasi depresiasi
dihitung sd 2015 (misl 40 tahun) = 80/40 *6= 12. Selisih akan diakui
dalam saldo laba. Laporan keuangan tahun 2014 dan 2015 disajikan
kembali.
Tanah 30
Bangunan 80
Akumulasi depresiasi 12
Saldo laba 98
Contoh 3

• Jika mengambil opsi khusus maka Entitas akan mengakui aset saat
terbit surat keterangan sebesar:
Aset TA - Tanah 50
Aset TA - Bangunan 100
Tambahan modal disetor 150
Beban pengampunan 3
Kas 3
Jika pada Desember 2016 entitas menilai kembali ternyata nilainya 60
dan 120 maka akan dibuat jurnal penyesuaian dan dilakukan
reklasifikasi.
Tanah 60
Bangunan 120
Aset TA - Tanah 50
Aset TA - Bangunan 100
Tambahan modal disetor 30
Jika penilaian kembali dilakukan 2017 maka laporan keuangan 2016
disajikan kembali dan dilakukan reklasifikasi.
PSAK 71
Ringkasan Perubahan
PSAK 71 Instrumen Keuangan

• Menggantikan PSAK 55
• Direncanakan Efektif 1 Januari 2020
Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen keuangan.
• Klasifikasi amortized cost dan fair value
• Amortized cost jika memenuhi tes bisnis model (tujuan
entitas untuk memperoleh arus kas yang diperjanjikan dan
arus kas (dari pembayaran pokok dan bunga atas pokok)
• Perubahan klasifikasi boleh jika terjadi perubahan bisnis
model

Menggunakan expected losses dalam perhitungan penurunan


nilai aset keuangan

Memperbaiki model akuntansi hedging


PSAK 71 Instrumen Keuangan

• Perubahan format mengikuti IFRS:


– Bab 1 Tujuan
– Bab 2 Ruang Lingkup
– Bab 3 Pengakuan dan Penghentian Pengakuan
– Bab 4 Klasifikasi
– Bab 5 Pengukuran
– Bab 6 Akuntansi Lindung Nilai
– Tanggal efektif dan ketentuan transisi
• Tanggal efektif 1 Januari 2019
• Perbedaan dengan IAS
– Acuan Amandemen IFRS 3 Business Combinations, IFRS 15
Revenue from Contract with Customer, IFRS 16 Leases tidak
dilakukan karena belum diadopsi
– Ketentuan transisi
PSAK 71 Instrumen Keuangan

• PSAK 71 merupakan adopsi dari IFRS 9 Financial Instruments yang


dikeluarkan per 1 Januari 2016 yang efektif 1 Januari 2018.
• PSAK 71 mengatur perubahan: klasifikasi dan pengukuran, penurunan
nilai, dan akuntansi lindung nilai.
• Meskipun PSAK 71 akan menggantikan PSAK 55, PSAK 71 ini belum
mengganti seluruh ketentuan dan persyaratan yang ada di PSAK 55. Untuk
sementara waktu, hingga proyek macro hedging selesai dilakukan oleh IASB,
PSAK 71 memperkenankan entitas untuk memilih menerapkan model
akuntansi lindung nilai sesuai PSAK 71 atau PSAK 55 secara keseluruhan,
PSAK 71 juga memberikan tambahan opsi kebijakan akuntansi untuk
menerapkan PSAK 55 untuk macro hedging jika entitas menerapkan PSAK
71.
Amandemen terhadap PSAK Lain.
• Penerbitan PSAK 71 mengakibatkan amandemen terhadap PSAK lain.

Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi


• PSAK 71 berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau
setelah 1 Januari 2020. Penerapan dini diperkenankan.
PSAK 71 Instrumen Keuangan
Klasifikasi dan Pengukuran

Klasifikasi dan Pengukuran


• Klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan kini tidak lagi berdasarkan
intensi manajemen untuk menjual atau memiliki instrumen keuangan hingga
jatuh tempo. PSAK 71 memperkenalkan pengaturan klasifikasi dan pengukuran
instrumen keuangan berdasarkan karakteristik kontraktual arus kas dan bisnis
model entitas.
• Jika aset keuangan merupakan instrumen utang sederhana dan tujuan model
bisnis entitas adalah untuk mendapatkan arus kas kontraktual, aset keuangan
tersebut diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Sebaliknya, jika aset
keuangan dimiliki dengan tujuan model bisnis untuk memperoleh arus kas
kontraktual dan untuk diperdagangkan, aset keuangan tersebut diukur pada nilai
wajar dan disajikan dalam laporan posisi keuangan, sedangkan informasi biaya
perolehan diamortisasi disajikan dalam laporan laba rugi (fair value through
other comperhensive income – FVOCI). Jika model bisnis suatu aset keuangan
bukan merupakan kedua model tersebut, maka informasi nilai wajar menjadi
sangat penting, oleh karena itu informasi nilai wajar diungkapkan dalam laporan
posisi keuangan dan laporan laba rugi (fair value through profit or loss –
FVTPL).
PSAK 71 Instrumen Keuangan
Penurunan Nilai dan Hedging

Penurunan Nilai
• PSAK 71 merupakan sebuah terobosan besar dalam peningkatan
kualitas pelaporan keuangan terkait pengakuan penurunan nilai
instrumen keuangan sehingga informasi yang dihasilkan lebih tepat
waktu, relevan dan dapat dipahami oleh pengguna laporan
keuangan.

Akuntansi Lindung Nilai


• PSAK 71 memberikan perubahan signifikan terkait persyaratan
akuntansi lindung nilai sehingga laporan keuangan akan
mencerminkan manajemen risiko entitas lebih baik dibandingkan
standar akuntansi sebelumnya yaitu PSAK 55.
• Menurut PSAK 55, hubungan lindung nilai dapat dianggap efektif jika
memenuhi persyaratan tes efektivitas 80-125%. Berbeda dengan
PSAK 55, PSAK 71 menghilangkan persyaratan tes efektivitas
tersebut dan memperkenalkan persyaratan yang lebih umum
berdasarkan pertimbangan manajemen.
PSAK 72
PSAK 72

Pendahuluan
• tujuan dan ruang lingkup

Pengakuan
• Identifikasi kontrak, kombinasi kontrak, modifikasi kontrak,
identifikasi dan penyelesaian kewajiban

Pengukuran
• Menentukan, mengalokasikan harga transaksi, perubahan

Biaya Kontrak
• Biaya incremental, pemenuhan kontrak, amortisasi dan
penurunan nilai

Penyajian
Pengungkapan
PSAK 72

Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan ;

Mengindentifikasi kewajiban pelaksanaan;

Menentukan harga transaksi;

Mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban


pelaksanaan;

Mengakui pendapatan ketika (pada saat) entitas


telah menyelesaikan kewajiban pelaksanaan.
Pokok Perubahan

Pengakuan
• Indentifikasi kontrak
• Kombinasi kontrak
• Modifikasi kontrak
• Identifikasi kewajiban pelaksanaan
• Penyelesaian kewajiban pelaksanaan

Pengukuran
• Menentukan harga transfer
• Mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban
pelaksanaan

Penyajian dan Pengungkapan


Tujuan

• Menetapkan prinsip tentang sifat, jumlah, waktu, dan


ketidakpastian pendapatan dan arus kas yang timbul dari
kontrak dengan pelanggan.
• Pencapaian tujuan
– Mengakui pendapatan untuk menggambarkan pengalihan barang
atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan
– Mempertimbangkan syarat kontrak serta seluruh fakta dan keadaan
yang relevan
– Untuk kontrak individual dan portfolio kontrak

435
Pengakuan

Indentifikasi kontrak

Kombinasi kontrak

Modifikasi kontrak

Identifikasi kewajiban pelaksanaan

Penyelesaian kewajiban pelaksanaan

436
Mengidentifikan Kontrak

Entitas mencatat kontrak dgn pelanggan hanya jika seluruh kriteria berikut
terpenuhi:
a) para pihak dalam kontrak telah menyetujui kontrak (secara tertulis, lisan
atau sesuai dengan praktik bisnis pada umumnya) dan berkomitmen untuk
melaksanakan kewajiban mereka masing-masing;
b) entitas dapat mengidentifikasi hak setiap pihak mengenai barang atau jasa
yang akan dialihkan;
c) entitas dapat mengidentifikasi jangka waktu pembayaran barang atau jasa
yang akan dialihkan;
d) kontrak memiliki substansi komersial (yaitu risiko, waktu, atau jumlah arus
kas masa depan entitas diperkirakan berubah sebagai akibat dari kontrak);
dan
e) kemungkinan besar entitas akan menagih imbalan yang akan menjadi
haknya dalam pertukaran barang atau jasa yang akan dialihkan ke
pelanggan.
Entitas hanya mempertimbangkan kemampuan dan intensi pelanggan untuk
membayar jumlah imbalan ketika jatuh tempo. Jumlah imbalan yang akan menjadi
hak entitas mungkin lebih kecil dari jumlah yang tercatat dalam kontrak jika imbalan
bersifat variabel karena entitas dapat menawarkan suatu konsesi harga kepada
pelanggan (lihat paragraf 52).

437
Kombinasi Kontrak

• Entitas mengombinasikan dua atau lebih kontrak yang


disepakati dan mencatat kontrak tersebut sebagai kontrak
tunggal jika satu atau lebih kriteria berikut terpenuhi:
a. kontrak dinegosiasikan sebagai satu paket dengan tujuan
komersial tunggal;
b. jumlah imbalan yang dibayarkan dalam satu kontrak bergantung
pada harga atau pelaksanaan dari kontrak lain; atau
c. barang atau jasa yang dijanjikan dalam kontrak (atau beberapa
barang atau jasa yang dijanjikan dalam setiap kontrak)
merupakan kewajiban pelaksanaan tunggal sesuai dengan
paragraf 22-30.

438
Modifikasi Kontrak

• Modifikasi kontrak adalah perubahan dalam ruang lingkup


atau harga kontrak (atau keduanya) yang disetujui oleh
para pihak dalam kontrak.
• Entitas mencatat sebagai kontrak terpisah jika kondisi
berikut terpenuhi:
– ruang lingkup kontrak meningkat karena penambahan barang atau
jasa yang dijanjikan bersifat dapat dibedakan (distinct) (sesuai
dengan paragraf 26-30); dan
– harga kontrak meningkat oleh sejumlah imbalan yang
mencerminkan harga jual berdiri sendiri (stand-alone selling prices)
entitas atas penambahan barang atau jasa yang dijanjikan dan
penyesuaian yang tepat terhadap harga yang mencerminkan
keadaan kontrak tertentu.
Modifikasi Kontrak

• Jika modifikasi kontrak tidak dicatat sebagai kontrak terpisah, maka entitas mencatat
barang atau jasa yang dijanjikan yang belum dialihkan pada tanggal modifikasi kontrak
dengan cara manapun di bawah ini yang dapat diterapkan:
– Entitas mencatat modifikasi kontrak seolah-olah modifikasi kontrak tersebut
merupakan penghentian kontrak yang ada dan menciptakan kontrak baru, jika sisa
barang atau jasa bersifat dapat dibedakan dari barang atau jasa yang dialihkan
pada atau sebelum tanggal modifikasi kontrak. Jumlah imbalan yang dialokasikan
pada sisa kewajiban pelaksanaan (atau pada sisa barang atau jasa yang bersifat
dapat dibedakan dalam kewajiban pelaksanaan tunggal yang diidentifikasikan
sesuai dengan paragraf 22(b)) adalah jumlah dari:
• (i) imbalan yang dijanjikan oleh pelanggan (termasuk jumlah yang telah
diterima dari pelanggan) yang tercakup dalam estimasi harga transaksi dan
yang belum diakui sebagai pendapatan; dan
• (ii) imbalan yang dijanjikan sebagai bagian dari modifikasikontrak.
Mengidentifikan Kewajiban Pelaksanaan

• Pada awal kontrak, entitas menilai barang atau jasa yang


dijanjikan dalam kontrak dengan pelanggan dan
mengidentifikasi sebagai kewajiban pelaksanaan setiap janji
untuk mengalihkan kepada pelanggan baik:
a) suatu barang atau jasa (atau sepaket barang atau jasa)
yang bersifat dapat dibedakan; atau
b) serangkaian barang atau jasa yang bersifat dapat
dibedakan yang secara substansial sama dan memiliki
pola pengalihan yang sama kepada pelanggan (lihat
paragraf 23).

441
Mengidentifikasi Kewajiban Pelaksanaan

Janji kontrak dengan pelanggan

• Kontrak umumnya secara eksplisit menyatakan barang


atau jasa yang dijanjikan untuk dialihkan kepada
pelanggan.
• Akan tetapi, kewajiban pelaksanaan tidak terbatas pada
barang atau jasa yang secara eksplisit dinyatakan dalam
kontrak.

Barang atau jasa Bersifat dapat Dibedakan

• Penjualan barang yang diproduksi; yang dibeli


• Pelaksanaan tugas
• Penyediaan jasa; jasa pengaturan
• Pembaian hak kepada barang dan jasa
Barang atau Jasa Bersifat dapat Dibedakan

• Barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan bersifat dapat


• dibedakan jika kedua kriteria berikut terpenuhi:
a. pelanggan memperoleh manfaat dari barang atau jasa baik
barang atau jasa itu sendiri atau bersama dengan sumber daya
lain yang siap tersedia kepada pelanggan (yaitu barang atau jasa
yang bersifat dapat dibedakan); dan
b. janji entitas untuk mengalihkan barang atau jasa kepada
pelanggan dapat diidentifikasi secara terpisah dari janji lain dalam
kontrak (yaitu janji untuk mengalihkan barang atau jasa yang
bersifat dapat dibedakan dalam konteks kontrak tersebut).
Jika barang atau jasa yang dijanjikan bersifat tidak dapat dibedakan,
entitas mengombinasikan barang atau jasa dengan barang atau jasa
lain yang dijanjikan sampai entitas mengidentifikasi sepaket barang
atau jasa tersebut bersifat dapat dibedakan.
Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan

Kewajiban Pelaksanaan yang Diselesaikan pada


Waktu Tertentu

Kewajiban Pelaksanaan yang Diselesaikan pada


Waktu Tertentu

Pengukuran Kemajuan terhadap Penyelesaian


Kewajiban Pelaksanaan secara penuh

• Metode Pengukuran Kemajuan


• Pengukuran Kemajuan yang Rasional
Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan

• Entitas mengakui pendapatan ketika (atau selama) entitas


menyelesaikan kewajiban pelaksanaan dengan
mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan (yaitu aset)
kepada pelanggan. Aset dialihkan ketika (atau selama)
pelanggan memperoleh pengendalian atas aset.
• Pada awal kontrak entitas menentukan apakah entitas
menyelesaikan kewajiban pelaksanaan sepanjang waktu
(sesuai dengan paragraf 35-37) atau menyelesaikan
kewajiban pelaksanaan pada suatu waktu tertentu (sesuai
dengan paragraf 38).
Kewajiban Pelaksanaan yang Diselesaikan Sepanjang Waktu
(Performance Obligation Over Time)

• Entitas mengalihkan pengendalian barang atau jasa sepanjang waktu


dan, oleh karena itu, menyelesaikan kewajiban pelaksanaan dan
mengakui pendapatan sepanjang waktu, jika satu dari kriteria berikut
terpenuhi:
a. pelanggan secara simultan menerima dan mengonsumsi manfaat
yang disediakan oleh kinerja entitas saat entitas melaksanakan
kewajiban pelaksanaannya tersebut (lihat paragraf PP03-PP04);
b. kinerja entitas menciptakan atau meningkatkan aset (sebagai
contoh, pekerjaan dalam proses) yang dikendalikan pelanggan
sebagai aset yang diciptakan atau ditingkatkan (lihat paragraph
PP05); atau
c. kinerja entitas tidak menciptakan suatu aset dengan penggunaan
alternatif terhadap entitas (lihat paragraf 36) dan entitas memiliki
hak yang dapat dipaksakan untuk pembayaran kinerja yang
Kewajiban Pelaksanaan yang Diselesaikan Pada Waktu Tertentu
(Performance Obligation At a Point In Time)

• Jika kewajiban pelaksanaan tidak diselesaikan sepanjang waktu sesuai dengan paragraf 35-
37, maka entitas menyelesaikan kewajiban pelaksanaan pada waktu tertentu.
• Untuk menentukan waktu tertentu dimana pelanggan memperoleh pengendalian atas aset
yang dijanjikan dan entitas menyelesaikan kewajiban pelaksanaan, entitas
mempertimbangkan persyaratan pengendalian dalam paragraf 31-34.
• Sebagai tambahan, entitas mempertimbangkan indikator pengalihan pengendalian, yang
mencakup, tetapi tidak terbatas pada, hal berikut:

a. Entitas memiliki hak kini atas pembayaran aset


b. Pelanggan memiliki memiliki hak kepemilikan legal
atas aset
c. Entitas telah mengalihkan kepemilikan fisik atas aset
d. Pelanggan memiliki risiko dan manfaat signifikan atas
kepemilikan aset
e. Pelanggan telah menerima aset
Pengukuran

Menentukan harga transaksi


• Imbalan Variabel
• Liabilitas Pengemalian
• Estimasi Pematasan Imbalan Variabel
• Penentuan kembali Imbalan Variabel
• Keberadaan Komponan Pendanaan Signifikan dalam
Kontrak
• Imbalan Non Kas
• Uang Imbalan kepada Pelanggan
Mengalokasikan harga transaksi terhadap
kewajiban Pelaksanaan

Perubahan dalam Harga Transaksi


Menentukan Harga Transaksi

• Ketika (atau selama) kewajiban pelaksanaan diselesaikan, entitas


mengakui pendapatan atas sejumlah harga transaksi (yang tidak
termasuk estimasi atas imbalan variabel yang dibatasi sesuai dengan
paragraf 56-58) yang dialokasikan terhadap kewajiban pelaksanaan.
Menentukan Harga Transaksi
• Entitas mempertimbangkan syarat kontrak dan praktik bisnis umum
entitas untuk menentukan harga transaksi. Harga transaksi adalah
jumlah imbalan yang diperkirakan menjadi hak entitas dalam
pertukaran untuk mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan
kepada pelanggan, tidak termasuk jumlah yang ditagih atas nama
pihak ketiga (sebagai contoh, beberapa pajak penjualan). Imbalan
yang dijanjikan dalam kontrak dengan pelanggan dapat mencakup
jumlah tetap, jumlah variabel, atau keduanya.
Menentukan Harga Transaksi

• Entitas mempertimbangkan syarat kontrak dan praktik bisnis umum


entitas untuk menentukan harga transaksi. Sifat, waktu, dan jumlah
imbalan yang dijanjikan oleh pelanggan mempengaruhi estimasi harga
transaksi.
• Ketika menentukan harga transaksi, entitas mempertimbangkan
dampak dari seluruh hal berikut:
a. imbalan variabel (lihat paragraf 50-55 dan 59);
b. estimasi pembatas imbalan variabel (lihat paragraf 56-58);
c. keberadaan komponen pendanaan signifikan dalam kontrak
(lihat paragraf 60-65);
d. imbalan nonkas (lihat paragraf 66-69); dan
e. utang imbalan kepada pelanggan (lihat paragraf 70-72).
Mengalokasikan Harga Transaksi terhadap
Kewajiban Pelaksanaan

• Tujuan ketika mengalokasikan harga transaksi adalah entitas


mengalokasikan harga transaksi terhadap setiap kewajiban
pelaksanaan (atau barang atau jasa bersifat dapat dibedakan) dalam
jumlah yang menggambarkan jumlah imbalan yang diharapkan
menjadi hak entitas dalam pertukaran untuk mengalihkan barang atau
jasa yang dijanjikan kepada pelanggan.
• Untuk memenuhi tujuan alokasi, entitas mengalokasikan harga
transaksi terhadap setiap kewajiban pelaksanaan yang diidentifikasi
dalam kontrak dengan dasar harga jual berdiri sendiri relatif (relative
stand-alone selling price) sesuai dengan paragraf 76-80, kecuali diatur
khusus dalam paragraf 81-83 (untuk alokasi diskon) dan paragraf 84-
86 (untuk alokasi
Biaya Kontrak

Biaya inkremantal atas Perolehan Kontrak

Biaya Pemenuhan Kontrak

Amortisasi dan Penurunan Nilai


Penyajian

• Ketika salah satu pihak dalam kontrak telah


melaksanakan, entitas menyajikan kontrak dalam laporan
posisi keuangan sebagai aset kontrak atau liabilitas
kontrak, bergantung pada hubungan antara kinerja entitas
dan pembayaran pelanggan. Entitas menyajikan hak tanpa
syarat terhadap imbalan secara terpisah sebagai piutang.
Pengungkapan
• Tujuan persyaratan pengungkapan adalah agar entitas
mengungkapkan informasi yang cukup yang memungkinkan
pengguna laporan keuangan memahami sifat, jumlah, waktu dan
ketidakpastian pendapatan dan arus kas yang timbul dari kontrak
dengan pelanggan. Untuk mencapai tujuan tersebut, entitas
mengungkapkan informasi kualitatif dan kuantitatif tentang seluruh hal
berikut:
a. kontrak dengan pelanggan (lihat paragraf 113-122);
b. pertimbangan signifikan dan perubahan dalam pertimbangan,
yang dibuat dalam menerapkan Pernyataan ini terhadap kontrak
tersebut (lihat paragraf 123-126); dan
c. aset yang diakui dari biaya untuk memperoleh atau memenuhi
kontrak dengan pelanggan sesuai dengan paragraf 91 atau 95
(lihat paragraf 127-128).
Pengungkapan

• Kontrak dengan Pelanggan


– Pemisahan Pendapatan
– Saldo Kontrak
– Kewajiban Pelaksanaan
– Harga Transaksi yang Dialokasikan terhadap Sisa Kewajiban
Pelaksanaan
• Pertimbangan Signifikan dalam Penerapan Pernyataan
Ini
– Menentukan Waktu Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan
– Menentukan harga transaksi dan jumlah yang dialokasikan untuk
kewajiban pelaksanaan
• Aset yang Diakui dari Biaya untuk Memperoleh atau
Memenuhi Kontrak dengan Pelanggan
Tanggal Efektif

• Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun


buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2020.
Penerapan dini diperkenankan.
• Jika entitas menerapkan Pernyataan ini lebih dini, maka
entitas mengungkapkan fakta tersebut.
Ketentuan Transisi (Paragraf C02-C08)

• Entitas menerapkan Pernyataan ini menggunakan satu


dari dua metode berikut:
a. secara retrospektif untuk setiap periode pelaporan
sajian sebelumnya sesuai dengan PSAK 25:
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,
dan Kesalahan tunduk pada panduan (expedients)
dalam paragraf C05; atau
b. secara retrospektif dengan dampak kumulatif atas
penerapan secara awal Pernyataan ini diakui pada
tanggal penerapan awal sesuai dengan paragraf C07-
C08.
Pedoman Penerapan

a. Pemisahaan Pendapatan
b. kewajiban pelaksanaan diselesaikan sepanjang waktu (paragraph
PP2-PP13);
c. metode untuk mengukur kemajuan terhadap penyelesaian
kewajiban pelaksanaan secara penuh (paragraf PP14-PP19);
d. penjualan dengan hak retur (paragraf PP20-PP27);
e. garansi (paragraf PP28-PP33);
f. imbalan prinsipal dibandingkan dengan agen (paragraf PP34-PP38);
g. opsi pelanggan untuk tambahan barang atau jasa (paragraph PP39-
PP43);
h. hak pelanggan yang tidak dilaksanakan (paragraf PP44-PP47);
Pedoman Penerapan

i. biaya dibayar di muka yang tidak dapat dikembalikan


(dan beberapa biaya terkait) (paragraf PP48-PP51);
j. lisensi (paragraf PP52-PP63B);
k. perjanjian pembelian kembali (paragraf PP64-PP76)
l. pengaturan konsinyasi (paragraf PP77-PP78);
m. pengaturan bill-and-hold (paragraf PP79-PP82);
n. penerimaan pelanggan (paragraf PP83-PP86); dan
o. pengungkapan pemisahan pendapatan (paragraf PP87-
PP89).
Contoh

MENGIDENTIFIKASI KONTRAK CI02


• Contoh 1 – Kolektabilitas Imbalan
• Contoh 2 – Imbalan Bukan Berdasarkan Harga Tertulis – Konsesi
Harga Implisit
• Contoh 3 – Konsesi Harga Implisit
• Contoh 4 – Penilaian Kembali Kriteria untuk Mengidentifikasi Kontrak
MODIFIKASI KONTRAK CI18
• Contoh 5 – Modifikasi Kontrak untuk Barang
• Contoh 6 – Perubahan Harga Transaksi Setelah Modifikasi Kontrak
• Contoh 7 – Modifikasi Kontrak Jasa
• Contoh 8 – Modifikasi yang Menghasilkan Penyesuaian Catch Up
Kumulatif Terhadap Pendapatan
• Contoh 9 – Perubahan dalam Ruang Lingkup dan Harga yang Tidak
Disetujui
Contoh

MENGIDENTIFIKASI KEWAJIBAN PELAKSANAAN CI44


• Contoh 10 – Barang dan Jasa Tidak Bersifat Dapat Dibedakan
• Contoh 11 – Menentukan Apakah Barang atau Jasa Bersifat Dapat
Dibedakan
• Contoh 12 – Janji Eksplisit dan Implisit dalam Kontrak
KEWAJIBAN PELAKSANAAN YANG DISELESAIKAN SEPANJANG
WAKTU CI66
• Contoh 13 – Pelanggan Menerima dan Mengonsumsi Manfaat Secara
Simultan
• Contoh 14 – Menilai Penggunaan Alternatif dan Hak atas Pembayaran
• Contoh 15 – Aset yang Tidak Memiliki Penggunaan Alternatif Bagi
Entitas
• Contoh 16 – Hak yang Dapat Dipaksakan atas Pembayaran
Pelaksanaan yang Diselesaikan Sampai Saat Ini
• Contoh 17 – Penilaian Apakah Kewajiban Pelaksanaan Diselesaikan
Pada Waktu Tertentu atau Sepanjang Waktu
Contoh

MENGUKUR KEMAJUAN TERHADAP PENYELESAIAN KEWAJIBAN


PELAKSANAAN SECARA PENUH CI91
• Contoh 18 – Mengukur Kemajuan Ketika Membuat Barang atau Jasa
Tersedia
• Contoh 19 – Bahan Baku Belum Terpakai
IMBALAN VARIABEL CI101
• Contoh 20 – Denda Menyebabkan Kenaikan Imbalan Variabel
• Contoh 21 – Mengestimasi Imbalan Variabel
MEMBATASI ESTIMASI IMBALAN VARIABEL CI109
• Contoh 22 – Hak Pengembalian
• Contoh 23 – Konsesi Harga
• Contoh 24 – Insentif Diskon Berdasarkan Volume
• Contoh 25 – Fees Manajemen yang Bergantung pada Pembatasan

462
Contoh

• KEBERADAAN KOMPONEN KEUANGAN SIGNIFIKAN DI DALAM


KONTRAK CI134
• Contoh 26 – Komponen Keuangan Signifikan dan Hak Pengembalian
• Contoh 27 – Pembayaran Ditahan Dalam Kontrak Jangka Panjang
• Contoh 28 – Menentukan Tingkat Diskonto
• Contoh 29 – Pembayaran di Muka dan Penilaian Tingkat Diskonto
• Contoh 30 – Pembayaran di Muka
IMBALAN NONKAS CI155
• Contoh 31 – Pemberian Hak atas Imbalan Nonkas
UTANG IMBALAN KEPADA PELANGGAN CI159
• Contoh 32 – Utang Imbalan Kepada Pelanggan
Contoh

• MENGALOKASIKAN HARGA TRANSAKSI KEPADA KEWAJIBAN


PELAKSANAAN CI163
• Contoh 33 – Metodologi Alokasi
• Contoh 34 – Mengalokasikan Diskon
• Contoh 35 – Alokasi Imbalan Variabel
BIAYA KONTRAK CI188
• Contoh 36 – Biaya Inkremental dalam Memperoleh Kontrak
• Contoh 37 – Biaya yang Menyebabkan Kenaikan Aset
PENYAJIAN CI197
• Contoh 38 – Liabilitas dan Piutang Kontrak
• Contoh 39 – Aset Kontrak Diakui untuk Pelaksanaan Entitas
• Contoh 40 – Piutang Diakui atas Pelaksanaan Entitas
Contoh
PENGUNGKAPAN CI209
• Contoh 41 – Pemisahan Pendapatan – Pengungkapan Kuantitatif
• Contoh 42 – Pengungkapan Harga Transaksi yang Dialokasikan ke
Sisa Kewajiban Pelaksanaan
• GARANSI CI222
• Contoh 44 – Garansi
IMBALAN PRINSIPAL DIBANDINGKAN DENGAN IMBALAN AGEN
CI230
• Contoh 45 – Mengatur Provisi Barang atau Jasa (Entitas merupakan
Agen)
• Contoh 46 – Janji untuk Menyediakan Barang atau Jasa (Entitas
merupakan Prinsipal)
• Contoh 46A - Janji untuk Menyediakan Barang atau Jasa (Prinsipal)
• Contoh 47 – Janji untuk Menyediakan Barang atau Jasa (Prinsipal)
• Contoh 48 – Mengatur Provisi Barang atau Jasa (Entitas merupakan
Agen)
Contoh

OPSI PELANGGAN ATAS BARANG DAN JASA TAMBAHAN CI249


• Contoh 49 – Opsi yang Memberikan Pelanggan Hak Material (Voucher
Diskon)
• Contoh 50 – Opsi yang Tidak Memberikan Pelanggan Hak yang
• Bersifat Material (Tambahan Barang atau Jasa)
• Contoh 51 – Opsi yang Memberikan Pelanggan Hak Material (Opsi
Pembaharuan)
• Contoh 52 – Program Loyalitas Pelanggan
FEES DIMUKA YANG TIDAK DAPAT DIKEMBALIKAN CI271
• Contoh 53 – Fee Dimuka yang Tidak Dapat Dikembalikan
Contoh

LISENSI CI275
• Contoh 54 – Hak Menggunakan Kekayaan Intelektual
• Contoh 55 – Lisensi Kekayaan Intelektual
• Contoh 56 – Mengidentifikasi Lisensi yang Bersifat Dapat dibedakan
• Contoh 57 – Hak Waralaba
• Contoh 58 – Akses ke Lisensi Intelektual
• Contoh 59 – Hak Menggunakan Kekayaan Intelektual
• Contoh 60 – Royalti Berbasis Penjualan untuk Lisensi Kekayaan
Intelektual
• Contoh 61 – Akses Kekayaan Intelektual
PERJANJIAN JUAL BELI KEMBALI CI314
• Contoh 62 – Perjanjian Jual Beli Kembali
PENGATURAN BILL-AND-HOLD CI322
• Contoh 63 – Pengaturan Bill-and-Hold
PSAK 73
PSAK 73 SEWA

Tujuan Standar
• menetapkan prinsip pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan atas sewa dengan memperkenalkan model akuntansi
tunggal khususnya untuk penyewa.

Pokok Pengaturan

• Penyewa disyaratkan untuk mengakui aset hak-guna (right-of-use


assets) dan liabilitas sewa. Terdapat 2 pengecualian:
• sewa jangka-pendek dan
• sewa yang aset pendasarnya (underlying assets) bernilai-rendah.
• Pesewa mengklasifikasikan sewanya sebagai sewa operasi atau
sewa pembiayaan dan mencatat kedua jenis sewa tersebut secara
berbeda.
PSAK 73 SEWA

PSAK yang digantikan


• PSAK 30 Sewa
• ISAK 8 Penentuan Apakah suatu Perjanjian Mengandung
suatu Sewa
• ISAK 23 Sewa Operasi – Insentif
• ISAK 24 Evaluasi Substansi Beberapa Transaski yang
Melibatkan Bentuk Legal Sewa
• ISAK 25 Hak atas Tanah

Tanggal Efektif

• 1 Januari 2020
STRUKTUR STANDAR
STANDAR
• Tujuan; Ruang Lingkup
• Pengecualian Pengakuan
• Mengidentifikasi Sewa
• Masa Sewa
• Penyewa
• Pesewa
• Transaksi Jual dan Sewa Balik

LAMPIRAN
• A. Daftar istilah, B. Pedoman Penerapan, C. Tanggal Efektif
dan Ketentuan Transisi, D. Amandemen terhadap PSAK

CONTOH ILUSTRASI

DASAR KESIMPULAN
RUANG LINGKUP SEWA

Ruang Lingkup
• Sewa mengatur bahwa seluruh sewa termasuk sewa
aset hak-guna dalam subsewa masuk dalam ruang
lingkup DE PSAK 73, kecuali:
• sewa dalam rangka eksplorasi atau penambangan
mineral, minyak, gas alam, dan sumber daya serupa
yang tidak dapat diperbarui;
• sewa aset biologis (PSAK 69);
• perjanjian konsesi jasa (ISAK 16);
• lisensi kekayaan intelektual (DE PSAK 72)
• Hak yang dimiliki oleh penyewa dalam perjanjian
lisensi (PSAK 19) untuk item seperti film, rekaman
video, karya panggung, manuskrp, hak paten dan hak
cipta.
IDENTIFIKASI SEWA

Identifikasi Sewa
• Suatu kontrak merupakan, atau mengandung, sewa jika
kontrak tersebut memberikan hak untuk mengendalikan
penggunaan aset identifikasian selama suatu jangka waktu
untuk dipertukarkan dengan imbalan (PP09-PP31).

Jangka waktu dapat dideskripsikan sebagai jumlah


penggunaan aset indetifikasian misal unit produksi.

Entitas menilai kembali kontrak jika syarat dan


ketentuan kontrak berubah
PSAK 73 SEWA
Masa Sewa
• Entitas menentukan masa sewa sebagai periode sewa yang tidak dapat
dibatalkan serta periode yang dicakup oleh opsi untuk memperpanjang
sewa, jika penyewa cukup pasti untuk mengeksekusi opsi tersebut, dan
periode yang dicakup oleh opsi untuk menghentikan sewa, jika penyewa
cukup pasti untuk tidak mengeksekusi opsi tersebut.
Akuntansi Penyewa
• Pengakuan dan Pengukuran awal; Pengukuran selanjutnya; Modifikasi
Sewa; Penyajian dan Pengungkapan untuk Penyewa

Akuntansi Pesewa
• Prinsip; Penyajian dan Pengungkapan untuk Pesewa

Transaksi jual dan Sewa Balik


• Sewa mensyaratkan agar jika penjual–penyewa mengalihkan aset, yang
memenuhi persyaratan PSAK 72, kepada pembeli–pesewa dan menyewa
aset tersebut kembali dari pembeli–pesewa, maka baik penjual–penyewa
maupun pembeli–pesewa mencatat kontrak pengalihan dan sewa dengan
menerapkan paragraf 99-103
Akuntansi Penyewa

Model Akuntansi Tunggal

• Penyewa mengakui aset dan liabilitas untuk


seluruh sewa dengan masa sewa lebih dari 12
bulan, kecuali aset pendasarnya bernilai-rendah.
• Penyewa disyaratkan untuk mengakui aset hak-
guna yang merepresentasikan haknya untuk
menggunakan aset pendasar sewaan dan liabilitas
sewa yang merepresentasikan kewajibannya untuk
membayar sewa.
Akuntansi Penyewa

Pengukuran

• Penyewa mengukur aset hak-guna dengan cara yang


serupa dengan aset non-keuangan lain (seperti aset tetap)
dan liabilitas sewa dengan cara yang serupa dengan
liabilitas keuangan lainnya.
• Penyewa mengakui penyusutan aset hak-guna dan bunga
atas liabilitas sewa, dan juga mengklasifikasi pembayaran
kas untuk liabilitas sewa menjadi bagian pokok dan bagian
bunga dan menyajikannya dalam laporan arus kas dengan
menerapkan PSAK 2: Laporan Arus Kas.
Akuntansi Penyewa

Teknik Pengukuran
• Aset dan liabilitas yang timbul dari sewa pada
awalnya diukur berdasarkan nilai kini.
• Pengukuran tersebut termasuk pembayaran sewa
yang tidak dapat dibatalkan (termasuk
pembayaran terkait-inflasi), dan juga termasuk
pembayaran yang akan dilakukan pada periode
opsional jika penyewa cukup pasti untuk
mengeksekusi opsi perpanjangan sewa atau tidak
mengeksekusi opsi penghentian sewa.

477
Akuntansi Penyewa
Pengakuan dan Pengukuran Awal
• mengakui aset hak-guna dan liabilitas sewa
• mengukur aset hak-guna pada biaya perolehannya.
• mengukur liabilitas sewa pada nilai kini pembayaran sewa yang belum
dibayar pada tanggal permulaan. Pembayaran sewa didiskontokan dengan
menggunakan suku bunga implisit dalam sewa jika suku bunga tersebut
dapat ditentukan. Entitas dapat menggunakan suku bunga pinjaman
inkremental penyewa jika suku bunga implisit dalam sewa tidak dapat
ditentukan

Pengukuran Selanjutnya
• mengukur aset hak-guna dengan menerapkan model biaya, kecuali entitas
menerapkan model pengukuran lain; dan
• mengukur liabilitas sewa untuk merefleksikan bunga atas liabilitas sewa,
sewa yang telah dibayar, dan penilaian kembali atau modifikasi sewa atau
pembayaran sewa tetap secara-substansi revisian serta mengukur kembali
liabilitas sewa untuk merefleksikan perubahan pembayaran sewa

478
Akuntansi Penyewa

Modifikasi Sewa

• Sewa mensyaratkan agar penyewa mencatat modifikasi sewa


sebagai sewa terpisah jika 2 kondis

Penyajian dan Pengungkapan untuk Penyewa

• Sewa mencakup persyaratan pengungkapan untuk penyewa.


• Penyewa perlu menerapkan pertimbangannya dalam menentukan
informasi yang akan diungkapkan untuk mencapai tujuan dalam
menyediakan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai
dampak sewa terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
arus kas penyewa.

479
Akuntansi Pesewa

Prinsip pengakuan
• Sewa secara substansial melanjutkan persyaratan akuntansi untuk
pesewa yang telah diatur sebelumnya dalam PSAK 30: Sewa.
• Pesewa tetap mengklasifikasikan sewanya sebagai sewa operasi atau
sewa pembiayaan dan mencatat kedua sewa tersebut secara berbeda.

Penyajian dan Pengungkapan untuk Penyewa

• Sewa mensyaratkan agar aset pendasar sewa operasi disajikan dalam


laporan posisi keuangan sesuai dengan sifat aset pendasar tersebut
• Mensyaratkan pengungkapan informasi yang memberikan dasar bagi
pengguna laporan keuangan untuk menilai dampak sewa terhadap
laporan keuangan pesewa, khususnya pengungkapan tambahan bagi
pesewa tentang eksposur risiko pesewa terutama terkait risiko nilai
residual.

480
TERIMA KASIH

Dwi Martani - 081318227080


martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/ 481

Anda mungkin juga menyukai